Dr. Abdul Kadir POSTMODERNISM POSTMODERNISME

dokumen-dokumen yang mirip
Pendekatan Teoritik Dalam Komunikasi Politik. Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si

POSTMODERNISME HUKUM

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST MODERN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

BAB I PENDAHULUAN. plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik,

Penutup BAB Kesimpulan


Misiologi David Bosch

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

Teori Kebudayaan Menurut E.K.M. Masinambow. Oleh. Muhammad Nida Fadlan 1

SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

Proses dan efek Media

Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PARADIGMA INTERPRETIVISME

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini

POSTMODERNISME DALAM PANDANGAN JEAN FRANCOIS LYOTARD

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST MODERN

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012

BAB I PENDAHULUAN. dari proses berpikir. Berpikir merupakan suatu proses mempertimbangkan,

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

KRISIS ILMU BARAT SEKULER DAN ILMU TAUHIDILLAH

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB VII PENUTUP. dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan yang dimunculkan dalam bab ini berisi

BAB II LANDASAN TEORI

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim

PERKEMBANGAN PERILAKU MORAL

Imaji Vol. 4 - No. 2/ Februari 2009 RESENSI BUKU

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)

Pendidikan Agama Katolik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BRIEF NOTE PENGANTAR. Riza Primahendra 1

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I

Rekonstruksi Ilmu Pengetahuan Kontemporer

Pendekatan Historiografi Dalam Memahami Buku Teks Pelajaran Sejarah *) Oleh : Agus Mulyana

untuk penampilan mereka yang nantinya akan menunjukkan identitas mereka.

04FDSK. Folklore. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) MATAKULIAH: INTERDISIPLINER Santosa T. Slamet suparno

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

BAB 5 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

ADAKAH (DAN PERLUKAH) PERIODISASI SASTRA POPULER? Oleh Nenden Lilis A.

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE

industrialisasi di Indonesia telah memunculkan side effect yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Orde post-modern, dalam gagasan estetiknya, tengah melumrahkan atau secara

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:

TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL KETUA

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era global dewasa ini terutama dalam bidang teknologi informasi menjadikan internet tidak

BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB-IX MEMBANGUN PEMIKIRAN LOGIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

Metodologi penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli

WATAK MANUSIA PERENEALIS DAN MANUSIA MODERN. dan manusia modern memiliki perbedaan dalam

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE

MENGEMBANGKAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Oleh : Dr. Agus Mulyana

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Pemilihan suatu gagasan yang diwujudkan kedalam karya seni berawal

MATA KULIAH S-2 SOSIOLOGI UGM. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Teori Kritik Sosial dan Postmodernisme. Seminar Proposal Penelitian

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;

BAB VI KESIMPULAN. sosial-politik yang melingkupinya. Demikian pula dengan Islamisasi dan

The Pastor s Heart. A Tribute. Timothy Athanasios & Dhila Cherish

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

Transkripsi:

Dr. Abdul Kadir POSTMODERNISM E MODERNISME POSTMODERNISME

PENGERTIAN POSTMODERNISME 1. Postmodernisme adalah lawan dari modernisme yang dianggap tidak berhasil mengangkat martabat manusia modern (Lyotard).

2. Postmodernisme adalah pengembangan dari modernitas (Jameson, dengan alasan tidak mungkin kita dapat masuk jenjang postmodernisme tanpa melalui tahapan modernisme).

3. Postmodernisme adalah usaha keras sebagai reaksi dari kesia-siaan zaman modernis yang sirna begitu saja bagai ditiup angin. Adapun penyebab dari kesia-siaan zaman modernis adalah akibat dari tekanan yang bersumber dari prasangka (insting, wahm) belaka (Zygmunt Bauman dalam karyanya Post-Modern Ethics ).

4. Postmodernisme merupakan suatu pemberontakan pada janji modernisme yang menjanjikan keadilan dan kemakmuran manusia yang dinilai gagal memenuhi janjinya (Eddy Peter P).

5. Postmodernisme adalah sebuah aliran pemikiran dan menjadi semacam paradigma baru, yang merupakan antitesis dari modernisme, yang dinilai telah gagal dan tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman. Modernisme yang ditandai oleh kepercayaan penuh pada keunggulan sains, teknologi, dan pola hidup sekuler, ternyata tidak cukup kokoh untuk menopang era industrialisasi yang dikampanyekan dapat membawa kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat (Maysa Syifa Aljauza)

5. Postmodernisme adalah sebuah teori yang lahir akibat dari tidak terpenuhinya janji Teori Modernisasi akan terciptanya kehidupan yang lebih baik bagi para penganut Teori Modernisasi (Abdul Kadir).

Postmodernisme adalah sebuah reaksi melawan modernisme yang muncul sejak akhir abad 19. Dalam postmodernisme, pikiran digantikan oleh keinginan, penalaran digantikan oleh emosi, dan moralitas digantikan oleh relativisme. Kenyataan tidak lebih dari sebuah konstruk sosial; kebenaran sama dengan kekuatan atau kekuasaan. Identitas diri muncul dari kelompok. Postmodernisme mempunyai karakteristik fragmentasi (terpecah-pecah menjadi lebih kecil), tidak menentukan (indeterminacy), dan sebuah ketidakpercayaan terhadap semua hal universal (pandangan dunia) dan struktur kekuatan.

Postmodernisme adalah pandangan dunia yang menyangkal semua pandangan dunia. Singkatnya, postmodernisme mengatakan bahwa tidak ada kebenaran universal yang valid untuk setiap orang. Individu terkunci dalam perspektif terbatas oleh ras, gender, dan grup etnis masing-masing.

PENGANUT POSTMODERNISME 1. Arnold Toynbee (Orang pertama yang melontarkan Istilah postmodernist pada tahun 1939) 2. J. Francois Lyotard, (Karyanya yang berjudul The Postmodern Condition: A Report on Knowledge (1979), sebagai kritikan atas karya The Grand Narrative yang dianggap sebagai dongeng khayalan hasil karya masa Modernitas) 3. Zygmunt Bauman 4. John Milbank 5. Flaskas

SEJARAH LAHIRNYA POSTMODERNISME Istilah postmodernisme dibuat pada akhir tahun 1940 oleh sejarawan Inggris, Arnold Toynbee. Akan tetapi istilah tersebut baru digunakan pada pertengahan 1970 oleh kritikus seni dan teori asal Amerika, Charles Jencks, untuk menjelaskan gerakan antimodernisme seperti Pop Art, Concept Art, dan Postminimalisme.

Jean-Francois Lyotard, adalah salah satu pemikir pertama yang menulis secara lengkap mengenai postmodernisme sebagai fenomena budaya yang lebih luas. Ia memandang postmodernisme muncul sebelum dan setelah modernisme, dan merupakan sisi yang berlawanan dari modernisme. Hal ini diperkuat oleh pendapat Flaskas (2002) yang mengatakan bahwa postmodernisme adalah oposisi dari premis modernisme.

Beberapa di antaranya adalah gerakan perpindahan dari fondasionalisme menuju antifondasionalisme, dari teori besar (grand theory) menuju teori yang spesifik, dari sesuatu yang universal menuju ke sesuatu yang sebagian dan lokal, dari kebenaran yang tunggal menuju ke kebenaran yang beragam. Semua gerakan tersebut mencerminkan tantangan postmodernist kepada modernist.

Sedangkan Adian (2006) menangkap adanya gejala nihilisme kebudayaan barat modern. Sikap kritis yang bercikal bakal pada filsuf semacam Nietzsche, Rousseau, Schopenhauer yang menanggapi modernisme dengan penuh kecurigaan. Sikap-sikap kritis terhadap modernisme tersebut nantinya akan berkembang menjadi satu mainstream yang dinamakan postmodernisme.

LATAR BELAKANG LAHIRNYA POSTMODERNISME 1. Sebagai bentuk protes akan anggapan kurangnya ekspresi dalam aliran modernisme. 2. Karena terjadinya krisis kemanusiaan modern dalam aliran modernisme.

PELUANG PELUANG DAN TANTANGAN POSTMODERNISME 1. Posmodernisme menawarkan pikiran baru yang toleran terhadap pluralitas, pembongkaran dan lokalitas. 2. Postmodernisme menerima bentuk tradisional tetapi dengan cara yang lebih berbeda yaitu dengan cara melebih-lebihkan. 3. Postmodernisme membangkitkan kembali ketertarikan dalam sejarah dan hal-hal yang bersifat tradisional. Aliran ini tidak meniru segala sesuatu yang ada pada periode yang sebelumnya, tetapi menggunakan berbagai macam gaya yang ada pada masa lalu dan menggabungkannya.

TANTANGAN 1. Dipandang sebagai aliran yang tidak memiliki persinggungan dengan spiritualitas dan moralitas. 2. Dipandang sebagai aliran yang mempunyai bentuk tidak beraturan karena menggunakan berbagai macam gaya yang ada pada masa lalu dan menggabungkannya.

ASAS-ASAS PEMIKIRAN POSTMODERNISME 1. Penafian atas ke-universal-an suatu pemikiran (totalism). 2. Penekanan akan terjadinya pergolakan pada identitas personal maupun sosial secara terus-menerus, sebagai ganti dari permanen yang amat mereka tentang. 3. Pengingkaran atas semua jenis ideologi.

4. Pengingkaran atas setiap eksistensi obyektif dan permanen. 5. Kritik tajam atas semua jenis epistemologi. 6. Pengingkaran akan penggunaan metode permanen dan paten dalam menilai maupun berargumen.

KONSEP BERFILSAFAT dalam era postmodernisme adalah hasil penggabungan dari berbagai jenis pondasi pemikiran. Mereka tidak mau terkungkung dan terjebak dalam satu bentuk pondasi pemikiran filsafat tertentu.

ANALISA ATAS ASAS-ASAS PEMIKIRAN POSTMODERNISME 1. Manusia postmodernis memandang sesuatu selalu melalui sudut pandang idealis, bukan realis. Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di alam realita, niscaya kehancuran yang bakal terwujud, bukan perdamaian.

2. Jika dilihat dari sisi epistemologis, skala berpikir yang disodorkan oleh teori postmodernis sangatlah dangkal. Banyak paradoksi yang akan kita dapati dari teori tersebut, jika dipaksakan pada dataran praksis akan terjadi apa yang disebut dengan nihilisme, kekosongan. Kosong dari prinsip, ideologi, argumentasi rasional, logika sehat, pemahaman teks, konsep beragama dsb.

3. Menurut keyakinan postmodernisme, tidak ada satu hal pun yang bersifat universal dan permanen. Sedang disisi lain, doktrin mereka, manusia selalu dituntut untuk selalu mengadakan pergolakan. Lantas, bagaimana mungkin manusia akan selalu mengadakan pergolakan, sementara tidak ada tolok ukur jelas dalam penentuan kebenaran akan pergolakan? Bagaimana mungkin manusia selalu mengkritisi segala argumentasi yang muncul, sedang tidak ada tolok ukur kebenaran berpikir?

4. Postmodernisme tidak memiliki asas-asas yang jelas (universal dan permanen). Bagaimana mungkin akal sehat manusia dapat menerima sesuatu yang tidak jelas asas dan landasannya? Jika jawaban mereka positif, jelas sekali, hal itu bertentangan dengan statemen mereka sendiri. Sebagaimana postmodernis selalu menekankan untuk mengingkari bahkan menentang hal-hal yang bersifat universal dan permanen.

Postmodernisme sebagai wacana pemikiran harus dibedakan dengan postmodernitas sebagai sebuah kenyataan sosial. Postmodernitas adalah kondisi dimana masyarakat tidak lagi diatur oleh prinsip produksi barang, melainkan produksi dan reproduksi informasi di mana sektor jasa menjadi faktor yang paling menentukan. Masyarakat adalah masyarakat konsumen yang tidak lagi bekerja demi memenuhi kebutuhan, melainkan demi memenuhi gaya hidup.

Sedangkan postmodernisme adalah wacana pemikiran baru sebagai alternatif terhadap modernisme. Modernisme sendiri digambarkan sebagai wacana pemikiran yang meyakini adanya kebenaran mutlak sebagai objek representasi bagi subjek yang sadar, rasional, dan otonom. Sebagai realitas pemikiran baru, postmodernisme meluluhlantakkan konsep-konsep modernisme, seperti adanya subjek yang sadar-diri dan otonom, adanya representasi istimewa tentang dunia, dan sejarah linier.

Istilah pos, menurut kubu postmodernisme, adalah kematian modernisme yang mengusung klaim kesatuan representasi, humanismeantroposentrisme, dan linieritas sejarah guna memberi jalan bagi pluralisme representasi, antihumanisme, dan diskontuinitas.