BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Aningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap makhluknya.

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas III SD Negeri 15 Tanah Garam

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu membaca,

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Jawa. Bahasa Jawa dalam pembelajaran di SD dimasukkan ke dalam muatan lokal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rifki Arif Nugraha, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Siswa Kelas IV

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. sangat penting. Kegiatan baca tulis adalah modal utama dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. mengandung pengertian bahwa dengan membaca akan diperoleh pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIFMELALUI STRATEGI DRTA DI KELAS IV SDN 05 KOTO PULAI KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Menurut Santoso (2008:17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DERECTED READING THINGKING ACTIVITY

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. Dengan sifat sosial yang dimilikinya tentu mereka akan saling berinteraksi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. yaitu aspek membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dari membaca. Roger Farr (Damaianti, 2001:4) mengemukakan bahwa

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berfikir, menalar, menghayati, kehidupan dan alat komunikasi. suara atau tanda atau lambang yang dikeluarkan oleh manusia untuk

Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua jenis kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun di dalam masyarakat, tidak terlepas dari bahasa. Manusia menyadari pentingnya interaksi antar sesama manusia memerlukan bahasa. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan pemikiran dan pendapat kepada orang lain. Menurut Tampubolon (2008:3) dari segi kognitif, bahasa adalah alat berpikir, menyatakan pikiran, dan memahami pikiran. Maka pembicara perlu berkomunikasi lisan, menguasai bahasa lisan dan cara-cara berbicara itu sendiri. Oleh karena itu, sasaran pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah keterampilan berbahasa. Hal ini sejalan sebagaimana menurut Tarigan (2008:1) bahwa ada empat keterampilan dalam berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut membaca memegang peran penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Membaca dapat memperluas pengetahuan, wawasan dan kemampuan seseorang. Oleh karena itu, membaca termasuk kedalam kurikulum pendidikan yang terdapat pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi teks. Kemampuan membaca merupakan dasar utama yang harus dimiliki siswa, sebab tidak berpengaruh terhadap pembelajaran bahasa saja, tetapi seluruh aktivitas pembelajaran melibatkan kemampuan membaca. Dengan membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan dan informasi yang diinginkan melalui bahan bacaan karena setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca di samping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan seharihari (Rahim, 2008:1). 1

2 Begitu penting kemampuan membaca bagi siswa, terutama dalam proses pembelajaran dengan kemampuan membaca, akan mempermudah siswa baik dalam memperoleh pengetahuan, maupun mengembangkan pola pikir siswa. Jika tujuan itu tercapai, maka pembelajaran membaca harus dilaksanakan secara intensif. Aktivitas membaca bagi siswa, tidak selamanya berlangsung sesuai dengan harapan. Masih terdapat banyak kekurangan pada proses pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam membaca pemahaman. Pembelajaran membaca pemahaman teks di sekolah dasar bagi siswa kelas tinggi cenderung diabaikan seharusnya pembelajaran membaca pemahaman bukan hanya menjawab pertanyaan, menyuarakan bunyi, cepat dan lambatnya membaca melainkan melibatkan siswa berpikir mengenai bacaan sehingga siswa terlibat aktif dalam membaca. Hambatan dalam proses pembelajaran membaca, terutama membaca pemahaman siswa di kelas tinggi cenderung tidak aktif, hal itu disebabkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media maupun metode yang digunakan kurang menarik minat dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran membaca. Hal serupa terjadi pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. Hal ini diketahui setelah dilakukan pengamatan di kelas. Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman di kelas V masih sangat rendah, hal itu tercermin dari nilai siswa yang rata-ratanya hanya 5,96 dengan KKM kelas 65. Siswa kelas V di SDN 2 Suntenjaya berjumlah 26 orang. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran membaca kurang efektif sehingga membuat siswa bosan dan jenuh mengikuti pembelajaran. Kebanyakan guru hanya memberikan bahan bacaan, kemudian siswa menjawab pertanyaan sesuai bacaan sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran, terbatasnya kreativitas siswa dalam membaca, tidak memberi kesan pada siswa saat pembelajaran. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kemampuan membaca siswa di sekolah dasar dipengaruhi faktor fisiologis, faktor intelektual, lingkungan, dan psikologis. Siswa belum mampu memahami isi bacaan, mengurutkan cerita,

3 menjelaskan kembali isi cerita dan menyimpulkan isi bacaan karena metode yang digunakan guru dalam membaca sangat monoton sehingga siswa merasa bosan dalam pembelajaran membaca. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Iskandarwassid (2009:246) bahwa: Pengajaran membaca harus memperhatikan kebiasaan cara berpikir teratur dan baik. Hal ini disebabkan membaca sebagai hal yang sangat kompleks, dengan melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan pemikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan dan pemecahan masalah. Kemampuan membaca pemahaman perlu ditingkatkan melalui metode pembelajaran yang menarik minat siswa sehingga merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran membaca. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Metode DRTA ini merupakan salah satu metode untuk pengajaran membaca pemahaman. Metode DRTA lebih memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikan ketika mereka membaca (Rahim, 2008:47). Siswa diajak membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul, membuat prediksi berdasarkan petunjuk gambar dan menilai ketepatan prediksi sehingga siswa diajak berpikir mengenai isi bacaan dengan pengetahuan awal yang dimiliki. Dalam metode DRTA proses membaca suatu teks melalui media gambar, sehingga mendorong anak berpikir dan memprediksi mengenai bacaan suatu teks. Dalam memprediksi bahan bacaan akan memudahkan siswa dalam memahami isi suatu bacaan dan memudahkan siswa menyerap informasi dari bacaan suatu teks. Oleh karena itu, dengan penerapan metode DRTA, kemampuan membaca pemahaman siswa diharapkan dapat semakin meningkat. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memfokuskan penelitian yang diberi judul, Penerapan Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat. Semoga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dari suatu permasalahan

4 terutama mengenai membaca pemahaman dalam pembelajaran siswa di sekolah dengan metode yang diterapkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah tersebut sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya? 2. Bagaimanakah pelaksanaan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya? 3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Sutenjaya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk : 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. 2. Mengetahui pelaksanaan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. 3. Mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Sutenjaya. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam dua kerangka berikut : Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan deskriptif tentang meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa sekolah dasar melalui metode DRTA yang diberikan.

5 Manfaat praktis. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berguna: 1. Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan dapat: a. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. b. Mengetahui sejauhmana kemampuan membaca pemahaman siswa. c. Mengembangkan kemampuan membaca pemahaman. 2. Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat: a. Memberikan gambaran mengenai penerapan dan pengembangan metode DRTA dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. b. Menambah pengetahuan mengenai metode pembelajaran membaca pemahaman. c. Menjadi acuan dalam pembelajaran membaca pemahaman. 3. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat: a. Memberikan pengaruh dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar. b. Menjadi salah satu metode alternatif yang dapat digunakan para guru dalam pembelajaran membaca pemahaman. c. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa. 4. Bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat: a. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar melalui metode DRTA. b. Sebagai dasar penelitian lanjut mengenai kemampuan membaca pemahaman dengan metode DRTA. c. Menambah informasi mengenai membaca pemahaman siswa. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah adalah sebagai berikut: Dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) dapat meningkatkan

6 kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. F. Penjelasan Istilah 1. Penerapan Penjelasan Istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam Maria (2012:6) penerapan adalah hal, cara atau hasil. Adapun menurut Lukman Ali dalam Maria (2012:6) penerapan adalah mempraktekkan, memasangkan. Mengacu pada pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah cara yang kemudian diterapkan pada suatu proses kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. 2. Metode Menurut Abidin (2012:73) bahwa metode adalah rencana keseluruhan proses pembelajaran dari tahap penentuan tujuan pembelajaran, peran guru, peran siswa, materi, sampai tahap evaluasi pembelajaran. Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan metode adalah cara atau langkah-langkah dalam suatu perencanaan yang akan diterapkan secara tersusun demi tercapai tujuan. 3. Metode DRTA Menurut Abidin (2012:81) metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) adalah salah satu metode dalam pembelajaran membaca yang menggunakan tiga tahapan yaitu prabaca, membaca dan pascabaca. Sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli, maka metode DRTA dalam penelitian ini adalah suatu cara atau langkah-langkah yang diterapkan pada pembelajaran membaca pemahaman supaya mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam membaca dengan memprediksikan isi cerita dari judul yang diberikan kemudian memprediksi dari sebuah gambar sehingga siswa dituntut untuk berpikir mengenai

7 bacaan yang akan diberikan kemudian pada tahap terakhir siswa diberikan teks bacaan berupa cerita maupun wacana sehingga bisa mengetahui prediksi mereka salah atau benar. 4. Membaca Menurut Tarigan (2008:7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Mengacu pendapat ahli, maka membaca adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dari sebuah bacaan yang tertera dalam tulisan maupun lisan. Melalui membaca seseorang dapat mendapatkan ilmu pengetahuan, informasi yang ingin diketahui dan belajar dari pengalaman seseorang sehingga menambah wawasan. 5. Kemampuan Membaca Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan memahami isi secara keseluruhan (Tampubolon, 2008:7). Mengacu pada pendapat ahli diatas maka kemampuan membaca ialah daya serap seseorang dalam memahami isi bacaan secara keseluruhan yang diperoleh ketika membaca teks sehingga dapat memperoleh informasi, menyimpulkan bacaan, menceritakan kembali dan mengetahui nilai-nilai kehidupan yang terkandung dari teks yang dibaca pada saat siswa melaksanakan tes. 6. Membaca Pemahaman Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan membacanya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan (Resmini dan Juanda, 2008:80). Dari pendapat ahli tersebut maka membaca pemahaman yang dimaksud adalah kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan secara mendalam yang bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung pada suatu bacaan.

8