BAB II DESKRIPSI LOKASI. A. Sejarah Balai rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta. dengan Wangkung oleh masyarakat sekitar kala itu.

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan. Rumah Singgah Anak Mandiri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

g. pengelolaan sarana dan prasarana Balai; h. pelaksanaan urusan ketatausahaan; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan tu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b. pelaksanaan kebijakan teknis operasional di Bidang Pemulihan dan Pengembangan Sosial; c. pengelolaan di bidang pemulihan sosial; d. pengelolaan di

PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSIKOTIK DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3 CEGER

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Panti Sosial Tresna Werdha Bhakti Yuswa Natar, Kabupaten Lampung Selatan

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II. GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL BINA KARYA YOGYAKARTA. Panti Sosial Bina Karya Yogyakarta adalah Unit Pelaksana Tehnis Dinas

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB II PROFIL INSTITUSI. Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara dalam melakukan sistem pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

I. UMUM. menjadi...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINSOS JABAR BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN PROGRAM LANSIA

FUNGSI a. pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan ; b. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan yang

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PMKS YANG MENERIMA BANTUAN SOSIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. administrasi negara. Hal ini terbuktikan dengan banyaknya tuntutan dari warga negara atau

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016

PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN DANA HIBAH LKKS PROVINSI BANTEN DARI APBD PERUBAHAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2018

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SAMOSIR

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN WALIKOTA MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

CAPAIAN KINERJA INDIKATOR INDIKATOR DAMPAK (IMPACT)

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2004 T E N T A N G

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : Pengertian UKS

RENCANA KINERJA TAHUN 2011 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Mei 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 40 TAHUN 2014 T E N T A N G PEDOMAN PENANGANAN GELANDANGANN DAN PENGEMIS DI KABUPATEN JEMBER

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL INSTANSI

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP MENGENAI DISABILITY DAN EMPLOYMENT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN KANTOR KECAMATAN LAMANDAU

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 8 TAHUN 1982

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Sejarah Balai rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta Berdiri sejak zaman Pemerintahan Kerajaan Surakarta yang dahulu kala Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta akrab disebut dengan Wangkung oleh masyarakat sekitar kala itu. Wangkung diartikan dengan dibuang dan dikungkung dibangun sebagai tempat penampungan bagi orang-orang dengan permasalahan sosial terutama Wanita Tuna Susila (WTS). Mulai tahun 1951 pengelolaannya dilaksanakan oleh pemerintah kota Praja Surakarta dengan nama Panti Pamardi Wanita, sebagai tempat pembinaan bagi eks wanita tuna susila. Pada 11 September 1971 kala itu masih bernama Pamardi Wanita dikelola oleh Kantor Wilayah Departemen Sosial Provinsi Jawa Tengah berdasarkan SK Menteri Sosial Republik Indonesia No. 41/HUK/Kep/XI/79 kemudian diubah menjadi Sasana Rehabilitasi Wanita Wanita Utama Surakarta. Akan tetapi dengan adanya liquidasi Departemen Sosial dan Pelaksanaan Otonomi Daerah, pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dibawah Dinas Kesejahteraan Sosial serta berdasarkan Perda No. 1 Tahun 2002 namanya menjadi Panti Karya Wanita Wanita Utama Surakarta.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 53 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta 1 diubah menjadi Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta. Balai ini dibangun sebagai tempat rehabilitasi sosial dengan bimbingan mental, fisik, serta keterampilan bagi para wanita tuna susila sehingga setelah ia kembali kepada keluarga dan masyarakat ia mampu berperan aktif serta mandiri. B. Lokasi Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta. Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta merupakan tempat penampungan dan penyantunan bagi para Wanita Tuna Susila (WTS) yang berada di wilayah Jawa Tengah. Lembaga yang berdiri dibawah Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah ini terletak di Kelurahan Pajang No. 642, Surakarta, tepatnya di Jalan Dr. Radjiman. Didirikan diatas lahan seluas 3599 meter persegi berbatasan dengan: Sebelah Timur Sebelah Barat Sebelah Utara Sebelah Selatan : Balai Rehabilitasi Sosial Bhakti Candrasa : Puskesmas Laweyan : Perumahan Penduduk : Jalan Dr. Radjiman

C. Visi dan Misi, Moto, Tujuan 1. Visi Mewujudkan kemandirian kesejahteraan sosial PMKS melalui pemberdayaan PSKS yang profesional. 2. Misi a. Meningkatkan jangkauan, kualitas dan profesionalisme dalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial terhadap Wanita Tuna Susila. b. Mengembangkan, memperkuat sistem kelembagaan yang mendukung penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial terhadap Wanita Tuna Susila. c. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dalam menyelenggarakan dalam pelayanan kesejahteraan sosial terhadap Wanita Tuna Susila. d. Meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas hidup Wanita Tuna Susila. 3. Moto a. Bekerja Keras b. Berfikir Aktif c. Berperilaku Etis d. Saling Menghargai e. Disiplin

4. Tujuan a. Tumbuhnya kepercayaan diri dan harga diri pada Penerima Manfaat. b. Adanya perubahan perilaku dan mental ke arah yang positif. c. Timbulnya kemandirian secara ekonomi pada diri Penerima Manfaat. d. Dapat menjalankan peran sosial di tengah masyarakat. D. Landasan Hukum a. Undang-undang No.11 tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial. b. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.6 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Provinsi Jawa Tengah. c. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 53 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Sosial provinsi Jawa Tengah. E. Wilayah Kerja dan Waktu 1. Wilayah Kerja Wilayah penanganan permasalahan wanita tuna susila meliputi seluruh wilayah Jawa Tengah. 2. Waktu Waktu pelayanan rehabilitasi sosial bagi Penerima Manfaat selama 6 bulan atau sesuai kebutuhan permasalahan dari Penerima manfaat.

F. Sasaran a. Sasaran Utama: Wanita Tuna Susila / EKS Wanita Tuna Susila dengan kreteria: 1) Semua kelompok umur. 2) Sehat jasmani (tidak berpenyakit menular). 3) Sehat rohani (Tidak tuna laras). 4) Bersedia mengikuti bimbingan dan diasramakan. b. Sasaran Antara: 1) Mucikari/ germo. 2) Keluarga/ lingkungan asal Penerima Manfaat. 3) Masyarakat, Organisasi Sosial dan Pelaku usaha. G. Strategi Pelayanan 1) Peningkatan Kinerja para pelaku Pelayanan dan rehbailitasi Sosial. 2) Memelihara dan meningkatakan kerja sama antara Balai dengan Instansi terkait baik Instansi Pemerintah maupun Swasta, Organisasi Sosial, LMS, Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial bagi Penerima Manfaat. 3) Tanggap terhadap permasalahan-permasalahan sosial PMKS dan selalu menciptakan inovasi-inovasi baru dalam upaya penyelesaian masalah dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip Pekerjaan Sosial.

H. Program Inovasi Balai 1) Realisasi Bentuk kerja sama, meliputi : a. Sebagai tempat penerapan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. b. Sebagai Pusat Laboratorium Pekerjaan Sosial. c. Sebagai tempat kegiatan penerapan IbM (Iptek bagi Masyarakat). 2) Pemasaran hasil ketrampilan Penerima Manfaat menggunakan sistem On line di Internet berupa Blog Wanita Utama Solo I. Tugas Pokok dan Fungsi 1. Tugas Pokok Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta merupakan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Sosial yang dipimpin oleh seorang Kepala Balai yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan teknis dan operasional dibidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial PMKS wanita tuna susila / Eks wanita tuna susila dengan menggunakan pendekatan multi layanan. 2. Fungsi Dalam rangka melaksanakan tugas Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta menyelenggarakan fungsi:

a. Menyusun rencana kerja teknis operasional penyantunan, pelayanan dan rehabilitasi sosial wanita tuna susila / Eks wanita tuna susila. b. Pelaksanaan kebijakan teknis operasional penyantunan, pelayanan dan rehabilitasi social wanita tuna susila / Eks wanita tuna susila. c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang ketatausahaan dan penyantunan, pelayanan dan rehabilitasi sosial wanita tuna susila / Eks wanita tuna susila. d. Pengelolaan ketatausahaan. e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Sosial sesuai dengan tugas dan fungsinya. J. Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No.111 Tahun 2010, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah tanggal 1 November 2010, Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama mempunyai struktur organisasi sebagai berikut: 1) Kepala Balai Memiliki tugas untuk memimpin dan mengarahkan seluruh staff agar bekerja dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian. Kepala Balai juga bertanggungjawab terhadap keadaan para

penerima manfaat serta keadaan Balai secara menyeluruh termasuk kegiatan-kegiatan dalam proses pelayanan rehabilitasi. 2) Sub Bagian Tata Usaha Memiliki tugas melakukan penyiapan program-program kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, penyediaan data serta penyusunan laporan anggaran rumah tangga, perlengkapan dan urusan surat menyurat. 3) Seksi Penyantunan Memiliki tugas menyiapkan seluruh kebutuhan penerima manfaat mulai dari pendekatan awal, penerimaan, pengasramaan, permakanan, pengobatan dan kebutuhan fisik lainnya meliputi kebutuhan sehari-hari seperti keperluan mandi, pakaian, kebutuhan badan dan kebutuhan praktek keterampilan dalam rangka pelaksanaan kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta. 4) Seksi Rehabilitasi dan Penyaluran Memiliki tugas untuk memberikan pelayanan rehabilitasi bagi seluruh penerima manfaat dan mempersiapkan penyaluran kerja bagi penerima manfaat mulai dari tahap pendekatan awal, penerimaan, pemberian bimbingan mental sosial dan keterampilan, resosialisasi serta tahap pembinaan lanjut bagi penerima manfaat selama di asrama sampai dengan keluar dari asrama.

5) Kelompok Jabatan Fungsional Jabatan fungsional sering disebut dengan istilah pekerja sosial. Memiliki tugas memberikan pelayanan secara khusus kepada seluruh penerima manfaat mengenai permasalahan yang dihadapi mulai dari tahap pendekatan awal, pengungkapan masalah atau assesment, tahap intervensi, terminasi, sampai dengan bimbingan dan pembinaan lanjut kepada penerima manfaat serta pemberian motivasi kepada keluarga penerima manfaat secara khusus. Dalam hal ini jabatan kelompok fungsional adalah sebagai pembimbing sekaligus penanggungjawab utama terhadap berbagai kemajuan dan perubahan sifat penerima manfaat serta memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh penerima manfaat. Adapun struktur organisasi Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta seperti yang telah dijelaskan tersebut dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

Garis Komando Garis Koordinasi (Sumber : Pergub Prov Jateng No 111 Th 2010 ) K. Indikator Kinerja dan Target 1. Indikator Masukan a. Sumber Daya Manusia, meliputi: 1) Jumlah Pegawai terdiri dari : Eselon III Eselon IV : 1 Orang : 3 Orang 2) Fungsional Pekerja Sosial : 6 Orang 3) Fungsional Umum : 23 Orang

b. Sarana dan Prasarana meliputi : 1) Sarana Fisik. 2) Sarana Mobilitas. 3) Sarana Perkantoran. 4) Sarana Pendukung. c. Anggaran berasal dari dana APBD Tingkat I Jawa Tengah. d. Norma : 1) Standar Operasional Prosedur Balai. 2) Pedoman Operasional Pelayanan. 3) Rencana Kerja Balai. 4) Buku-buku Profil dan Leaflet. 2. Indikator Keluar (Out Put) Ter-Rehabilitasinya Penerima Manfaat wanita tuna susila/ Eks wanita tuna susila sebanyak 300 orang pertahun. 3. Indikator Manfaat (Out Come) a. Perubahan sikap mental dan perilaku Penerima Manfaat sehingga bisa hidup normative dan mandiri di masyarakat. b. Meningkatkan Harga diri Penenrima Manfaat ditengahtengah masyarakat. 4. Indikator Dampak (Impact) Berkurangnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Wanita Tuna Susila

L. Program Pelayanan Kegiatan a. Penempatan dalam Asrama/Pengasramaan 1) Tujuan Memperoleh kepastian penempatan Penerima Manfaat dalam sistem wisma/asrama. 2) Kegiatan (a) Penyerahan Penerima Manfaat pada Pembimbing Asrama / Pekerja Sosial. (b) Pemberian kebutuhan dasar yang diperlukan Penerima Manfaat di dalam asrama. (c) Pendampingan terhadap Penerima Manfaat di dalam asrama. (d) Menempatkan Penerima Manfaat pada Kamar/ asrama. b. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari 1) Tujuan Penerima Manfaat terpenuhi kebtuhan dasar hidupnya baik makan, minum, sandang, dan perawatan kesehatan selama berada di Balai. 2) Kegiatan (a) Pemberian makan sesuai menu gizi yang ditetapkan oleh ahli gizi. (terlampir). (b) Pemberian Buah dan snack. (c) Pemberian tambahan gizi berupa susu dan kacang hijau.

(d) Memberikan perawatan kesehatan dan kebersihan. (e) Pemberian obat-obatan. (f) Pemberian Pakaian. (g) Pemeriksaan Kesehatan Rutin setiap satu minggu sekali. (h) Pemeriksaan IMS dan VCT. c. Tahapan proses pelayanan balai Tahapan-tahapan proses pelayanan kegiatan di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta yaitu: 1) Tahapan Pendekatan Awal Tahap yang dilaksanakan guna mendapatkan dukungan serta bantuan dari instansi terkait antara lain Dinas Sosial, Polresm Satpol PP, LSM, Organisasi Sosial serta tokoh masyrakat dalam rangka rekruitmen calon penerima manfaat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan meliputi: a. Orientasi dan Konsultasi Kegiatan penjajakan, menjalin kerjasama dengan instansi terkait guna memperoleh dukungan dan bantuan dalam usaha mendapatkan calon penerima manfaat. b. Identifikasi Kegiatan untuk memperoleh data yang rinci serta objektif terkait dengan berbagai latar beakang calon penerima manfaat.

c. Motivasi Kegiatan pengenalan program-program pelayanan di Balai sebagai usaha menumbuhkan minat dan semangat untuk mengikuti pembinaan bagi para penerima manfaat. Selain itu, para Penerima Manfaat yang dibina di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta juga berasal dari penyerahan hasil razia/ penertiban maupun rujukan dari instansi terkait atau penyerahan diri sendiri/ keluarga. d. Seleksi Kegiatan penyaringan serta penyeleksian terhadap para calon penerima manfaat yang telah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. 2) Tahapan Penerimanaan Tahap yang dilakukan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan para Penerima Manfaat meliputi: a. Registrasi Pencatatan dan pendataan Penerima Manfaat dalam Buku register dan dipadukan dengan berbagai formulir isian.

b. Pengungkapan dan Penelaaan Permasalahan Penggalian, pengelompokan, pengolahan serta analisis data dan pemasalahan terkait dengan faktor penyebab, persepsi, kelemahan bahkan kelebiha yang ada pada diri Penerima Manfaat sehingga dapat ditentukan rencana pemecahan masalahnya. c. Penempatan dalam Program Pelayanan Penentuan serta penempatan bagi Penerima Manfaat terkait dengan pemberian bimbingan sosial serta keterampilan sesuai dengan bakat, minat serta kemampuan. 3) Tahapan Bimbingan Fisik, Mental, Sosial dan Keterampilan a. Bimbingan Fisik Merupakan kegiatan untuk menjaga dan meningkatkan kondisi fisik dan kesehatan Penerima Manfaat. Adapun kegiatannya meliputi: - Senam Kesegaran Jasmani - Senam Aerobic - Olahraga Permainan (kasti, voli, batminton, tenis meja) Untuk pelaksanaan senam kesegaran jasmani pihak Balai mengambil instruktur dari luar sementara pada kegiatan lain dipandu oleh petugas pendamping dari Balai.

b. Bimbingan Mental Merupakan bimbingan sebagai wujud pemulihan dan peningkatan kesehatan mental Psikologis para Penerima Manfaat. Adapun kegiatan tersebut meliputi: - Character Building - Bimbingan keagamaan - ESQ - Renungan malam - Budi pekerti - Ibadah sesuai kepecayaan masing-masing PM. Kegiatan bimbingan keagamaan terdiri dari teori dan praktek. Untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan ini Balai bekerjasama dengan Koramil Kota Surakarta, KUA Kecamatan Laweyan Surakarta, Kemenag Kota Surakarta, IAIN Surakarta serta UMS Surakata juga Pondok Pesentren dan Perorangan. c. Bimbingan Sosial Merupakan kegiatan pemberian arahan, bimbingan dan kegiatan yang dapat menciptakan suasana kerukunan, kebersamaan, rasa kesetiakawanan baik dalam lingkungan asrama, keluarga maupun masyarakat. Kegiatan ini terdiri dari Dinamika Kelompok, Perpustakaan Umum, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Tata Laksana Rumah Tanga, Kesenian (musik), Pengetahuan Kesehatan secara umum dan Konseling. Dalam

pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut Balai bekerjasama dengan Polsek Laweyan Surakarta, Badan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta serta Petugas Pendamping dan Fungsional Pekerja Sosial. d. Bimbingan Ketrampilan Merupakan serangkaian kegiatan yang diarahkan agar Penerima Manfaat dapat mengetahui, mendalami, dan menguasai suatu bidang keterampilan tertentu sehingga menjadi bekal bagi Penerima Manfaat untuk kembali ke masyarakat supaya dapat mandiri dan hidup layak. Adapun keterampilan yang diberikan meliputi: - Keterampilan Pokok, meliputi tata busana/ menjahit, tata rias/ salon dan tata boga/ memasak. Kegiatan keterampilan Pokok mengambil instruktur dari luar agar mendapatkan hasil yang maksimal. - Keterampilan Penunjang, meliputi Batik Ikat Celup, Pembuatan Aksesories, Pembuatan Detergen dan telur asin serta pemasangan payet. Kegiatan ini Balai bekerja sama dengan UNS Surakarta, UMS Surakarta dan Dunia Usaha. 4) Tahapan Resosialisasi Tahap dalam mempersiapkan Penerima Manfaat agar dapat berintegrasi penuh ke dalam kehidupan masyarakat secara normatif, serta mempersiapkan masyarakat khususnya lingkungan

asal Penerima Manfaat/ lingkungan masyarakat di lokasi kerja agar mereka dapat menerima, memperlakukan serta berintegrasi dalam kehidupan masyarakat, yang meliputi: a. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat Merupakan kegiatan yang diarahkan pada kelompok masyarakat termasuk keluarga yang akan menerima kembali para Penerima Manfaat setelah selesai menjalani proses bimbingan di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta agar mau dan mampu membantu para Penerima Manafaat untuk kembali ke masyarakat. b. Bimbingan sosial bermasyarakat Merupakan kegiatan bimbingan yang ditujukan agar Penerima Manfaat dapat memahami, menghayati dan melaksanakan norma-norma yang diberlaku dalam masyarakat. c. Bimbingan bantuan stimulan Merupakan pemberia bantuan stimulan berupa perabot atau modal kerja bagi Penerima Manfaat sehingga mereka dapat bekerja sesuai keterampilan yang telah dimiliki. d. Bimbingan Usaha/ Kerja Produktif Merupakan bimbingan berupa pengetahuan tentang kewirausahaan, kelompok usaha, managemen pengolahan usaha, pemasaran maupun magang di perusahan sesuai dengan

keterampilan yang dimiliki sehingga mereka mampu menjalankan usaha/ kerja produktif. 5) Penyaluran Merupakan kegiatan mengembalikan Penerima Manfaat yang telah selesai mengikuti pembinaan di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta kepada keluarga di daerah asal/ menyalurkan Penerima Manfaat di dunia usaha/ perusahaan yang membutuhkan. 6) Tahapan Pembinaan Lanjut Kegiatan yang diarahkan agar para Penerima Manfaat maupun masyarakat di lingkungannya untuk lebih memantapkan dan mengembangkan usahanya, meliputi: a. Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat dan peran serta dalam pembangunan. Bimbingan yang diberika pada eks Penerima Manfaat agar mereka lebih mantap dalam tata kehidupan dan peran dalam pembangunan ditengah-tengah masyarakat. Bentuk kegiatan ini diantaranya yaitu pendampingan, konseling serta advokasi pada eks Penerima Manfaat. b. Bantuan pengembangan usaha/ kerja Merupakan pemberian bantuan pada eks Penerima Manfaat berupa peralatan atau paket modal seperti peralatan menjahit, peralatan salon dan peralatan tata bogam maupun

peningkatan keterampilan sehingga usahanya dapat lebih berkembang. c. Bimbingan pemantapan usaha/ kerja Merupakan kegiatan belajar agar eks Penerima Manfaat dapat mengembangkan jenis usahanya maupun jumlah penghasilannya. Kegiatan dapat berupa Kelompk Usaha Bersama (KUBE) atau Usaha Ekonomi Produktif (UEP). 7) Terminasi Merupakan tindakan pengakhiran atau pemutusan secara resmi dalam proses pemberian bantuan pemecahan masalah bagi Penerima Manfaat yang dinilai sudah berhasil/ mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat setelah selesai mendapatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial di Balai Rehabilitasi Sosial. M. Mitra Kerja Balai rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta. Dalam memberikan berbagai bimbingan baik fisik, mental, sosial maupun keterampilan, Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta bekerja sama dengan berbagai pihak guna tercapai kelancaran kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial. Kerjasama tersebut antara lain dengan: a. Satpol PP Kota Surakarta b. Kantor Agama Kota Surakarta c. Dinas Sosial Surakarta d. Puskesmas Laweyan.

e. Polsek Laweyan. f. KUA Kota Surakarta g. Dinas Kesehatan Kota Surakarta h. RSUD Dr. Moewardi Surakarta i. BLK Kota Surakarta j. Yayasan Bhakti Muslimah. k. Yayasan Al-Firdaus l. Yayasan Kakak Surakarta m. Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakrata n. IAIN Surakarta o. Polsekta Banjarsari Surakarta p. Dinas Kesejaheteraan Kota Surakarta. q. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta r. Dunia Usaha