BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Dari Penelitian yang penulis lakukan dilapangan 8 (delapan) orang responden. 1) Nama : KH.

dokumen-dokumen yang mirip
SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1)

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

SIAPAKAH MAHRAMMU? 1

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRADISI LARANGAN PERKAWINAN DUA SAUDARA KANDUNG PADA TAHUN YANG DI DESA PARADO KECAMATAN PARADO KABUPATEN BIMA

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN JILU DI DESA DELING KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB V PENUTUP. yang dapat kita ambil dari pembahasan tesis ini. Yaitu sebagai berikut:

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan perintah bagi kaum muslimin. Dalam

BAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF. A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Adanya suatu perkawinan, dapat diartikan sebagai suatu lembaga, dan

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

P U T U S A N. Nomor : 24/Pdt.G/2011/PA.Ktb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. setiap agama selalu menghubungkan kaedah-kaedah perkawinan dengan. Syarat-syarat perkawinan akan menimbulkan larangan-larangan

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

BAB II KONSEP MAHRAM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN

PENETAPAN. Nomor : /Pdt.P/2013/PA.TPI BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV. A. Pendapat Tokoh Agama Tentang Pernikahan Ayah dengan Anak Tiri Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

P E N E T A P A N Nomor : 320/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

P E N E T A P A N Nomor /Pdt.P/2015/PA Sgr.

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. - Putusan perkara perdata Nomor : 216/Pdt.G/1996?PA.YK. Pengadilan Agama Yogyakarta adalah:

P E N E T A P A N Nomor: XXX/Pdt.P/2012/PA.GM

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

ANALISIS PENETAPAN DAN PERTIMBANGAN HAKIM

BAB IV WALI NIKAH PEREMPUAN HASIL PERNIKAHAN SIRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Undang-undang perkawinan di Indonesia, adalah segala

SAHNYA PERKAWINAN MENURUT HUKUM POSITIF YANG BERLAKU DI INDONESIA. Oleh : Akhmad Munawar ABSTRAK

SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )

P E N E T A P A N Nomor /Pdt.P/2015/PA Sgr.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

BAB IV. terjadinya, secara garis besar fasakh dapat dibagi menjadi 2 sebab, yaitu:

PENETAPAN Nomor /Pdt.P/2015/PA.Sgr. DUDUK PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

PENETAPAN Nomor /Pdt.P/2015/PA.Sgr. DUDUK PERKARA

PENETAPAN Nomor /Pdt.P/2015/PA.Sgr.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah kasus mengenai penetapan asal usul anak:

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEBOLEHAN PENDAFTARAN PENCATATAN PERKAWINAN PADA MASA IDDAH

PENETAPAN Nomor 0004/Pdt.P/2014/PA.Pkc DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB IV ANALISIS TERHADAP STATUS NASAB DAN KEWAJIBAN NAFKAH ANAK YANG DI LI AN AYAHNNYA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA INDONESIA

PENETAPAN. Nomor 0067/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARANYA : : : : :

SALINAN P E N E T A P A N Nomor : 005/Pdt.P/2012/PA.Skh. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

P E N E T A P A N Nomor : 277/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENETAPAN Nomor 56/Pdt.P/2015/PA.Lt اا نا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. pada tingkat pertama, telah melaksanakan sidang keliling bertempat di Desa

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

P E N E T A P A N NOMOR 01/Pdt.P/2013/PA.Msa BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P E N E T A P A N. NOMOR 03/Pdt.P/2012/PA.Msa B ISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. penetapan itsbat nikah sebagai berikut dalam perkara yang diajukan oleh:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

P E N E T A P A N NOMOR : 0018/Pdt.P/ 2013/PA.Kbm BISMILAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 275/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P E N E T A P A N

BAB IV PERNIKAHAN BAPAK TIRI DENGAN ANAK TIRI BA DA AL- A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bapak Tiri Yang Menikahi Anak Tiri Ba da

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARANYA

S a l i n a n P E N E T A P A N. Nomor : 0002/Pdt.P/2011/PA Dmk. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. aturan agama dan undang-undang yang berlaku.

TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB IV ANALISIS PENOLAKAN MAJELIS HAKIM DAN SIKAP PEMOHON DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA PEMALANG TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg

Nomor Putusan : 089/Pdt.G/2010/PA.GM Para pihak : Pemohon Vs Termohon Tahun : 2010 Tanggal diputus : 26 Mei 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai ajarannya. Ajaran serta aturan-aturan yang telah di atur dalam Islam

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Transkripsi:

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Menjelaskan Persepsi Ulama Dari Penelitian yang penulis lakukan dilapangan 8 (delapan) orang responden. 1. Deskripsi Satu a. Identitas Responden 1) Nama : KH. Harmain 2) Umur : 61 Tahun 4) Pekerjaan : Guru Pondok pesantren Nahdlatussalam 5) Alamat : Anjir serapat Barat Km. 10 Rt. 13, No 67 6) Pendidikan : Pondok Pesantren Darul Ulum (Mekkah) Keterangan beliau tentang hukum perkawinan Anak Mantan istri dengan Anak mantan suami hukumnya tidak boleh beliau menggunakan Dalil Surah An- Nisa ayat 23 Menurut beliau hukum perkawinan Anak Mantan isteri dengan Anak mantan suami itu tidak boleh sesuai dengan dalil tersebut di atas, beliau menafsirkan bahwa seolah-olah mereka bersaudara dikarenakan asal pernikahan orang tuanya terdahulu mempunyai anak, oleh sebab itu anak terdahulu dijadikan sebab penghalang pernikahan tersebut, pernikahan mereka seperti adik menikah

dengan adiknya. Dan anak dari hasil pernikahan pertama bisa menjadi wali bagi adik perempuan seayah.ketika orang tua dari pihak perempuan (adik perempuan) meninggal dunia dalam pernikahan anak mantan isteri dengan anak mantan suami,padahal yang satunya lagi adik seibunya, yang satunya adik seayahnya, 1 2. Deskripsi Dua a. Identitas Responden 1) Nama : H. Syarkani 2) Umur : 60 Tahun 4) Pekerjaan : Guru Pondok pesantren Nahdlatussalam 5) Alamat : Anjir serapat Barat Km. 10 Rt. 01 No 39 Keterangan beliau terhadap hukum perkawinan Anak Mantan isteri dengan Anak mantan suami hukumnya boleh, beliau juga menggunakan Surah An-Nisa ayat 23 sebagai dalil, menurut beliau mereka tidak ada kaitan, tidak sedarah juga tidak sesusu, mereka berdua bukan muhrim, maka sah-sah saja menikah walaupun ada anak dari pernikahan pertama, itu tidak mempengaruhi karena tidak ada kaitan apa-apa. 2 3. Deskripsi Tiga 1 K.H Haramain, 23 november 2010, Anjir Serapat barat km. 10. Jam 14.00 2 H.Syarwani, 23 november 2010,Anjir Serapat Barat,km 10, jam 15.00

a. Identitas Responden 1) Nama : Imam Ghazali 2) Umur : 40 Tahun 4) Pekerjaan : Guru Madrasah Aliyah Karya 45, Anjir Serapat 5) Alamat : Anjir serapat Barat Km. 9 Rt. 03 No. 19 6) Pendidikan : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Kuala Kapuas (Strata 1) Beliau menegaskan bahwa hukum perkawinan antara anak mantan isteri dengan anak mantan suami hukumnya boleh, beliau juga menggunakan dalil yang sama sebagai pedoman dalam hal ini, menurut beliau anak mantan isteri dengan anak mantan suami tidak ada kaitan sama sekali meskipun ada anak dari hasil pernikahan pertama. 3 4. Deskripsi Empat a. Identitas Responden 1) Nama : Ishak 2) Umur : 41 Tahun 4) Pekerjaan : Guru Pondok pesantren Nahdlatussalam 5) Alamat : Anjir serapat Barat Km. 10 Rt. 01 No 01 3 Imam Ghajali, 24 November 2010,Anjir Serapat Barat,km 9, jam 14.20

6) Pendidikan : Pondok Pesanteren Pemangkih Beliau menegaskan bahwa hukum perkawinan antara anak mantan isteri dengan anak mantan suami hukumnya boleh, beliau juga menggunakan dalil yang sama sebagai pedoman dalam hal ini, menurut beliau anak mantan isteri dengan anak mantan suami tidak ada kaitan sama sekali meskipun ada anak dari hasil pernikahan pertama. 4 5. Deskripsi Lima a. Identitas Responden 1) Nama : Tamrin 2) Umur : 60 Tahun 4) Pekerjaan : Swasta 5) Alamat : Anjir serapat Barat Km. 10 Rt. 02 No 35 6) Pendidikan : Pondok Pesantren Pemangkih Beliau memberikan keterangan terhadap hukum perkawinan antara anak mantan isteri dengan anak mantan suami adalah tidak dapat dipastikan, beliau bingung tidak berani mengeluarkan pendapat tentang masalah ini. 5 4 Ishak, 23 november 2010,Anjir Serapat Barat,km 10, jam 16.00 5 Tamrin, 23 november 2010,Anjir Serapat Barat,km 10, jam 16.30

6. Deskripsi Enam a. Identitas Responden 1) Nama : H. Martini 2) Umur : 61 Tahun 4) Pekerjaan : Swasta 5) Alamat : Anjir serapat Barat Km. 9 Rt. 04 No 38 6) Pendidikan : Pondok Pesanteren Ibnul Amin Pemangkih Barabai Kal-sel Keterangan beliau terhadap hukum perkawinan Anak Mantan isteri dengan Anak mantan suami hukumnya boleh, beliau juga menggunakan Surah An-Nisa ayat 23 sebagai dalil, menurut beliau mereka tidak ada kaitan, tidak sedarah juga tidak sesusu, mereka berdua bukan muhrim, maka sah-sah saja menikah walaupun ada anak dari pernikahan pertama, itu tidak mempengaruhi karena tidak ada kaitan apa-apa. 6 7. Deskripsi Tujuh a. Identitas Responden 1) Nama : H. Abdullah 6 H.Martini, 24 november 2010,Anjir Serapat Barat,km 9, jam 08.00

2) Umur : 60 Tahun 4) Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil (PNS) 5) Alamat : Anjir serapat Barat Km. 10 Rt. 05 No. 40 6) Pendidikan : Pondok Darussalam (Martapura) Beliau menegaskan bahwa hukum perkawinan antara anak mantan isteri dengan anak mantan suami hukumnya boleh, beliau juga menggunakan dalil yang sama sebagai pedoman dalam hal ini, menurut beliau anak mantan isteri dengan anak mantan suami tidak ada kaitan sama sekali meskipun ada anak dari hasil pernikahan pertama. 7 8. Deskripsi delapan a. Identitas Responden 1) Nama : Anang Helmi 2) Umur : 35 Tahun 4) Pekerjaan : Guru Agama 5) Alamat : Anjir serapat Barat Km. 10 Rt. 17 No. 86 6) Pendidikan : Pondok Pesantren Darussalam (Martapura) 7 H.Abdullah, 25 november 2010,Anjir Serapat Barat,km 10, jam 14.00

Menurut beliau hukum perkawinan Anak Mantan isteri dengan Anak mantan suami itu tidak boleh sesuai dengan dalil tersebut di atas, beliau menafsirkan bahwa seolah-olah mereka bersaudara dikarenakan asal pernikahan orang tuanya terdahulu mempunyai anak, oleh sebab itu anak terdahulu dijadikan sebab penghalang pernikahan tersebut, pernikahan mereka seperi adik menikah dengan adiknya. 8 8 Anang Helmi, 29 november 2010,Anjir Serapat Barat,km 10, jam14. 00

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN TERHADAP HUKUM PERKAWINAN ANAK MANTAN ISTERI DENGAN ANAK MANTAN SUAMI Setelah penulis melakukan penelitian dan telah diuraikan pada Bab IV sebelumnya, maka pada Bab V ini penulis akan menganalisisnya dengan berpedoman pada Landasan Teoritis Bab II Dari delapan Responden dalam penelirtian ini maka pada umumnya mereka memberikan persepsinya tentang hukum pernikahan anak mantan istri denagn anak mantan suami terdapat tiga persepsi dan juga disertai dengan alasan bermacam-macam. A. Kelompok responden yang berpendapat Hukum perkawinan anak mantan istri dengan anak mantan suami tidak boleh Dari delapan Responden dua orang yang berpendapat tidak boleh,yaitu responden satu yaitu KH harmain dengan responden delapan yaitu Anang helmi. meraka menggunkan dengan firman Allah SWT dalam Surah Annisa ayat 23 :

Artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 9 (Q.S An- Nisa:23). Mereka menganggap anak hasil dari ini adalah sebagai sebab tidak bolehnya menikah antara anak mantan istri dengan anak mantan suami, karena ada ikatan antara anak mantan istri dengan anak mantan suami, yaitu : mereka sama-sama adik dari anak pertama yang merupakan hasil dari perkawinan orang tua mereka sebelum bercerai, walaupun orang tua mereka tidak sama.ulama Anjir Serapat Barat Kecamatan Kapuas Timur yang berpendapat tidak membolehkan pernikahan anak mantan isteri dengan anak mantan suami ini,merika menafsirkan bahwa ayat yang berbunyi saudara- 9 Muhammad IbrahimAl-Hifnawai, Muhammad Hamid Usman, Tafsir Al-Qurtubi,( Jakarta; Pustaka Azzam) 2008 h, 246

saudaramu yang perempuan menurut merika anak mantan isteri dengan anak manya suami tidak boleh menikah dikarenakan sebelum orang tuanya terlebih lebih dahulu menikah dan mempunyai anak itulah menjadi dinding pernikahan anak mantan isteri dengan anak mantan suami. karena anak mantan isteri dengan anak mantan suami itu bersaudara. Pernyataan ini bertentangan dengan bab 11,seperti kita lihat kembali di bab 11,disitu dijelaskan ada 12 orang yang haram dinikahi, dan anak mantan isteri dengan anak mantan suami tidak termasuk haram untuk menikah. Dan menganalisis kembali pada uraian bab 11 pendapaat imam syaf i menyebutkan semua perempuan yang dinikahi oleh seorang laki-laki haram untuk dinikahi ayahnya,baik sang anak telah mencampurinya maupun belum,perempuan itu juga haram dinikahi oleh semua kakekkakek maupun ibunya.karena garis ayah menghimpun mereka semua.demikian pula hal semua perempuan yang dinikahi putera anak-anaknya (cucu). Baik laki-laki maupun maupun perempuan, yakni cucu-cucu dan terus turun dengan garis lurus kebawah, karena jalur ayah maupun menghimpun semua. Dalam kompilasi hukum islam pasal 39 sampai 44 pun tidak ada menjelaskan haramnya menikah anak mantan isteri dengan anak mantan suami. B. Kelompok Responden yang berpendapat Hukum perkawinan anak mantan isteri dengan anak mantan suami boleh Dari delapan Responden 5 orang yang berpendapat lima orang berpendapat boleh yaitu responden dua yaitu H. Syarkani, responden tiga yaitu Imam ghazali,responden empat Ishak, responden enam H. Martini, responden tujuh yaitu

Abdullah dalam hal ini mereka juga menggunakan surah An-Nisa ayat 23 sebagai dalil, hanya saja mungkin pemahaman mereka yang berbeda dengan kelompok yang tidak membolehkan. Artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang(Q.S An-Nisa, 3:23). Menurut ulama yang membolehkan. Anak mantan isteri dengan anak mantan suami ini tidak mempunyai ikatan apa-apa,walaupun sebelumnya orang tua mereka

pernah menikah dan mempunyai anak. Anak perkawinan itu tidak menjadi sebagai dinding atau penghalang pernikahan anak mantan isteri dengan anak mantan suami. Menurut para ulama tersebut (yang membolehkan ) larangan pernikahan ini tidak terlihat dalam surah An-nisa ayat 23 maupun dengan ayat lainnya. Pernyataan ini tidak bertentangan dengan pendapat imam syafi i pada bab 11 dan sesuai pula pada kompilasi hukum islam pasal 39-44 tentang larangan perkawinan. dalam pasal 39-44 tidak ada penjelasan keharaman menikah anak mantan isteri dengan anak mantan suami. Dalam KHI Pasal 39 disebutkan: dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dan seorang wanita disebabkan: 1.Karena pertalian nasab a.dengan seorang wanita melahirkan atau yang menurunkan atau yang menurunkannya. b.dengan seorang wanita keturunan ayah atau ibu. c.dengan seorang wanita saudara yang melahirkannya. 2.Karena pertalian semenda a.dengan seorang wanita yang melahirkan isterinya atau bekas isterinya. b.dengan seorang wanita bekas isteri yang menurunkanya. c.dengan seorang wanita keturunan isteri atau bekas isterinya kecuali putusnya hubungan perkawinan dengan bekas isterinya itu qabla dukhul.

d.dengan seorang wanita bekas isteri keturunanya. 3.karena pertalian sesusuan a.dengan wanita yang menyusuinya dan seterusnya menurut lurus keatas. b.dengan seorang wanita sesusuan seterusnya menurut garis lurus kebawah. c.dengan seorang wanita saudara sesusuan dan kemenakan sesusuan kebawah. d.dengan seorang wanita bibi sesusuan dan nenek bibi sesusuan keatas. e.dengan anak yang disusui oleh isterinya dan keturunannya. Dapat disimpulakan dari uraian diatas dapat dibagi menjadi tiga bagian,yaitu:disebabkan,karena pertalian nasab,karena pertalian akibat perkawinan,dan karena pertalian sesusuan. C. Kelompok yang ragu, ada satu responden yang bingung yaitu responden lima yang bernama Tamrin dalam artian tidak berani memastikan tentang kebolehan atau tidaknya Hukum perkawinan anak mantan istri dengan anak mantan suami. Dari Delapan Responden, ada satu ulama yang bingung, beliau mengetahui dalil pada surah An-Nisa ayat 23, namun menurut beliau dalam ayat tersebut tidak dijelaskan secara lebih detail lagi tentang hukum perkawinan anak mantan istri dengan anak mantan suami, beliau tidak berani mengeluarkan pendapat.

Pernyataan ini tidak memberikan pendapat,dalam hal ini wajar kemungkinan beliu ragu dalam memberikan pendapat.dikarenakan kasus perkawinan anak anak mantan isteri dengan anak mantan suami tidak banyak terjadi secara umum, Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan perkawinan anak mantan istri dengan anak mantan suami dibolehkan, walaupun pernikahan orang tuanya yang terlebih dahulu mempunyai anak. Anak mantan istri dan anak mantan suami tidak mempunyai ikatan apa-apa, tidak sedarah, tidak sesusu, maka diperbolehkan, walaupun anak mantan isteri dan anak mantan suami mempunyai saudara yang sama, akan tetapi mereka berdua (anak mantan suami dengan anak mantan isteri) tidak ada ikatan yang mengharamkan.