Standar Kerja dan Perencanaan Kualitas Potongan Daging Sapi dari RPH Sampai Display Pasar Tradisional

dokumen-dokumen yang mirip
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

Upaya Penurunan Tingkat Kecacatan Produk dengan Metode DMAIC di PT. X

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

MENERAPKAN PRINSIP KESEJAHTERAAN HEWAN

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH POTONG UNGGAS

EVALUASI PELAKSANAAN GOOD SLAUGHTERING PRACTICES DAN STANDARD SANITATION OPERATING PROCEDURE DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN KELAS C SKRIPSI DIANASTHA

Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

b. Sapi/kerbau: Berumur di atas 2 (dua) tahun ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi tetap. (Lihat Gambar 1b).

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

PENERAPAN KESEJAHTERAAN HEWAN DI RUMAH POTONG HEWAN Oleh. drh. Aryani Widyawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek

Penurunan Penyusutan Serpihan Emas di Departemen Hollow PT. Untung Bersama Sejahtera

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

REGULASI PEMERINTAH TERHADAP RANTAI PASOK DAGING SAPI BEKU

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih maju, kesadaran kebutuhan nutrisi asal ternak semakin meningkat,

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa)

ANALISA PENURUNAN WAKTU PROSES BARITORI CAMSHAFT DENGAN METODE 6 STEP STANDARDIZED WORK DI PT.TMMIN

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun. Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik D.I

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

Perancangan Modul Verifikasi dan Metode Pemeriksaan Peralatan Produksi Sigaret Kretek Tangan di PT X

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114/Permentan/PD.410/9/2014 TENTANG PEMOTONGAN HEWAN KURBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 501

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)**

Badan Standardisasi Nasional

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

Analisa Mikroorganisme

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk

IMPLEMENTASI ANIMAL WELFARE PADA PROSES PEMOTONGAN SAPI DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN PESANGGARAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, karena daging merupakan sumber protein

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMOTONGAN HEWAN DAN PENANGANAN DAGING

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

BAB IV PENUTUP. 1. Pengelolaan Limbah Rumah Potong Lubuk Buaya Padang. temukan bahwa pengelolaan limbah RPH terbagi atas 3 macam yaitu:

Usulan Penurunan Tingkat Kecacatan Produk Sosis Ayam di PT Charoen Pokphand Indonesia

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA RUMAH PEMOTONGAN BABI DI KOTA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha

Prosedur Operasional Standard Pemotongan Hewan di RPH

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

TINJAUAN PUSTAKA Konversi Otot Menjadi Daging

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

Gambaran Pelaksanaan Rumah Pemotongan Hewan Babi (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Hewan Kota Semarang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing berlokasi di Denpasar dan Tabanan, Tempat Pemotongan Ayam

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

PENERAPAN RANTAI PASOK HALAL PADA KOMODITAS DAGING AYAM DI KABUPATEN PONOROGO

Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya

PERBAIKAN UNSTRUCTURED DATABASE SISTEM PEMBELIAN PT. X UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PERUSAHAAN

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Statistika Deskriptif

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PEMOTONGAN HEWAN TERNAK

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi

RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN DAGING SAPI DI PT.X

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KTT Ketahanan Pangan Jakarta, Indonesia 7 & 8 Februari 2012

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul

Transkripsi:

Standar Kerja dan Perencanaan Kualitas Potongan Daging Sapi dari RPH Sampai Display Pasar Tradisional Kelvin Siswanto, I Nyoman Sutapa Abstract: Rumah Potong Hewan (RPH) is a place where do slaughter animals for food. Consumer demand for quality piece of meat made RPH must pay attention to the production process. Standardized work and quality plan is needed for the resulting product had a high quality, especially piece of meat. Standardized work and quality plan is not end until RPH, but also transportation and at traditional market. Improvement methods used in this research is the method of Standardized work, quality plan, and fishbone diagram. This improvement will be supported by the establishment of some standardization work in order to maintain sustainable improvements in the future. Keywords: Work, Quality Plan, Fishbone Diagram Pendahuluan Rumah Potong Hewan (RPH) merupakan salah satu tempat pemotongan hewan yang berada di Surabaya. Permintaan konsumen atas potongan sapi yang bermutu membuat RPH harus memperhatikan proses produksinya. Harga sapi per ekor mencapai 11 15 juta tergantung jenis, dan kualitas sapi tersebut (Dinas Peternakan, 2015). RPH dengan tuntutan kualitas dan harga harus memperhatikan proses produksi yang sesuai dengan standar kerja dan perencanaan kualitas. Standar kerja dan perencanaan kualitas diperlukan agar produk yang dihasilkan RPH yaitu potongan sapi berkualitas. Daging merupakan salah satu bahan pangan asal ternak yang mengandung zat-zat gizi bernutrisi tinggi yang sangat layak dikonsumsi manusia. Standar kerja tidak hanya sampai di RPH, melainkan proses transportasi sampai di pasar tradisonal. Proses transportasi sampai pasar tradisional yang baik dapat membuat mutu dapat terjaga. Kualitas sapi impor memiliki potongan yang lebih baik daripada lokal. Hal ini dipengaruhi oleh pakan sapi,dan beban hidup sapi. Sapi calon potong lokal memiliki beban hidup berat, yaitu digunakan sebagai sapi pekerja, sedangkan sapi calon potong impor tidak melakukan pekerjaan (Surabaya Post, 2011). Proses sesaat sebelum pemotongan juga mempengaruhi kualitas. Sapi yang tegang sesaat sebelum dipotong akan berbeda kualitasnya, dengan sapi yang tidak tegang. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan standar kerja dan perencanaan kualitas potongan sapi mulai dari rumah potong hewan sampai di pasar tradisional. 1,2,3 Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236. Email: penulis1@yahoo.com, penulis2@petra.ac.id 3 Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Baru. Jl. Sukamaju 10, Malang 61234. Email: penulis3@baru.ac.id Metode Penelitian Penelitian digunakan untuk menjaga kualitas potongan sapi dapat segar dan bermutu. Metode-metode yang akan dibahas menjadi dasar penelitian ini. Standar Kerja Standarisasi kerja adalah fondasi bagi peningkatan berkesinambungan dan pemberdayaan karyawan. Lembar standar kerja dan informasi yang ada di dalamnya merupakan elemen penting dari sistem yang ada di perusahaan. Standarisasi kerja akan membuat efisiensi yang tinggi bisa dipertahankan dengan mencegah produk cacat, kesalahan operasional dan kecelakaan kerja, dan dengan menyertakan ide-ide pekerja. Liker [1]. Quality Plan quality plan adalah output dari perancangan sistem pengendalian kualitas yang dilakukan. Pengendalian kualitas sendiri merupakan aktifitas yang dilakukan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan customer. Spesifikasi produk yang sesuai dengan keinginan customer, kemudian terdapat karakteristik kualitas produk, sehingga output dari produk sesuai dengan keinginan customer. Pengendalian kualitas yang diimprovisasi terus menerus dapat mencapai kepuasan customer. Gryna [2]. 277

Cause and Effect Diagram Cause and effect diagram merupakan salah satu dari seven tools. Cause and effect diagram atau yang biasa disebut fishbone diagram menggambarkan akar-akar dari penyebab masalah yang terjadi. Akarakar masalah dapat ditemukan dengan bantuan menggunakan 5M dan 1E. Penggunaan fishbone diagram akan mempermudah dalam penentuan solusi perbaikan masalah. Hasil dan Pembahasan Objek Penelitian Perusahaan yang dijadikan objek penelitian sepanjang rantai pasok yaitu mulai dari Rumah Potong Hewan (RPH) sampai pasar tradisional di Surabaya. Rumah Potong Hewan (RPH) merupakan tempat dilakukannya proses pemotongan hewan. Pasar tradisional merupakan tempat para pedagang menjual barang dagangannya. Rumah Potong Hewan (RPH) X merupakan salah satu rumah potong hewan yang berada di Surabaya. Sapi yang dipotong diberikan perlakuan yang sudah ditetapkan agar sesuai dengan standar yang ada. Proses produksi di RPH dibedakan menjadi beberapa bagian. Proses dimulai dari sapi utuh datang sampai potongan sapi siap dijual. Gambar 1 menampilkan proses produksi di RPH. Gambar 1. Proses Produksi Rumah Potong Hewan Sapi yang datang dari pedagang sapi ditampung terlebih dahulu. Sapi dalam kondisi lelah dan stress dapat menyebabkan kualitas potongan sapi tidak baik. Sapi yang stress mengakibatkan sirkulasi darah tidak optimal, sehingga pada saat penyembelihan darah sapi tidak mengalir sempurna. Darah yang mengendap di dalam dapat mempercepat proses pembusukan potongan tersebut. Proses selanjutnya adalah pemeriksaan sebelum dipotong atau disebut antemortum, dilakukan oleh tim medis. Proses selanjutnya adalah proses pemotongan, dilakukan oleh tukang jagal dan mudin. Proses selanjutnya adalah pemeriksaan potongan atau disebut posmartum, proses ini juga dilakukan oleh tim medis RPH X. Proses terakhir adalah potongan dijual kepada konsumen. RPH X juga memperhatikan kualitas potongan. Quality plan RPH X terdapat pada proses penampungan, antemortum, dan posmortum. Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual dan melakukan proses transaksi. Pedagang kios di pasar tradisional harus menjaga kualitas barang dagangannya agar berkualitas. Standar kerja dan perencanaan kualitas dibutuhkan agar kualitas potongan sapi dapat terjaga dari RPH sampai pasar tradisonal. Standar kerja dan perencanaan kualitas dapat dilihat pada sub bab berikut. Standar Kerja dan Perencanaan Kualitas Setiap Proses dari RPH Sampai Pasar Tradisional Standar Kerja Proses Kedatangan Sapi Tahap pertama yang dilakukan pada proses ini adalah proses unloading. Proses ini dilakukan dengan tujuan memindahkan sapi dari truk pengangkut sapi ke tempat peristirahatan hewan. Tabel 1 menunjukan standar kerja proses kedatangan sapi. Tabel 1. Standar Kerja Proses Kedatangan Sapi Proses Fasilitas Standar Kualitas Kedatangan Gangway Fasilitas transportasi yang standar Kedatangan Gangway lingkungan yang memadai Kedatangan Gangway Tidak ada unsur kekerasan dan paksaan pada hewan Fasilitas, kondisi lingkungan yang baik dapat membuat sapi merasa nyaman. Sapi yang merasa nyaman sehingga sapi tidak menjadi stres saat akan dilakukan proses pemotongan. Kekerasan dan paksaan pada hewan juga dapat membuat hewan menjadi stres. Standar Kerja Proses Penampungan Sapi Tahap selanjutnya adalah proses penampungan sapi. Sapi yang telah datang akan ditampung dengan tujuan peristirahatan bagi sapi tersebut. Sapi diistirahatkan dengan tujuan sapi calon potong dapat terhindar dari stress. Sapi diperlakukan sedemikian rupa agar berada dalam kondisi yang sehat untuk proses pemotongan Tabel 2 menyajikan standar kerja proses penampungan sapi. 278

Tabel 2. Standar Kerja Proses Penampungan Sapi Proses Fasilitas Standar Kualitas Penampung Kandang Fasilitas an kandang yang sesuai standar Penampung Kandang an kandang yang baik Penampung Kandang Hewan bebas an berekspresi dan tidak ada tekanan Fasilitas mencakup makanan, dan minuman yang memadai. mencakup kebersihan, penerangan, ventilasi udara, teduh, dll. Standar Kerja Proses Pemotongan Sapi Proses berikutnya adalah proses pemotongan. Proses pemotongan dilakukan oleh juru sembelih halal dan sesuai dengan secara islami. Proses pemotongan dibedakan menjadi beberapa bagian. Table 3 menunjukan standar kualitas proses pemotongan. Tabel 3. Standar Kerja Proses Pemotongan Sapi Proses Fasilitas Standar Kualitas Pemoton gan Tempat Pemotongan Prosedur pemotongan yang standar Pemoton gan Pemoton gan Tempat Pemotongan Tempat Pemotongan Perlengkapan kerja yang lengkap dan standar Tidak ada unsur kekerasan dan tekanan pada hewan Prosedur pemotongan yang sesuai standar agar hasil potongan ASUH. Perlengkapan kerja yang standar agar potongan tidak terkontaminasi. Tidak ada unsur kekerasan dan tekanan yang dapat menyebabkan hewan menjadi stres. Standar Kerja Proses Loading, Transportasi, dan Unloading Standar kualitas proses loading, transportasi, dan unloading dibutuhkan agar kualitas sapi dapat terjaga. Tabel 4 menyajikan standar kerja proses loading, transportasi, dan unloading. Tabel 4. Standar Kerja Proses Loading, Transportasi, dan Unloading Proses Fasilitas Standar Kualitas Loading Transportasi Loading dan Unloading Truk pengangkut Truk pengangkut Truk pengangkut Pembagian antar dan jeroan, dan tidak boleh saling bertumpukan Penutupan menggunakan terpal agar terhindar dari air dan udara Menggunakan peralatan kerja standar Pembagian antar dan jeroan dengan tujuan tidak terkontaminasi oleh kuman pada jeroan. Penutupan dengan terpal dan menggunakan peralatan kerja standar agar dan jeroan tidak terkontaminasi. Standar Kerja Proses Display Standar pada pasar dibedakan menjadi beberapa aspek. Tabel 5 menunjukan aspek penilaian pasar Tabel 5. Aspek Penilaian Pasar Proses Fasilitas Aspek Lokasi dan bangunan Konstruksi dan bangunan utama Penerangan Pisau dan talenan Air dan cuci tangan Penanganan hama dan rodensia Aspek tersebut terdiri dari indikator yang menunjukan standar kualitas pada setiap aspeknya. Quality Plan Proses Antemortem, dan Postmortem 279

Tabel 6. Aspek Quality Plan Karakteristi Frekuensi Point Standar Alat Pengukuran k Kualitas pemeriksaan Pemeriksaan Penerimaan Inspeksi 100% Mata Hitam cerah Visual mata Inspeksi 100% Telinga Aktif Visual telinga bergerak mulut dan Inspeksi 100% Mulut dan hidung Basah dan lembab hidung Inspeksi 100% Hidung 25 34 o C Termometer suhu nafas bulu Inspeksi 100% Bulu Tidak kusam Visual ritme pernafasan Inspeksi 100% hidung 25-30 / menit Visual karkas limfoglandul a karkas rongga dada paru-paru jantung limpa hati Inspeksi 100% Inspeksi 100% Karkas limfoglandula Karkas rongga dada Cerah merah darah Cerah merah darah Inspeksi 100% Paru-paru Tekstur lunak warna merah cerah Inspeksi 100% Jantung Tidak terdapat peradangan Inspeksi 100% Limpa Warna merah darah, dan tekstur kenyal Inspeksi 100% hati Terdapat cairan pericardium, tidak terdapat cacing, dan tidak ada peradangan Karakteristik kualitas mengenai jenis kecacatan pada setiap bagian yang dilakukan pemeriksaan, baik pada bagian antemortem atau postmortem. Standart penerimaan yaitu kualitas minimum yang ditolerir perusahaan agar produk tersebut dapat dilanjutkan ke proses lain. Alat pengukuran yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui apakah produk tersebut diterima atau ditolak.rph X memiliki beberapa aturan terkait dengan hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan terdiri dari dua macam yaitu pemeriksaan antemortem, dan pemeriksaan postmartum.pemeriksaan antermortem terdapat tiga macam keputusan yaitu boleh dipotong, ditunda, dan tidak boleh dipotong. Fishbone Diagram Fishbone diagram merupakan salah satu dari seven tools yang digunakan untuk mengetahui akar permasalahan. Objek yang dilakukan penelitian adalah salah satu rumah potong hewan di Surabaya, dan salah satu pasar tradisional di Surabaya. Gambar 2 fishbone diagram untuk permasalahan di rumah potong hewan. 280

Gambar 2. Fishbone Diagram Potongan Daging Sapi Tidak Maksimal Faktor yang menyebabkan kualitas potongan sapi tidak maksimal terdiri dari man dan environment. Man yaitu para pekerja yang masih memberikan tekanan dan kekerasan pada hewan calon potong, dan para pekerja yang tidak menggunakan perlengkapan standart seperti celemek, sarung tangan, sepatu. Environment yaitu sapi melakukan banyak interaksi dengan para pekerja baik sepanjang proses, hal ini dapat menyebabkan sapi menjadi gelisah dan stress. Gambar 3 menyajikan fishbone diagram potongan sapi pada pasar tidak maksimal Penyelesaian Permasalahan Kualitas Daging Sapi Perbaikan proses penanganan sapi potong sepanjang rantai pasok diperlukan agar kualitas potongan sapi dapat terjaga. Berdasarkan akar permasalahan yang terjadi, para pekerja RPH khususnya bagian pemotongan dan pedagang agar menggunakan perlengkapan kerja sesuai standar seperti pelindung kepala, sarung tangan, celemek, dan sepatu kerja. Tekanan atau kekerasan pada sapi seperti penarikan secara paksa sapi yang tidak mau berjalan dengan tali tambang, dapat digantikan menggunakan Cattle talker. Penggunaan alat restraining box untuk perobohan hewan Para pedagang juga diharapkan mengganti talenan yang memiliki bahan yang berpori menjadi talenan dengan bahan yang tidak berpori seperti plastik dan kaca. SIMPULAN Standar kualitas dan perencanaan mutu pada proses pemotongan sampai penataan dibutuhkan agar mutu potongan sapi dapat terjaga dan ASUH. Daging yang bermutu adalah yang segar, bernutrisi tinggi, dan tahan lama. Standar kualitas yang terdapat pada proses kedatangan sapi, penampungan sapi, pemotongan sapi, transportasi, dan penataan pada. Quality plan terdapat pada proses pemeriksaan antemortem dan postmortem. Proses kedatangan sapi telah dikembangkan 18 standar kualitas untuk menjaga kualitas sapi. Proses penampungan sapi telah dikembangkan sebnyak 10 standar kualitas untuk menjaga kualitas sapi. Proses pemotongan sapi telah dikembangkan 9 standar kualitas untuk menjaga kualitas sapi. Proses loading dan transportasi terdapat 3 standar kualitas untuk menjaga kualitas sapi. Proses unloading dan penataan terdapat 23 standar kualitas yang terdiri dari beberapa aspek untuk menjaga kualitas sapi. Daftar Pustaka 1. Gryna, Frank M. 1993. Quality Planning and analysis (3 rd ed). New York: McGraw Hill. 2. Liker, J.K. (2006). The toyota way: 14 prinsip manajemen dari perusahaan manufaktur terhebat di dunia. Jakarta: Erlangga. 3. Montgomery, Douglas,C. 2009. Introduction to Statistical Quality Control. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. 281

Gambar 3. Fishbone Diagram Potongan Daging Sapi pada Display Pasar Tidak Maksimal Faktor yang menyebabkan kualitas potongan sapi yang dijual di pasar tidak maksimal juga terdiri dari machine, environment, dan man. Man yaitu terdapat pedagang atau pengunjung. yang melakukan kontaminasi silang seperti meludah, dan merokok. Pedagang juga tidak menggunakan alat kerja standart seperti baju, celemek, sarung tangan, dan sepatu. Environment yaitu kondisi bangunan yang tidak terawat dan susah dilakukan pembersihan. Machine yaitu talenan yang digunakan terdiri dari bahan yang berpori (kayu). 282