STUDI DESKRIPTIF PERSONAL HYGIENE: PERAWATAN RAMBUT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS. ROEMANI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL.

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

PENELITIAN PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL. Di RSUD Dr. Harjono Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Di Poli Jantung RSUD Dr.

Jurnal Care Vol.6, No.1,Tahun 2018

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

KARYA TULIS ILMIAH. PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG PERAWATAN EPISIOTOMI Di Ruang Melati RSUD Dr. Harjono Kabupaten Ponorogo

TINDAKAN PERAWATAN DEKUBITUS OLEH PERAWAT DI RSUD dr. PIRNGADI MEDAN

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA USIA LANJUT DI DUSUN TANGKILAN BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

KUALITAS TIDUR PERAWAT KETIKA TIDAK BERTUGAS MALAM DAN SETELAH BERTUGAS MALAM DI RSUD SIDIKALANG

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

INTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI

Peran Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. T. Mansyur Tanjungbalai

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH DESKRIPSI PHBS CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR BERSIH DI MASYARAKAT. Di Desa Putat Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN TENTANG PRIORITAS PENANGANAN TRIAGE. di IGD RSUD Dr. Hardjono Ponorogo

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

SURVEILLANCE KEJADIAN INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL BULAN MARET-APRIL Karya Tulis Ilmiah

PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN DIABETES MELLITUS TENTANG KOMPLIKASI AKUT. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Hardjono Ponorogo

PENATALAKSANAAN TINDAKAN BATUK EFEKTIF PADA PASIEN TB PARU DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PALEMBANG TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan*

ABSTRAK. Dukungan Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa. Oleh: Diah Kartikasari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE OLEH PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN IMOBILISASI DI RUMAH SAKIT JEMBER KLINIK

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN TINDAKAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DIRUANG ASTER RSUD dr.

PENELITIAN PERILAKU PERAWAT DALAM MENGGUNAKAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI DI INSTALASI GAWAT DARURAT. Di RS Kabupaten Ponorogo

GAMBARAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DEKUBITUS. Di Ruang Aster RSUD dr. Hardjono Ponorogo

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2014

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

PELAKSANAAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUANGAN ICU RUMAH SAKIT ST. ELISABETH MEDAN SKRIPSI. Oleh

Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

GAMBARAN STRES KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVSU MEDAN

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DAN MASTITIS PADA MASA NIFAS DI RSUD DR PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2013

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

KEPUASAN PASIEN DENGAN TEKNIK PERAWATAN LUKA MODERN DI ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

Dian Taviyanda. Keyword : Perception, Therapeutic Communication, Nurse

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SIDIKALANG

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

KESIAPAN ANAK USIA TODDLER (3 TAHUN) DALAM MENGIKUTI TOILET TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD PURBALINGGA

SURAT PENGANTAR RESPONDEN


KARYA TULIS ILMIAH. PERSEPSI PERAWAT TENTANG KEBUTUHAN PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. HARDJONO S, Sp.OG PONOROGO. Oleh: ARGA ABIDIN Y NIM:

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE APPENDIKTOMI DI RUANG KELAS III BEDAH RSU SWADANA DAERAH TARUTUNG TAHUN 2013

FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON

: BAYU SETIAWAN J

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

Hubungan Pelaksanaan Personal Hygiene dengan Tingkat Kepuasan Pasien Imobilisasi di Ruangan Neurologi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING

GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SD NEGERI GEDANGANAK 02 UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN

Transkripsi:

STUDI DESKRIPTIF PERSONAL HYGIENE: PERAWATAN RAMBUT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS. ROEMANI SEMARANG Manuscript OLEH : AINI MUSTAGHFIROH G2A009009 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013

STUDI DESKRIPTIF PERSONAL HYGIENE: PERAWATAN RAMBUT PADA PASIEN RAWAT INAP DI DALAM DI RS. ROEMANI SEMARANG Aini Mustaghfiroh 1, Dr. Tri Hartiti, SKM, M.Kep 2, Edy Wuryanto, S.Kep. M.Kep 3 Abstrak Salah satu bentuk personal hygiene adalah perawatan rambut, dimana perawatan rambut ini dapat menjadi suatu indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, sress emosional fisik, penuaan, infeksi serta penyakit yang dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Kondisi pasien yang lemah sangat membutuhkan bantuan dari perawat sebagai profesi yang ditunjuk untuk memberikan bantuan kepada pasien selama proses perawatan di rumah sakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui mengetahui gambaran personal hygiene: perawatan rambut pada pasien rawat inap di RS. Roemani Semarang. Desain penelitian ini menggunakan studi deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien imobilisasi rawat inap di Rumah Sakit Roemani Semarang selama 1 bulan. Jumlah pasien didasarkan pada jumlah pasien di Bulan September sebesar 42 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar frekuensi mencuci rambut yang dilakukan responden sewaktu masih di rumah sebanyak 4 kali seminggu yaitu 47,6%. Sebagian besar frekuensi mencuci rambut yang dilakukan responden sewaktu dirawat di rumah menyatakan tidak pernah yaitu 95,2%. Sebagian besar dampak perawatan rambut kepada responden sewaktu dirawat di rumah adalah tidak nyaman yaitu 95,2%. Seluruh upaya perawat dalam perawatan rambut dalam kategori kurang (100%) Berdasarkan hal tersebut maka diharapkan kepada perawat agar dapat memberikan perawata rambut kepada pasien dengan sebaik mungkin karena perawatan rambut juga termasuk bagian dari kesejahteraan pasien. Kata Kunci : Perawatan rambut, Upaya perawat DESCRIPTIVE STUDY OF PERSONAL HYGIENE: HAIR CARE TO HOSPITALIZED PATIENTS IN THE ROEMANI SEMARANG HOPITAL Abstract One form of personal hygiene is hair care, hair care which can be an indicator of general health status, hormonal changes, physical emotional sress, aging, infections and diseases that can affect hair characteristics. Weak condition of patients who desperately need the help of a professional nurse designated to provide assistance to patients during hospitalization. Research purposes to determine description the personal hygiene: hair care ton hospitalized patients in the Roemani Semarang Hospital. Design of this study was a descriptive study. The population in this study was all immobilized patients hospitalized in the Roemani Semarang Hospital for 1 month. The number of patients is based on the number of patients in the September was 42 people. The sampling technique used was total sampling. The results showed that most of the frequency of hair washing done by respondents while still at home 4 times a week which is 47.6%. Most of the frequency of hair washing done by respondents when treated at home has never been is 95.2%. Most of the effects of hair care to the respondent when treated at home is not comfortable is 95.2%. The whole effort of nurses in the hair care category of less (100%). Under these conditions, it was expected to nurses in order to provide hair perawata to patients as quickly as possible because the hair care is also included as part of the welfare of the patient. Keywords: hair care, nurses Efforts

PENDAHULUAN Personal hygiene adalah perawatan diri dimana individu mempertahankan kesehatannya dan dipengaruhi oleh nilai serta keterampilan. Dalam dunia keperawatan personal hygiene merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi. Personal hygiene termasuk ke dalam tindakan pencegahan primer yang spesifik, dan menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk mikroorganisme yang ada dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah terserang berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut, dan penyakit saluran cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu (Hidayat & Uliyah, 2005). Personal hygiene sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan sehingga personal hygiene merupakan hal penting dan harus diperhatikan karena personal hygiene akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang (Tarwoto, 2004). Personal hygiene merupakan upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi mandi, kebersihan kulit, gigi, mulut, mata, hidung, telinga, rambut, kaki, kuku, dan genitalia (Effendy, 1997 dalam Pertiwi, 2008). Pada keadaan sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan memerlukan bantuan orang lain untuk melakukannya. Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan personal hygiene. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan individu dimana individu akan semakin lemah dan jatuh sakit (Mubarak, 2008). Salah satu bentuk personal hygiene adalah perawatan rambut, dimana perawatan rambut ini dapat menjadi suatu indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, sress emosional fisik, penuaan, infeksi serta penyakit yang dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Dampak perawatan rambut secara fisik dapat berupa penampilan dan kesejahteraan seseorang yang sering tergantung dari cara penampilan rambutnya, karena rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, dan melalui rambut

perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Dampak lain dari perawatan ramubut adalah secara psikososial yang berakibat pada rasa nyaman, harga diri dan gangguan interaksi sosial (Ambarwati & Sunarsih, 2011). Kondisi pasien yang lemah sangat membutuhkan bantuan dari perawat sebagai profesi yang ditunjuk untuk memberikan bantuan kepada pasien selama proses perawatan di rumah sakit. Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai pelayanan keperawatan secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun yang sehat dalam bentuk peningkatan, pengetahuan, kemampuan yang dimiliki sehingga seseorang dapat melakukan kegiatan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain. Rendahnya pengetahuan dan kemampuan pasien yang sakit dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit dapat mengganggu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Kusnanto, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyowati dan Handayani (2012) tentang peran perawat dalam pelaksanaan personal hygiene menurut persepsi pasien imobilisasi fisik didapatkan bahwa sebanyak 77 responden (54,6 %) mengatakan baik dan sebanyak 64 responden (45,4 %) mengatakan buruk. Hasil ini menunjukkan bahwa sebenarnya masih ada 45,4% pasien yang memiliki personal higiene rendah akibat dari peran perawat masih kurang dalam pelaksanaan personal hygiene pada pasien. Penelitian lain yang dilakukan oleh Damayanti (2010) yang meneliti tentang efektifitas tindakan personal hygiene terhadap tingkat kepuasan pasien imobilisasi di RS Mardi Rahayu Kudus menemukan bahwa ada perbedaan kepuasan yang signifikan sebelum dan setelah tindakan personal hygiene pada pasien imobilisasi. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan pemberian bantuan perawatan personal hygiene maka pasien dapat merasakan kepuasan dan kenyamanan selama menjalani perawatan di rumah sakit.

Studi pendahuluan yang dilakukan melalui observasi pada Bulan Maret 2013 tehadap 10 orang pasien imobilisasi di Ruang Umar dan Khatijah RS. Roemai yang telah menjalani perawatan lebih dari 3 hari semuanya ditemukan kondisi rambut bau, nampak kusut, kotor dan ditemukan ketombe. Berdasarkan keterangan pasien hal ini terjadi karena tidak ada bantuan dari perawat untuk melakukan perawatan terhadap rambut pasien. Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang perawat menyebutkan bahwa perawatan rambut pada pasien dilakukan oleh perawat tidak berdasarkan SOP secara menyeluruh yang terutama untuk perawatan keseharian untuk menata dan menyisir rambut pasien yang biasanya dilakukan oleh pasien sendiri. Rendahnya personal hygiene khususnya perawatan rambut ini disebabkan rendahnya kesadaran tentang pentingnya perawatan rambut dan dianggap sebagai hal yang sepele. METODOLOGI Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi diskriptif. Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan atas satu sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan melalui pengujian hipotesis deskriptif (Hasan,2004). Dalam pengujian ini variabel penelitian bersifat mandiri, oleh karena itu hipotesis penelitian tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien imobilisasi rawat inap di Rumah Sakit Roemani Semarang selama dua minggu. Jumlah pasien didasarkan pada jumlah pasien di ditemukan sebesar 42 orang.. Teknik sampling yang digunakan adalah consequtive sampling yang berjumlah 42 orang.

HASIL PENELITIAN Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan pasien imobilisasi di Rumah Sakit Roemani Semarang, September 2013 (n=42) Tidak bekerja Swasta Wiraswasta Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 15 24 3 35,7 57,1 7,1 Jumlah 42 100 Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan responden penelitian adalah swasta yaitu sebanyak 24 orang (57,1%), yang tidak bekerja sebanyak 15 orang (35,7%) dan yang wiraswasta sebanyak 3 orang (7,1%). Tabel 2 Distribusi frekuensi mencuci rambut di rumah pada pasien imobilisasi di Rumah Sakit Roemani Semarang, September 2013 (n=42) Frekuensi mencuci rambut di rumah Jarang Sering Selalu Frekuensi Persentase (%) 5 17 20 11,9 40,5 47,6 Jumlah 42 100 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar frekuensi mencuci rambut yang dilakukan responden sewaktu masih di rumah kategori selalu atau 4 kali seminggu yaitu 20 orang (47,6%), yang sering atau 3 kali seminggu 17 orang (40,5%) dan yang selalu atau 2 kali sebanyak 5 orang (11,9%).

Tabel 3 Distribusi frekuensi mencuci rambut di rumah sakit pada pasien imobilisasi di Rumah Sakit Roemani Semarang, September 2013 (n=42) Frekuensi mencuci rambut di rumah sakit Pernah Tidak pernah Frekuensi Persentase (%) 2 40 4,8 95,2 Jumlah 42 100 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar frekuensi mencuci rambut yang dilakukan responden sewaktu dirawat di rumah menyatakan tidak pernah yaitu 40 orang (95,2%), yang pernah atau 1 kali sebanyak 2 orang (4,8%). Tabel 4 Distribusi frekuensi jenis perawatan rambut di rumah sakit pada pasien imobilisasi di Rumah Sakit Roemani Semarang, September 2013 (n=42) Jenis perawatan rambut Frekuensi Persentase (%) Sisir rambut Cuci rambut 40 2 95,2 4,8 Jumlah 42 100 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar jenis perawatan rambut kepada responden sewaktu dirawat di rumah adalah sisir rambut yaitu 40 orang (95,2%), yang cuci rambut sebanyak 2 orang (4,8%). Tabel 5 Distribusi frekuensi dampak perawatan rambut di rumah sakit pada pasien imobilisasi di Rumah Sakit Roemani Semarang, September 2013 (n=42) Dampak perawatan rambut Frekuensi Persentase (%) Tidak nyaman Nyaman 40 2 95,2 4,8 Jumlah 42 100 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar dampak perawatan rambut kepada responden sewaktu dirawat di rumah adalah tidak nyaman yaitu 40 orang (95,2%), yang menyatakan nyaman sebanyak 2 orang (4,8%).

Tabel 6 Distribusi frekuensi upaya perawat dalam perawatan rambut di rumah sakit pada pasien imobilisasi di Rumah Sakit Roemani Semarang, September 2013 (n=42) Kurang Baik Upaya perawat dalam perawatan rambut Frekuensi Persentase (%) 42 0 100,0 0,0 Jumlah 42 100 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa seluruh upaya perawat dalam perawatan rambut dalam kategori kurang (100%). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa selama di rumah frekuensi mencuci rambut pasien sebagian besar sebanyak 4 kali seminggu atau selalu yaitu 47,6%. Frekuensi mencuci rambut selama di rawat di rumah sakit ditemukan bahwa sebagian besar menyatakan tidak pernah yaitu 95,2%. Hal ini terjadi karena kondisi pasien yang terkadang memang sulit untuk dilakukan mencuci rambut. Pasien sendiri terkadang merasa susah karena kondisi yang serba sulit sehingga bertahan untuk tidak mencuci rambut. Penelitian yang dilakukan oleh Pratikwo (2006) yang menemukan bahwa frekuensi perawatan rambut ditemukan yang terbanyak adalah 2 hari sekali pada lansia di Kelurahan Medono Kota Pekalongan. Kebersihan rambut ini dapat membuat responden menjadi merasa nyaman. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar jenis perawatan rambut kepada responden sewaktu dirawat di rumah adalah sisir rambut yaitu 95,2%. Hal ini terjadi karena memang hanya menyisir yang terbanyak dilakukan untuk menjaga kerapian rambut. Mencuci rambut sangat sulit dilakukan terutama

pada pasien yang imobilisasi sehingga tindakan yang dilakukan untuk menjaga kerapian rambut hanya sebatas menyisir rambut. Penelitian yang dilakukan oleh Brogi (2009) menyebutkan bahwa perawatan minimal terhadap rambut dapat dilakukan dengan menyisir dan mencuci rambut. Rambut harus bersih dan rapi dan rambut yang panjang harus diikat. Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut. Distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dampak perawatan rambut kepada responden sewaktu dirawat di rumah adalah tidak nyaman yaitu 95,2%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien tidak merasa nyaman dengan kondisi rambutnya. Kondisi rambut yang sudah lama tidak dicuci menjadi kusut, kusam dan kaku, hal tersebut menyebabkan pasien merasa tidak percaya diri dan tidak nyaman dengan kondisi rambutnya. Dampak secara psikososial yang berhubungan dengan personal hygiene terutama perawatan rambut adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. Hasil penelitian menemukan bahwa seluruh upaya perawat dalam perawatan rambut dalam kategori kurang (100%). Hal ini menunjukkan bahwa perawat di Rumah Sakit Roemani tidak secara khusus memberikan upaya perawatan rambut

kepada pasien. Selama ini pasien lebih cenderung melakukan perawatan rambut sendiri terutama untuk menyisir dan merapikan rambut. Perawat tidak pernah menawarkan kepada pasien imobilisasi untuk mencuci rambut atau sekedar memeriksa rambut. Berkaitan dengan pemeriksaan rambut yang tidak dilakukan dapat terjadi karena ada rasa sungkan atau menghormati pasien karena untuk meraba rambut dan kepala terkadang dianggap tidak sopan. Perawatan rambut terutama untuk mencuci rambut terkadang lebih banyak karena inisiatif dari pasien yang menginginkan rambutnya untuk dicuci karena sudah merasakan ketidaknyamanan terhadap kondisi rambutnya selama di rawat dirumah sakit. Penelitian yang dilakukan oleh Bimo (2011) menemukan bahwa perawat juga tidak melakukan perawatan rambut pada pasien imobilisasi. Perawat melakukan mencuci rambut pada pasien jika hanya diminta oleh pasien yang bersangkutan... PENUTUP Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa frekuensi mencuci rambut pasien di rumah sebagian besar sebanyak 4 kali seminggu atau selalu yaitu 47,6%. Sedangkan frekuensi mencuci rambut selama di rawat di rumah sakit ditemukan bahwa sebagian besar menyatakan tidak pernah yaitu 95,2%. Sebagian besar jenis perawatan rambut kepada responden sewaktu dirawat di rumah sakit adalah sisir rambut yaitu 95,2%. Sebagian besar dampak perawatan rambut kepada responden sewaktu dirawat di rumah adalah tidak nyaman yaitu 95,2%. Seluruh upaya perawat dalam perawatan rambut dalam kategori kurang (100%). Berdasarkan hasil tersebut maka disarankan kepada rumah sakit dapat memberikan himbauan atau support lebih intensif kepada perawat dalam tindakan

perawatan rambut sesuai dengan SOP sebagai upaya meningkatkan pemenuhan rasa nyaman bagi pasien dan upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan 1 Aini Mustaghfiroh : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang 2 Dr. Tri Hartiti, SKM, M.Kep: Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang 3. Edy Wuryanto, S.Kep. M.Kep.: Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang KEPUSTAKAAN Ambarwati, E.R. & Sunarsih, T. (2011). KDPK Kebidanan : Teori dan Apilkasi. Yogyakarta: Nuha Medika. Bimo, P. (2011). Gamabran faktor motivasi perawat dalam pemenuhan kebutuha personal hygiene pasien di ruang rawat inap RSUD Sumedang. Artikel. Brogi, A. (2009). Air, Higiene dan Sanitasi. Majalah kesehatan untuk pekerja kesehatan indonesia dipublikasikan oleh aide médicale internationale Damayanti, M.D. (2010). Efektifitas tindakan personal hygiene terhadap tingkat kepuasan pasien imobilisasi Di RS Mardi Rahayu Kudus. Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara. Hidayat, A.A.A. dan Uliyah, M. (2005). Kebutuhan Dasar Manusia, Buku Saku Praktikum. Jakarta: EGC Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Professional. Jakarta: EGC. Pratikwo, S (2006). Analisis pengaruh faktor nilai hidup, kemandirian, dan dukungan keluarga terhadap perilaku sehat lansia di Kelurahan Medono Kota Pekalongan. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 1 / No. 2 / Agustus 2006. Sugiyono. (2007). Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfa Beta Tarwoto. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta

PERNYATAAN PERSETUJUAN MANUSCRIPT DENGAN JUDUL STUDI DESKRIPTIF PERSONAL HYGIENE: PERAWATAN RAMBUT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS. ROEMANI SEMARANG Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang, Oktober 2013 Pembimbing I Dr. Tri Hartiti, SKM, M.Kep. Pembimbing II Edy Wuryanto, S.Kep. M.Kep.