HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN KOMITMEN PROFESI PADA GURU SLB NEGERI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA REMAJA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN LAPAS ANAK KELAS II A KUTOARJO

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA SEMARANG

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA

Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Kewirausahaan Pada Mahasiswa UKM Research n Business Universitas Diponegoro

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN

RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOUR ON SMA N 7 SEMARANGSTUDENTS

EMPATI ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM PERMATA IMAN 3 SUKUN MALANG. Nur Cahyati

LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DUA KELINCI PATI

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EMPATI SISWA KELAS XI SMK FARMASI IKASARI PEKANBARU TP. 2014/2015

HUBUNGAN KEMANDIRIAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SEWON BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS X SMK NEGERI 4 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN LOYALITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN QUALITY CONTROL PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL SEMARANG

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru, Abstract

RATIH DEWI PUSPITASARI K

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II DEPOK SLEMAN ARTIKEL JURNAL

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( )

HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG

Bella Risty Anggraini, Siswati*, Achmad Mujab Masykur* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL. Artikel Jurnal

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI MASUK PG-PAUD BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS

BAB I PENDAHULUAN. dimensi kemanusiaan paling elementer dapat berkembang secara optimal ( Haris,

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA N 11 KOTA JAMBI. Benar Sembiring 1 Diliza Afrila 2

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMITMEN GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK N 2 PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH. Oleh : FITRI NELDA NIM.

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KONSEP DIRI DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII DI SMP TAMAN SISWA PADANG E-JURNAL

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SELF ESTEEM DAN OPTIMISME RAIH KESUKSESAN KARIR PADA FRESH GRADUATE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

PENDAHULUAN. Keywords: Teachers Commitment, Principal Leadership and Teachers discipline

: ISNAINI MARATUS SHOLIHAH NIM K

PENGARUH KEPRIBADIAN GURU DAN KONFLIK ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN KERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI KABUPATEN PRINGSEWU.

ISSN Anggit Grahito Wicaksono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Slamet Riyadi Surakarta

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XII DI SMA NEGERI 1 SEMARANG

KOMITMEN GURU SERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS MENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN PAUH PADANG

Putri Zahrah Adelia, Harlina Nurtjahjanti. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

BAB I PENDAHULUAN. Cet. 1,hlm 6. (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), hlm ), hlm. 48.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA, WAKTU LUANG DAN MINAT TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG JURNAL

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MENJAHIT PADA SISWA SMPN 2 MOJOGEDENG KABUPATEN KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Oleh. Asih Kurniasari, Supomo Kandar, Irawan Suntoro

HUBUNGAN INTELEGENSI, STABILITAS EMOSI, DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA N 7 PURWOREJO

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DENGAN STRES KERJA PADA SALES PT.ASTRA INTERNATIONAL Tbk-DAIHATSU KOTA SEMARANG DAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

Okta Setiani, Hastaning Sakti. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. ABSTRAK

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 CIBARUSAH BEKASI TAHUN 2011/2012 a

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR

KONTRIBUSI PRESTASI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 WONOSARI JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu penentu mutu sumber daya manusia. Mutu pendidikan

ABSTRAK. Informasi, Pengetahuan, Kesiapan. Jurnal Taman Vokasi Vol. 5, No. 1, Juni

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PERAN AYAH DENGAN BENTUK KENAKALAN REMAJA YANG MELAWAN STATUS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI X SEMARANG

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELAKSANAAN MGMP IPA TERPADU DAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA SMP/MTS SE-KOTA MAGELANG

HUBUNGAN PERANAN GURU SEKOLAH DASAR DENGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA (JURNAL) Oleh DEDI SUPARMAN ROCHMIYATI SUGIYANTO

KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG ABSTRACT

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN KOMITMEN PROFESI PADA GURU SLB NEGERI SEMARANG Noviana Raharjaningtyas, Achmad Mujab Masykur* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro novianaraharja@yahoo.co.id akungpsiundip@yahoo.com ABSTRAK Komitmen profesi adalah suatu kecintaan yang dibentuk oleh seorang individu pada profesinya, meliputi keinginan untuk berada dalam profesi, keyakinan dalam menerima nilai profesi dan kesediaan melakukan usaha sungguh-sungguh. Seorang guru dikatakan professional bila memenuhi empat kompetensi, salah satunya adalah kompetensi sosial, kompetensi sosial terdiri dari berbagai tahap, salah satunya adalah empati. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara persepsi empati dengan komitmen profesi pada guru SLB Negeri Semarang. Penelitian ini menggunakan simple random sampling, sebanyak 55 guru SLB Negeri Semarang menjadi sampel penelitian. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi yaitu Skala Komitmen Profesi (37 aitem valid, α = 0.935) dan Skala Empati (25 aitem valid, α = 0.938). Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0.656 dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan positif antara empati dengan komitmen professi pada guru SLB Negeri Semarang. Semakin tinggi empati maka semakin tinggi komitmen profesi. Empati memberikan sumbangan efektif sebesar 43.1% pada komitmen profesi dan sebesar 56.9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci: komitmen profesi, empati, guru SLB *Penulis Penanggung Jawab 1

CORRELATION BETWEEN EMPATHY AND OCCUPATIONAL COMMITMENT TEACHERS ON SLB NEGERI SEMARANG Noviana Raharjaningtyas, Achmad Mujab Masykur Faculty of Psychology Diponegoro University novianaraharja@yahoo.co.id akungpsiundip@yahoo.com ABSTRACT This research aimed to analyze correlation between empathy and occupational commitment teachers on SLB Negeri Semarang. Simple random sampling is used for this research, 55 teachers on the school become respondents. Questionnaire using two psychological scale, Occupational commitment scale (37 valid items, α = 0.935) and Empathy scale (25 valid items, α = 0.938). Coefficient correlation for this research is 0.656 and p=0,000 (p<0,05). Result showed that there s positive correlation between empathy and occupational commitment of teachers in SLB Negeri Semarang. Teachers having more empathy are more likely to develop higher occupational commitment. Empathy gives effective contribution about 43,1% to occupational commitment and 56,9% influenced by other factors that aren t discussed in this research. Keyword: Occupational commitment, empathy, teacher for special needs children 2

PENDAHULUAN Pendidikan khusus/luar biasa adalah instruksi yang di desain khusus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tidak lazim dari siswa berkebutuhan khusus. Pelayanan yang berkaitan mencangkup transportrasi khusus, asesmen psikologis, terapi fisik dan okupasional, treatment medis dan konseling diperlukan agar pendidikan khusus menjadi efektif (Mangunsong, 2009, h.3-4). Karakteristik spesifik anak berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensorimotor, kognitif, kemampuan berinteraksi sosial, serta kreativitasnya. Perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus memerlukan penanganan yang berbeda, sehingga dibutuhkan kemampuan khusus dari para guru untuk menanganinya. Guru dituntut memiliki kemampuan berkaitan dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek meliputi kemampuan berfikir, melihat, mendengar, berbicara dan cara bersosialisasi. Kemampuan tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran, yaitu perubahan perilaku ke arah pendewasan (Delphie, 2006, h.2). Dokumen Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional) no 16 tahun 2007 pada lampiran A mencantumkan bahwa seorang guru dikatakan professional bila memenuhi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial. Kompetensi sosial terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1. Kemampuan memahami perspektif orang lain; 2. Keterampilan merespon, baik dalam bentuk komunikasi verbal maupun non verbal dengan cara mengutamakan perspektif orang lain mengenai suatu situasi atau lebih banyak dikenal dengan empati; 3. Keterampilan mengatasi permasalahan yang timbul dari adanya keragaman (Ramdhani, 2012, h.27-28). Guru yang memenuhi kompetensi yang ditentukan tersebut, mengindikasikan guru tersebut menerima nilai-nilai dan tujuan dari profesi yang dijalani. Penerimaan nilai dan tujuan profesi merupakan salah satu aspek dari komitmen profesi. Semakin tinggi komitmen profesi yang dimiliki guru SLB maka tingkat keberhasilan dari tujuan 3

pembelajaran akan semakin meningkat. Untuk mencapai kualitas yang diharapkan, komitmen profesi pada guru sekolah berkebutuhan khusus tentunya dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar-mengajar dan keberhasilan peserta didik untuk dapat terjun ke masyarakat nantinya. Selain komitmen profesi, guru SLB juga diharapkan memiliki empati. Semakin tinggi empati, maka guru tersebut akan makin mampu feeling in, mengupayakan untuk memahami kondisi orang lain, baik itu anak didik atau rekan kerja. Pemahaman tersebut dapat membantu guru dalam proses asesmen atau pengelolaan kelas berdasarkan kebutuhan dan kelebihan muridnya serta menjalin hubungan baik dengan rekan kerjanya. Individu dengan persepsi positif terhadap lingkungan kerjanya menjadi salah satu faktor yang meningkatkan komitmen (Sjabadhyni, 2001, h.460). Komitmen Profesi Cohen (2003, h.23) mengemukakan bahwa komitmen profesi adalah salah satu dari beberapa konsep komitmen yang mencoba untuk menangkap gagasan pengabdian kepada hasil, pekerjaan, atau profesi terlepas dari lingkungan kerja tertentu, dalam jangka waktu. Larkin (Trisnaningsih, 2004, h.103) mendefinisiskan komitmen profesi adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut. Komitmen profesi merupakan persepsi yang berintikan loyalitas, tekad, dan harapan seseorang dengan dituntun oleh sistem nilai atau norma yang akan mengarahkan orang tersebut untuk bertindak dan bekerja sesuai prosedur-prosedur tertentu dalam upaya menjalankan tugasnya dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Porter dan Smith (Cohen, 2003, h. 19) mengemukakan bahwa komitmen profesi dapat dilihat dari: a. Keinginan untuk berada dalam profesi yang digeluti b. Keyakinan yang kuat dalam menerima nilai-nilai dan tujuan profesi 4

c. Kesediaan untuk melakukan usaha dengan sungguh-sungguh demi kepentingan profesi Empati Rogers (Hojat, 2007, h. 5) mengemukakan definisi dari empati adalah kemampuan untuk mempersepsi kerangka pikir internal orang lain secara tepat. Kerangka pikir tersebut mencakup unsur-unsur emosional dan cara-cara bertingkah laku, disertai dengan kepedulian seolah-olah diri sendiri adalah orang lain yang sedang dipersepsi tetapi tanpa kehilangan kesadaran sedang mengandaikan sebagai orang lain. Sejalan dengan Rogers, Taufik (2012, h.41) menyimpulkan pengertian empati yaitu suatu aktivitas untuk memahami apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan orang lain, serta apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang yang bersangkutan (sebagai observer atau perceiver) terhadap kondisi yang sedang dialami orang lain, tanpa yang bersangkutan kehilangan kontrol dirinya. Hojat (2007, h.80-85) kemudian membagi aspek empati menjadi tiga yaitu kognisi (cognition), pemahaman (understanding), mengkomunikasikan pemahaman (communication of understanding). Guru SLB Guru SLB adalah orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan bagi anakanak berkebutuhan khusus di sekolah (Ineupuspita, 2008). Guru SLB berdasarkan PP RI No. 72 tahun 1991 adalah: Tenaga kependidikan pada satuan pendidikan luar biasa merupakan tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi khusus sebagai guru pada satuan pendidikan luar biasa. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no 32 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus, bahwa Standar kompetensi guru pendidikan khusus dikembangkan dari empat kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional dan mencakup kompetensi guru kelas TKLB/RALB, guru kelas SDLB/MILB, guru mata 5

pelajaran SDLB/MILB, khusus pada satuan pendidikan umum dan kejuruan. SMPLB/MTsLB, SMALB/MALB, dan guru pendidikan Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara empati dengan komitmen profesi pada guru SLB Negeri Semarang. METODE Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data diambil dengan menggunakan skala empati dan skala komitmen profesi. Populasi penelitian ini adalah guru di SLB Negeri Semarang. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2009, h.82). Penentuan jumlah sampel mengikuti pendapat dari Roscoe (dalam Sugiyono, 2009, h. 90) bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30-500. Jumlah populasi dalam penelitian yaitu sejumlah 55 guru SLB Negeri Semarang. Pengambilan data penelitian dilakukan di SLB Negeri Semarang. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara empati dengan komitmen profesi pada guru Sekolah Luar Biasa Negeri Semarang. Hubungan tersebut ditunjukkan dengan angka korelasi (r xy ) sebesar 0.656 dengan p= 0.000 (p<0.05). Koefisien korelasi tersebut mengindikasikan adanya hubungan signifikan antara empati dengan komitmen profesi. Nilai positif pada koefisien korelasi berarti bahwa semakin positif empati maka semakin tinggi komitmen profesi. Sebaliknya, semakin rendah empati maka semakin rendah komitmen profesi. 6

Koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan R 2 sebesar 0,431 dapat menggambarkan sumbangan efektif yang diberikan variabel empati pada komitmen profesi yaitu sebesar 43,1%. Artinya variabel empati mempengaruhi tingginya komitmen profesi sebesar 43,1% sedangkan 56,9% dipengaruhi faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Terujinya hipotesis dalam penelitian ini disebabkan karena pada dasarnya empati memiliki peran dalam menentukan tingkat komitmen profesi pada guru Sekolah Luar Biasa Negeri Semarang. Hasil penelitian yang didapat mengungkapkan bahwa empati mempengaruhi komitmen profesi guru SLB. Guru yang mampu memahami apa yang muridnya rasakan, memahami perspektif muridnya dan menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu dapat lebih mengidentifikasi profesi dan mendukung nilai-nilai dari profesi mereka. Iskandar (2008) yang meneliti mengenai hubungan antara kecerdasasan emosi dan komitmen profesi dosen di Jambi mendapatkan hasil bahwa kecerdasan emosi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap komitmen profesi dosen. Dimensi kemahiran sosial merupakan dimensi utama dari kecerdasan emosi yang memberikan kontribusi yang sangat dominan dalam meningkatkan komitmen profesi dosen. Sejalan dengan kajian Goleman (2007), dalam menjalankan kerja organisasi kemahiran sosial melibatkan kemahiran mendapatkan respons yang positif dari orang lain, individu yang mudah bergaul dan saling membantu dalam mencapai tujuan organisasi. Pembahasan dari Iskandar (2008) yaitu pendidik yang mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi lebih terbuka untuk berkomunikasi dan menerima pandangan orang lain, perhatian, empati terhadap rekan kerjanya. Oleh karena itu, pendidik harus mempunyai pemahaman dan penggunaan kemahiran sosial yang berbaik dalam melakukan aktivitas tugas dengan penuh tanggung jawab. Dimensi kemahiran sosial mempunyai peranan dalam membentuk individu yang diinginkan, sukses dalam menghadapi pekerjaan baik secara individu maupun kelompok. Penelitian dari Noor (2011) yang meneliti mengenai hubungan antara kecerdasan emosional, sikap terhadap profesi keguruan dan komitmen organisasi 7

guru SMA, mendapatkan hasil yang serupa. Kesimpulan dari penelitian Noor bahwa ada hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dan komitmen organisasi. Sejalan dengan Noor dan Iskandar, Utami (2012) mendapatkan kesimpulan bahwa kecerdasan emosional guru secara signifikan berpengaruh langsung terhadap komitmen guru produktif. Pembahasan dari penelitian Utami yaitu kecerdasan emosional yang baik akan membantu guru dalam memecahkan permasalahan sosial dan mengontrol emosi individu. Guru akan memiliki kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dapat menghadapi situasi yang berbeda, dan memberikan sikap positif mengenai pekerjaannya. Goleman (dalam Ramdhani, 2012, h.50) menempatkan empati sebagai salah satu aspek dalam mengukur kecerdasan emosi seseorang. Empati adalah kemampuan untuk mempersepsi kerangka pikir internal orang lain, kemampuan dalam memahami suatu keadaan psikologis orang lain (Hojat, 2007, h.6). Komunikasi empatik adalah komunikasi yang menempatkan orang lain sebagai subjek. Seorang guru yang melakukan komunikasi empatik dapat masuk ke dalam kerangka acuan murid kemudian merespon dengan paradigma yang digunakan oleh murid tersebut (Ramdhani, 2012, h. 50). Melalui empati, seorang guru dapat memahami kerangka pikiran muridnya dan merespon dengan benar. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa empati memiliki pengaruh dalam menumbuhkan komitmen profesi. Komitmen profesi dipengaruhi oleh kecerdasan emosional, semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang maka berpengaruh terhadap tingginya komitmen individu tersebut. Empati merupakan salah satu komponen yang mengukur kecerdasan emosional individu. Kaitan antara empati dengan komitmen profesi diperkuat dengan penelitian dari Raiziene dkk (2007) yang mengungkapkan bahwa empati merupakan faktor dalam menumbuhkan komitmen profesi. Hasil penelitian Raiziene menyebutkan bahwa empati memiliki pengaruh signifikan terhadap emotional exhaustion, yaitu fase stress yang tinggi dalam pekerjaan. Faktor lain yang diteliti dan memiliki korelasi positif pula dengan empati yaitu komitmen profesi. Kesimpulan penelitian 8

Raizene (2007) menyebutkan perawat yang memiliki empati tinggi cenderung memiliki komitmen profesi yang tinggi pula. Individu yang memiliki empati tinggi semakin mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain dan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai tipe manusia, menyebabkan individu tersebut cenderung menikmati profesi yang dimilikinya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dibuat kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara empati dengan komitmen profesi pada guru SLB Negeri Semarang. Koefisien korelasi r xy =-0,656 dengan p=0,000 (p<0,05). Sumbangan efektif empati dengan komitmen profesi adalah sebesar 43,1%. Saran yang dapat diberikan bagi Sekolah adalah dapat mempertahankan bahkan meningkatkan empati guru dalam SLB, caranya yaitu antara lain meningkatkan keterbukaan wawasan guru dari segi teori, pendidikan maupun pelatihan, dan mengetahui berbagai macam pengalaman mengajar. Empati dapat ditingkatkan dengan cara mengikuti kegiatan kegiatan sosial bersama serta pelatihan peningkatan kecerdasan emosi secara berkala. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian terhadap kedua variabel penelitian dapat menggali lebih dalam faktorfaktor dari berbagai dimensi yang ada dalam komitmen profesi ataupun empati. Meneliti variabel-variabel lain yang turut berperan dalam terbentuknya komitmen profesi, variabel tersebut misalnya realisasi harapan individu, sikap rekan kerja, kualitas lingkungan sosial serta persepsi akan kompensasi yang merupakan faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Meneliti lebih jauh mengenai perbedaan variabel yang mempengaruhi besarnya empati, misalnya jenis kelamin atau tingkat pendidikan. Menggunakan bidang pelayanan terkait lain seperti rumah sakit, pusat terapi, perusahaan bidang jasa dan pelayanan maupun komunitas yang ada dalam masyarakat mengingat pentingnya empati dan komitmen profesi dalam memajukan organisasi tersebut. 9

DAFTAR PUSTAKA http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/permendiknas-no-22-tahun- 2006.pdf diakses pada 9 Oktober 2012 Cohen, A. (2003). Multiple Commitments in Workplace: an Integrative approach. London: Lawrence Erlbaum Associates Publisher Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama Goleman, D. (2007). Emotional Intelligence. Penerjemah: T. Hermaya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Hojat, M. (2007). Empathy in Patient Care: Antecendents, Development, Measurement, and Outcomes. LLC: Springer Science and Bussiness Media Ineupuspita. (2008). Profesionalitas Guru SLB. http://ineupuspita.wordpress.com/2008/07/31/profesionalitas-guru-slb. diakses pada tanggal 7 Oktober 2012 Iskandar. (2008). Kecerdasan Emosi dan Komitmen Pekerjaan Dosen di Jambi. Jurnal Psikologi volume I No. 2 Juni 2008. Hal.177-182 Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Depok: LPSP3 Noor, A. (2011). Hubungan antara Kecerdasan Emosional, Sikap terhadap Profesi Keguruan dan Komitmen Organisasi guru SMA Negeri Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tesis (tidak diterbitkan). Semarang: Universitas Diponegoro Ramdhani, N. (2012). Menjadi Guru Inspiratif. Jakarta: Titian Foundation Raiziene, S., Endriulaitiene, A. (2007). The Relations Among Empathy, Occupational Commitment, and emotional Exhaustion of Nurses. Medicina 43(5) page 425-431 Sjabadhyni, B., Graito, B. K. I. (2001). Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia dari Perspektif Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Taufik. (2012). Empati Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: RajaGrafindo Persada Utami, A.D.W. (2012). Faktor-Faktor Determinan Profesionalisme Guru SMK Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal Pendidikan Vokasi Vol 2 Nomor 2 Juni 2012 hal 169-182 10