PENGENALAN MATA KULIAH SURVEY DIGITAL

dokumen-dokumen yang mirip
PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite

LAPORAN PEMETAAN DIGITAL

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BEDA TINGGI MENGGUNAKAN ALAT THEODOLIT Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Teknik

Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pita ukur... 2 Gambar 2. Bak ukur... 3 Gambar 3. Pembacaan rambu ukur... 4 Gambar 4. Tripod... 5 Gambar 5. Unting-unting...

alat ukur waterpass dan theodolit

Ir. Atut Widhi Karono APA PERANAN GEODESI DIAREA OILFIELD- ONSHORE PROJECT. Penerbit Ganesha Ilmu Persada

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan

BAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian 16.2 Bagian Theodolit

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

PANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium)

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

Gambar 1. Skema sederhana pesawat Theodolit.

BAB VI PERALATAN UKUR SUDUT/ ARAH

Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

TUGAS ILMU UKUR TANAH 2 TENTANG THEODOLIT. Disusun Oleh : URLY SAFRU Dosen : Ir. Jonizar, M.T / Natawira Hadi Kusuma, S.

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station

MODUL AJAR PRAKTIKUM POLIGON & TACHIMETRI DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT

SURVEYING (CIV -104)

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN

BAB II LANDASAN TEORI

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah

BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

Pengukuran Poligon Tertutup Terikat Koordinat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Pengertian Sistem Informasi Geografis

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR

DAFTAR ISI. Hal Kata Pengantar... i Daftar Isi BAB I KONSEP PENILAIAN Latar Belakang Tujuan Metoda Penilaian...

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

PROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

PENGUKURAN SUDUT, BEDA TINGGI DAN JARAK

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING

Sipat datar / Levelling/ Waterpassing

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum

Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi

BAB I PENDAHULUAN. Hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Praktikum Ilmu Ukur Tanah,

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN SUMBERDAYA LAHAN (Pengukuran Beda Tinggi dengan Sipat Ukur Datar Profil Memanjang)

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG

MAKALAH ILMU UKUR TANAH

PENGUKURAN WATERPASS

Metode Ilmu Ukur Tanah

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Ukur Tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran yang

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok 2 1

TUGAS AKHIR. Pembimbing : Ir. Ispen Safrel, M.Si

PENGENALAN MACAM-MACAM PENGUKURAN SITUASI

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN JILID 2

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying)

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

KAJIAN PENENTUAN LUAS TANAH DENGAN BERBAGAI METODE. Seno Aji 1) Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun

ALAT UKUR SIFAT RUANG (THEODOLITE)

THEODOLITE T2 CARA KERJA PENGGUNAAN. Disusun oleh : Kelompok 3 Survei dan Pemetaan (A)

MIKHO HENRI DARMAWAN Ir.CHATARINA N,MT DANAR GURUH.ST,MT

STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT

MODUL RDE - 05: DASAR-DASAR PENGUKURAN TOPOGRAFI

PRAKTIKUM PERALATAN SURVEY

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR

BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pengukuran Detail Rehabilitasi Jaringan Irigasi tersier Pada UPTD. Purbolinggo

Ilmu Ukur Wilayah dan Sistem Informasi Geografis. Ahmad Munir

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM TGGM KARTOGRAFI DIGITAL. Oleh Gondang Riyadi. 21 March 2014 Kartografi - MGR

METODA-METODA PENGUKURAN

Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

BAB IV METODE PENELITIAN

TACHIMETRI. Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu pemetaan detil. lengkap (situasi) yaitu pengukuran dengan menggunakan prinsip

KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING

Kata Kunci : Landreform, Pengukuran, Pemetaan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI

INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH

Can be accessed on:

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Penyusun

Transkripsi:

TUGAS I PENGENALAN MATA KULIAH SURVEY DIGITAL Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Survey Digital Fakultas Teknik tahun 2013 Nama : Herwinda Rosyid NIM : 12/333809/TK/40151 HALAMAN JUDUL Kelas : B JURUSAN TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2013

BAB I PEMBAHASAN JENIS PETA A. PENGERTIAN PETA Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di atas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi tertentu (secara matematis). Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya (bumi), karena itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan ditampilkan pada peta. Peta dalam SIG dapat digunakan baik sebagai input maupun sebagai output. Pemetaan merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan kerja (pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data), serta melibatkan beberapa disiplin ilmu (surveying, fotogrametri, pengindraan jauh, kartografi) yang satu sama lain berkaitan. Peta merupakan penyajian grafis dari sebagian atau seluruh permukaan bumi pada suatu bidang datar dengan menggunakan suatu skala dan sistem proyeksi tertentu. Penyajian unsur-unsur permukaan bumi pada suatu peta dilakukan dengan cara memilih, mengeneralisasi data permukaan bumi, sesuai dengan maksud dan tujuan pembuatan peta tersebut. Peta menyajikan sejumlah informasi mengenai permukaan bumi yang diharapkan dapat digunakan secara baik oleh pengguna. B. PETA DIGITAL Definisi Menurut definisi, peta digital adalah representasi fenomena geografik yang disimpan untuk ditampilkan dan dianalisis oleh komputer. Setiap objek pada peta digital disimpan sebagai sebuah atau sekumpulan koordinat. Sebagai contoh, 10 objek berupa lokasi sebuah titik akan disimpan sebagai sebuah koordinat, sedangkan objek berupa wilayah akan disimpan sebagai sekumpulan koordinat. Pemetaan digital atau sering disebut sebagai digital mapping merupakan suatu cara baru dalam pembuatan peta, baik untuk keperluan pencetakan maupun dalam 2

format peta digital. Sedangkan definisi lain dari pemetaan digital adalah penggambaran permukaan bumi computer dengan menggunakan data koordinat. Inti dari pemetaan digital adalah proses pengolahan objek-objek peta yang menggunakan format digital sehingga membutuhkan perangkat keras computer dan perangkat lunak yang berkaitan. Soft ware yang biasa digunakan dalam pembuatan peta digital adalah Land Desktop, Auto Cad Map, Arc View, Map Info Professional dan lain-lain. C. PETA ANALOG Definisi Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan berbagai cara. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor. 3

Peta analog sebelum menjadi peta digital dikenal dengan nama peta konvensional. Peta konvensional tersebut biasanya berupa peta topografi, untuk dapat menjadi suatu peta digital harus dilakukan dengan melakukan digitasi peta. Yang dimaksud dengan peta konvensional adalah peta kertas hasil teknologi analog. Peta semacam ini cukup sulit untuk dimutakhirkan, karena praktis seluruhnya harus digambar ulang, tidak cukup bagian yang berubah saja. Selain itu penggunaannya juga terbatas, tidak mudah ditampilkan dalam format berbeda, dan tidak bisa langsung diproses dengan teknologi digital lainnya, misalnya dalam Sistem Informasi Geografi. 4

D. PERSAMAAN PETA DIGITAL DAN PETA ANALOG 1. Memperlihatkan posisi atau lokasi relatif dari suatu tempat 2. Memperlihatkan bentuk atau ukuran unsur yang terdapat di permukaan bumi 3. Memperlihatkan ukuran dalam pengertian jarak dan arah 4. Menghimpun serta menyeleksi data permukaan bumi 5. Mempunyai atribut-atribut yang sama, yakni: o o o o Skala: Pada peta digital, skala menggambarkan tingkat kedetilan objek ketika peta tersebut dibuat. Sebagai contoh, pada peta skala 1:1.000 (1 cm di peta mewakili 1.000 cm atau 10 meter di permukaan bumi), maka objek gedung atau bangunan akan terlihat dengan jelas, sedangkan pada peta skala 1:100.000 (1 cm di peta mewakili 100.000 cm atau 1 km di permukaan bumi), sebuah bangunan hanya akan terlihat sebagai sebuah titik. Referensi geografik: Referensi geografik berupa parameter-parameter ellipsoida referensi dan datum. Salah satu referensi yang umum digunakan (termasuk dalam 11 penentuan posisi menggunakan satelit GPS) adalah WGS 84 (World Geodetic System), yang direvisi pada tahun 1984 dan akan berlaku sampai tahun 2010. Sistem proyeksi peta: Sistem proyeksi peta menentukan bagaimana objekobjek di permukaan bumi (yang sebenarnya tidak datar) dipindahkan atau diproyeksikan pada permukaan peta yang berupa bidang datar. Penggunaan sistem proyeksi peta yang berbeda untuk sebuah daerah yang sama, akan memberikan kenampakan yang berbeda. Proyeksi Peta: Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk menggambarkan sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu dilakukan langkah-langkah agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat didatarkan dan distorsinya dapat terkontrol, untuk itu dilakukan proyeksi ke bidang datar. Penggunaan sistem proyeksi peta yang berbeda untuk sebuah daerah yanga sama akan memberikan kenampakan yang berbeda. 5

E. PERBEDAAN PETA DIGITAL DAN PETA ANALOG 1. Peta digital kualitasnya tetap. Tidak seperti peta analog dimana kertas yang dapat terlipat, memuai atau sobek ketika disimpan, peta digital dapat dikembalikan ke bentuk asalnya kapanpun tanpa ada penurunan kualitas. 2. Peta digital mudah disimpan dan dipindahkan dari satu media penyimpanan yang satu ke media penyimpanan yang lain. Peta analog yang disimpan dalam bentuk gulungan-gulungan kertas misalnya, memerlukan ruangan yang lebih besar dibanding dengan jika peta tersebut disimpan sebagai peta digital dalam sebuah CD-ROM atau DVD-ROM. 3. Peta digital lebih fleksibel daripada peta analog. 4. Kemampuan analisis pada peta digital lebih baik daripada peta analog. 5. Output laporan (report) dari peta digital tersedia dalam berbagai format dan lebih cepat. 6. Peta digital lebih mudah diperbaharui. Penyuntingan untuk keperluan perubahan data atau perubahan sistem koordinat misalnya, dapat lebih mudah dilakukan menggunakan perangkat lunak tertentu 6

BAB II PEMBAHASAN TEODOLIT DAN TOTAL STATION A. PENGERTIAN TEODOLIT Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Di dalam pekerjaan pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk menguker ketinggian suatu bangunan bertingkat. B. TEODOLIT DIGITAL Terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian bawah, bagian tengah dan bagian atas. Bagian bawah terdiri dari skrup penyetel yang menyangga suatu tabung dan plat yang berbentuk lingkaran. Bagian tengah terdiri dari suatu rambu yang dimasukkan ke dalam tabung, dimana pada bagian bawah sumbu ini adalah sumbu tegak atau sumbu pertama (S1). Di atas S1 diletakkan lagi plat yang berbentuk lingkaran yang berjarijari lebih kecil daripada jari-jari plat bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca yang disebut nonius (N 0 ). Suatu nivo diletakkan pada atas nonius untuk membuat sumbu tegak lurus. Bagian atas terdiri dari sumbu mendatar atau sumbu kedua (S2). Pada S2 diletakkan plat berbentuk lingkaran dan dilengkapi skala untuk pembacaan skala lingkaran. Pada lingkaran tegak ini ditempatkan kedua nonius pada penyangga S2. 7

Dari uraian di atas dapat disimpulkan ada dua perbedaan antara lingkaran mendatar dengan lingkaran vertical. Untuk skala mendatar titik harus ikut berputar bila teropong diputar pada S1 dan lingkaran berguan untuk membaca skala sudut mendatar. Sedangkan lingkaran berskala vertical baru akan berputar bila teropong diputar terhadap S2. Pembacaan ini digunakan untuk mengetahui sudut miring. Cara penggunaan theodolit digital: 1. Cara pengaturan optis a. Alat diletakkan di atas patok, paku payung terlihat pada lensa teropong untuk mengetengahkan optis. b. Pengunci kaki statif dikendurkan, kaki statif ditancapkan ke tanah dan dikunci atau dikencangkan lagi. c. Gelembung nivo diatur berada tepat pada tengah lingkaran. d. Mengatur salah satu nivo tabung dengan mengatur sekrup pengatur nivo. e. Mengatur nivo tabung yang lain. f. Mengatur nivo teropong dengan sekrup pengatur nivo teropong. 2. Cara penggunaan alat a. Memasukkan baterai ke dalam tempatnya kemudian mengetengahkan optis ke atas. b. Menghidupkan display dan atur sesuai keperluan. c. Untuk membaca sudut mendatar, arahkan teropong pada titik yang dikehendaki kemudian dibaca pada display. Untuk membaca sudut vertical, teropong diarahkan secara vertical dan kemudian dibaca pada display. 8

Keterangan: 1. Nivo kotak 2. Klem pengunci 3. Penggerak halus 4. Tempat baterai 5. Klem pengunci lingkaran horizontal 6. Penggerak halus lingkaran horizontal 7. Klem pengatur nivo tabung 8. Pegangan 9. Lensa okuler 10. Klem pengatur focus benang 11. Tombol Menyala/Mati 12. Nivo tabung 13. Display 14. Papan tombol 15. Plat dasar C. TEODOLIT KONVENSIONAL Pada dasarnya alat theodolit konvensional sama dengan theodolit digital, hanya pada alat ini pembacaan sudut azimuth dan sudut zenith dilakukan secara manual. Theodolit konvensional dibagi menjadi tiga bagian. Bagian bawah terdiri dari atas sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung, di atasnya terdapat alat pembaca 9

nonius. Di tepi lingkaran terdapat alat pembaca nonius. Di atas terdiri dari bagian mendatar. Di atasnya terdapat teropong dilengkapi dengan sekrup pengatur focus dan garis-garis bidik diafragma. Cara penggunaan : 1. Alat dipasang di atas patok. Untuk mengetahui as pesawat tepat di atas patok atau belum, digunakan pendulum dan diusahakan ketelitiannya 3 mm. jika alat belum tepat di atas patok, maka perlu digeser sehingga pendulum tepat berada di atas patok. 2. Sebelum digunakan alat diatur sedemikian rupa sehingga alat berada dalam posisi mendatar. Pengaturan dilakukan dengan bantuan sekrup pengatur alat dan nivo kotak. Setelah dilakukan pengaturan dengan tepat, alat siap digunakan. Keterangan: 1. Plat dinding pelindung lingkaran vertical di dalamnya 2. Ring pengatur lensa tengah 3. Pengatur focus benang silang 4. Alat baca lingkaran vertikal/horizontal 5. Lensa obyektif 6. Klem vertikal teropong 7. Penggerak halus teropong 8. Klem alhidade horizontal 9. Penggerak halus horizontal 10

10. Nivo kotak alhidade horizontal 11. Plat dasar alat 12. Nivo tabung alhidade horizontal D. TOTAL STATION Total station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat. Total station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perlu kalkulator lagi. Berikut ini penjabaran mengenai pengertian Total station : 1) Total Station : adalah peralatan elektronik ukur sudut dan jarak (EDM) yang menyatu dalam 1 unit alat. 2) Data dapat disimpan dalam media perekam. Media ini ada yang berupa onboard/internal, external (elect field book) atau berupa card/pcmcia Card. -> salah catat tidak ada. 3) Mampu melakukan beberapa hitungan (misal: jarak datar, beda tinggi dll) di dalam alat. Juga mampu menjalankan program-program survey, misal : Orientasi arah, Setting-out, Hitungan Luas dll, kemampuan ini tergantung type total stationnya. 4) Untuk type high end nya ada yang dilengkapi motor penggerak, dan dilengkapi dengan ATR-Automatic Target Recocnition, pengenal objek otomatis (prisma). 11

5) Type tertentu mampu mengeliminir kesalahan-kesalahan : kolimasi Hz & V, kesalahan diametral, koreksi refraksi, dll. Hingga data yang didapat sangat akurat. 6) Ketelitian dan kecepatan ukur sudut dan jarak jauh lebih baik dari theodolite manual dan meteran. Terutama untuk pemetaan situasi. 7) Alat baru dilengkapi Laser Plummet, sangat praktis dan Reflector-less EDM ( EDM tanpa reflector ) 8) Data secara elektronis dapat dikirim ke PC dan diolah menjadi Peta dengan program mapping software. PERBEDAAN THEODOLITE DAN TOTAL STATION. Theodolite sebenarnya adalah alat pengukur sudut saja, jadi data primer yang dihasilkan dari theodolite hanya sudut horizontal, sudut vertikal dan bacaan rambu ukur. Untuk mendapatkan jarak diperlukan data pendukung seperti data dari EDM, meteran atau dengan tachimetri. Sedangkan Total station langsung bisa mendapatkan data sudut dan jarak dalam satu pengukuran. CARA KERJA TOTAL STATION Total station merupakan perangkat elektronik yang dilengkapi piringan horisontal, piringan vertikal dan komponen pengukur jarak. Dari ketiga data primer ini ( Sudut horisontal, sudut vertikal dan jarak) bisa didapatkan nilai koordinat X,Y,Z serta beda tinggi. Data direkam dalam memory dan selanjutnya bisa ditransfer ke komputer untuk di olah menjadi data spasial. REKOMENDASI PEMAKAIAN Total Station sebaiknya digunakan untuk pengukuran tata batas baru, baik itu tata batas hutan maupun tata batas dengan pihak ketiga seperti halnya pinjam pakai dan tukar menukar kawasan hutan. Total Station sebaiknya digunakan untuk pengukuran berulang (contoh : rekonstruksi batas kawasan hutan), dimana data sebelumnya diperoleh dari pengukuran menggunakan Total Station juga. 12

MANFAAT TOTAL STATION Kedua stasiun theodolite dan total station yang digunakan untuk mengukur sudut horisontal dan vertikal selama mensurvei dan proyek. Masing-masing memiliki pro dan kontra tertentu yang dapat digunakan dalam berbagai situasi. Meskipun theodolite telah digunakan selama ratusan tahun, operasi utama dari alat ini tetap sama; theodolite terdiri dari teleskop bergerak dipasang antara sumbu vertikal dan horisontal. Sudut dari masing-masing sumbu dapat diukur dengan presisi cukup akurat selama operator memiliki pengetahuan yang cukup menggunakan alat dan trigonometri dasar. Namun, penggunaan theodolite secara umum memerlukan bantuan dari setidaknya satu orang lain selain operator utama untuk membantu mengukur dan menyelaraskan sudut. Ketika menghitung presisi, sangat penting bahwa kedua operator yang terlatih dan memahami semua elemen pengumpulan data; ini mungkin termasuk meratakan saham tripod / theodolite dan pengukuran, serta menyelaraskan tiang dan mengukur garis untuk mengumpulkan data yang akurat, dan akhirnya menggunakan kemampuan matematika dan grafis untuk menghasilkan output yang sesuai. 13

BAB III DESKRIPSI TOTAL STATION NIKON DTM 332 Gambar dan Bagian : Handel penenteng Lingkaran Pemfokus Teropong Tombol Baterai Pengunci Mata Teropong Lingkaran Diopter Skrup Penggerak Vertikal Klem Vertikal Plate Level Layar dan keyboard Klem Plate Atas SkrupPenggerak Plate Atas Klem Pengunci Tribrach Nikon DTM-322 Total Station adalah di antara total station tercepat di kelasnya, sehingga surveyor dapat bergerak cepat melalui rutinitas dan menghabiskan lebih sedikit waktu di lapangan. DTM-322 yang kuat dan ringan dengan bobot 5kg termasuk baterai. Menggunakan isi ulang, atau penggunaan baterai AA, DTM-322 dirancang untuk mengkonsumsi daya rendah dan memberikan waktu terpanjang di lapangan. Desain ringan dengan IP55 semua cuaca konstruksi tahan air memastikan kinerja tinggi di bawah kondisi lapangan ekstrem. 14

FITUR UTAMA: Nikon optic yang berkualitas EDM Cepat,akurat Nyaman dan tahan lama, dapat menggunakan baterai AA alpha-numeric Keyboard lengkap Ringkas dan ringan Mekanisme focus Linear SPESIFIKASI TEKNIS: Akurasi sudut : 3 " Display : Single (keyboard alpha-numeric penuh dengan grafis LCD) Kompensator : Axis Single EDM type : Standard IR EDM Akurasi Jarak : ± 3 mm 2 ppm Jarak jangkauan : ± 2 300m untuk Prism Single 15

DAFTAR PUSTAKA o Anonim. 2009. Nikon Total Station DTM-322 Instruction Manual. Diambil dari http://nikon-spectra.ru/doc/nikon_dtm-322_c232_en1_dtm322_ver%20a100.pdf o Erik.2011. Theodolit dan Waterpass. Diambil dari http://pusingkuliah.blogspot.com/2011/10/theodolit-dan-waterpass.html pada Selasa 10 September 2013. o Anonim. 2013. Total Station Nikon DTM-322 (3" Dual Face).diambil dari http://rajasurvey.net/produk/cari-jual-murah-total-station-nikon-dtm-322-3-dual-face pada Selasa 10 September 2013. o Anonim.2009. Artikel Total Station. diambil dari http://www.gunapris.net/index.php?route=information/news&news_id=7 pada Selasa 10 September 2013. o Sriani Arsih, Yeni. 2011.SIG. diambil dari http://yenigeomaticits07.blogspot.com/2011/01/sig.html pada 10 September 2013 o Brigida.2012. Peta Digital. Diambil dari http://informatika.web.id/category/sistem-informasi-geografis pada Selasa 10 September 2013. o Anonim. 2009. Definisi Teodolit. Diambil dari http://mygeomaticsgeomatika.blogspot.com/2009/10/definisi-theodolite.html pada Selasa 10 September 2013 o Yumeita Rompas, Sarah. 2013. Peta Digital. Diambil dari http://supeeerblog.blogspot.com/2013/05/peta-digital.html pada 10 September 2013. o Anonim. 2008. Peta Analog. Diambil dari http://mymeridien.wordpress.com/category/gis/ pada 10 September 2013 16