Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

dokumen-dokumen yang mirip
Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

PENGUKURAN KADAR AMONIA DI SUNGAI KUMBE, KABUPATEN MERAUKE, PROVINSI PAPUA

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Pupuk amonium klorida

Pupuk SP-36 SNI

SNI Standar Nasional Indonesia

Pupuk amonium sulfat

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Pupuk kalium sulfat SNI

Pupuk dolomit SNI

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

Pupuk super fosfat tunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Air dan air limbah Bagian 12: Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

Pulp - Cara uji bilangan kappa

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE Lingkup Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Preparasi sampel dan ekstraksi fraksi nano Percobaan Jerapan Amonium

LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORBEN CANGKANG GONGGONG

Air dan air limbah Bagian 72: Cara uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/ BOD)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGKAJIAN METODE ANALISIS AMONIA DALAM AIR DENGAN METODE SALICYLATE TEST KIT

BAB 3 BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Pengukuran TPH padat (EPA 1998) Analisis Kekeruhan (29 Palm Laboratory 2003) Pengukuran TPH cair (EPA 1999) HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Keasaman

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... Prakata... i ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Cara uji... 1 4 Jaminan mutu dan pengendalian mutu... 3 5 Rekomendasi... 4 Lampiran A Pelaporan... 5 Bibliografi... 6 i

Prakata SNI ini merupakan hasil kaji ulang dan revisi dari SNI 19-1655-1989, Cara uji kadar amonium dalam air dan air buangan. SNI ini menggunakan referensi dari metode standar internasional yaitu Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 20 th Edition (1998), 4500-NH 3 F, editor L. S. Clesceri, A.E. Greenberg, A.D. Eaton, APHA, AWWA and WEF, Washington DC. SNI ini telah melalui uji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi dan verifikasi metode serta dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Kualitas Air dari Panitia Teknis 207S, Panitia Teknis Sistem Manajemen Lingkungan dengan para pihak terkait. Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 3 4 November 2004 di Depok. Dengan ditetapkannya SNI 06-6989.30-2005 ini, maka penerapan SNI 19-1655-1989 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pemakai SNI agar dapat meneliti validasi SNI yang terkait dengan metode ini, sehingga dapat selalu menggunakan SNI edisi terakhir. ii

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat 1 Ruang lingkup Cara uji ini digunakan untuk penentuan kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat dalam contoh air dan air limbah pada kisaran kadar 0,1 mg/l sampai dengan 0,6 mg/l NH 3 -N pada panjang gelombang 640 nm. 2 Istilah dan definisi 2.1 larutan induk amonia larutan yang mempunyai kadar amonia 1000 mg/l, yang digunakan untuk membuat larutan baku dengan kadar yang lebih rendah 2.2 larutan baku amonia larutan induk amonia yang diencerkan dengan air suling sampai kadar tertentu 2.3 larutan kerja amonia Larutan baku amonia yang diencerkan, digunakan untuk membuat kurva kalibrasi 2.4 kurva kalibrasi grafik yang menyatakan hubungan kadar larutan baku dengan hasil pembacaan serapan yang merupakan garis lurus 2.5 larutan blanko air suling yang perlakuannya sama dengan contoh uji 3 Cara uji 3.1 Prinsip Amonia bereaksi dengan hipoklorit dan fenol yang dikatalisis oleh natrium nitroprusida membentuk senyawa biru indofenol. 3.2 Bahan 3.2.1 Amonium klorida (NH 4 Cl); 3.2.2 Larutan fenol (C 6 H 5 OH) Campurkan 11,1 ml fenol yang dicairkan (kadar fenol lebih besar atau sama dengan 89%) dengan etil alkohol 95% di dalam labu ukur 100 ml, kemudian tambahkan etil alkohol 95% sampai tanda tera dan dihomogenkan. CATATAN Larutan ini harus disiapkan setiap minggu. 1 dari 6

3.2.3 Natrium nitroprusida (C 5 FeN 6 Na 2 O) 0,5% Larutkan 0,5 g natrium nitroprusid dalam 100 ml air suling dan dihomogenkan. CATATAN Larutan ini tahan hingga 1 bulan apabila disimpan dalam botol gelap. 3.2.4 Larutan alkalin sitrat (C 6 H 5 Na 3 O 7 ) Larutkan 200 g trinatrium sitrat dan 10 g NaOH, masukkan ke dalam labu ukur 1000 ml, tepatkan dengan air suling sampai tanda tera dan dihomogenkan. 3.2.5 Natrium hipoklorit (NaClO) 5% 3.2.6 Larutan pengoksidasi Campur 100 ml larutan alkalin sitrat dengan 25 ml natrium hipoklorit. CATATAN Larutan ini harus dipersiapkan setiap kali sebelum pengujian. 3.3 Peralatan a) spektrofotometer; b) timbangan analitik; c) erlenmeyer 50 ml; d) labu ukur 100 ml; 500 ml dan 1000 ml; e) gelas ukur 25 ml; f) pipet volumetrik 1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml dan 5,0 ml; g) pipet ukur 10 ml dan 100 ml; dan h) gelas piala 1000 ml. 3.4 Persiapan pengujian 3.4.1 Pembuatan larutan induk amonia 1000 mg N/L Larutkan 3,819 g amonium klorida (telah dikeringkan pada suhu 100 C) dalam labu ukur 1000 ml, dan encerkan dengan air suling sampai tanda tera kemudian dihomogenkan. 3.4.2 Pembuatan larutan baku amonia 100 mg N/L a) pipet 10 ml larutan induk amonia 1000 mg N/L dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml; b) tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera dan dihomogenkan. 3.4.3 Pembuatan larutan baku amonia 10 mg N/L a) pipet 10 ml larutan baku amonia 100 mg N/L dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml; b) tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera dan dihomogenkan. 3.4.4 Pembuatan larutan kerja amonia a) pipet 0,0 ml; 1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml dan 5,0 ml larutan baku amonia 10 mg N/L dan masukkan masing-masing ke dalam labu ukur 100 ml; b) tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh kadar amonia 0,0 mg N/L; 0,1 mg N/L; 0,2 mg N/L; 0,3 mg N/L dan 0,5 mg N/L. 2 dari 6

3.4.5 Pembuatan kurva kalibrasi a) optimalkan alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk alat untuk pengujian kadar amonia; b) pipet 25 ml larutan kerja dan masukkan masing-masing ke dalam erlenmeyer; c) tambahkan 1 ml larutan fenol dan dihomogenkan; d) tambahkan 1 ml natrium nitroprusid, dihomogenkan; e) tambahkan 2,5 ml larutan pengoksidasi, dihomogenkan; f) tutup erlenmeyer tersebut dengan plastik atau parafin film; g) biarkan selama 1 jam untuk pembentukan warna; h) masukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat serapannya pada panjang gelombang 640 nm; i) buat kurva kalibrasi dari data h) di atas dan atau tentukan persamaan garis lurusnya. 3.5 Prosedur a) pipet 25 ml contoh uji masukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml; b) tambahkan 1 ml larutan fenol, dihomogenkan; c) tambahkan 1 ml natrium nitroprusid, dihomogenkan; d) tambahkan 2,5 ml larutan pengoksidasi, dihomogenkan; e) tutup erlenmeyer tersebut dengan plastik atau parafin film; f) biarkan selama 1 jam untuk pembentukan warna; g) masukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat serapannya pada panjang gelombang 640 nm. 3.6 Perhitungan Kadar amonia (mg N/L) = C X fp dengan pengertian : C adalah kadar yang didapat dari hasil pengukuran (mg/l); fp adalah faktor pengenceran. 4 Jaminan mutu dan pengendalian mutu 4.1 Jaminan mutu a) Gunakan bahan kimia pro analysis (p.a). b) Gunakan alat gelas bebas kontaminan. c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi. d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten. e) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu penyimpanan maksimum. 4.2 Pengendalian mutu a) Koefisien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,97 dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi. b) Lakukan analisis blanko untuk kontrol kontaminasi. c) Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis. d) Jika perbedaan persen relatif hasil pengukuran lebih besar atau sama dengan 5% maka dilakukan pengukuran ketiga. e) Apabila contoh uji mengandung zat tersuspensi, contoh uji dapat disaring atau didestilasi. f) Apabila contoh uji mengandung H 2 S, contoh uji diasamkan dengan HCl sampai ph 3. 3 dari 6

5. Rekomendasi Kontrol akurasi a) Untuk kontrol gangguan matrik lakukan analisis spike matrix kisaran persen temu balik adalah 85% sampai dengan 115%. b) Buat control chart untuk akurasi analisis. 4 dari 6

Lampiran A (normatif) Pelaporan Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut: 1) Parameter yang dianalisis. 2) Nama analis dan tanda tangan. 3) Tanggal analisis. 4) Rekaman hasil pengukuran duplo, triplo dan seterusnya. 5) Rekaman kurva kalibrasi. 6) Nomor contoh uji. 7) Tanggal penerimaan contoh uji. 8) Batas deteksi. 9) Rekaman hasil perhitungan. 10) Hasil pengukuran persen recovery (bila dilakukan). 11) Kadar analit contoh uji. 5 dari 6

Bibliografi L.S.Clesceri, A.E.Greenberg, A.D.Eaton, Standard Methods for the Examination Of Water and Wastewater, 20 th Edition (1998), 4500-NH 3 F, APHA, AWWA and WPCF, Washington DC. 6 dari 6