PELATIHAN OLAHRAGA BOLATANGAN BAGI ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR KECAMATAN KADUDAMPIT KABUPATEN SUKABUMI

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM PENGUATAN CABANG DAN RANTING MUHAMMADIYAH DI SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

Surat Penugasan Dekan FIK No:1730/UN 34.16/KP/2012

WOODBALL SEBAGAI WAHANA WISATA KAMPUS SERTA PENGEMBANGAN PRESTASI DI KAMPUS UNY WATES

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deni Pazriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

Penyebarluasan Teknologi Pada Masyarakat PENATARAN PERMAINAN BEACH SOCCER BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU PENJASKES SEKOLAH MENENGAH ATAS SE YOGYAKARTA

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN KTSP DI SD SE-KABUPATEN KULONPROGO.

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN KASTI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI KEMBANGSONGO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. baik. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. permainan bola basket three on three, dan slam dunk kontes.

Ontong Sinaga Surel:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

memilih alat-alat peraga yang cocok.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

USUL PROGRAM IPTEKS MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga permainan dan banyak dikenal oleh semua orang. Salah satu sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NARASI LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. luang untuk hiburan atau hanya sebagai rekreasi saja. Pada saat ini permainan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

DRS. HERWIN, M.PD.

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SOSIALISASI PERMAINAN TONIS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME BAGI GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KULONPROGO YOGYAKARTA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun Softball di

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anggaran pendidikan yang besar karena mereka sadar akan pentingnya pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

ZANUAR BUDIANTO K

IMPLEMENTASI Manajemen Olahraga Sekolah. Agus Mahendra

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga permainan bolavoli di masyarakat sangat pesat,

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS MODEL DESIMINASI OLAHRAGA SEBAGAI OLAHRAGA REKREATIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH DI JAWA BARAT. Oleh:

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

Transkripsi:

PELATIHAN OLAHRAGA BOLATANGAN BAGI ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR KECAMATAN KADUDAMPIT KABUPATEN SUKABUMI Agung Widodo Prodi Jasmani Kesehatan dan rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sukabumi Email : agungwidodo@ummi.ac.id ABSTRAK Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Seni Budaya dan Olahraga yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Sukabumi salah satunya memperkenalkan olahraga bolatangan ini sebagai bagian memasyarakatkan jenis olahraga ini di kalangan pelajar. Lokasi kegiatan di sekolah-sekolah tingkat dasar milik persyarikatan Muhammadiyah di Kecamatan Kadudampit. Tahapan pelaksanaan kegiatan bersama halayak sasaran terbagi atas ; tahap pengenalan permainan, tahap latihan, dan tahap eksebisi. Tahap pengenalan dilakukan secara teori dengan mengenalkan cara dan aturan permainan bolatangan melalui video pertandingan bolatangan dan penjelasan peraturan bolatangan. Tahap latihan dilakukan praktek untuk melatih teknik keterampilan serta taktik dalam permainan bolatangan. Tahap eksebisi berupa praktek eksebisi pertandingan bolatangan yang diikuti oleh 6 tim perwakilan dari 5 sekolah. Hasil kegiatan ini adalah siswa sekolah yang menjadi sasaran utama mengenal permainan bolatangan dan dapat memainkannya sampai ke tingkat eksebisi. Dampak positif lainnya bagi siswa adalah olahraga bolatangan sebagai wahana dalam mengembangkan keterampilan psikomotorik anak sekaligus menanamkan nilai-nilai sikap sportivitas, disiplin, tanggungjawab dan kemampuan bekerjasama dalam sebuah tim. Kata Kunci: Olahraga, Bolatangan, Siswa, Sekolah Dasar LATAR BELAKANG MASALAH Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat. Tujuan KKN adalah memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup dan memberikan kontribusi keilmuannya di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan KKN memiliki beberapa dampak positif baik bagi mahasiswa itu sendiri maupun bagi masyarakat. Demikian halnya dengan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) sebagai institusi pendidikan dimana mahasiswa tersebut belajar. Prinsip KKN sendiri harus mencakup ; (1) personality development; (2) community development; dan (3) institutional development (Windyariani, dkk, 2015 : 1). UMMI melaksanakan kegiatan KKN Tematik Seni Budaya dan Olahraga tahun 2015 sebagai implementasi kerjasama dengan Lembaga Seni, Budaya, dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah. KKN Tematik LSBO bertujuan untuk melakukan pembinaan dan pengembangan seni, budaya, dan olahraga sebagai modal dakwah persyarikatan di tingkat akar rumput yakni, warga Muhammadiyah serta masyarakat. KKN Tematik LSBO ini mengacu kepada program kerjasama diatas dengan tuntutan pelaksanaan kegiatan yang jelas. Olahraga menjadi media strategis karena selain membuat badan menjadi sehat dan bugar juga membentuk sikap dan karakter seseorang. Olahraga merupakan media bagi masyarakat menemukan kegembiraan, kepuasan diri, kematangan kepribadian melalui pengalaman dalam olahraga. Olahraga memberikan manfaat dalam pengembangan aspek psikomotorik, kognitif, dan afektif seseorang. Olahraga yang cocok untuk mengakomodir kebutuhan pengembangan ketiga aspek 119

tersebut adalah olahraga permainan. Imas Kurniasih (2012: 13) menyatakan manfaat bermain sebagai berikut : (1) merangsang perkembangan kognitif, (2) membangun struktur dan kemampuan kognitif, (3) belajar memecahkan masalah, (4) mengembangkan rentang konsentrasi, (5) meningkatkan sikap sosial, (6) belajar berkomunikasi, (7) belajar berorganisasi (kerja sama), (8) mengembangkan kemampuan motorik. Olahraga permainan menyediakan ruang untuk bekerjasama dengan orang lain karena olahraga tersebut dimainkan secara tim. Bolatangan sebagai salah satu olahraga permainan mempunyai beberapa manfaat positif. Menurut Agus Mahendra (1999:7), selain manfaat fisik yang jelas-jelas berhubungan dengan peningkatan kebugaran jasmani dan peningkatan keterampilan tingkat tinggi, seorang pemain bolatangan pun bisa memetik manfaat secara mantal-emosional serta social dari olahraga bolatangan. Bolatangan adalah olahraga dinamis yang membuat badan kita menjadi terlatih, bersemangat dan berakal, dan melatih pemain untuk bekerja bersama sebagai sebuah tim. Olahraga ini dapat membantu kita untuk tetap bugar dan sehat. Dengan kontak fisik, tanpa batas pergantian, dan tembakan ke gawang mampu mencapai 100 km/jam, olahraga ini memunculkan rasa senang dalam setiap pertandingan (Hari & Ermawan, 2005: 17). Selain itu, karakteristik bolatangan yang mudah dimainkan sehingga olahraga ini cocok dimainkan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa olahraga bolatangan itu menyenangkan dan bermanfaat. Namun, dalam kenyataannya olahraga ini kurang populer di kalangan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti olahraga ini kurang populer di masyarakat dikarenakan belum adanya sosialisasi maupun pelatihan terhadap olahraga bolatangan. Dalam lingkup pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) di sekolah dasar di wilayah tersebut, bolatangan sebenarnya terdapat dalam kurikulum dan masuk dalam kategori permainan bola besar. Tetapi guru penjasorkes hanya mengajarkan siswa pelajaran cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) saja sehingga siswa kurang mengenal permainan bolatangan. Belum dipertandingkannya bolatangan di event POPDA serta belum adanya turnamen maupun kejuaraan bolatangan merupakan salah satu faktor penyebab kurang populernya permainan ini di masyarakat. Di samping hal tersebut, sarana prasarana olahraga di masyarakat juga terbatas. Setiap desa di wilayah tersebut hanya memiliki lapangan untuk berolahraga seluas lapangan bolavoli atau bulutangkis saja. Sementara olahraga bolatangan membutuhkan lapangan yang luas (40 m x 20 m). Pendekatan modifikasi merupakan salah satu upaya menyelesaikan permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana tersebut. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar permainan bolatangan dapat dimainkan di tengah keterbatasan sarana prasarana di masyarakat. Ketika permainan bolatangan dimainkan oleh masyarakat, diharapkan permainan ini menjadi alternatif olahraga baru terutama bagi anakanak untuk dapat menambah aktivitas gerak anak. Salah satu upaya memperkenalkan olahraga bolatangan ini dengan mempekenalkannya melalui kegiatan KKN Tematik LSBO yang diselenggarakan di sekolah-sekolah dasar milik persyarikatan Muhammadiyah di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Tujuannya adalah memasyarakatkan olahraga bolatangan kepada siswa sekolah dasar milik Muhammadiyah sehingga dapat menjadi alternatif dalam memberikan pembelajaran olahraga selanjutnya. Harapannya program pengenalan jenis olahraga bola tangan ini menjadi bagian awal pengembangan olahraga di Kabupaten Sukabumi. METODE PELAKSANAAN Metode dalam program ini adalah memberikan pengalaman langsung kepada peserta dalam 120

bentuk pelatihan (teori dan praktik) dan diakhiri dengan eksebisi pertandingan olahraga bolatangan, sehingga secara langsung khalayak sasaran megetahui bagaimana permainan ini dilakukan. Akan tetapi, sebelum pelaksanaan pertandingan, para peserta di masing-masing sekolah diberi pelatihan terlebih dahulu oleh para mahasiswa KKN yang sebelumnya telah mendapatkan pembekalan/coaching clinic. Adapun tahapan kegiatan pelaksanaan ini terbagi atas : 1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pengenalan Permainan 3. Tahap Pelatihan 4. Tahap Eksebisi Pertandingan Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan selama masa KKN berlangsung yakni 30 hari yang dimulai dari tanggal 01-30 Mei 2015. Kemudian untuk kelancaran kegiatan, tim pelaksana yang terdiri dari mahasiswa KKN dan pembimbing KKN berkoordinasi dengan pengelola sekolah-sekolah dasar Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) setempat. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Tahapan Persiapan Tahap persiapan lebih kepada persiapan penyelenggaraan kegiatan pengenalan olahraga bolatangan. Khususnya mempersiapkan peserta KKN yang akan menjadi fasilitator pengenalan olahraga bolatangan ini. Maka dilakukan semacam coaching clinic untuk memperkenalkan teknik yang digunakan dalam permainan, aturan permainan, peralatan yang dibutuhkan dan cara mencetak skor atau penentuan kemenangan. Kegiatan coaching clinic ini juga dilakukan oleh peserta KKN terhadap sejumlah siswa sekolah dasar yang akan dilatih permainan bola tangan. Indikator keberhasilan dalam pelaksanaan program ini adalah peserta bisa melakukan pertandingan dengan peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga mereka dapat melakukan kompetisi secara langsung dan diperoleh juara didalamnya. Kemudian, setelah kembali ke masyarakat maupun sekolah, diharapkan anak-anak yang telah mengikuti pertandingan ini dan guru yang mendampingi bisa menyebarluaskan permainan bolatangan ini, sehingga olahraga bolatangan yang telah dimainkannya bisa semakin dikenal dikalangan khalayak ramai. Selain hal-hal yang bersifat perencanaan sampai persiapan teknis, diperlukan pula koordinasi dengan berbagai pihak yang akan mendukung terlaksananya kegiatan ini, bukan hanya sekedar pelaksanaan namun sampai kepada eksebisi pertandingan sehingga bukan hanya peserta yang terlibat dalam proses yang mengambil manfaatnya namun sekaligus memanfaatkan momen perayaan kenaikan kelas dan perayaan akhir sekolah di lokasi. Kegiatan eksebisi ini dibuat meriah agar seluruh lapisan masyarakat dapat menonton dan menikmati pertandingan bolatangan ini. Acara eksebisi puncak ini diselenggarakan pada tanggal 24 Mei 2016. Dalam pelaksanaan kegiatan ini dapat diidentifikasikan peserta yang mengikuti program pelatihan bolatangan, adapun data dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 1. Identifikasi jumlah peserta dalam pelatihan bolatangan. No PCM Sebagai Jumlah 1. Cijarian Peserta 10 anak 2. Cipetir Peserta 9 anak Girang 3. Cipetir Peserta 8 anak Tengah 4. Lebak Siuh I Peserta 9 anak 5. Lebak Siuh II Peserta 16 anak TOTAL 52 anak 2. Tahap Pengenalan Permainan Tahap pengenalan permainan bolaangan ini dimulai dengan sosialisasi mengenai kegiatan KKN Tematik LSBO ke lingkungan sekolahsekolah dasar milik Muhammadiyah dan PCM. Selanjutnya kepada tiap sekolah dilakukan pertunjukkan bagaimana permainan bolatangan dilakukan dalam suatu pertandingan. Secara teknis, kelompok mahasiswa KKN di tiap PCM mendatangi sekolah dasar dan 121

menayangkan video pertandingan bolatangan, selanjutnya juga diberi pemaparan materi tentang peraturan permainan, cara bermain, jumlah pemain, lama, permainan, dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam permainan bolatangan. Setelah melihat video pertandingan bolatangan, peserta diharapkan mengetahui gambaran bagaimana olahraga bolatangan dimainkan. Selanjutnya, diberikan materi peraturan permainan bolatangan. Tujuan dari tahap ini adalah pengenalan peraturan permainan bolatangan. 3. Tahap Latihan Pada tahap latihan ini peserta diberikan materi tentang teknik dasar dalam permainan bolatangan. Materi diberikan secara praktek, sehingga diharapkan peserta dapat menguasai keterampilan teknik maupun taktik dalam permainan bolatangan. Mahasiswa secara berkelompok terdiri dari tim kecil melakukan pendampingan pelatihan di setiap sekolah dasar untuk membina dan melatih siswa-siswa sekolah dasar yang akan mempelajari permainan bolatangan ini secara intensif. Latihan ini dilakukan secara rutin dan saksama mengingat terbtaasnya waktu yang dimiliki oleh pelatih (peserta KKN) demikia pula dengan pihak peserta (siswa dan guru pendamping). Pelatihan dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan yang dimulai sejak tanggal 18 s/d 23 Mei 2015. Dari tahap ini, siswa diberikan materi tentang teknik dasar dan taktik dalam permainan bolatangan. Selain itu, juga dilakukan simulasi pertandingan bolatangan intern dalam tim sehingga kekompakan dan kerjasama tim dapat terbangun. Kegiatan latihan ini sekaligus merupakan tahap persiapan masing-masing tim guna menghadapi kejuaraan eksebisi bolatangan yang akan diselenggarakan. Disamping itu pihak PCM membantu untuk menyiapkan tim-tim kecil kelompok olahraga yang beranggotakan siswa untuk menjadi timtim yang berkompetisi dalam suatu turnamen ujicoba lapangan. Sehingga selain kompetisi ini antar sekolah juga dapat dianggap mewakili masing-masing daerah PCM. 4. Tahap Eksebisi Pertandingan Tahap ini merupakan puncak dari kegiatan pelatihan bolatangan. Kompetisi merupakan wahana untuk menampilkan hasil dari tahap pengenalan dan latihan yang sudah dilaksanakan. Secara jelas, hasil pelaksanaan eksebisi bolatangan dapat dilihat dalam penjabaran berikut: Nama Kegiatan : Turnamen Bolatangan KKN Tematik LSBO UMMI 2015 Hari, Tanggal : Minggu, 24 Mei 2015 Waktu : Pukul 08.00 s/d 15.00 WIB Tempat : Lapangan Bolavoli Desa Sukamaju Sistem Pertandingan: Setengah Kompetisi Daftar peserta : Tabel 2. Peserta eksebisi bolatangan. No. Tim PCM 1. MI Kadupugur Cijarian 2. SD Negeri 1 Lebak Cipetir Girang Siuh 3. MI Muhammadiyah Cipetir Tengah Cipetir 4. MI Lebak Siuh I Lebak Siuh I 5. SD Negeri Lebak Lebak Siuh II Siuh II 6. MIS Lebak Siuh II Lebak Siuh II Dari hasil pelaksanaan tahap eksebisi ini menghasilkan para juara pertandingan sebagai berikut : JUARA I : SD Negeri 1 Lebak Siuh perwakilan PCM Cipetir Tengah JUARA II : MI Muhammadiyah Cipetir perwakilan PCM Cipetir Girang JUARA III : MI Lebak Siuh I perwakilan PCM Lebak Siuh I Seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pengenalan pertandingan olahraga bola tangan dikumpulkan dalam suatu gambaran jalannya pertandingan eksebisi bolatangan mini dapat dilihat dari beberapa dokumentasi kegiatan berikut ini. 122

Gambar 1. Penjelasan peraturan pertandingan bolatangan mini Gambar 2. Pemain diajarkan saling menghargai (respect) kepada wasit dan kawan bertandingnya Gambar 3. Pelaksanaan pertandingan bolatangan mini Gambar 4. Berfoto bersama setelah selesai pertandingan Progam KKN Tematik LSBO untuk mengenalkan permainan olahraga bolatangan ini menunjukkan hasil yang positif. Indikatornya adalah telah tercapainya peningkatan pengetahuan dari peserta latihan (siswa dan guru) akan permainan ini, demikian halnya masyarakat Kecamatan Kadudampit khususnya. Kemudian penguasaan teknis dalam permainan ini dilakukan secara terjadwal dan terstruktur agar terbentuk pengetahuan utuh untuk olahraga tersebut. Puncaknya saat eksebisi diselenggarakan terlihat antusiasme semua pihak untuk mengenal dan menyaksikan pertandingan olahraga ini. Pada tahap eksebisi bolatangan, hasil yang diperoleh oleh peserta kegiatan adalah pengalaman bertanding bolatangan. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari rangkaian pelaksanaan kegiatan pelatihan bolatangan, maka dapat disimpulkan: 1. Upaya untuk menyebarluaskan olahraga bolatangan ini mesti melibatkan seluruh pihak, terutama pihak-pihak yang aktif secara langsung dalam dunia Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta seluruh pihak yang terkait di dalamnya misalnya pihak sekolah, kampus dan KONI. 2. Bolatangan merupakan olahraga yang baru dikenal khususnya di wilayah Kabupaten Sukabumi, sehingga olahraga ini cukup membuka peluang yang sangat lebar bagi seluruh pihak yang mempunyai keinginan untuk mengembangkan serta berprestasi dalam cabang ini. 3. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan olahraga ini relatif mudah dan murah untuk didapatkan, sehingga harapannya mempermudah untuk disosialisaikan dan dikembangkan di masyarakat. 4. Selain sebagai olahraga prestasi, karakteristik bolatangan sebagai olahraga permainan yang menyenangkan dapat 123

sebagai alternatif olahraga kesehatan dan rekreasi di masyarakat. 2. Saran Guna semakin mengembangkan olahraga bolatangan di masyarakat, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi, eksebisi kegiatan dan pelatihan yang sejenis, diharapkan dengan frekuensi kompetisi yang semakin banyak, banyak pihak yang terlibat sehingga akan membuat olahraga ini semakin diminati oleh masyarakat. 2. Bolatangan merupakan olahraga yang baru dikenal khususnya di wilayah Kabupaten Sukabumi, sehingga membuka peluang juga bagi guru penjasorkes untuk menggunakan cabang olahraga ini sebagai salah satu materi dalam pembelajaran penjasorkes di sekolah. UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terima kasih kepada LPPM UMMI yang telah memberikan dukungan pendanaan penuh atas program KKN Tematik LSBO ini. Demikian pula kepada seluruh panitia KKN Tematik UMMI 2015 atas dukungan baik secara moril maupun bantuan teknis pendukung untuk kegiatan ini. Terima kasih pula kami ucapkan kepada mitra kami dalam program yakni seluruh sekolah Muhammadiyah dan Pimpinan Muhammadiyah Cabang (PCM) di Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi. DAFTAR PUSTAKA Agus Mahendra (1999). Bolatangan. Jakarta: Depdikbud. Hari A.R. & Ermawan S. (2005). Bolatangan Sebuah Pengantar dalam Pembelajaran. Yogyakarta: FIK UNY. Imas Kurniasih. (2012). Kumpulan permainan interaktif untuk meningkatkankecerdasan anak. Yogyakarta: Cakrawala. Windyariani, Sistiana, dkk. (2015). Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Tematik Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Sukabumi: LPPM UMMI. 124