BAB V. Simpulan yang peneliti paparkan mengacu kepada pertanyaan penelitian yang. telah dirumuskan pada bab I. Penjabaran oprasionalnya adalah:

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peningkatan Proses Pembelajaran Seni Terpadu, untuk. mengembangkan apresiasi dan kreasi siswa di SMA Kelas X.

BAB I P E N D A H U L U A N. kerajinan dan keterampilan daerah) merupakan ciri khas yang merperkaya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar)

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fikhi Frasethian,2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini adalah studi aplikatif terhadap materi penyadapan seni tradisi

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

A. LATAR BELAKANG MASALAH

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan inti dari pendidikan formal

Musik Pendidikan Anak Berkebutuhan 2 PTM 311 Khusus (ABK) 21.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan

MATA PELAJARAN : SENI BUDAYA JENJANG PENDIDIKAN : SMP

TUJUAN PERKULIAHAN Mahasis Ma wa hasis mema wa ham mema i ham konsep k dasa onsep r per dasa enc r per anaan pembelajara ana n an pembelajara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

SKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. selalu berubah. Perubahan dalam arti perbaikan mutu pendidikan pada semua

TINJAUAN MATA KULIAH...

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran seni dan budaya. Mata pelajaran ini bertujuan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI SMP/SMA MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

ADAPTASI KURIKULUM PENDIDIKAN SENI TARI DI SEKOLAH SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau jalan yang harus dilalui dalam pembelajaran. Ketepatan dan kesesuaian. pengembangan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

BAB IV PENUTUP. Dari analisis mengenai; Kurikulum 2006 dalam Perspektif Pendidikan

PASAR SENI DI YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI KTSP SENI BUDAYA PADA JENJANG PENDIDIKAN SMP DAN SMA. Taswadi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya sekedar mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi ke generasi,

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Kegiatan Pembelajaran. Sumber Belajar 1.1 Mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan imajinasi berpikir siswa dalam berkarya. Pelajaran menggambar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

DAFTAR ISI ABSTRAKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Standar Kompetensi guru. Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas. dan latar belakang sosial- budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni musik sebagai bagian dari budaya dalam rangka menggali serta

PENERAPAN TEKNIK OLAH TUBUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GERAK DALAM PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. kanak-kanak yang meliputi perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam


BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa anak-anak kepada tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SENI BUDAYA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan

SILABUS PEMBELAJARAN

Transkripsi:

144 BAB V SIMPUL AN DAN S ARAN A. Simp ulan Simpulan yang peneliti paparkan mengacu kepada pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan pada bab I. Penjabaran oprasionalnya adalah: 1. Permasalahan Pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah Setempat saat ini. 2. Faktor-faktor yang melatarbelakangi Permasalahan Pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah Setempat saat ini. 3. Peningkatan Pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah Setempat melalui Implementasi model pembelajaran Seni Terpadu. 4. Hasil Implementasi Pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah dengan model pembelajaran Seni Terpadu. Berdasarkan hasil analisis data dari tiga siklus yang sudah dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Permasalahan proses pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah Setempat yang ada saat ini, adalah: a. Pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah Setempat Tidak sesuai dengan karakteristik seni tradisional.

145 Karakteristik Seni/ Budaya tradisional tampil dalam sebuah tema yang utuh, saling berkaitan antara unsur Rupa, Musik, Tari dan Drama, baik dalam tradisi budaya Tatanen, Padumukan, Helaran, Religi, maupun Kaulinan urang Lembur. Proses pembelajaran Seni Rupa terapan tradisional daerah setempat yang dilaksanakan sekarang ini tidak menginformasikan seni tradisional secara utuh, sehingga hasil pembelajaran tidak sempurna, apresiasi siswa kurang bermakna dan memungkinkan terjadinya kesalahpahaman bentuk dan konsep seni tradisi yang harus dijaga keaslian dan kelestariannya. b. Pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah Setempat saat ini kurang disenangi oleh siswa SMA, karena siswa dipaksakan untuk belajar seni tradisional yang tidak sesuai dengan bakat dan minatnya. Akibatnya apresiasi dan kreasi siswa dalam pembelajaran seni rupa terapan tradisional daerah setempat, Rendah. c. Hasil pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah Setempat saat ini di SMA kurang berdampak positif terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat multikultural, karena hasil pembelajaran seni tradisional di SMA kurang bermakna bagi siswa, baik aspek kognitif, psikomotor maupun aspek afektifnya. 2. Faktor-faktor yang melatar belakangi permasalahan tersebut adalah proses pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah Setempat saat ini pada

146 umumnya masih menggunakan Model Pembelajaran Konvensional Parsial (Partial Conventional Art Learning Model) dimana seni tradisional diajarkan terpisah dari masing-masing bidang seni (Seni Rupa, Musik, Tari dan Teater), sehingga: a. Sulit untuk mengembangkan bahan ajar, karena setiap bidang seni memisahkan bahan ajarnya masing-masing dari sebuah seni tradisional yang utuh, disesuaikan dengan bidangnya masing-masing. b. Bahan ajar tumpang tindih dengan konsep yang kurang jelas dari masingmasing bidang seni yang diajarkan. c. Terjadi pemisahan aktivitas pembelajaran apresiasi dan kreasi pada sebuah pokok bahasan, karena tidak diintegrasikan dalam sebuah Tema Pembelajaran. d. Sulit untuk menyajikan hasil pembelajaran yang berkualitas, baik dalam bentuk pameran atau pergelaran, karena penyajian seni tradisi tidak sesuai dengan karakteristiknya. 3. Peningkatan Pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah Setempat melalui Implementasi model pembelajaran Seni Terpadu. Sesuai dengan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan, Model Pembelajaran Seni Terpadu (Integratted Art Learning Model), mampu

147 mengatasi permasalahan pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah Setempat saat ini, yaitu Model Seni Terpadu dapat: a. Menyajikan pembelajaran seni tradisional sesuai dengan karakteristiknya. b. Menyajikan pembelajaran yang disenangi para siswa, karena bakat dan minatnya disalurkan sesuai dengan bidang seni yang ada dalam seni tradisional tersebut. c. Menyajikan hasil pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa, baik aspek kognitif, psikomotor, maupun afektifnya. d. Mengembangkan bahan ajar, karena seni tradisional ditampilkan secara utuh, sesuai dengan karakteristiknya. e. Memadukan aktivitas pembelajaran apresiasi dan kreasi disajikan secara utuh dalam sebuah tema pembelajaran, sehingga peranannya sebagai media pendidikan dapat saling menunjang dan melengkapi. f. Menyajikan hasil pembelajaran yang berkualitas dalam bentuk pergelaran, disesuaikan dengan kebutuhan acara atau tema-tema tertentu. 4. Hasil Implementasi Pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah dengan model pembelajaran Seni Terpadu. Sesuai dengan hasil Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, kelas X Mandiri-1 dan Mandiri-2, Model Pembelajaran Seni Terpadu (Integratted Art Learning Model),

148 mampu meningkatkan Apresiasi dan Kreasi siswa dalam Pembelajaran Seni Rupa Terapan Tradisional Daerah Setempat. B. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan pemikiran bagi semua pihak terutama guru Seni Budaya di SMA, yang ingin meningkatkan profesinya sebagai guru yang mampu membuat pembelajaran Seni Budaya lebih bermakna bagi siswa. Adapun saran yang peneliti kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Kepada seluruh Stake holder Pendidikan untuk lebih memperhatikan mata pelajaran Seni Budaya, yang memiliki karakteristik yang berbeda dari mata pelajaran yang lain yaitu bersipat Multilingual, Multidimensional dan Multikultural. 2. Kepada para ahli kurikulum terutama para pakar Seni Budaya, untuk lebih objektif mempertimbangkan penyusunan silabus sebagai kerangka dasar pembelajaran Seni Budaya, agar lebih bermakna bagi siswa. 3. Kepada para Guru Seni Budaya, sebagai individu yang kreatif, untuk terus meningkatkan profesi dan citranya, sebagai guru Seni Budaya yang mampu memberikan makna dalam belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni.