DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN.. HALAMAN PERNYATAAN. KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dengue (DEN) dari kelompok Arbovirus B, yaitu termasuk arthtropod-borne virus

SURVEI ENTOMOLOGI DAN PENENTUAN MAYA INDEX DI DAERAH ENDEMIS DBD DI DUSUN KRAPYAK KULON, DESA PANGGUNGHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, DIY

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir di seluruh belahan dunia terutama negara tropik dan subtropik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. vektor penyakit infeksi antar manusia dan hewan (WHO, 2014). Menurut CDC

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang

KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti sp. DAN INTERVENSI PENGENDALIAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PADANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. yaitu Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 dan yang terbaru adalah Den-5.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp.

Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes sp. (House Index) sebagai Indikator Surveilans Vektor Demam Berdarah Denguedi Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang tidak. asing di kalangan masyarakat Indonesia, karena

SURVEI ENTOMOLOGI, MAYA INDEX DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK TERHADAP KEPADATAN LARVA

STATUS ENTOMOLOGI BERDASARKAN INDEKS KEPADATAN VEKTOR DAN INFEKSI TRANSOVARIAL PADA NYAMUK Aedes sp. DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Dengue adalah salah satu penyakit infeksi yang. dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Chikungunya merupakan salah satu re-emerging disease di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

MAYA INDEX AND DENSITY OF LARVA Aedes aegypti IN DHF ENDEMIC AREA OF EAST JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah. kesehatan utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas

I. PENDAHULUAN. Salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk sebagai vektornya adalah Demam

SURVEI PELAKSANAAN 3M DALAM UPAYA PEMBERANTASAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti L. DI KELURAHAN SUMBERSARI, KECAMATAN SUMBERSARI, KABUPATEN JEMBER

ANALISIS KEBERADAAN KONTAINER DAN KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti DI KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Kepadatan Larva Aedes spp. dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Lubuk Kecamatan Koto Tangah Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

KARAKTERISTIK TEMPAT PERINDUKAN DAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti

SURVEI ENTOMOLOGI AEDES SPP PRA DEWASA DI DUSUN SATU KELURAHAN MINOMARTANI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN PROVINSI YOGYAKARTA

SebaranJentik Nyamuk Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PERAN KADER JURU PEMANTAU JENTIK (JUMANTIK) DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) PENYEBAB DBD

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

Kepadatan dan Penyebaran Aedes aegypti Setelah Penyuluhan DBD di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat

Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 8 No. 2, 2014 : 33-40

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengue adalah penyakit infeksi virus pada manusia yang ditransmisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MONITORING POPULASI NYAMUK Aedes aegypti L. VEKTOR PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN GEDONGKIWO KECAMATAN MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

KEPADATAN JENTIK VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Aedes sp. DI DAERAH ENDEMIS, SPORADIS DAN POTENSIAL KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. jumlah tempat perindukan nyamuk yang mempengaruhi populasi larva Aedes

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

Deteksi transmisi transovarial virus dengue pada Aedes aegypti dengan teknik imunositokimia di Kota Manado

KEPADATAN POPULASI NYAMUK Aedes sp DI DAERAH ENDEMIS, SPORADIS DAN NON ENDEMIS DI KECAMATAN PATI

BAB III METODE PENELITIAN. O1 X 0 O k : Observasi awal/pretest sebanyak 3 kali dalam 3minggu berturut-turut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Deteksi transmisi virus dengue pada nyamuk wild Aedes Aegypti betina di Kota Manado

ARTIKEL PENG AMATAN LARVA AEDES DI DESA SUKARAYA KABUPATEN OKU DAN DI DUSUN MARTAPURA KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2004

Analisis Terhadap Densitas Larva Nyamuk Aedes aegypti (Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue/DBD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue. hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit virus yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 5, No. 2 Juni 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung

FOKUS UTAMA SURVEI JENTIK TERSANGKA VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DESA BATUMARTA UNIT 2 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DAN LINGKUNGAN TERHADAP KEPADATAN POPULASI LARVA NYAMUK Aedes aegypti DI DESA BENCULUK, KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB IV METODE PENELITIAN. obyektif. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional yakni

SURVEILANS VEKTOR DAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE SKRIPSI

HUBUNGAN KEPADATAN JENTIK Aedes sp DAN PRAKTIK PSN DENGAN KEJADIAN DBD DI SEKOLAH TINGKAT DASAR DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menyebar dari daerah perkotaan menuju daerah pedesaan. Jumah kasus dengue

JURNAL. Suzan Meydel Alupaty dr. H. Hasanuddin Ishak, M.Sc,Ph.D Agus Bintara Birawida, S.Kel. M.Kes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI RESISTENSI LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI TERHADAP ABATE (TEMEPHOS) 1% DI KELURAHAN MAYANG MANGURAI KOTA JAMBI PADA TAHUN 2016

Wahyu Praptowibowo Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT

SURVEY KEPADATAN LARVA AEDES AEGYPTI DI KECAMATAN MAMUJU KABUPATEN MAMUJU

Keberadaan Kontainer sebagai Faktor Risiko Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Palu, Sulawesi Tengah

Analisis Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Puskesmas Rawasari Kota Jambi Bulan Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

ANALISIS KEPADATAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTY

Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: OKVI NURNGAINI J PROGRAM FAKULTAS i

UPAYA PEMANTAUAN NYAMUK Aedes aegypti DENGAN PEMASANGAN OVITRAP DI DESA GONILAN KARTASURA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

Penyakit DBD merupakan masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang sudah pernah terjangkit penyakit DBD yaitu 35 Kabupaten/Kota.

Efektivitas Kader Jumantik... (Tri Wahyuni Sukesi, et. al)

Efryanus Riyan* La Dupai** Asrun Salam***

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara

Surveilans Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue

Perbedaan Indeks Entomologi... (Fardhiasih Dwi Astuti dan Amalia Susanti)

92 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

Sitti Badrah, Nurul Hidayah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman 1) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di Indonesia. Pertama kali DBD terjadi di Surabaya pada tahun

Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 9 No. 1, 2015 : 9-14

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

Transkripsi:

vii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN.. HALAMAN PERNYATAAN. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN INTISARI ABSTRACT. i ii iii iv vii ix xiv xvi xvii xviii xix BAB I. BAB II. BAB III. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang. 1 1.2. Perumusan Masalah. 6 1.3. Tujuan Penelitian 7 1.4. Keaslian Penelitian.. 8 1.5. Manfaat Penelitian. 9 TINJAUAN PUSTAKA II.1. Epidemiologi Demam Berdarah Dengue 11 II.2. Virus Dengue.. 11 II.3. Nyamuk Aedes aegypti 12 II.4. Mekanisme Transmisi Virus Dengue. 15 II.5.Surveilans Vektor 18 II.6. Imunohistokimia SBPC. 24 II.7. RT- PCR.. 25 II.8. Insektisida Organofosfat. 26 II.9. Resistensi Serangga Terhadap Insektisida 27 II.10. Deteksi Status Kerentanan 29 II.11. Landasan Teori. 31 II.12. Kerangka Teori 33 II.13. Kerangka Konsep 34 II.14. Hipotesis 34 II.15. Kerangka Alur Penelitian 36 METODE PENELITIAN III.1. Jenis dan Rancangan Penelitian 37 III.2. Lokasi Penelitian. 37 III.3. Populasi dan Sampel 37 III.4. Variabel Penelitian.. 42 III.5. Definisi Operasional 42

viii III.6. Ruang Lingkup Penelitian 44 III.7. Jenis dan Cara Pengumpulan Data. 45 III.8. Alat dan Bahan Penelitian 45 III.9. Jalannya Penelitian. 50 III.10. Interpretasi Data 62 III.11. Analisis Data 64 III.12. Kesulitan Penelitian. 65 BAB IV. BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. 1. Hasil Penelitian 66 IV.1.1. Kepadatan Populasi vektor DBD.. 66 IV.1.2. Status RI,HRI dan Maya Index... 90 IV.1.3. Hasil pemeriksaan ITT. 95 IV.1.4. Hasil pemeriksaan Serotipe virus Dengue 101 IV.1.5. Hasil Analisis Statistik 107 IV.1.6. Hasil deteksi status kerentanan larva nyamuk Ae.aegypti terhadap larvisida temefos dengan uji Hayati 108 IV.1.7. Hasil deteksi status kerentanan larva nyamuk Ae.aegypti terhadap larvisida temefos dengan uji Biokimia 109 IV.2. Pembahasan. 112 KESIMPULAN DAN SARAN V.1.Kesimpulan 132 V.2. Saran 133 DAFTAR PUSTAKA. 157 LAMPIRAN. 165

ix DAFTAR TABEL Tabel 1. Contoh-contoh tempat penampungan air (TPA) yang termasuk Controllable sites dan Disposible sites... 22 Tabel 2. Kategori Maya Index 23 Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Jumlah rumah yang harus diperiksa untuk mendeteksi infestasi larva/ telur Aedes sp 38 Jumlah ovitrap yang harus dipasang untuk koleksi telur Aedes sp. 39 Primer untuk deteksi RNA virus Dengue dengan metode RT-PCR (Lanciotti et al., 1992). 48 Hasil survei di Gadingan Kelurahan Wates dan Dusun Siwalan Kelurahan Sentolo tahun 2013.. 66 House Index (HI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Gadingan Kelurahan Wates tahun 2013.... 67 House Index (HI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Dusun Siwalan Kelurahan Sentolo tahun 2013 67 Perbandingan Nilai House Index (HI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ) di daerah endemis urban (Gadingan, Wates) dan daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013 68 Container Index (CI) dan Breteau Index (BI) di Gadingan Kelurahan Wates tahun 2013. 69 Container Index (CI) dan Breteau Index (BI) di Gadingan Kelurahan Wates tahun 2013.. 70 Perbandingan nilai Container Index (CI) dan Breteau Index (BI) di daerah endemis urban (Gadingan, Wates) dan daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013.. 70 Hubungan Antara HI, CI, BI sebagai WHO Density figure dalam skala 1 sampai dengan 9 (WHO, 1972 cit Chan, 1985) 71

x Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Tabel 17. Tabel 18. Tabel 19. Tabel 20. Tabel 21. Tabel 22. Tabel 23. Tabel 24. dengan air dan larva Aedes sp di RT 39, Gadingan, Wates tahun 2013.. 72 dengan air dan larva Aedes sp di RT 41, Gadingan, Wates tahun 2013.. 73 dengan air dan larva Aedes sp di RT 43, Gadingan, Wates tahun 2013 74 dengan air dan larva Aedes sp di RT 44, Gadingan, Wates tahun 2013. 75 dengan air dan larva Aedes sp di RT 23, Dusun Siwalan, Sentolo tahun 2013... 76 dengan air dan larva Aedes sp di RT 27, Dusun Siwalan, Sentolo tahun 2013 77 dengan air dan larva Aedes sp di RT 28, Dusun Siwalan, Sentolo tahun 2013. 78 Perbandingan jenis kontainer di dalam dan di luar rumah dengan air dan larva Aedes sp di daerah endemis urban (Gadingan, Wates) dan daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013. 79 Jenis kontainer yang positif pupa Aedes sp di daerah endemis urban (Gadingan, Wates) tahun 2013. 81 Jenis kontainer yang positif pupa Aedes sp daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013... 82 Ovitrap Index (OI) di daerah endemis urban (Gadingan Kelurahan Wates) tahun 2013 84

xi Tabel 25. Tabel 26. Tabel 27. Tabel 28. Tabel 29. Tabel 30. Tabel 31. Tabel 32. Tabel 33. Ovitrap Index (OI) di daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Kelurahan Sentolo) tahun 2013 85 Perbandingan Pupa Index (PI) dan Ovitrap Index (OI) di daerah endemis urban (Gadingan, Wates) dan daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013.. 86 Jenis kontainer yang ditemukan di Gadingan, Wates tahun 2013.. 88 Jenis kontainer yang ditemukan di Dusun Siwalan, Sentolo tahun 2013 89 Perbandingan distribusi kontainer berdasarkan kategori di Gadingan dan Dusun Siwalan tahun 2013 90 Interval kelas tertil nilai BRI dan HRI di daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013 91 Jumlah dan Persentase rumah berdasarkan kategori BRI dan HRI di daerah endemis urban (Gadingan, Wates) dan di daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013 91 Sebaran kategori maya index berdasarkan matriks entomologis MI 3 x3 di daerah endemis urban (Gadingan, Wates) tahun 2013 93 Sebaran kategori maya index berdasarkan matriks entomologis MI 3 x3 di daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013 94 Tabel 34. Distribusi frekuensi rumah berdasarkan maya index di daerah endemis urban (Gadingan, Wates) dan di daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013 95

xii Tabel 35. Tabel 36. Hasil analisis uji kesepakatan kappa antara 2 orang pemeriksa sediaan head squash nyamuk Ae.aegypti jantan dan betina yang berasal dari daerah endemis urban (Gadingan, Wates) dan daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) dengan metode SBPC 97 Hasil pemeriksaan mikroskopis sediaan head squash positif pada nyamuk Ae.aegypti jantan dan betina asal telur dengan metode Imunohistokimia SBPC perbesaran 1000 x dari daerah endemis urban (Gadingan, Wates) tahun 2013 98 Tabel 37. Tabel 38. Tabel 39. Tabel 40. Tabel 41. Tabel 42. Tabel 43. Hasil pemeriksaan mikroskopis sediaan head squash positif pada nyamuk Ae.aegypti jantan dan betina asal telur dengan metode Imunohistokimia SBPC perbesaran 1000 x dari daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013... 98 Perbedaan Indeks Transmisi Transovarial (ITT) nyamuk Ae.aegypti yang berasal dari daerah endemis urban (Gadingan, Wates) dan daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013 99 Indeks Transmisi Transovarial (ITT) nyamuk Ae.aegypti jantan dan betina yang berasal dari daerah endemis urban (Gadingan, Wates) 99 Indeks Transmisi Transovarial (ITT) nyamuk Ae.aegypti jantan dan betina yang berasal dari daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) 100 Distribusi serotipe virus Dengue pada nyamuk Ae. aegypti yang berasal dari daerah endemis urban (Gadingan, Wates) tahun 2013. 102 Distribusi serotipe virus Dengue pada nyamuk Ae. aegypti yang berasal dari daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013.. 104 Hasil analisis statistik perbedaan antara nyamuk Ae. Aegypti jantan dan betina yang terinfeksi virus dari daerah urban dan rural. 107

xiii Tabel 44. Tabel 45. Tabel 46. Tabel 47. Hasil uji status kerentanan larva nyamuk Ae.aegypti terhadap larvasida temefos secara uji hayati dengan dosis diagnostik 0,02 ppm yang berasal dari daerah endemis urban (Gadingan, Wates) tahun 2013 108 Hasil uji status kerentanan larva nyamuk Ae.aegypti terhadap larvasida temefos secara uji hayati dengan dosis diagnostik 0,02 ppm yang berasal dari daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013 108 Frekuensi status resistensi larva Ae. aegypti yang berasal dari daerah endemis urban (Gadingan, Wates) 110 Frekuensi status resistensi larva Ae. aegypti yang berasal dari daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) 110

xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Siklus hidup Ae. aegypti 13 Gambar 2. Telur Ae.aegypti. 13 Gambar 3. Larva Ae.aegypti 14 Gambar 4. Pupa Ae.aegypti. 15 Gambar 5. Nyamuk dewasa Ae. aegypti.. 15 Gambar 6. Gambaran skematis perjalanan arbovirus pada nyamuk.. 16 Gambar 7. Gambaran skematis waktu perjalanan arbovirus 17 Gambar 8. Ovitrap perangkap telur nyamuk Ae.aegypti. 20 Gambar 9. Gambaran skematis metode imunohistokimia SBPC untuk mendeteksi antigen dalam jaringan atau sel.. 25 Gambar 10. Gambar 11. Peta posisi ovitrap berdasarkan lokasi kasus DBD dengan jarak 100 m di daerah endemis urban (Gadingan, wates) tahun 2013.... 83 posisi ovitrap berdasarkan lokasi kasus DBD dengan jarak 100 m di daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013 87 Gambar 12. Gambar 13. Gambaran mikroskopis sediaan head squash nyamuk Ae.aegypti yang positif terinfeksi virus Dengue dan yang tidak terinfeksi virus dari lokasi penelitian, kontrol positif dan kontrol negatif dengan metode imunohistokimia SBPC dengan perbesaran 1000x. 96 Indeks Transmisi Transovarial virden pada nyamuk Ae. Aegypti jantan dan betina di daerah endemis urban (Gadingan, Wates) tahun 2013... 100

xv Gambar 14 Indeks Transmisi Transovarial virden pada nyamuk Ae. Aegypti jantan dan betina di daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013 101 Gambar 15. Hasil elektroforesis produk PCR.. 102 Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Gambar 19. Distribusi virus DEN-2 pada nyamuk Ae.aegypti yang berasal dari daerah endemis urban (Gadingan, Wates) tahun 2013.. 103 Distribusi virus DEN-3 pada nyamuk Ae.aegypti yang berasal dari daerah endemis urban (Gadingan, Wates) tahun 2013.. 104 Distribusi virus DEN-2 pada nyamuk Ae.aegypti yang berasal dari daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013 105 Distribusi virus DEN-3 pada nyamuk Ae.aegypti yang berasal dari daerah endemis rural (Dusun Siwalan, Sentolo) tahun 2013 106

xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel Survei Entomologi 165 Lampiran 2. Surat ijin penelitian dari SETDA DIY.. 169 Lampiran 3. Surat ijin penelitian dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kab.Kulon Progo.. 172 Lampiran 4. Ethics Committee Approval.. 173 Lampiran 5. Hasil Uji statistik dengan uji chi square.. 174

xvii DAFTAR SINGKATAN DBD SSD KLB SBPC RT-PCR DAB ABJ HI CI BI OI PI FUNASA HRP Bp WHO MI BRI HRI PSN AV : Demam Berdarah Dengue : Syok Syndrome Dengue : Kejadian Luar Biasa : Streptavidin Biotin Peroxidase Complex : Reverse transcriptase-polymerase Chain Reaction : Diaminobenzidine : Angka Bebas Jentik : House Index : Container Index : Breteau Index : Ovitraps Index : Pupa Index : Fundacao National de Saude : Horseradish peroxidase : base pair : World Health Organization : Maya Index : Breeding Risk Indicator : Hygiene Risk Indicator : Pemberantasan Sarang Nyamuk : Absorbance Value