7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Perkembangan Puyuh. Burung Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, memiliki ukuran tubuh relatif kecil, dengan potongan kaki yang pendek dan juga burung puyuh memiliki karakter yang unik sehingga menyebabkan dapat diadu satu dengan yang lain (Suprapto Agus,dkk., 1993. ). Burung puyuh merupakan bangsa atau jenis burung liar yang untuk pertama kalinya berhasil diternakan di Amerika Serikat, yaitu disekitar kisaran Tahun 1870. Kemudian terus dikembangkan dan menyebar sebagai unggas peternakan ke penjuru dunia. Sedangkan di wilayah Indonesia sendiri burung puyuh baru mulai dikenal dan dijadikan unggas peternakan semenjak penghujung tahun 1979 yang mana dalam perjalanannya sampai sekarang burung puyuh telah menjadi unggas peternakan yang mudah dijumpai sebagai unggas peternakan di seluruh Indonesia. Sentra burung puyuh di Indonesia adalah di wilayah Sumatera, kemudian Jawa barat, Jawa timur, dan Jawa tengah. (Marhiyanto, dkk., 1999 ). Burung puyuh juga pemakan biji-bijian namun juga pemakan serangga dan mangsa berukuran kecil lainnya. Mereka bersarang di permukaan tanah, dan berkemampuan untuk lari dan terbang dengan kecepatan tinggi namun dengan jarak tempuh yang pendek. Saat ini peternak puyuh banyak dijumpai di Yogyakarta dan Sukabumi. Jenis yang diternakan puyuh Jepang, Coturnix coturnix japonica yang pertumbuhan dan pembiakannya cepat. Sebenarnya, di Indonesia pun ada puyuh asli, yang disebut gemak (bahasa Jawa) atau Turnix sp. Sosoknya lebih kecil Cuma separuh tubuh dari Coturnix coturnix japonica.
8 Pergerakkannya sangat lincah sehingga sulit ditangkap, puyuh asli Indonesia itu bulunya cantik, cokelat bertotol-totol hitam, berkombinasi dengan paruh dan kaki yang kuning. (Marhiyanto,dkk., 1999). 2.2. Klasifikasi dan Morfologi Burung Puyuh Tegalan Loreng 2.2.1. Klasifikasi Burung Puyuh Tegalan loreng. Burung puyuh pada tujuan pemeliharaannya dapat dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu burung puyuh penghasil telur,burung puyuh pedaging, dan burung hias. Burung puyuh Tegalan Loreng belum diketahui secarapasti tujuan pemanfaatannya. Berdasarkan klasifikasi ilmiah, burung puyuh tegalan loreng diklasifikasikan sebagai berikut (Gmelin, 1789) : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Species : Animalia : Chordata : Aves : Turniciformes : Turnicidae : Turnix : Turnix Suscitator Burung puyuh tegalan loreng terlihat sangat berbeda dari puyuh lainnya, perbedaan nya dapat terlihat jelas dari jumlah jari kaki, burung puyuh turnix memiliki jumlah kaki tiga yang mengarah kedepan dan kaki hallux (kaki belakang) tidak ada (Baker, 1928). Beberapa ciri khas puyuh diantaranya burung puyuh merupakan unggas darat yang berukuran kecil, berkemampuan lari yang cepat dan melompat dengan
9 kecepatan tinggi namun dengan jarak tempuh yang pendek. Puyuh (turnix suscitator antrogularis) pada betina memiliki tubuh yang lebih besar di banding kan jantan, puyuh turnix betina merupakan burung puyuh yang senang bertarung dan menyerah kan mengeraman telur pada jantan. Selain itu burung puyuh betina bersifat polyandrous (Amar Singh, 2010). Ukuran-ukuran bentuk tubuh burung puyuh turnix pada bagian sayap betina memiliki panjang 72-85 mm dan jantan 77-90 mm panjang rentang sayap merupakan variabel yang memberikan sumbangan tertinggi terhadap ukuran tubuh sedangkan untuk bentuk tubuh banyak dipengaruhi oleh panjang femur, tibia, dan sayap. tarsus betina 22-23 mm dan jantan 22-25 mm, ekorbetina 35-37 mm dan jantan 33-41 mm burung puyuh tidak memiliki ekor yang panjang seperti burung pada umum nya sehingga mempengaruhi kemampuan terbangnya. (ras T. s taigoor, Ali & Ripley 1969). Pertumbuhan morfologi adalah suatu proses yang dinamis. Bentuk dari cerminan dari perubahan struktur tubuh akibat respon genetic dan lingkungan (Suparyantodkk., 2004). Produktivitas unggas berhubungan dengan ukuranukuran tubuhnya seperti panjang shank, betis, paha, dada, lingkar shank, lingkar dada, dan bobot tubuh (Mansjoer dkk., 1981). 2.3. Jenis - Jenis Burung Puyuh 2.3.1. Coturnix-cortunix japonica Coturnix-cortunix japonica Puyuh jenis ini dapat menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir/ekor/tahun. Kelebihan lainnya adalah suaranya yang cukup keras dan agak berirama, karena itu dulu unggas ini dipelihara sebagai song bird (burung kelangenan). Hidupnya sering berpindah-pindah tempat ( Kinanti
10 Rospitasari. et al., 1992 ). Kemampuannya yang dapat menghasilkan 3-4 generasi pertahun, membuat unggas ini menarik perhatian sebagai ternak percobaan dalam penelitian. Telurnya berwarna cokelat tua, biru, putih dengan bintik-bintik hitam, cokelat, dan biru. ( Rasyaf,Ir.dkk., 1985 ). 2.3.2. Coturnix Chinensis (Blue brested quail) Betubuh sangat mungil, panjangnya hanya 15 cm ( Rospitasari,dkk.,1992). Biasa dijumpai di padang rumput terbuka, sawah yang baru dipanen, semak alangalang, dan tanah pertanian yang belum ditanami. Hidupnya dalam kelompokkelompok kecil. Hidupnya di areal dataran rendah. Makanannya berupa biji-bijian kecil dan serangga. Telurnya berwarna kuning tua mengkilap dan bertotol-totol hitam. ( Rasyaf,Ir.dkk., 1985 ) 2.3.3. Rollulus Roulroul (Puyuh Mahkota) Badannya bulat dengan panjang mencapai 25cm. ( Rospitasari,dkk.,1992). Puyuh ini bentuknya paling indah jika dibandingkan dengan puyuh lain, sehingga dapat dipelihara sebagai burung hias. Hidupnya di hutan-hutan dan hanya terdapat di daerah seperti Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan Thailand. Unggas ini dapat hidup pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. ( Rasyaf,dkk., 1985 ) Puyuh jantan dan betina warna bulunya sama cantiknya, yaitu cokelat keabu-abuan dengan ornamen abu-abu dan putih yang menghiasi bagian depan tubuhnya, menyerupai sisik ikan. Oleh karena itu puyuh ini dinamakan scaled quail. Karena bentuknya yang lucu dengan komposisi bulu yang unik, unggas ini cocok untuk burung hias.
11 2.2.4. Lophortix Gambelli (Gambels Quail) Puyuh ini mempunyai tubuh yang gemuk pendek, tetapi mempunyai kaki yang kuat, Panjang badannya 25-28 cm. Hidup di daerah tandus yang bersemaksemak dan hanya terdapat di Amerika Utara. Makanannya berupa biji-bijian, pucuk daun, buah-buahan, serta sejumlah kecil serangga. Bertelur sebanyak 9-14 butir dan telur tersebut dierami selama 21-24 hari di dalam sarang yang dibuat di permukaan tanah lembab yang ditumbuhi rumput dan sejenis tumbuhan berdaun harum yang sering digunakan untuk bumbu masak. ( Rasyaf,.dkk., 1985 ). Ciri bagian paling atas puyuh jantan adalah adanya warna cokelat dengan variasi garis-garis putih. Dadanya berwarna kuning tua diselingi garis lebar berwarna hitam sedangkan di bagian sisi depan tubuhnya berwarna kemerahmerahan. Ciri khasnya yaitu di bagian depan kepalanya terdapat bulu panjang yang meyerupai jambulnya mayorette, sehingga kalau berjalan jambulnya akan bergoyang-goyang. Dibanding jenis puyuh lainnya, jenis ini tampak paling unik dan lucu, sehingga cocok dipelihara sebagai burung hias. ( Muhammad Rasyaf, dkk, 1985 ). 2.2.5. Arborophila javanica (Chesnut bellied Partridge). Di Indonesia disebut puyuh gonggong Jawa. Puyuh ini berukuran sedang, panjang badan mencapai 25 cm. Ciri-cirinya mempunyai bulu kemerah-merahan, pada kepalanya terdapat tanda berbentuk cincin yang berwarna hitam.ekornya melengkung kebawah berwarna keabu-abuan.sayap nyaberwarna kecoklatan dengan totol-totol hitam (Roospitasari, 2009).
12 2.2.6. Puyuh mahkota ( Rollulus roulroul) Badannya bulat dengan panjang mencapai 25 cm. Puyuh ini bentuknya paling indah jika di bandingkan dengan puyuh lainnya. Sehingga puyuh ini dapat di pelihara sebagai burung hias. Puyuh ini hidup di hutan-hutan dan hanya terdapat di daerah seperti Kalimantan, Sumatera, Malaysia dan Thailand. Unggas ini dapat hidup pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut (Nugroho, 1986). 2.2.7. Turnix suscitator ( Puyuh tegalan Loreng ) Turnix succiator di kenal puyuh tegalan loreng. Tersebar di India, Cina, Jepangdan Asia Tenggara. Sementara di Indonesia terdapat di Sumatera, Jawa, Bali,Sulawesidan Nusa Tenggara.Dengan Karakteristik berukuran kecil, panjang 16 cm, Bertelur sebanyak 3-4 butir, betina gemar berpoliandri, penjantan memilki mahkota berbecak cokelat, betina ukuran tubuh nya lebih besar, dagu dan kerong kongan berwarna hitam, Suaranya krrrr (Gmelin, 1789). 2.2.8. Turnix syvatica Panjang tubuh Turnix syvatica sekitar 14 cm sehingga terlihat mungil.puyuh ini masuk kedalam family Turnicidae dan ordo Gruiformes. di alam, turnix ditemukan di tanah lapang terbuka dan semak-semak serta tersebar di beberapa daerah seperrti spanyol bagian selatan, afrika selatan, dan Asia. Makanan turnix berupa Serangga dan biji-bijian. Bersarang diatas tanah ditengahtengah lembah. Jumlah telurnya kira-kira 4 butir. Betina aktif bermain-main dan telur-telur dierami oleh puyuh jantan setelah 18-19 hari dierami telur-telur pun menetas (Desfontaines, 1789).
13 2.4. Sifat Kualitatif Unggas Sifat kualitatif adalah suatu sifat dimana individu-individu dapat diklasifikasikan kedalam suatu kelompok atau lebih dan pengelompokan itu berbeda jelas satu sama lain. Ini berlawanan dengan sifat kuantitatif di mana tidak ada pengelompokan yang jelas. Sifat luar yang terlihat maupun sebaiknya,tidak ada hubungan nya dengan kemampuan produksi. Sifat sifat seperti warna,bentuk ekor,warna bulu, bentuk paruh, dsb, di gunakan trade marks yang menjadi pertimbangan dalam setiap program pemuliaan di lapangan (Warwick dkk., 1995).