dalam Zonasi Bolli & Saunders (1985), berdasarkan kandungan plangton tersebut maka kisaran umur satuan batuan ini adalah N21 atau Pliosen Atas.

Transkripsi

1 dalam Zonasi Bolli & Saunders (1985), berdasarkan kandungan plangton tersebut maka kisaran umur satuan batuan ini adalah N21 atau Pliosen Atas. III Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi Hubungan stratigrafi satuan ini dengan satuan dibawahnya tidak diketahui, karena satuan ini merupakan satuan batuan tertua yang tersingkap di daerah penelitian. Berdasarkan ciri litologi dan kisaran umur dari analisis plangton maka satuan ini dapat disebandingkan dengan Formasi Kalibeng Atas (Upper Kalibeng Formation) (Sartono dkk., 1981, op. cit. Zaim, 1981) (Tabel 3.1). III.2.2 Satuan Batulempung non Karbonatan III Penyebaran dan Ketebalan Satuan ini tersebar di hampir bagian tengah daerah penelitian, memanjang berarah barat timur. Satuan ini menempati 29% dari daerah penelitian dan pada peta geologi digambarkan dengan warna hijau muda (Lampiran E-3). Singkapan yang merepresentasikan satuan ini dengan baik dijumpai di tengah perkebunanan antara Dusun Karangandong dengan perumahan Kotadamai (AKR -13 dan AKR- 14). Berdasarkan pengukuran penampang geologi pada peta geologi satuan ini mempunyai ketebalan m. III Ciri Litologi Pada satuan ini litologi yang teramati dilapangan merupakan batu lempung warna abu-abu kehitaman, getas, tidak berlapis, non karbonatan beberapa bagian yang tersingkap sudah agak lapuk dan berwarna hitam kecoklatan dan mulai lepas lepas (loose) seperti pada gambar 3.9. Berdasarkan hasil pengukuran penampang stratigrafi dilapangan, didapatkan tebal lapisan ini adalah 5-6 m. III-14

2 Bab III Bagian bawah dari satuan ini berupa batulempung warna hitam gelap, getas, non karbonatan, untuk beberapa bagian singkapan ini terdapat warna putih-putih pada permukaannya, seperti dapat kita lihat pada gambar Berdasarkan hasil pengukuran penampang stratigrafi didapatkan tebal lapisan ini adalah 3-4 m. Gambar 3.9 Singkapan batulempung di tengah perkebunan penduduk di sebelah utara perumahan Kotadamai (lokasi AKR-14) Gambar 3.10 Singkapan batulempung di tengah perkebunan penduduk di sebelah selatan Desa Slempit (lokasi ESK-9) III-15

3 III Lingkungan pengendapan Dari hasil analisis foraminifera pada sampel AKR-14 (lampiran B-2) didapatkan foraminifera bentos yaitu, Ammonia Becarii, Elphidium sp, Bulimina sp, Bolivina sp, Uvigerina sp, Cibicides sp, dan Oolina sp. Berdasarkan ciri litologi dan hasil analisis foraminifera bentos yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa satuan ini diendapkan pada lingkungan transisi dalam zonasi batimetri berada di inner neritic yaitu kedalaman antara 0-20m (Tipsword, dkk., (1966) op.cit. Pringgoprawiro dan Kapid, (2000)). III Umur Berdasarkan analisis foraminifera plangton pada sampel AKR-14 (lampiran B-1) dijumpai kumpulan Globigerina bulloides, Sphaerodinella dehiscens. Kedua foraminifera ini mempunyai selang waktu umur yang cukup panjang sehingga tidak dapat dengan detil mencerminkan umur lapisan ini. Namun karena satuan ini berada diantara dua satuan yang mempunyai kisaran umur yang lebih pasti maka diperkirakan umur satuan ini berada diantara kisaran umur tersebut, yaitu N-22 atau Pleistosen Bawah. III Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi Hubungan stratigrafi antara satuan ini dengan satuan batulempung yang ada dibawahnya adalah selaras. Hal ini didasarkan pada kisaran umur dari mikrofosilnya terlihat menerus. Jika merujuk pada literatur serta berdasarkan ciri litologinya, maka satuan ini dapat disejajarkan dengan Formasi Pucangan (Sartono dkk., 1981, op. cit. Zaim, 1981) (Tabel 3.1). III-16

4 III.2.3 Satuan Batupasir III Penyebaran dan Ketebalan Satuan ini tersebar di bagian utara dan selatan daerah penelitian, memanjang berarah barat timur. Satuan ini menempati 48% dari daerah penelitian dan pada peta geologi digambarkan dengan warna kuning (Lampiran E-3). Singkapan yang merepresentasikan satuan ini dengan baik berada di bagian selatan derah penelitian yang dapat dijumpai di daerah quarry yang merupakan bekas kerukan alat berat, yaitu mulai dari sebelah utara desa Karangandong memanjang kearah barat hingga dusun Pendem (AKR-8 dan BPD-6). Berdasarkan pengukuran penampang geologi pada peta geologi satuan ini mempunyai ketebalan lebih dari 692 m. III Ciri Litologi.Satuan ini tersusun dari perselingan batupasir dan batulempung tufaan dengan sisipan tuf, batulempung, serta terdapat sisipan konglomerat. Batupasir berwarna abu-abu terang sampai coklat kehitaman, ukuran butir sedang-kasar, pemilahan buruk, porositas sedang-baik, bentuk butir membundar, struktur sedimen graded bedding, dan lapisan silang siur (cross bedding), keras, dan kompak. Tuf berwarna putih dan bersifat getas. Batu lempung berwarna abu-abu terang - abu-abu kehijauan, getas, karbonatan, beberapa mengandung mikrofosil. Batulempung tufaan berwarna putih kecoklatan, karbonatan, kompak. Konglomerat berwarna hitam dengan fragmen monomik batuan beku andesitis dan matriks berupa pasir kasar. Batupasir mempunyai ketebalan bervariasi antara dari 5 500cm, sedangkan batulempung tufaan mempunyai ketebalan bervariasi dari 5 30 cm. Bagian paling bawah dari satuan ini berupa perselingan batupasir tufaan dengan tuff. Kemudian diatasnya diendapkan batupasir yang cukup tebal dengan dengan sisipan tuff. Batupasir pada lapisan ini III-17

5 mempunyai struktur sedimen laminasi sejajar, ripple dan lapisan silang siur (cross bedding). Kemudian diatasnya diendapkan perselingan batupasir dengan batulempung tufaan. Diatasnya lagi diendapkan batupasir yang cukup tebal dengan dengan sisipan batulempung tufaan. Batupasir pada lapisan ini mempunyai struktur sedimen laminasi sejajar dan lapisan silang siur (cross bedding) dan mengandung fosil moluska. Semakin ke atas batu pasir akan semakin mengkasar sampai di bagian paling atas dari satuan ini diendapkan perselingan batupasir konglomeratan dan batulempung yang menunjukkan suksesi menebal keatas. Batupasir pada lapisan ini juga mempunyai struktur sedimen laminasi sejajar dan lapisan silang siur (cross bedding) dan mengandung fosil moluska. Gambar 3.11 Singkapan batupasir dengan sisipan batulempung tufaan di Dusun Banyu Urip, foto diambil menghadap ke selatan(lokasi AKR-6) III-18

6 Gambar 3.12 Singkapan batupasir dengan struktur sedimen lapisan silang siur (cross bedding), ripple pada gambar B. Singkapan ini berada di sebelah utara Desa Pendem (lokasi BPD 6) Pada lokasi pengamatan AKR-7 dan DKM-20 batugamping coquina dalam satuan ini mengandung fosil moluska, yaitu Placuna sp dan Anadara sp(gambar 3.13). III-19

7 Gambar 3.13 Batugamping coquina mengandung moluska dari lokasi pengamatan AKR-7 dan DKM-20 III Lingkungan pengendapan Dari hasil analisis foraminifera pada sampel AKR-10 (lampiran B-2) didapatkan foraminifera bentos antara lain yaitu, Pseudorotalia conoides, Bulimina sp, Bolivina sp, Gyroidina sp, Cibicides sp, Quinqueloculina costata, Elphidium sp, Asterorotalia sp, Spiroloculina sp, dan Reusella spinosa. Pada kolom stratigrafi (lampiran D) menunjukkan ciri endapan transisi. Berdasarkan ciri litologi dan hasil analisis mikropaleontologi, dapat disimpulkan bahwa bagian bawah dari satuan ini diendapkan pada lingkungan transisi dengan kedalaman batimetri 0-20m (inner neritic). III Umur Berdasarkan analisis foraminfera plangton pada sampel AKR-7 (lampiran B-1) dijumpai kumpulan Globigerina bulloides, Sphaeroidina dehiscens excavate, Globorotalia tosaensis, III-20

8 III Globigerinoides immaturus Globigerina calida calida. Jika dalam Zonasi Bolli &Saunders (1985), berdasarkan kandungan plangton tersebut, maka kisaran umur satuan ini adalah N-23 atau Pleistosen Tengah. Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi Hubungan stratigrafi satuan ini dengan satuan dibawahnya adalah selaras. Hal ini didasarkan pada kisaran umur yang telah dianalisis dari foraminifera plangton. Satuan ini dapat disebandingkan dengan Formasi Kabuh (Sartono dkk., 1981, op. cit. Zaim, 1981) (Tabel 3.1). Tabel 3.1 Kesebandingan stratigrafi III.3 Struktur Geologi Analisis struktur geologi daerah penelitian didasarkan pada analisis peta topografi, dan observasi indikasi struktur geologi di lapangan. Data hasil penarikan kelurusan pada gambar 3.14 seperti pada tabel 3.1 akan dibuat diagram rosset untuk dapat dilihat pola kelurusannya. III-21