BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

HUBUNGAN SENAM YOGA DENGAN KUALITAS TIDUR MALAM HARI PADA ANGGOTA YANG MENGALAMI INSOMNIA DI SANGGAR SENAM RM 7 KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi pada jutaan orang di

Tidur dan Ritme Sirkadian

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH TINGKAT KELELAHAN AKIBAT AKTIVITAS FISIK MALAM DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA OLAHRAGAWAN FUTSAL MAHASISWA UIN ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan dan digunakan. mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

Kurang atau Kelamaan Tidur Bisa menimbulkan kematian!

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan dapat menyebabkan sulit tidur (Potter dan Perry, 2005).

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pola Tidur Diabetasi Efektif dan Konsisten

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin. Pada tahun 2025 diperkirakan akan terdapat 1,2 milyar lansia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan waktu senggang individu untuk beristirahat dan berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia melakukan pekerjaan yang berbeda setiap harinya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. respon fisik, psikologi dan sosial. Stres fisik atau sistemik terjadi ketika

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. seperti sekarang ini, kualitas tidur yang baik jarang dimiliki oleh banyak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 yang termuat

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan,

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi lansia adalah tingkatkan kesehatan. Salah satu aspek utama dari peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja secara bergilir biasa disebut dengan kerja shift.

GANGGUAN TIDUR. Dr. Moetrarsih SKF, DTM&H, Sp.KJ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa awal atau muda adalah masa transisi dari remaja ke dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN

HUBUNGAN MEDITASI DALAM YOGA DENGAN DAYA TAHAN TERHADAP STRES PADA PAGUYUBAN YOGISWARAN SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB 6 HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN A. Lembar Item Skala Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sleep is a very important aspect of life (Allison, n.d., Sleep Deprivation as a Tool in Military

Studi Kasus mengenai Gambaran Gangguan Konsentrasi Belajar pada Anak. Usia 6 13 Tahun yang Mengalami Sleep Apnea. Dessy Amalia. Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan aktif dan berulang yang terjadi pada setiap individu (Salam dkk,

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pada era globalisasi, manusia lebih memforsir tubuh untuk melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan menuntut seseorang sering lebih bergadang yang apabila dilakukan setiap hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang berkepanjangan. Akibat insomnia yang berkepanjangan akan berimbas berkurangnya waktu tidur pada malam hari. Padahal tidur merupakan bagian dari ritme biologis untuk mengembalikan stamina. Agar tetap sehat manusia perlu memperhatikan kualitas tidur dan kuantitas tidur. Kualitas tidur adalah kemampuan tiap individu untuk mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NREM yang pas. Sementara Kuantitas tidur adalah keseluruhan waktu tidur individu (Kozier, 2010). Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur (Siregar, 2011). Diantaranya dengan cara lakukan latihan latihan gerak badan setiap hari tetapi tidak menjelang tidur, hindari tidur diwaktu siang hari atau sore hari dan gunakan tekhnik tekhnik pelepasan otot otot serta meditasi sebelum tidur berusaha untuk tidur. Menurut aturan kesehatan, kebutuhan tidur untuk anak anak 8 10 jam, sedangkan untuk orang dewasa memerlukan waktu 6 8 jam. Kualitas dan kuantitas tidur yang buruk akan menyebabkan seseorang akan mengalami berbagai macam gangguan tidur. Faktor yang 1

2 mempengaruhi pola tidur seseorang antara lain : penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stres emosi, obat obatan/alkohol, diet, merokok, dan motivasi. Ada berbagai macam jenis gangguan tidur menurut Rafknowledge (2004) yaitu insomnia, parasomnia, narkolepsi dan apnea tidur. Seorang pengidap insomnia biasanya sulit untuk tidur, namun sering bangun terlalu awal di pagi hari, sering terbangun di malam hari, dan sering tidak merasa segar dan sulit berkonsentrasi (Subandi, 2008). Insomnia adalah gangguan tidur dimana seseorang secara terus menerus mengalami kesulitan tidur atau bangun tidur terlalu cepat (Semiun, 2006). Menurut Andreas (2009) fakta tentang pola tidur dewasa muda (remaja) di Amerika serikat (National Sleep Foundation) terdapat lebih dari sekitar 30% dewasa muda dilaporkan mengalami kesulitan untuk bangun pagi dibandingkan dengan 20% pada usia 30 64 tahun dan 9% diatas usia 65 tahun. Sedangkan di perkirakan sekitar 28 juta penderita insomnia di Indonesia pada tahun 2010 untuk asumsi 10% dan penderita insomnia setiap tahun terus meningkat (http://tribunnews.com di akses pada tanggal 30 juni 2015). Dalam penanganan insomnia dapat dilakukan dengan berbagai macam cara salah satunya yaitu dengan melakukan senam yoga berupa latihan pernafasan dan meditasi. Menurut penelitian sebelumnya oleh tim peneliti Harvard Medical School yang melibatkan 20 orang yang melakukan latihan yoga berupa latihan pernafasan dan meditasi sebelum tidur dan diamati selama 8 minggu. Para peneliti meminta kepada para

3 partisipan untuk menuliskan kesulitan tidur yang dialami selama 2 minggu terakhir sebelum melakukan latihan yoga dan 8 minggu selama melakukan latihan yoga. Pengakuan partisipan setelah melakukan latihan yoga adalah mengalami kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan ketika belum melakukan latihan yoga. Yoga didefinisikan sebagai suatu latihan yang terdiri dari tiga komponen: peregangan lembut, latihan untuk kontrol napas, dan meditasi sebagai campur tangan pikiran dan tubuh. Meskipun yoga berasal dari budaya dan agama india, yoga dapat dilakukan secara duniawi (Kirkwood, 2005). Yoga bekerja sebagai pengobatan insomnia karena menenangkan saraf simpatik. Pada saat yang sama yoga merangsang sistem saraf parasimpatis yang memudahkan tubuh untuk beristirahat dan tidur. Dalam proses latihan yoga juga dilakukan gerakan yang bertujuan untuk mengulur otot otot ditubuh sehingga tubuh akan merasa rileks dikarenakan berkurangnya ketegangan otot dan kelelahan. Ketika tubuh dalam kondisi puncak rileks dan nyaman maka tubuh akan mengalami tidur yang berkualitas dan akan tercapai tahap tidur REM dan NREM. Setelah dilakukan wawancara terhadap 5 peserta senam yoga ternyata beberapa diantaranya mengalami kesulitan tidur. Dan rata rata hanya tidur sebanyak 5 6 jam. Mereka mengalami insomnia sudah berbulan bulan dengan gejala sulit untuk tidur dan sering terbangun berkali kali pada saat malam hari. Mereka merasa sedikit teratasi penyakit insomnia nya dengan mengikuti senam yoga. Dari pernyataan

4 diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Senam Yoga dengan Kualitas Tidur Malam Hari Pada Anggota yang Mengalami Insomnia di Sanggar Senam RM 7 Karanganyar. B. Rumusan Masalah Dalam penulisan skripsi ini penulis akan melakukan penelitian mengenai hubungan lama senam yoga dengan kualitas tidur. Sehingga akan menimbulkan pertanyaan mendasar yaitu Apakah ada hubungan senam yoga dengan kualitas tidur malam hari pada anggota yang mengalami insomnia di Sanggar Senam RM 7 Karanganyar? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah Dapat mengetahui bahwa adanya Hubungan Senam Yoga dengan Kualitas Tidur Malam Hari pada Anggota yang Mengalami Insomnia di Sanggar Senam RM7 Karanganyar. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang kurangnya sapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia fisioterapi 2. Bagi Praktisi a. Bagi Penulis Menambah wawasan penulis mengenai adanya hubungan senam yoga dengan kualitas tidur.

5 b. Bagi Institusi Pendidikan Bagi institusi pendidikan fisioterapi dapat dijadikan bahan penambah pengetahuan bahwa ada hubungan senam yoga dengan kualitas tidur. c. Bagi Penderita Bagi para penderita insomnia dengan kualitas tidur yang buruk sebagai referensi penyembuhan untuk mengurangi gejala insomnia.