SUPERVISI PENDIDIKAN. Pendekatan humanistik. Profesionalisasi. guru 2/12/2012. Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN 2 & 3 KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

temuan yang diperoleh sebagaimana dikemukakan dalam Bab IV,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEGIATAN ADMINISTRATOR

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Hakikat Pendidikan. Pendidikan Mikro merupakan interaksi didik mendidik. TUJUAN PENDIDIK BAHAN DIDIKAN SARPRAS PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kompetensi Kepala Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III STANDAR PROSES

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

SUPERVISI PENDIDIKAN PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN. Supervisi

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

PENDEKATAN SUPERVISI PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB II KERANGKA TEORITIS

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 005 TAHUN 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT ILMU PEMERINTAHAN

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

PEER TEACHING BERBASIS LESSON STUDY. Strategi Praktek Pembelajaran. Oleh ASMUNI

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

Berdasarkan fungsi pokoknya, istilah manajemen dan administrasi mempunyai fungsi yang sama, yaitu:

PERANAN ORANGTUA DAN PENDIDIK DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI ANAK BERBAKAT AKADEMIK (ABA)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA, DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja didalamnya. Orang-orang yang bekerja di sekolah adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah Dalam Kegiatan Pembelajaran

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB II LANDASAN TEORI. A. Upaya Kepala Madrasah dan Mutu Pendidikan. seseorang. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian upaya adalah

Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah (Tuntutan Kompetensi dalam Sertifikasi Pengawas)

1. Menguasai karakteristik peserta didik. Pengamatan & Pemantauan. 2. Menguasasi teori belajar dan prinsip- prinsip pembelajaran yang Pengamatan

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Pengertian dan Kriteria Produktivitas Sekolah. sekolah akan dijumpai rumusan yang bermacam-macam. Produktivitas

POLA SUPERVISI IDEAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA JOMBANG. Qurrota A yuni

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini dimulai dengan sajian simpulan hasil penelitian. Selanjutnya, berdasarkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENDAHULUAN. Tujuan Evaluasi Kinerja Dosen

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2007

Supervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.604, 2010 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Pengangkatan. Pemberhentian. Asisten Ombudsman. Prosedur.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis data, maka dihasilkan beberapa kesimpulan

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) Yoyo Mulyana. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB V PENUTUP. Kepemimpinan Mudîr dalam Pengelolaan Pondok Pesantren Tahfizhul Qur an di

SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN BANTUL

Memperkenalkan dan Salam Silaturahim. Dr. Nur Aedi Brebes, 28 Mei 1972

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH DALAM KERANGKA MBS. Rahmania Utari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

Transkripsi:

SUPERVISI PENDIDIKAN Disiapkan oleh: Setya Raharja AP FIP UNY SUPERVISI PENDIDIKAN Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan Profesionalisasi guru Kualitas pembelajaran Pembelajaran Efektif dan efisien Pendekatan Supervisi Pendidikan Pendekatan humanistik Pendekatan kompetensi Pendekatan klinis Pendekatan profesional Mana yang lebih baik? Pendekatan humanistik guru bukan semata-mata alat untuk peningkatan mutu guru bukan input mekanistik yang bersifat kebendaan guru sebagai pribadi yang utuh tugas supervisor secara umum: membangkitkan kegairahan kerja, kepuasan kerja memperhatikan hubungan antarpersonal menghayati dan menghargai kepribadian, martabat manusia memperhatikan kesukarelaan, keikutsertaan tugas khusus supervisor di sekolah: menciptakan iklim sekolah yang santai memperluas partisipasi di kalangan personalia sekolah 1

Pendekatan humanistik Supervisi berarti: membimbing guru untuk tumbuh dan berkembang dengan usahanya sendiri proses pengembangan kompetensi guru secara maksimum sesuai dengan tingkat kemampuannya, sehingga mencapai tingkat efisiensi kerja yang lebih tinggi. Kelemahan humanistik supervisi cenderung laissez-faire Pendekatan kompetensi Guru harus memiliki kompetensi tertentu Tujuan supervisi membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru Tugas supervisor: Menciptakan situasi atau lingkungan yang terstruktur Pendekatan klinis Proses belajar guru bersifat individual Guru perlu mendapat perhatian secara individual Mengkombinasikan target dan pertumbuhan pribadi Bantuan kepada guru lewat pertemuan langsung dan individual Bantuan dikonsentrasikan pada proses pembelajaran Pendekatan profesional Pembinaan/supervisi diarahkan pada peningkatan kemampuan profesional guru tugas mengajar Pengembangan profesi, bakat guru, dan memanfaatkannya untuk kemajuan pendidikan Membina agar guru dapat memimpin dirinya sendiri, percaya kepada sumber-sumber pendidikan yang diperoleh sendiri Hubungan antara guru, kepala sekolah, dan supervisor baik Pembinaan dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan teman sejawat 2

Tipe supervisi Supervisor otokratis Supervisor demokratis Supervisor yang manipulasi diplomatis Supervisor yang laissez-faire Supervisor otokratis Dalam pembinaan guru hanya menggunakan pikirannya sendiri Seolah-olah semua proses pendidikan adalah tanggung jawabnya Bekerja keras, teliti, tertib, teratur, cepat, tegas Guru tak berkesempatan mengembangkan diri dan berkreatif Hubungan supervisor guru umumnya bersifat formal Supervisor demokratis Semua anggota staf sekolah bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama Menghargai dan menghormati pendapat semua guru Guru berkesempatan mengembangkan daya kreasi, inovasi, inisiatif Bijaksana dalam membagi tugas dan tanggung jawab Mementingkan asas musyawarah untuk mufakat Supervisor yang manipulasi diplomatis Demokrasi sebagai directing untuk melaksanakan keinginannya Disebut demokrasi semu (pseudo democratic) Bersikap seolah-olah demokratis, namun sebenarnya otokratis 3

Supervisor yang laissez-faire Memberikan banyak kebebasan kepada guru dalam bekerja, berinisiatif, melaksanakan kebijaksanaan Supervisor biasanya bekerja tanpa rencana, sehingga hasilnya tidak karuan Kepemimpinannya tidak jelas/tegas atau kabur Supervisor apatis, acuh tak acuh Proses supervisi pendidikan Supervisi korektif Supervisi preventif Supervisi konstruktif Supervisi kreatif Supervisi kooperatif SETYA RAHARJA AP FIP UNY Supervisi korektif Supervisi preventif Supervisi untuk mencari kesalahan supervisee Bantuan kepada guru berdasar hasil koreksi Mencegah kesalahan yang terjadi/dialami guru Dapat memupuk rasa percaya diri guru Memberikan bantuan guru untuk menjaga semangat kerja SETYA RAHARJA AP FIP UNY SETYA RAHARJA AP FIP UNY 4

Supervisi konstruktif Usaha-usaha yang bersifat konstruktif Sesuai dengan hakikat pendidikan Melihat permasalahan dari segala tinjauan dan tujuan Guru berada dalam situasi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat Supervisi kreatif Guru dengan daya pikirnya sendiri dapat mencapai kerja yang efektif Guru mencontoh namun juga dapat memberi contoh Kebebasan dalam keterikatan untuk mengembangkan daya kreasi & daya karya SETYA RAHARJA AP FIP UNY SETYA RAHARJA AP FIP UNY Supervisi kooperatif Mementingkan kerja sama supervisee Merencanakan, memutuskan, mengorganisir, mengawasi, mengevaluasi, dan merevisi program bersama Tanggung jawab supervisor Tanggung jawab pendidik pada umumnya tanggung jawab terhadap: Diri sendiri Para siswa Pola-pola sekolah Anggota staf Badan-badan pendidikan di atasnya SETYA RAHARJA AP FIP UNY 5

Tanggung jawab supervisor Tanggung jawab (khusus): Perencanaan Administrasi Supervisi Pengembangan kurikulum Demonstrasi mengajar Riset (penelitian) Tanggung jawab utama supervisor: Mengorganisasi dan membina guru Mempertahankan dan mengembangkan kurikulum yang berlaku Meningkatkan pelaksanaan aktivitas penunjang kurikulum Akuntabilitas supervisor Peningkatan dari tanggung jawab Tanggung jawab kewajiban melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan Akuntabilitas membuat performans yang memuaskan tentang tugas-tugas yang diemban 1. Siswa 6. Lingkungan I II III 2. Guru & personel lain 5. Pengelolaan/ manajemen PROGRAM SUPERVISI 3. Kurikulum dan materi 4. Sarana pendd. & dana I : Supervisi akademik (Pembelj.) - pengawas, Kep. Sekolah - kunjungan kelas II : Supervisi Administratif (Lyn Pembelajaran) - pengawas, Kep. Sekolah krn terkait dg layanan KBM III : Supervisi sekolah - Sarana Bawasda/LPI - Dana BPK Program Supervisi Aktivitas-aktivitas yang akan dikerjakan supervisor dalam melaksanakan supervisi. Aktivitas berkaitan dengan tugas-tugas supervisor yang harus dipertanggungjawabkan: Mengoorganisasi & membina guru. Mempertahankan & mengembangkan kurikulum yang berlaku. Meningkatkan program & pelaksanaan penelitian & humas sbg penunjang kurikulum. Program-program khusus. 6

Program supervisi: Mengorganisasi & membina guru Memotivasi & meningkatkan semangat kerja guru. Menegakkan disiplin dengan sanksi-sanksi. Memberikan konsultasi, diskusi, membantu pemecahan masalah. Menjadi tauladan bagi semua personel sekolah. Ikut mengusahakan insentif guru Membina atau mengembangkan profesi para guru. Mengusahakan perpustakaan khusus bagi guru. Memberikan kesempatan kepada guru untuk menyusun bahan pelajaran sendiri sebagai buku tambahan. Program supervisi: Mempertahakan & mengembangkan kurikulum Menciptakan kondisi dan iklim/suasana pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Membimbing guru cara mengelola kelas. Mengkoordinasi potensi guru agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Memberikan informasi pendidikan yang terbaru/baru. Mengembangkan program pembelajaran. Mengembangkan materi pelajaran bersama-sama guru. Mengembangkan model-model pembelajaran bersama guru. Mengembangkan alat bantu pembelajaran bersama guru. Memberi contoh (demonstrasi mengajar). Mengembangkan program pengayaan dan remidi bersama guru. Membantu menciptakan sekolah sebagai pusat sumber belajar. Membina ketatausahakan kelas dan/atau sekolah. Menilai pendidikan dan hasil yang telah dicapai. Program supervisi: Meningkatkan program & pelaksanaan penelitian dan humas Program supervisi yang berhubungan dengan penelitian guru-guru Program supervisi yang menyangkut hubungan sekolah dengan masyarakat (stakeholders) Program supervisi: Program-program khusus Program pengawasan & pengembangan bidang studi Program pengawasan & pengembangan unit-unit pembantu proses pembelajaran untuk meningkatkan kurikulum 7

Teknik INDIVIDUAL Teknik KELOMPOK Teknik-teknik Supervisi LANGSUNG TIDAK LANGSUNG GURU SITUASI PEMBELA- JARAN Penjabaran Sistematik Teknik Supervisi Teknik yang berhubungan dengan kelas: Observasi kelas; kunjungan kelas Teknik dengan berdiskusi: Pertemuan formal; informal; rapat guru Teknik spesifik operasional: Supervisi yang telah direncanakan bersama; supervisi klinis Teknik supervisi sebaya Teknik yang memakai pendapat siswa & elektronik Teknik yang mengunjungi sekolah lain Teknik melalui pertemuan pendidikan MODEL SUPERVISI PEMBELAJARAN SUPERVISI KLINIS Supervisi Klinis Supervisi edukatif model kontemporer dengan pendekatan klinis Bersifat kolaboratif Memperbaiki pembelajaran melalui perbaikan perilaku guru 8

Persyaratan Kondisi untuk Supevisi Klinis 1 Persyaratan Kondisi untuk Supevisi Klinis.. 2 menciptakan hubungan baik antara guru dan supervisor merencanakan aspek perilaku yang akan diperbaiki pada subbahasan tertentu merencanakan strategi observasi langkah awal sampai akhir mengobservasi guru mengajar menganalisis kegiatan pembelajaran oleh guru dan supervisor secara terpisah merencanakan pertemuan, guru diberi kesempatan menanggapi cara mengajarnya sebelum dibahas secara bersama membuat rencana baru bila aspek perilaku itu belum dapat diperbaiki dan mengulangi dari langkah awal sampai akhir Prinsip Supervisi Klinis 2 Strategi Supervisi Klinis Hub. Supervisor - guru: kolegial sederajat bersifat interaktif Pertemuan diskusi supervisor - guru: demokratis Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan & aspirasi guru Kajian balikan berdasar data observasi yang cermat Mengutamakan prakarsa & tanggung jawab guru Prakarsa SUPERVISOR Prakarsa GURU Gunakan LAB. SUPERVISOR 9

LABORATORIUM SUPERVISOR Prosedur Supervisi Klinis Pembelajaran di kelas Data keterampilan guru mengajar (dari berbagai sumber: siswa, guru, KS, teman) Analisis/kajian hasil supervisi dari waktu ke waktu Permasalahan khusus & mendesak Model pembelajaran (audio, video, audio visual) Pertemuan setelah observasi Pertemuan awal SIKLUS: 3 tahap utama Observasi Tahap Pertemuan Awal suasana intim & terbuka mengkaji rencana pembelajaran mengkaji keterampilan mengajar yg perlu diperbaiki memilih & mengembangkan tindakan perbaikan & instrumennya kesimpulan pengkajian kesepakatan Tahap Observasi Mengajar Guru yang sedang mengajar diobservasi oleh supervisor sesuai dengan tindakan perbaikan & waktu yang disepakati. 10

Tahap Pertemuan Setelah Observasi Pelaku Supervisi Klinis Memberikan penguatan -- pendapat/perasaan guru mengulas kembali tujuan pembelajaran mengulas kembali target kontrak perbaikan bersama-sama mengkaji hasil observasi menetapkan tindak lanjut Kepala Sekolah Pengawas Teman Guru Semuanya memiliki tugas & tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru Menyusun Program Supervisi Klinis Seyogyanya Menetapkan objek/sasaran supervisi Menyusun jadwal supervisi dengan memperhatikan kalender pendidikan, hari efektif, dan jadwal mengajar guru Menyusun program/satuan supervisi berdasar kesepakatan supervisor & guru Supervisi klinis akan lebih efektif jika dilakukan tidak hanya satu siklus namun dalam beberapa siklus (on going), untuk memantapkan dan mengoptimalkan perbaikan/ peningkatan yang diperlukan. 11

Beberapa Contoh Instrumen Contoh Daftar Pertanyaan Pra Observasi Contoh Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar Contoh Daftar Pertanyaan setelah Observasi 12