BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (Pendapatan Asli Daerah) pada kabupaten/ kota di Provinsi DIY tahun

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sama atau terjadinya homoskedastisitas antara nilai-nilai variabel independen

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

Transkripsi:

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi bertujuan untuk memilih model mana yang terbaik diantara model common effect, fixed effect atau model random effect. Untuk memilih model tersebut digunakan uji chow dan uji Hausman. Uji Chow dilakukan untuk menguji antara model common effect dan fixed effect. Berikut ini hasil pengujian dengan uji Chow. Tabel 9 Hasil Uji Model Menggunakan Uji Chow Effect Test Statistic d.f Prob. Cross-section Chi-square Sumber: data sekunder diolah 18,571381 55,374604 (4,68) 4 0,0000 0,0000 Pada hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas F kurang dari 0,05 atau 0,000 < 0,05 yang berarti signifikan dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%). Keputusan yang diambil pada pengujian dengan uji Chow ini yaitu tolak Ho (p-value < 0,05) dengan hipotesis: Ho Ha : maka digunakan model common effect : maka digunakan model fixed effects dan lanjut uji Hausman 47

48 Berdasarkan hasil dari uji Chow, maka model yang tepat adalah model fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau metode random effect. di bawah ini. Hasil pengujian dengan uji Hausman dapat dilihat pada tabel Tabel 10 Hasil Uji Model Menggunakan Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistik Chi-Sq.d.f Prob. Cross-section random 7.114994 2 0,0285 Sumber: data sekunder diolah Pada perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai probability pada test cross section random effect memperlihatkan angka bernilai 0,0285 yang berarti signifikan dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%). Keputusan yang diambil pada pengujian Hausman test ini yaitu tolak Ho (p-value < 0,05) dengan hipotesis: Ho Ha : Model random effect : Model fixed effect Berdasarkan hasil dari pengujian Hausman Test, maka metode pilihan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode fixed effect. Penelitian ini tidak menggunakan pengujian Lagrance Multiplier (LM) dalam pemilihan model regresi data panel, karena karena pada uji Chow dan uji Hausman menunjukan model yang

49 paling tepat adalah Fixed Effct Model. Uji LM digunakan apabila pada uji Chow menunjukan model yang dipakai adalah Common Effect Model, sedangkan pada uji Hausman menunjukan model yang paling tepat adalah Random Effect Model. Oleh karena itu diperlukan uji LM sebagai tahap akhir untuk menentukan model Common Effect atau Random Effect yang paling tepat. 2. Pengujian Asumsi Pengujian asumsi klasik dalam data panel, data perlua dilakukan proses stack (penggabungan) semua pool-nya, karena pada data panel, program Eviews tidak menyediakan menu untuk uji asumsi klasik (kecuali normalitas), maka dilakukan secara manual. Setelah dilakukan stack, kemudian baru diuji korelasi parsial antar variabel independennya. Hal ini untuk pengujian multikolinieritas. Untuk uji heteroskedastisitas, setelah dilakukan stack (gabung) kemudian diestimasi model terpilih (fixed effect) dan di save residualnya. a. Uji Heteroskedastisitas Untuk permasalahan heteroskedastisitas dapat diatasi dengan menggunakan metode GLS (Generalized Least Square). Metode GLS telah diberikan perlakuan white heteroscedasticity-consistent covariance untuk mengantisipasi data yang tidak bersifat homokedastisitas. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut.

50 PDRB Jumlah penduduk PDRB kuadrat Tabel 11 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji White Variabel t-statistik Prob. jumlah penduduk kuadrat PDRB*Penduduk -1,760101 0,883315 3,246875-0,712781-0,063676 0,0828 0,3801 0,0618 0,4784 0,9494 Sumber: data sekunder diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa p-value masingmasing variabel independen lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. b. Uji Multikolinieritas Permasalahan multikolinieritas telah dapat terselesaikan ketika menggunakan data panel atau dengan kata lain data panel menjadi solusi jika data mengalami multikolinieritas (Gujarati, 2003). Berikut ini hasil pengujian multikolinieritas dengan korelasi parsial. Tabel 12 Hasil Pengujian Multikolinieritas PDRB PENDUDUK PDRB 1.000000 0.455847 PENDUDUK 0.455847 1.000000 Sumber: data sekunder diolah Tabel di atas memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan nilai lebih dari 0,8. Data teridentifikasi multikolinieritas apabila koefisien korelasi antar variabel bebas lebih

51 dari satu atau sama dengan 0,8 (Gujarati, 2003). Dengan demikian data panel dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah heteroskedastisitas dan multikolinieritas. 3. Persamaan Regresi Data Panel Berdasarkan pengujian pada pemilihan metode estimasi dengan pengujian Hausman, diperoleh data bahwa metode yang tepat adalah metode fixed effect. Berikut ini hasil pengujian regresi data panel dengan fixed effect model. Konstanta PDRB Tabel 13 Hasil Pengujian Regresi Data Panel Fixed Effect Model Variabel Koefisien Std. Error Probabilitas Jumlah penduduk 2183679 0,723035 0,010845 1002206 1,594920 0,001203 0,0328 0,6517*** 0,0000** Adjusted R square 0,876538 F-statistik 80,46309 Prob (F-statistik) 0,000000 Ket: *** = signifikan 1%; ** = signifikan 5%; * = signifikan 10% Variabel dependen = PAD Berdasarkan Tabel 13 di atas diperoleh persamaan regresi data panel sebagai berikut: PAD = 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk.

52 Dimana: PAD PDRB Penduduk : Pendapatan Asli Daerah : Produk Domestik Regional Bruto : Jumlah Penduduk Adapun dari hasil estimasi di atas, dapat dibuat model data panel terhadap pengaruh PDRB dan jumlah penduduk terhadap PAD di D.I Yogyakarta yang diinterpretasikan sebagai berikut: PAD Gunungkidul = -57293,19 + 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk = 2126386,54 PAD Bantul = -229825,5 + 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk = 1953854,23 PAD Kulonprogo = -1312153 + 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk = 871526,73 PAD Sleman = 946361,5 + 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk = 3130041,23 PAD Yogyakarta = 652909,1 + 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk = 2836588,83

53 Pada hasil estimasi di atas, terlihat bahwa adanya pengaruh cross section yang berbeda-beda disetiap kabupaten/kota yang ada di provinsi D.I Yogyakarta terhadap pengaruh PDRB dan jumlah penduduk pada PAD. Dimana Kabupaten/kota memiliki pengaruh efek cross section yang yang besar diantaranya adalah Kabupaten Sleman memiliki nilai konstanta sebesar 3130041,23 dan Kota Yogyakarta sebesar 1953854,23. Sedangkan tiga Kabupaten lainnya memiliki pengaruh efek cross section yang lebih kecil, diantaranya adalah Kabupaten Gunungkidul memiliki nilai konstanta sebesar 2126386,54, Kabupaten Bantul sebesar 1953854,23dan Kabupaten Kulon progo sebesar 871526,73. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kabupaten Sleman dan Yogyakarta memiliki pengaruh yang besar terhadap PAD. Nilai cross section ini menentukan besarnya pengaruh atau efek wilayah terhadap PAD. Apabila diurutkan, wilayah yang paling besar memberikan pengaruh adalah Kabupaten Sleman dan yang paling kecil memberikan pengaruh adalah Kabupaten Gunungkidul. 4. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Signifikansi Individual (uji t) 1) Pengaruh PDRB terhadap PAD Uji signifikansi yang dilakukan pada variabel bebas dapat dilihat dari nilai t-stat. Dari hasil regresi pada tabel 13 di atas didapatkan bahwa dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) variabel PDRB memiliki t-stat 0,453336. Karena nilai tersebut < t

54 tabel = 1,6666 maka variabel PDRB berada pada daerah terima Ha, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel PDRB merupakan variabel yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah. Dengan demikian Ha1 diterima. 2) Pengaruh Jumlah penduduk terhadap PAD Dari hasil regresi pada tabel 12 di atas didapatkan bahwa dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) variabel jumlah penduduk memiliki t-stat 9,016943. Karena nilai tersebut < t tabel = 1,6666 maka variabel jumlah penduduk berada pada daerah terima Ha, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel jumlah penduduk merupakan variabel yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah. Dengan demikian Ha2 diterima. 5. Pengujian Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil pengujian regresi data panel dengan metode fixed effect seperti yang terlihat pada tabel 13, diperoleh nilai adjusted R 2 sebesar 0,876538 yang berarti pada model regresi ini, variabel bebas dapat menjelaskan variabel Pendapatan Asli Daerah sebesar 87,65%, sedangkan 12,35% dipengaruhi oleh factor lain. Nilai adjusted R 2 semakin mendekati 1, maka model ini cukup baik. 6. Pengujian Signifikansi secara Keseluruhan (Uji F) F statistik pada output regresi pada tabel 13 di atas menunjukkan validitas atas model yang diestimasi, karena nilai p-value dari F-stat bernilai 0,0000 yang mengindikasikan signifikansi dengan tingkat

55 keyakinan 95% (α = 5%). Oleh karena nilai F-stat sebesar 0,0000 lebih kecil dari alpha 0,05 maka dapat dikatakan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis regresi data panel, diperoleh bahwa semua hipotesis yang diajukan didukung oleh data. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa PDRB berpengaruh positif signifikan terhadap PAD, terbukti. Ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,723035 dan p-value t-stat sebesar 0,6517 < 0,05. Artinya semakin tinggi PDRB maka akan semakin tinggi juga pendapatan asli daerah, sebaliknya semakin rendah PDRB maka akan semakin rendah juga pendapatan asli daerah. PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam periode tertentu. PDRB merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu wilayah atau daerah (Sukmaraga, 2011). Selain itu, PDRB suatu daerah yang tinggi mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan di daerah tersebut tinggi. Dengan dilaksanakannya pembangunan di setiap sector, maka akan meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Hal ini dikarenakan PDRB adalah bagian yang penting dari PAD, semakin tinggi PDRB perkapita riil suatu daerah, maka semakin besar pula kemampuan masyarakat daerah tersebut untuk membiayai pengeluaran pembangunan pemerintahnya. Selama tahun penelitian, jika PDRB meningkat,

56 maka berdampak pada meningkatnya PAD. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Susanto (2014), Heruyanto (2016) dan Atmaja (2009) yang membuktikan bahwa PDRB berpengaruh positif signifikan terhadap PAD. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap PAD, terbukti. Ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,010845 dan p-value t-stat sebesar 0,0000 < 0,05. Artinya semakin tinggi jumlah penduduk maka akan semakin tinggi juga pendapatan asli daerah, sebaliknya semakin rendah jumlah penduduk maka akan semakin rendah juga pendapatan asli daerah. Penduduk sangat menentukan perekonomian di suatu daerah. Jumlah penduduk yang besar dan diimbangi degan kesempatan kerja serta perekonomian yang stabil akan mendorong peningkatan pembangunan daerah. Penduduk yang mampu meningkatkan kualitas maupun keahlian atau keterampilannya akan meningkatkan produksi nasional. Hal ini selanjutnya dapat mendorong peningkatan produksi sehingga akan mengakibatkan adanya perluasan dan pendirian usaha baru pada sektor produksi. Pendirian usaha baru akan menambah angkatan kerja yang bekerja, sehingga pendapatan per kapita masyarakat akan cenderung meningkat. Dengan dibangunnya pusat-pusat pelayanan masyarakat akan meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat, yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan pendapatan asli daerah. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Susanto (2014), Asmuruf, dkk (2015) dan Atmaja (2009) yang membuktikan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap PAD.

57 Berdasarkan hasil pengujian terhadap masing-masing koefisien pada setiap Kabupaten diperoleh data bahwa wilayah yang paling besar memberikan pengaruh terhadap PAD adalah Kabupaten Sleman dan yang paling kecil memberikan pengaruh terhadap PAD adalah Kabupaten Gunungkidul. Walaupun secara geografis, Kabupaten Gunungkidul memiliki wilayah yang paling luas diantara kabupaten lainnya, namun karena sebagian besar wilayah tersebut adalah perbukitan dan pegunungan kapur dimana pada musim kemarau sering mengalami kekeringan dan tidak dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan masyarakat. Hal ini yang menyebabkan pendapatan yang diperoleh Kabupaten Gunungkidul lebih rendah daripada Kabupaten lainnya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PDRB dan jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2000-2014. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa kenaikan PDRB dan jumlah penduduk akan memberikan dampak pada kenaikan PAD, sebaliknya terjadinya penurunan PDRB dan jumlah penduduk dapat memberikan dampak pada penurunan PAD.