PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X

dokumen-dokumen yang mirip
KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERBANDINGAN TRIGONOMETRI

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan


PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA KELAS X2 SMAN 1 KOTA BENGKULU

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIIIA SMP N 3 SLEMAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

p-issn : e-issn :

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENGGUNAAN STRATEGI INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A DI SMPN I GENENG NGAWI TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

Pembelajaran Konsep Limit Fungsi dengan Strategi Elaborasi Bagi Mahasiswa Matematika FKIP UM Mataram

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL PBL PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Kata kunci: Model Inkuiri Terbimbing, hasil belajar

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dengan Penerapan Software Excel dan LKS untuk Memahamkan Persamaan Lingkaran

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN BANDUNGREJOSARI 2 MALANG

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

Keywords: guided inquiry, science

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

M. Yamin SMAN 2 Sinembang Riau

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR

PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 29 PAGARALAM TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UMU SALAMAH NIM. E1R012050

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Linda Syarif 1, Zulfa Amrina 1, Syafni Gustina Sari 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

THE APLICATION OF THE INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENTS OF CLASS VII A SMPIT AZ-ZUHRA PEKANBARU

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Transkripsi:

Tersedia secara online EISSN: 2501-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 11 Bulan November Tahun 2016 Halaman: 2158 2162 PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X Khusnul Khotimah, Ipung Yuwono, Swasono Rahardjo Pendidikan Matematika-Pascasarjana Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang. E-mail: khusnulmtk23@gmail.com Abstract: Inquiry learning is learning that engages students directly and in finding the optimal mathematical concepts. The purpose of this research is to describe the inquiry learning to improve students' learning outcomes in trigonometry material. Subjects were students of class X Preparation Graphic (PS-B) SMK Negeri 4 Malang year 2015/2016 which amounted to 32 students. This type of research is classroom action research. Inquiry learning is done consists of orientation, define problems, formulate hypotheses, collect data, test hypotheses and drawing conclusions. Based on the measures of inquiry that students formed into groups, students discuss up with students drawing conclusions from a comparison of trigonometry. The results showed that the application of this inquiry learning increase understanding of trigonometry concepts based on observations obtained with the activities of teachers and students in both categories, while the final test results obtained measures students' test results also in both categories. Keywords: inquiry, learning outcomes, trigonometry inkuiri Abstrak: Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan optimal dalam menemukan konsep Matematika. Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi trigonometri. Subjek penelitian ialah siswa kelas X Persiapan Grafika (PS-B) SMK Negeri 4 Malang tahun 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas. Pembelajaran inkuiri yang dilakukan terdiri atas orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Berdasarkan langkahlangkah inkuiri tersebut siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok, siswa berdiskusi sampai dengan siswa merumuskan kesimpulan dari perbandingan trigonometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri ini meningkatkan hasil belajar materi trigonometri dan berdasarkan pengamatan diperoleh aktivitas guru dan siswa dalam kategori baik, sedangkan hasil tes akhir tindakan diperoleh hasil tes siswa juga dalam kategori baik. Kata kunci: inkuiri, hasil belajar, trigonometri Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Matematika di SMK Negeri 4 Malang bahwa materi yang sulit dipahami siswa ialah trigonometri dengan hasil belajar masih sangat rendah. Salah satu penyebab masih kurangnya pemahaman siswa pada materi ini karena kecenderungan siswa yang menghafal rumus dan tidak terlibatnya siswa secara langsung dalam proses menemukan konsep perbandingan trigonometri. Beberapa siswa masih kesulitan dalam menentukan tanda perbandingan trigonometri di berbagai kuadran dan soal aplikasi menggunakan aturan trigonometri. Salah satu cara untuk menyelesaikan masih rendahnya hasil belajar pada materi trigonometri adalah dengan menerapkan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan optimal dalam menemukan konsep perbandingan trigonometri. Melalui pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh siswa melalui penemuan sendiri akan mudah dipahami oleh siswa. Menurut Trianto (2009:28) teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan itu tidak lagi sesuai. Hal ini sesuai dengan Sobel dan Maletsky (2004:14) yang menyatakan bahwa teknik penemuan dapat digunakan untuk merangsang dan memelihara daya tarik belajar Matematika. Pemahaman konsep sangat penting untuk belajar Matematika secara bermakna, seperti yang dinyatakan Zulkardi (2003:7) bahwa Matematika menekankan pada konsep. Artinya, dalam mempelajari Matematika, peserta didik harus memahami konsep Matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata dan mampu mengembangkan kemampuan lain yang menjadi tujuan dari pembelajaran Matematika. Dengan memahami konsep terlebih dahulu maka siswa akan mudah menerima materi selanjutnya. 2158

2159 Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 11, Bln November, Thn 2016, Hal 2158 2162 Karakteristik siswa SMK yang berbeda dengan sekolah sederajat lainnya, yakni sebagian besar siswa masuk SMK karena setelah lulus langsung ingin terjun ke dunia kerja. Hal inilah yang mrnyebabkan siswa cenderung lebih tertarik dengan mata pelajaran bidang keahlian. Hal ini menjadi tantangan bagi guru pengajar non bidang keahlian untuk meningkatkan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Ciri khusus pada kurikulum 2013 adalah pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2013 pendekatan saintifik ini dapat disampaikan melalui metode pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran berbasis penemuan (discovery/inquiry learning). Pembelajaran inkuiri merupakan salah satu pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Menurut Sanjaya (2006:196) strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Siswa menemukan sendiri konsep materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Sependapat dengan Sanjaya, Gulo (2005:84) juga menyatakan metode inkuiri berarti suatu rangkaian strategi dalam kegiatan belajar yang melibatkan kemampuan siswa secara optimal untuk mencari dan menyelidiki secara logis, sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga mampu mermuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri ini diharapkan siswa lebih memahami konsep trigonometri sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Sanjaya (2006:201) proses pembelajaran dengan menggunakan srategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah, seperti (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) mengajukan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, dan (6) merumuskan kesimpulan. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya strategi inkuiri memberi dampak yang positif terhadap proses pembelajaran, seperti penelitian Rusdi (2013) yang menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi trigonometri di kelas X2 SMAN 1 Bengkulu. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang dijadikan fokus masalah penelitian adalah Bagaimanakah penerapan pembelajaran inkuiri yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X PS-B SMK Negeri 4 Malang pada materi trigonometri?, serta tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi pembelajaran inkuiri yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 4 Malang pada materi trigonometri. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) karena data dikumpulkan berupa data verbal dan bertujuan memperbaiki pembelajaran di kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X PS-B SMK Negeri 4 Malang pada semester genap tahun 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa. Dalam penelitian ini fokus utamanya adalah pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri dan berupaya untuk memperbaiki pembelajaran. Peneliti terlibat langsung dalam penelitian dari awal sampai akhir. Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen utama karena peneliti yang merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, dan membuat laporan. Strategi pembelajaran yang digunakan pada PTK ini adalah strategi pembelajaran inkuiri pada materi perbandingan trigonometri dengan prosedur yang mengikuti model Kemmis dan Mc Taggart. Langkah-langkah tersebut berupa siklus yang terdiri atas empat tahap. Siklus dalam PTK diawali dengan Planning (perencanaan tindakan), Action (pelaksanaan tindakan), Observation dan Evaluation (mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan), dan Reflecting (melakukan refleksi), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan), (Arikunto, 2009:16 20). Pendahuluan Rencana Pelaksanaan Observasi Refleksi Tindakan Revisi Tidak Berhasil Ya Laporan Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan (diadopsi dari Kemmis Taggart (2014:19) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri atas dua pertemuan. Pada siklus pertama pembelajaran inkuiri untuk menemukan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan menemukan perbandingan trigonometri di berbagai kuadran. Pada siklus dua pembelajaran inkuiri untuk menemukan perbandingan trigonometri sudut istimewa serta menemukan perbandingan trigonometri sudut berelasi.

Khotimah, Yuwono, Rahardjo, Penerapan Pembelajaran Inkuiri 2160 Tahap-tahap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam penelitian ini, meliputi (1) merencanakan yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, pedoman wawancara, menyiapkan tes akhir. Semua perangkat divalidasi oleh 3 validator, (2) melaksanakan yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang menerapkan pembelajaran inkuiri pada trigonometri, (3) observasi yaitu pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa, dan (4) refleksi, yaitu hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan hasil tes akhir dianalisis. Hal-hal yang dipandang masih kurang akan diperbaiki dan ditindaklanjuti pada siklus II dan tindakan yang baik tetap dipertahankan. Kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah, yaitu jika 75% dari jumlah siswa telah memperoleh skor 75 (dari rentang 0 100). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri atas dua pertemuan. Pada tindakan I pertemuan pertama rata-rata hasil observasi aktivitas siswa sebesar 82% dan pada pertemuan kedua sebesar 86% sehingga dalam kategori baik. Sementara itu, hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama sebesar 83% dan naik menjadi 87% pada pertemuan kedua. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dan guru dalam kategori baik. Tes akhir siklus I diketahui persentase siswa yang memperoleh skor lebih dari atau sama dengan 70 sebanyak 22 siswa dari 32 siswa sehingga diperoleh persentase keberhasilan = 22 100% = 69%. Hal ini menunjukkan pembelajaran pada siklus I 32 belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar, yaitu 75% dari siswa yang mengikuti tes sehingga perlu dilakukan perbaikan yaitu dilakukan tindakan siklus II. Pada siklus I terdapat pekerjaan siswa yang harus dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran yaitu terdapat kesalahan konsep dalam menentukan nilai perbandingan trigonometri, kesalahan operasi perhitungan dan kesalahan dalam menentukan tanda perbandingan trigonometri berbagai kuadran. Pada pembelajaran siklus II diharapkan berjalan lebih dari siklus sebelumnya dengan mengadakan perbaikan-perbaikan yang terdapat kekurangan pada siklus I. Tabel 1. Kelemahan dan Kekurangan Siklus I dan Rencana Perbaikan pada Siklus II No Kekurangan Pada Siklus I Rencana Perbaikan Pada Siklus II 1 Waktu tersita banyak pada waktu presentasi dengan menuliskan semua jawaban di papan tulis Sebaiknya guru menyuruh siswa membacakan jawabannya dan menuliskan di papan tulis jawaban yang berbeda saja dengan kelompok lain 2 Siswa berkemampuan rendah cenderung pasif dan yang berkemampuan tinggi mengerjakan sendiri 3 Guru kurang aktif membantu siswa yang mengalami kesulitan dan cenderung pasif Guru memotivasi siswa yang berkemampuan rendah dengan memberikan soal yang lebih mudah dan memberikan soal-soal materi prasyarat Guru memberikan scaffolding kepada siswa yang kesulitan dengan memberikan soal-soal yang mudah sehingga kegiatan penemuan terlaksana dengan baik Pembelajaran pada siklus II terdiri atas dua pertemuan dengan hasil observasi aktivitas siswa sebesar 86% dan pertemuan kedua. Sementara itu, hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama sebesar 87% dan naik menjadi 91% pada pada pertemuan kedua. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa berada dalam kategori baik. Hasil tes akhir siklus 2 sebanyak 25 siswa mencapai ketuntasan dengan tingkat keberhasilan sebesar 78%. Berdasarkan hasil tes akhir siklus 2 maka telah memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan di sekolah, yaitu 75% dari jumlah yang mengikuti tes. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes akhir siklus dapat disimpulkan bahwa siklus II telah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini. Pembelajaran trigonometri diawali dengan mempersiapkan siswa agar benar-benar siap untuk belajar. Persiapan dilakukan dengan menanyakan kabar, menyampaikan indikator kompetensi yang harus dicapai, dan memotivasi siswa tentang pentingnya trigonometri dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Orton (1992:9 10) bahwa siswa yang telah siap belajar memperoleh hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang tidak siap belajar dan senada dengan hasil penelitian Hamdu & Agustina (2011) bahwa siswa yang mempunyai motivasi besar maka prestasi belajarnya juga baik demikian juga sebaliknya. Kegiatan dilanjutkan pada tahap orientasi dengan mengingat kembali materi prasyarat yaitu kesebangunan. Pengetahuan prasyarat berfungsi sebagai landasan membangun pengetahuan baru (Crawford, 2001:5). Kemudian siswa bersama kelompoknya mengerjakan LKS yang dirancang berdasarkan langkah-langkah inkuiri agar memudahkan siswa menemukan konsep perbandingan trigonometri sehingga meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wahyuningsih (2014) yang menyatakan bahwa LKS berbasis inkuiri hasil belajar siswa kelas XI IPA-1 Batik Surakarta.

2161 Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 11, Bln November, Thn 2016, Hal 2158 2162 Tahapan selanjutnya adalah merumuskan masalah yaitu siswa diberikan pertanyaan bagaimana tanda perbandingan trigonometri di kuadran II, III, dan IV?, berapa nilai sin 240?. Berdasarkan rumusan masalah ini siswa melanjutkan kegiatan merumuskan hipotesis dengan pertanyaan dan jawaban sementara, yaitu apakah tanda sin pada kuadran IV adalah negatif, apakah nilai sin 240 adalah 1/2 3. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suyanti (2010:46) bahwa salah satu cara merumuskan hipotesis adalah dengan memberikan pertanyaan yang mendorong siswa merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan. Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data yaitu siswa mengaitkan pengetahuan perbandingan segitiga siku-siku untuk menemukan perbandingan trigonometri berbagai kuadran dan menentukan nilai sudut istimewa serta perbandingan trigonometri sudut berelasi. Pada tahap mengumpulkan data ini siswa menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan (Sanjaya, 2006:204). Kemudian dilanjutkan dengan tahap menguji hipotesis dengan menuliskan semua jawaban di LKS kemudian salah satu kelompok mempresentasikan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku, perbandingan trigonometri berbagai kuadran, perbandingan trigonometri sudut istimewa dan perbandingan trigonometri sudut berelasi. Susanto (2004) menyatakan ketika siswa presentasi maka akan bisa dinilai keterampilan berbicaranya dalam mengomunikasikan pengetahuan atau pengalaman belajarnya, penguasaan konsep, keterampilan menjawab dan keterampilan menerima dan menghargai pendapat orang lain. Guru memberikan penguatan karena berkontribusi terhadap peningkatan pemahaman siswa. Penguatan juga merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap kemampuan yang dimiliki siswa. Tahap akhir pembelajaran inkuiri adalah merumuskan kesimpulan yaitu dengan arahan dan bimbingan guru, siswa merumuskan kesimpulan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku, perbandingan trigonometri diberbagai kuadran, perbandingan trigonometri sudut istimewa, dan perbandingan trigonometri sudut berelasi. Hal senada diungkapkan Degeng (1997:28) bahwa siswa perlu merumuskan kesimpulan hasil diskusi kelompok untuk mempertahankan retensi. Pembelajaran perbandingan trigonometri dengan strategi inkuiri dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada materi perbandingan trigonometri. Peningkatan penguasaan siswa sesuai dengan analisis peneliti dapat dilihat dari peningkatan penguasaan konsep perbandingan trigonometri, keterkaitan antara perbandingan trigonometri dan penggunaan konsep perbandingan trigonometri. Penguasaan konsep perbandingan trigonometri dengan pembelajaran inkuiri dilakukan untuk menemukan konsep perbandingan trigonometri. Siswa secara mandiri bersama teman sekelompoknya menemukan konsep perbandingan trigonometri sesuai dengan LKS yang menggunakan langkah-langkah inkuiri. Hal ini didukung penelitian Dewi (2013) bahwa pengetahuan yang diperoleh dengan menemukan sendiri akan berdampak baik pada siswa diantaranya pengetahuan akan bertahan lama atau lama diingat serta penalaran siswa untuk berpikir kritis juga meningkat. Peningkatan penguasaaan materi perbandingan trigonometri juga dapat dilihat dari cara kerja siswa dalam menyelesaikan LKS 1 sampai LKS 4 semakin baik. Terbukti kelompok yang melakukan kesalahan pada LKS sebelumnya melakukan kesalahan yang lebih sedikit pada LKS berikutnya. Pemahaman siswa terhadap materi perbandingan trigonometri mengalami peningkatan terlihat dari perolehan persentase keberhasilan pada hasil tes akhir pada siklus I sebesar 69% dan pada pada siklus 2 meningkat menjadi 78%. Rata-rata hasil tes akhir siklus 1 adalah 72 dan 76 pada siklus 2. Dilihat dari hasil pekerjaaan siswa pada tes akhir hampir semua siswa menggunakan konsep perbandingan trigonometri dengan benar, meskipun ada beberapa yang masih terdapat kesalahan pada tanda dan kurang teliti dalam perhitungan. Pemahaman konsep perbandingan trigonometri juga dapat dilihat dari penguasaan keterkaitan antara perbandingan trigonometri. Dalam penelitian ini, keterkaitan antara segitiga siku-siku dengan perbandingan trigonometri juga dapat diketahui sehingga siswa yang tidak memahami konsep segitiga siku-siku maka akan menghambat pemahaman pada perbandingan trigonometri. Demikian juga jika siswa tidak memahami perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku juga akan menghambat pemahaman perbandingan trigonometri di berbagai kuadran. Oleh sebab itu, antara konsep segitiga siku-siku dan perbandingan trigonometri harus saling berkaitan agar agar konsep perbandingan trigonometri dapat dipahami dengan baik dan lancar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, pembelajaran dengan strategi inkuri pada materi trigonometri, meliputi (a) orientasi, mengingat kembali materi kesebangunan, menyampaikan indikator kompetensi yang harus dicapai, dan menyampaikan pentingnya trigonometri dalam kehidupan sehari-hari, (b) merumuskan masalah, siswa diberikan pertanyaan berapa nilai sin 240?, bagaimana tanda perbandingan trigonometri dikuadran II?, (c) merumuskan hipotesis, siswa membuat dugaan jawaban tanda perbandingan trigonometri di berbagai kuadran dan menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa dan sudut berelasi, (d) mengumpulkan data, siswa mengaitkan pengetahuan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku untuk menemukan perbandingan trigonometri berbagai kuadran, (e) menguji hipotesis, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi perbandingan trigonometri, dan (f) merumuskan kesimpulan, siswa dengan arahan dan bimbingan guru membuat kesimpulan pembelajaran perbandingan trigonometri. Kedua, pembelajaran trigonometri dengan strategi inkuiri telah meningkatkan hasil belajar siswa dengan hasil pengamatan pembelajaran berkategori baik dan hasil tes akhir meningkat dengan kriteria ketuntasan klasikal dari 69% menjadi 78% yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal.

Khotimah, Yuwono, Rahardjo, Penerapan Pembelajaran Inkuiri 2162 Saran Adapun saran yang dapat peneliti berikan kepada guru maupun peneliti selanjutnya. Pertama, saran bagi guru hendaknya memberikan materi prasyarat sebelum membelajarkan materi perbandingan trigonometri karena jika materi prasyarat kurang dipahami akan menghambat kegiatan pembelajaran. Kedua, metode inkuiri cenderung membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembelajaran sehingga diperlukan perencanaan waktu yang optimal. Ketiga, bagi peneliti lain yang berminat menerapkan pembelajaran inkuiri maka dapat dikembangkan pada materi lainnya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Degeng, I.N.S. 1997. Strategi Pembelajaran: Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang: IKIP dan Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia. Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo. Hamdu, G & Lisa Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 12 No. 1. Bandung: UPI (Online), diakses 25 Juni 2016 Kemmis & Mc Taggart. 2014. The Action Research Planner Doing Critical Participatory Action Research. Spinger Science+Business Media Singapore. Orton, A. 1992. Learning Mathematics: Issues, Theory and Practice. Great Britain: Redwork Book. Rusdi. 2013. Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Trigonometri untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas X2 SMAN 1 Kota Bengkulu. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. (Online), (http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/semirata/article/viewfile/919/738, diakses 20 Juni 2016). Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada. Sobel, M.A. & Maletsky, E.M. 2004. Teching Mathematics: A. Sourcebook of Aids, Activities, and Strategies. New Jersey: Prentice-Hall. Suyanti, R.D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Media Group. Zulkardi. 2003. Pendidikan Matematika di Indonesia: Beberapa Permasalahan dan Upaya Penyelesaiannya. Unsri Palembang.