BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis pada bab IV diperoleh temuan-temuan berupa pola

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian bunyi yang memiliki makna tertentu. Rangkaian bunyi tersebut kita

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Media pembelajaran sendiri berkembang dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP. menghasilkan temuan-temuan penelitian yang sudah dilakukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. pula peluang terjadinya hambatan berkomunikasi (Suranto, 2010:30). Hambatanhambatan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan perasaan dari seseorang kepada orang lain. Dengan bahasa pula dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shindy Grafina Callista, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu melalui media lisan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis turutan..., Bima Anggreni, FIB UI, 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. internet. Dalam pengertian sederhana, Fairus (2007:2) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. data dari JLPT (Japannese Language Proficiency Test) yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bunyi yang arbitrer yang di gunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai penelitian banyak dilakukan guna meningkatkan kemampuan belajar

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah daging karena tiap hari

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk menyampaikan suatu informasi dari pembicara sebagai pemberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB 1. Pendahuluan. Dalam kesehariannya, manusia pasti tidak akan pernah lepas dari penggunaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Citizen Journalism atau JW (untuk selanjutnya akan disebut sebagai JW) dalam beberapa

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Bab 1. Pendahuluan. sejak zaman dahulu. Selain untuk menyampaikan suatu pesan, bahasa juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Akhir akhir ini semakin banyak fenomena menarik di sekitar kita yang

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang disampaikan dapat lebih cepat dan efektif. Pada tempat observasi penelitian, penyampaian informasi melalui layanan

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa simpulan mengenai penelitian ini, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan kita sehari-hari tidak pernah terlepas dari percakapan.

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat warna-warna cerah serta gambar animasi yang menarik

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode sebagai pedoman untuk memandu peneliti

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Wahyuningtyas 2013). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal. penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai peranan yang sangat. pada setiap bahasa, khususnya bahasa ibu atau bahasa asal.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempermudah kita untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bhirawa Widya Putranti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan komunikasi dalam melangsungkan kehidupannya. Dalam peradaban kontemporer, berkomunikasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi mahluk hidup. Artinya bahwa tanpa berkomunikasi, mahluk hidup tidak dapat memperoleh kebutuhankebutuhan yang diperlukan dalam melangsungkan kehidupan dan penghidupannya. Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi mengalami perkembangan. Kemudahan dan fasilitas yang ditawarkan, telah mengantar manusia untuk menciptakan bentuk baru dalam berinteraksi dan bersosialisasi. Sehingga pada akhirnya, muncul apa yang disebut dengan komunikasi virtual atau virtual comunication yang merupakan komunikasi (proses penyampaian dan penerimaan pesan) menggunakan (Cyberspace) ruang maya yang bersifat interaktif. Melalui komunikasi virtual saat ini, hambatan-hambatan yang ada terdahulu seperti jarak, waktu, biaya, serta kesulitan lainnya dapat teratasi. Hal ini dikarenakan komunikasi virtual menggunakan internet, yang mana internet adalah media komunikasi tidak terbatas ruang sehingga masyarakat luas dapat menyampaikan informasi kemana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Melalui komunikasi ini juga para penggunanya bisa saling bertukar pengetahuan, pengalaman, menemukan teman atau relasi baru, dll. Berdasarkan 光井誠一 (Mitsui Seiichi) terbitan tahun 2012 dalam Monthly ゲームマーケット トレンドレポート (ge-mu ma-ketto torendo repo-to) disebutkan bahwa salah satu komunikasi virtual yang paling populer di Jepang adalah Ameba Pigg, dengan pengguna asli orang Jepang

lebih dari 15 juta pengguna. Ameba Pigg adalah media komunikasi virtual berupa situs permainan online yang menggunakan bahasa Jepang dan berkategori sebagai virtual world atau game simulasi dunia nyata yang disertai fitur chat dan action. Komunitas game virtual di mana para penggunanya menggunakan avatar untuk bermain dan berkomunikasi dengan pengguna lainnya. Tempat simulasi yang digunakan merupakan replika dari beberapa tempat terkenal yang ada di Jepang, seperti Asakusa, Shibuya 109, dan tempat lainnya. Cara bermain dalam permainan ini, pengguna harus mendaftarkan diri terlebih dahulu dengan menggunakan alamat email. Pengguna Ameba Pigg sendiri, sebenarnya bukan hanya orang Jepang tapi juga orang-orang dari berbagai negara. Terkait dengan kurikulum 2013 ada tuntutan untuk memanfaatkan jaringan internet untuk pembelajaran, sebagaimana dinyatakan dalam pengantar kurikulum. pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang memfasilitasi perserta didik agar memiliki kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) yang memadai untuk eksis pada abad 21 dengan salah satunya bercirikan pembelajaran diarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu dari berbagai sumber belajar, dengan melakukan observasi, bukan diberi tahu. Permainan ini menjadi alternatif mempelajari bahasa Jepang secara langsung kepada native speaker, karena pada kenyataannya, mempelajari bahasa Jepang memiliki banyak kendala yaitu sepertinya kurangnya kesempatan untuk menggunakan bahasa Jepang, baik di dalam maupun di luar kelas atau dalam kehidupan sehari-hari. Baik dengan pembelajar lainnya maupun penutur asli. Pembelajar haruslah mengimprovisasi apa yang sudah dipelajari agar terbiasa dan tidak lupa. Akan tetapi, karena pembelajar kurang mempergunakan bahasa Jepang dengan pembelajar lainnya dan juga tidak ada penutur asli yang bisa dijadikan lawan bicara, sehingga cara yang paling praktis dan efektif belajar bahasa asing adalah belajar bahasa tersebut melalui penutur aslinya dengan

menggunakan media komunikasi virtual yaitu salah satunya situ permainan online. Dalam setiap situs permainan virtual world seperti Ameba Pigg, penggunanya diharuskan berinteraksi dengan pengguna lainnya seperti interaksi di dunia nyata. Percakapan yang ada dalam setiap interaksi yang ada di situs permainan Ameba Pigg selalu melibatkan dua orang atau lebih, dengan satu topik atau beberapa topik sekaligus. Para peserta percakapan yang tentu saja dalam interaksinya memainkan peran sebagai seorang pembicara dan pendengar secara bergantian. Peristiwa pergantian peran inilah yang dinamakan peristiwa alih tutur. Menurut Sack Terjadinya peralihan tutur merupakan syarat percakapan yang penting (dalam Rani, dkk., 2006, hlm.201). Alih tutur merupakan kondisi pergantian antara pembicara dan pendengar ketika pembicara berbicara dan yang lain mendengarkan dan ketika pendengar akan merespon pembicaraan. Biasanya dalam percakapan di dunia nyata ditandai dengan speech act (tindak tutur) berupa faktor ucapan yang menandai peralihan tutur antara pembicara dan pendengar. Faktor ucapan disini menurut McConnell (dalam Purwoko, 2008, hlm.72), percakapan selalu melibatkan faktor ucapan yaitu berupa bunyi suprasegmental (pitch, intonation), ekspresi wajah (facial exspressions) secara nyata, tatapan mata (gaze). Namun, dalam percakapan yang terjadi di Ameba Pigg tidak ada faktor ucapan yang menandai peralihan tutur antara pembicara dan pendengar. Dalam percakapan di dunia nyata, partisipan menaati aturan giliran berbicara seperti aturan percakapan yang diutarakan Culter dan Pearson (dalam Sabat, 1991, hlm.161) yang menyatakan bahwa, Agar percakapan berjalan dengan sukses, ada beberapa aturan yang harus diperhatikan: penutur hendaknya tidak menguasai giliran bicara terlalu lama dan seharusnya ujaran yang dituturkannya dapat diselesaikan tanpa adanya interupsi, dan di akhir giliran bicara penutur lain harus mengambil alih

giliran tanpa diawali dengan jeda yang terlalu lama. Sedangkan, percakapan di Ameba Pigg juga, para partisipan tidak menaati suatu aturan tetapi dapat saling berbagi peran, siapa yang mendapat giliran berbicara dan siapa yang mendapatkan giliran mendengarkan, tetapi maksud yang disampaikan dalam percakapan tersebut dapat tersampaikan meskipun giliran bicara terasa tidak beraturan. Sebenarnya, memang giliran bicara dalam percakapan di dunia nyata pun tidak selamanya bejalan dengan lancar dan beraturan. Kadang terjadi intrupsi dan overlap (tumpang tindih) ketika lebih dari satu partisipan betutur pada waktu bersamaan. Overlap adakalanya terjadi karena backchannel atau aizuchi yang dituturkan oleh penutur untuk menunjukan perhatiannya terhadap tuturan penutur. Aizuchi (back channel) biasanya berupa ujaran-ujaran pendek atau berbagai macam bunyi yang diartikulasikan yang mendukung ujaran penutur. Dalam bahasa Jepang ditemukan terdapat kurang lebih 150 perangkat aizuchi, mulai dari ujaran seperti hai atau ee hingga beragaim bunyi-bunyian berupa vokal dan konsonan. Bagi anggota suatu komunitas bahasa (penutur asli) umumnya merasa relatif mudah dan secara alami mengetahui aturan-aturan seperti: kepada siapa berbicara, kapan, dan berapa lama. Akan tetapi, kemampuan tersebut tidak secara otomatis dapat ditransfer pada bahasa kedua (ketika penutur asli tersebut mempelajari bahasa kedua atau asing selain bahasa ibunya). Bahkan banyak para pembelajar bahasa kedua mengalami kesulitan untuk masuk ke dalam sebuah percakapan, menentukan kapan harus memberikan giliran bicara, kapan harus mengambil alih giliran bicara, dan bagaimana harus menutup suatu percakapan. Dengan demikian, pemahaman mengenai konsep alih tutur suatu bahasa dapat membantu mempermudah seseorang mempelajari bahasa tersebut.

Pada dasarnya, percakapan melalui situs permainan Ameba Pigg sama dengan percakapan biasa. Percakapan biasa yang dimaksud adalah percakapan yang tidak melalui perantara apapun yang kedua partisipannya hadir dalam suatu peristiwa tutur dan dapat saling melihat gerak dan mendengar suara lawan tuturnya. Namun, penulis menemukan hal-hal menarik dalam percakapan di Ameba Pigg seperti yang sudah diutarakan di paragraf sebelumnya intinya adalah peneliti ingin menelaah lebih jauh mengenai percakapan yang ada di Ameba Pigg ditinjau dari segi pragmatik khususnya menemukan pola alih tutur yang bagaimana yang sering muncul dalam percakapan di Ameba Pigg. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengambil penelitian yang berjudul : Analisis Pola Alih Tutur Dalam Percakapan Tertulis Situs Permainan Ameba Pigg B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, agar pembahasan penelitian ini lebih terarah, maka masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana pola alih tutur dalam percakapan tertulis situs permainan Ameba Pigg dilihat dari distribusi giliran bicara? b. Bagaimana pola pasangan ujar tedekat dalam percakapan tertulis situs permainan Ameba Pigg? c. Bagaimana TRP (Transition Relevance Place) dalam percakapan tertulis situs permainan Ameba Pigg?

2. Batasan Masalah Dari rumusan permasalahan penelitian di atas, penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut ini. a. Peneliti hanya akan meneliti tentang pola alih tutur dalam percakapan tertulis situs permainan Ameba Pigg ditinjau dari segi pragmatik dengan cara menganalisis distribusi giliran bicara khususnya dalam percakapan bahasa Jepang. b. Peneliti hanya akan meneliti tentang pola pasangan ujar terdekat dalam percakapan tertulis situs permainan Ameba Pigg khususnya dalam percakapan bahasa Jepang. c. Peneliti hanya akan meneliti TRP (Transition Relevance Place) dalam situs permainan Ameba Pigg khususnya dalam percakapan bahasa Jepang. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk menjawab seluruh permasalahan yang ditulis dalam rumusan sebelumnya, yaitu: 1. untuk mengetahui bagaimana pola alih tutur dalam percakapan tertulis situs permainan Ameba Pigg dilihat dari distribusi giliran bicara; 2. untuk mengetahui pola pasangan ujar terdekat dalam percakapan tertulis situs permainan Ameba Pigg; dan 3. untuk mengetahui TRP (Transition Relevance Place) dalam percakapan tertulis situs permainan Ameba Pigg. D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut ini. 1. Memperkaya kajian linguistik khususnya alih tutur. 2. Memberikan pengetahuan mengenai pola alih tutur pada percakapan bahasa Jepang tertulis dalam situs permainan Ameba Pigg. 3. Dengan diadakannya penelitian ini, dapat dijadikan bahan referensi dan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya. E. Anggapan Dasar Menurut Surakhmad (Arikunto, 1996, hlm.58) menyatakan bahwa Anggapan dasar merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Berdasarkan definisi tersebut, penulis merumuskan anggapan dasar penelitian sebagai berikut ini. 1. Untuk mengetahui dan memahami sebuah dialog maka kita harus mengetahui makna dialognya. 2. Setiap dialog yang dilakukan oleh dua orang atau lebih mempunyai tujuan dan bersifat saling mempengaruhi. F. Definisi Operasional Agar tidak ada terjadi kesalahan dalam memahami istilah yang digunakan dalam penelitian ini, penulis akan menjelaskan definisi operasional yang berkaitan dengan judul penelitian. 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:37) menyatakan bahwa Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya), untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara, dan sebagainya. Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan adalah Penelitian deskriptif, penelitian yang bertujuan untuk memerikan

(menjabarkan) suatu keadaan atau fenomena yang ada secara apa adanya. Objeknya berupa fenomena aktual yang terjadi pada masa kini dalam suatu populasi tertentu atau berupa kasus yang aktual dalam kehidupan sehari-hari Ali (dalam Sutedi, 2011, hlm.20). 2. Alih tutur (turn taking) adalah Dalam suatu percakapan, selalu melibatkan dua orang atau lebih, dengan satu topik atau beberapa topik sekaligus. Para peserta percakapan memainkan peran sebagai seorang pembicara, maupun sebagai pendengar, secara bergantian. 3. Pola pasangan ujar terdekat adalah salah satu pola alih tutur yang merupakan cara untuk menentukan penutur berikutnya. pasangan ujaran terdekat itu terjadi apabila ujaran seseorang dapat membuat atau memunculkan suatu ujaran lain sebagai tanggapan. 4. Situs Ameba Pigg adalah situs permainaan online yang berupa virtual world yang para pemainnya bisa mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan menggunakan chat dengan seluruh pengguna dari dunia terutama dari Jepang. G. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memerikan (menjabarkan) suatu keadaan atau fenomena yang ada secara apa adanya. Objeknya berupa fenomena aktual yang terjadi pada masa kini dalam suatu populasi tertentu atau berupa kasus yang aktual dalam kehidupan seharihari. 2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah alih tutur percakapan tertulis dalam situs permainan Ameba Pigg. Penulis memilih percakapan tertulis dalam situs permainan yang bernama Ameba Pigg sebagai sampel dalam penelitian ini. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Literatur Yaitu mencari dan mengumpulkan buku-buku dan situs-situs yang menjadi referensi dan literature yang relevan tentang linguistik khusunya alih tutur dalam percakapan tertulis. b. Observasi Observasi terlibat merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan memahami gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan dipahami oleh para warga yang ditelitinya. c. Kajian Lapangan Kajian lapangan, yaitu kegiatan untuk memperoleh data percakapan dalam situs permainan Ameba Pigg dan dengan menelaah percakapan yang terjadi di dalam situs Ameba Pigg. 4. Teknik Analisis Data a. Tahap persiapan 1) Menentukan objek yang akan diteliti. 2) Mengumpulkan data alih tutur yang terdapat dalam percakapan tertulis pada situs permainan Ameba Pigg. b. Tahap pelaksanaan 1) Mengkaji alih tutur dari teori-teori atau sumber-sumber yang telah ditentukan.

2) Mengumpulkan kalimat-kalimat dalam percakapan tertulis di situs permainanan Ameba Pigg. 3) Mengklarifikasikan alih tutur yang ada dalam percakapan. 4) Menganalisis alih tutur yang ada pada percakapan tertulis berdasarkan pada pasangan ujaran terdekat serta situasi penggunaannya pada setiap kalimat percakapan. 5) Membuat penapsiran sementara. 6) Menyususn laporan c. Tahap Penyimpulan Pada tahap ini penulis akan mengambil kesimpulan yang akan dijadikan gambaran mengenai hasil yang diperoleh dari penelitian H. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi oprasional, metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengelolahan data. BAB II Landasan Teoritis berisi tentang pengertian alih tutur dari referensi bahasa Indonesia dan bahasa Jepang dan kajian tentang permainan Ameba Pigg. BAB III Metodologi Penelitian berisi tentang metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, intrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan tahap-tahap penelitian. BAB IV Analisi Data dan Pembahasan berisi tentang sajian data dan analisanya dan interprestasinya.

BAB V Kesimpulan, Implikasi, dan Saran berisi tentang kesimpulan peneliti dan saran untuk penelitian selanjutnya.