Gambar 3.14 Peta pola kelurusan lembah dan bukit di daerah penelitian DATA KELURUSAN LEMBAH DATA KELURUSAN BUKIT INTERVAL SUDUT (0) JUMLAH PERSENTASE INTERVAL SUDUT (0) JUMLAH PRESENTASE 0-10 7 10 0-10 8 6 11-20 11 16 11-20 5 4 21-30 0 0 21-30 2 1 31-40 1 1 31-40 0 0 41-50 4 6 41-50 7 5 51-60 1 1 51-60 4 3 61-70 1 1 61-70 4 3 71-80 1 1 71-80 12 9 81-90 2 3 81-90 18 13 91-100 10 14 91-100 16 11 101-110 4 6 101-110 6 4 111-120 4 6 111-120 13 9 121-130 3 4 121-130 5 4 131-140 4 6 131-140 11 8 141-150 3 4 141-150 6 4 151-160 4 6 151-160 4 3 161-170 4 6 161-170 10 7 171-180 5 7 171-180 9 6 Σn 69 100 Σn 140 100 Tabel 3.2 Data pengukuran kelurusan lembah dan bukit III-22
A B Gambar 3.15 Diagram roset dari pola kelurusan bukit (A) dan lembah (B) di daerah penelitian Diagram rosset pada gambar 3.15 terdapat dua (2) pola kecenderungan arah kelurusan yaitu barat - timur dan baratdaya-timurlaut. Untuk pola barat- timur ditafsirkan sebagai kecenderungan dari arah sumbu lipatan antiklinnya, sedangkan untuk pola kelurusan pada lembah dan sungai terdapat pola kelurusan yang berarah baratdaya-timurlaut. Hal tersebut ditafsirkan oleh penulis sebagai adanya proses erosi yang cukup kuat sehingga membuat alur alur yang berarah baratdaya-timurlaut tersebut, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kecenderungan dari arah kelurusan tersebut merupakan bidang lemah yang merupakan kekar-kekar kecil sebagai akibat dari adanya tegasan utama dari utara selatan, seperti kita lihat pada analisis kinematiknya. III.3.1 Lipatan Struktur lipatan berupa antiklin di daerah penelitian dikenali berdasarkan arah kemiringan lapisan. Pola jurus yang terdapat di daerah penelitian berarah relatif barat-timur, dengan kemiringan kearah utara III-23
dan selatan. Kemiringan lapisan di daerah penelitian bervariasi dari 21 0-36 0. Dari analisis kinematika struktur (gambar 3.16) sumbu lipatan berarah N99 0 E dengan plunge 0.8 0 dan kedudukan bidang sumbu lipatan adalah N279 0 E/89 0 NW. Jenis lipatan ini dikategorikan sebagai lipatan simetris. Berdasarkan posisi geografisnya antiklin ini masih termasuk dalam bagian dari antiklin Guyangan. III.3.2 Mekanisme Pembentukan Struktur Perlipatan yang terjadi di daerah penelitian menyebabkan terlipatnya seluruh satuan batuan yang tersingkap di daerah penelitian yang meliputi ketiga satuan batuan yaitu Satuan Batulempung Karbonatan, Satuan Batulempung non Karbonatan, dan Satuan Batupasir sehingga membentuk antiklin Guyangan. Oleh karena itu ditafsirkan bahwa perlipatan ini terjadi setelah pengendapan satuan batuan paling muda di daerah penelitian yaitu Satuan Batupasir. Dari hasil analisis foraminifera pada bahasan sebelumnya diketahui bahwa umur Satuan Batupasir ini berumur Pleistosen Tengah. Oleh karena itu ditafsirkan bahwa aktivitas tektonik yang menyebabkan terbentuknya lipatan dimulai setelah Pleistosen Tengah. III-24
Kode Lokasi KEDUDUKAN Jurus Kemiringan AKR-4 89 25 AKR-5 87 34 AKR-6 95 30 AKR-7 92 32 AKR-8 95 21 AKR-9 92 32 AKR-18 267 20 AKR-23 280 25 BPD-2 86 30 BPD-3 92 25 BPD-4 75 26 BPD-5 70 28 BPD-6 92 35 BPD-9 282 28 BPD-13 290 25 CMN-3 85 25 CMN-4 80 26 CMN-5 86 25 CMN-6 95 26 CMN-7 96 26 CMN-8 88 26 CMN-9 88 28 CMN-18 286 20 CMN-19 280 20 DKM-4 95 30 DKM-5 90 25 DKM-6 95 25 DKM-9 85 25 DKM-10 98 28 DKM-19 296 23 ESK-2 80 20 ESK-3 82 23 ESK-4 88 25 ESK-9 272 26 ESK-13 280 22 ESK-14 278 25 ESK-16 280 20 ESK-17 280 22 Tabel3.3 Hasil pengukuran jurus dan kemiringan III-25
U Gambar 3.16 Hasil analisis kinematika dari data jurus dan kemiringan Struktur lipatan yang terbentuk di daerah penelitian mempunyai sumbu berarah hampir barat timur seperti yang terlihat pada gambar 3.16 diatas yang merupakan analisis kinematik dari hasil pengukuran arah jurus dan kemiringan lapisan di lapangan (tabel 3.3). Dapat diintepretasikan bahwa tegasan utama yang bekerja di daerah penelitian berarah hampir utara selatan seperti pada arah panah pada gambar diatas. Daerah penelitian merupakan bagian dari Antiklin Guyangan yang merupakan salah satu bagian dari sistem Antiklinorium Kendeng. Mekanisme pembentukan Antiklinorium Kendeng adalah karena adanya gaya kompresi yang secara umum berarah utara-selatan, sehingga mekanisme pembentukan Antiklinorium Kendeng ini dapat dikaitkan dengan pembentukan antiklin di daerah penelitian. III-26