BAB I PENDAHULUAN. sangat digemari oleh masyarakat di dunia pada umumnya. Beberapa negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan jantung

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

DAFTAR PUSTAKA. Departemen Pertanian. (2006). Produktifitas Buah Pisanf Indonesia. Jakarta: Departemen Pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instant seperti makanan cepat

TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

BAB I PENDAHULUAN. Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan yang serba instan. Sayangnya pengkonsumsian makanan. sehingga berakibat terjadinya penumpukan lemak.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008

BAB I PENDAHULUAN. jenis pisang di hutan asli pulau yang ada di seluruh Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan penyebaran tanaman ini tampaknya mengikuti pola

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

PENGARUH PEMBERIAN PEKTIN DARI KULIT JERUK MANIS

BAB I PENDAHULUAN. Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara termasuk Indonesia. Pisang merupakan salah satu jenis buah yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bekatul di Indonesia sangat melimpah, mengingat bangsa. Indonesia merupakan negara agraris. Setiap tahun Indonesia mampu

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Musa paradisiaca. Pisang merupakan tanaman hortikultura

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

BAB I PENDAHULUAN. saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu dan jika

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah yang digemari, selain rasanya

I. PENDAHULUAN. (Mendis et al, 2011). Berdasarkan data The World Health Organization. mencapai 23,3 juta pada tahun 2030 (Hardjojo, 2012; WHO, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tomat atau dalam bahasa latin disebut Lycopersicum esculentum

ABSTRAK PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN OLAHAN KRIPIK DAN KUE DONAT DI DESA BATU MERAH KOTA AMBON

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Anonim (2011), produksi tomat Indonesia dari tahun 2008 hingga tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. keinginan manusia, baik dari industri rumahan sampai restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba modern ini, kecenderungan pola makan yang serba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Menurut Kementerian Pertanian Indonesia (2014) produksi nangka di

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

I. PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut adalah melalui usaha peternakan ayam pedaging. Ayam

BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobin merupakan salah satu komponen sel darah merah yang berfungsi. pembentukan Hb yang mengakibatkan kondisi anemia.

NUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB I PENDAHULUAN. pengisi, bahan perekat pada selai dan jeli, bahan penambah gizi dan stabilizer

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran produk makin terbuka luas. 1. buah-buahan sampai saat ini masih sangat sederhana (tradisional) dan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB I PENDAHULUAN. penderitanya mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gurih, berwarna cokelat, tekstur lunak, digolongkan makanan semi basah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu jenis buah yang sangat digemari oleh masyarakat di dunia pada umumnya. Beberapa negara seperti di Negara-negara Afrika, Amerika Latin dan termasuk Indonesia, masyarakatnya dikenal sangat tinggi dalam mengkonsumsi buah pisang untuk setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan, buah pisang memiliki cita rasa yang khas, harganya relatif murah serta memiliki nilai kandungan gizi yang cukup tinggi. Berdasarkan cara konsumsinya, buah pisang dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yakni: (1) golongan banana; dan (2) golongan plantain. Buah pisang yang termasuk ke dalam golongan pertama merupakan jenis buah pisang yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk segar setelah buah matang, misalnya pisang ambon, pisang susu, pisang raja, pisang seribu dan pisang sunripe. Sedangkan buah pisang yang termasuk ke dalam golongan kedua merupakan jenis buah pisang yang sering dikonsumsi oleh masyarakat setelah dalam bentuk olahan (digoreng, direbus, dibakar dll), misalnya pisang kepok, pisang siam, pisang kapas, pisang tanduk dan pisang uli (Prihatman, 2008). Namun, sangat disayangkan sepertiga bagian dari buah pisang berupa kulit pisang umumnya belum dapat dimanfaatkan secara optimal dan hanya dibuang percuma begitu saja sebagai sampah. Bila ditinjau berdasarkan data produksi buah

2 pisang di Indonesia menurut Departemen Pertanian (2006) bahwa sejak tahun 1997 2003 produksi pisang cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata 7,5% per tahunnya. Jumlah produksi buah pisang sekitar 3.057.087 ton naik menjadi 4.384.384 ton. Dapat diperkirakan, bila jutaan kulit pisang untuk setiap tahunnya dibuang dan dibiarkan begitu saja menjadi limbah tanpa adanya tahapan lanjut dalam segi pemanfaatan dan pengolahan limbah tersebut secara optimal. Hal tersebut dapat menyebabkan lingkungan tercemar dan pada saat proses pembusukan akan menimbulkan bau yang tak sedap bagi lingkungan. Banyak para peneliti berusaha mengantisipasi terjadinya masalah tersebut dengan cara memanfaat limbah kulit pisang menjadi salah satu produk seperti nata dari limbah kulit pisang (Hasanah, 2007), tepung kulit pisang sebagai pakan alternatif ternak unggas (Hernawati dan Aryani, 2007), kulit pisang sebagai media fermentasi untuk menghasilkan enzim xilanase (Trismilah et al. 2003), pembuatan plastik biodegradabel dari kulit pisang (Retnoningtyas et al. 2002). Berdasarkan hasil penelitian Tn. (2003) menunjukkan bahwa kulit pisang mengandung beberapa unsur seperti air (68,9%), karbohidrat (18,5%), lemak (2,11%), protein (0,23%), mineral (kalsium, fosfor dan besi) dan vitamin (vitamin B dan vitamin C). Kirk dan Othmer (1952) menunjukkan bahwa kulit pisang banyak mengandung pektin yang dapat dimanfaatkan dalam industri makanan sebagai pengental dalam berbagai produk seperti jeli, selai, marmalade dan sebagainya serta produksi pektin dunia diperkirakan 75% dipergunakan untuk tujuan-tujuan seperti di atas. Sedangkan, menurut hasil penelitian Bakri et al.

3 (2001) menunjukkan bahwa kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok memiliki mutu rendemen pektin tertinggi. Pektin termasuk serat yang larut dalam air merupakan polisakarida yang menyusun bagian dinding sel tanaman (dikotil dan beberapa monokotil). Dinding sel tersebut terdiri dari 60% air dan 40% polimer. Pektin terletak pada bagian dinding lamela di dinding sel (Whistler dan Daniel, 1985). Serat larut bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol darah karena mempunyai kemampuan untuk mengikat asam empedu. Asam empedu merupakan hasil akhir dari metabolisme kolesterol. Semakin banyak serat yang berikatan dengan asam empedu, maka semakin banyak kolesterol yang di metabolisme, sehingga pada akhirnya kadar kolesterol menurun. Upaya untuk memproduksi kembali asam empedu yang hilang, hati akan menarik kolesterol dari darah, sehingga kadar kolesterol darah akan menurun (Winarno, 1997: 44). Menurut Gregory (1982), Towle dan Christensen (1973) menyatakan bahwa pektin sejak dahulu digunakan dalam penyembuhan penyakit diare dan menurunkan tingkat kolesterol dalam darah. Selain itu pektin juga bermanfaat dalam suatu proses pembuatan produk dalam industri makanan. Berdasarkan proses di atas, peranan organ hati sudah tentu sangatlah vital dalam keberlangsungan hidup. Selain untuk membantu dalam proses katabolisme lemak, hati juga penting untuk mempertahankan gula darah, sintesis kolesterol, menghasilkan pigmen empedu, menghasilkan urea, detoksifikasi senyawasenyawa toksik, mengekskresi metabolit yang tidak berguna lagi bagi tubuh, menyimpan vitamin A dan B serta heparin (yang dihasilkan dalam sel Mast)

4 (Sundari, 2003). Oleh karena itu, apabila konsentrasi kolesterol di dalam tubuh berlebih dan tertimbun terutama di dalam organ hati maka akan mengakibatkan kerusakan fungsi organ dalam tubuh (Anwar, 2003). Banyak dari para ahli mencoba untuk meneliti permasalahan tersebut. Salah satu penelitian menyatakan bahwa pemberian amidated pektin dari jeruk dapat menurunkan konsentrasi kolesterol pada organ hati dan limpa tikus jantan. Penelitian tersebut dikaji lagi lebih dalam ke arah gambaran histologi yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan gambaran histologi yang signifikan pada organ hati tikus jantan antara perlakuan dan kontrol (Marounek et al. 2005). Berdasarkan dari landasan pikiran yang telah dikemukakan di atas, maka perlu adanya pengkajian lebih dalam mengenai gambaran histologi organ hati mencit (Mus musculus L.) betina galur Swiss Webster setelah pemberian pektin dari kulit pisang ambon (Musa spp.). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana gambaran histologi organ hati pada mencit (Mus musculus L.) betina galur Swiss Webster setelah pemberian pektin kulit pisang ambon (Musa spp.) dengan konsentrasi yang berbeda?.

5 C. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hewan yang diteliti adalah mencit (Mus musculus L.) galur Swiss Webster berjenis kelamin betina dengan umur sekitar delapan minggu. 2. Bagian organ yang diteliti pada mencit (Mus musculus L.) betina galur Swiss Webster tersebut adalah organ hati. 3. Pektin yang diberikan berasal dari limbah kulit pisang ambon (Musa spp.) bagian mesocarp yang berwarna putih. 4. Konsentrasi (dosis) pektin kulit pisang ambon (Musa spp.) yang diberikan kepada kelompok perlakuan berdasarkan penelitian sebelumnya dan telah dimodifikasi adalah 5%, 10%, 15% dan 20% sebanyak 1 ml/hari. 5. Pakan yang diberikan pada masa pemeliharaan selama tujuh hari merupakan pakan buatan hasil campuran pakan mencit dengan lemak, perbandingan yang digunakan dalam campuran pakan tersebut 4 : 1. D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histologi organ hati pada mencit (Mus musculus L.) betina galur Swiss Webster setelah pemberian pektin kulit pisang ambon (Musa spp.) pada konsentrasi yang berbeda. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang upaya pemanfaatan dan pengolahan limbah kulit

6 pisang menjadi suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat umumnya. Selain itu, dapat memberikan informasi kepada masyarakat perihal potensi pektin yang dihasilkan dari ekstraksi limbah kulit pisang ambon (Musa spp.) tersebut sebagai penurun kolesterol alami yang dibuktikan melalui gambaran histologi organ hati pada mencit (Mus musculus L.) betina galur Swiss Webster. F. Asumsi Adapun asumsi yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Amidated pektin dari jeruk mampu menurunkan konsentrasi kolesterol dalam organ hati dan limpa pada tikus jantan. Hal tersebut dapat dilihat melalui perbedaan yang signifikan pada gambaran histologi jaringan organ hati tikus jantan antara perlakuan dan kontrol (Marounek et al. 2005). 2. Pemberian pektin dengan viskositas tinggi dapat menurunkan kadar kolesterol dalam plasma dan hati (Terpstra, 1998). 3. Penambahan pektin pada masa perlakuan dapat menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah dan kolesterol hati (Gracia-Diez et al. 1995). 4. Pektin dari apel dapat mengurangi konsentrasi kolesterol dalam plasma dan organ hati pada tikus jantan (Wells dan Benjamin, 1960). G. Hipotesa Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini yakni: terdapat perbedaan gambaran histologi organ hati pada mencit (Mus

7 musculus L.) betina galur Swiss Webster setelah pemberian pektin dari kulit pisang ambon (Musa spp.) dalam berbagai konsentrasi.