BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia, seperti yang disampaikan oleh UNICEF sebagai salah. anak, perlindungan dan pengembangan anak (James, 2000).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MARTHA AYU RACHMADANI

TINGKAT KOOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH (3 5 TAHUN) MELALUI TERAPI BERMAIN SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Oleh : Rahmawati Dewi Handayani dan Ni Putu Dewi Puspitasari 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

DEFENISI HOSPITALISASI Suatu keadaan sakit dan perlu dirawat di Rumah Sakit yang terjadi pada anak maupun keluarganya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

Naskah Publikasi SKRIPSI. Disusun oleh : LELY ERNAWATI 0302R00019

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB III METODE PENELITIAN. kemudian menelaah dua variabel pada suatu situasi atau. sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

KENDALI STRES MENGHADAPI HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA- SEKOLAH MELALUI TERAPI MEWARNAI

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB I PENDAHULUAN.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN SIKAP KOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA DI RSUD PROF. DR.

PERSEPSI PERAWAT TENTANG TERAPI BERMAIN DIRUANG ANAK RSUP DOKTER KARIADI SEMARANG

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN.

EFEKTIFITAS LINGKUNGAN TERAPETIK TERHADAP REAKSI HOSPITALISASI PADA ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak,

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

KONSEP HOSPITALISASI. BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat anak dirawat di rumah sakit, dampak. hospitalisasi pada anak dan keluarga tidak dapat dihindarkan.

BAB I PENDAHULUAN. menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

Lampiran 4. Lembar Permohonan Menjadi Responden

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. asuhan yang bersifat humanistik, profesional, dan holistik berdasarkan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Fantasi yang terjadi pada anak usia prasekolah dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA

EFEKTIVITAS BERMAIN TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG SEDANG DIRAWAT DI RRI ANAK RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan

Mutia Yusuf, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis 149

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIAPRASEKOLAH SELAMA HOSPITALISASI DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak memiliki peran yang sangat penting untuk kelangsungan ekonomi dunia, seperti yang disampaikan oleh UNICEF sebagai salah satu tangan panjang PBB bahwa melindungi anak-anak hari ini dari aspekaspek paling buruk dari kemiskinan akan memperkuat upaya-upaya demi meningkatkan pelestarian lingkungan, pertumbukan ekonomi yang berkelanjut. Selain itu UNICEF juga mengajak seluruh dunia agar semua sektor didorong untuk memainkan peran yang aktif untuk kelangsungan anak, perlindungan dan pengembangan anak (James, 2000). Di negara Indonesia, anak sebagai individu atau pun sebagai generasi penerus bangsa sangat dijaga pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, sosial, dan intelektualnya. Terbukti dengan adanya undangundang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2003 tentang komisi perlindungan anak Indonesia dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 tahun 2002 tentang rencana aksi nasional penghapusan perdagangan (tracfiking) perempuan dan anak. Dengan demikian, Anak tidak hanya menjadi tanggung jawab para ibu, tetapi juga keluarga dan masyarakat.

2 Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memelihara dan menjaga perkembangan anak tersebut. Agar nantinya potensi anak bisa berkembang secara penuh sewaktu dewasa, dikarenakan kesehatan anak juga akan mempengaruhi prestasi belajar dan masa depan anak (Hendra cit Suci, 2007). Upaya ini dapat berlangsung di rumah, klinik atau pusat kesehatan, dan di sekolah ( Speirs, 1981). Namun upaya yang dilakukan tidak spenuhnya berhasil, seperti yang dikatakan oleh Wong (2001), bahwa populasi anak yang dirawat di rumah sakit mengalami peningkatan yang sangat dramatis dengan persentase yang lebih serius dan lebih kompleks bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dari data Dinkes Kabupaten Sikka juga menyebutkan bahwa banyak kasus yang menyebabkan anak-anak harus menjalani rawat inap di rumah sakit, diantaranya adalah menyebutkan jumlah balita yang kekurangan gizi tercatat sebanyak 7. 456 orang, terdiri dari gizi buruk sebanyak 456 orang dan gizi kurang sebanyak 7.000 balita (Rahmawati & Dewi, 2008). Reaksi terhadap penyakit berbeda antara anak dengan orang dewasa, bahkan banyak penyakit pada anak yang tidak akan pernah didapatkan pada masa dewasa (speirs, 1981). Reaksi terhadap penyakit dan hospitalisasi didasarkan pada usia perkembangan, pengalaman sebelumnya dengan hospitalisasi tersedianya orang mendukung, keterampilan koping, dan keseriusan diagnosa (Potter & Perry, 2005).

3 Hospitalisasi ini sendri merupakan suatu proses oleh karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Peroses ini akan menjadi peroses yang tidak biasa untuk anak usia pra skolah karena tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasa, sehingga akan memperlihatkan berbagai macam respon seperti stress, kecewa dan cemas (Nelson, 1988). Menurut Potter dan Perry (2005), hospitalisasi juga akan menjadi pengalaman yang penuh tekanan dikarenakan perpisahan dengan lingkungan normal dan orang tua yang dianggap berarti disertai dengan prilaku koping anak yang terbatas dan perubahan status kesehatan anak itu sendiri. Keadaan seperti itu yang harus diminimalkan oleh perawat agar menghasilkan pengalaman yang positif buat anak. Dari hasil survey pendahuluan di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta menggambarkan banyak anak yang menjalani perawatan di Rumah sakit tersebut. Pada tahun 2011 jumlah pengunjung mencapai 1498 anak. Sedang dari data enam bulan terakhir mecapai 778 anak. Untuk data empat bulan terakhir yaitu 153 orang pada bulan maret, pada bulan april jumlah anak yang dirawat 150 anak, bulan mei mencapai 123 anak dan bulan juni 91 anak. Untuk data jumlah anak yang dirawat dengan usia pra sekolah yaitu mencapai 285 anak untuk enam bulan terakhir. Jadi rata-rata jumlah anak usia pra sekolah yang dirawat di rumah sakit ini per bulannya adalah 48 anak, ini merupakan jumlah yang besar.

4 Berbeda dengan jumlah anak yang dirawat di Rumah sakit khusus Anak 45. Jumlah anak yang di rawat pada tahun 2011 mencapai 157 orang anak rata-rata tiap bulannya. Dan dari data yang didapatkan menunjukan jumlah anak yang dirawat lebih banyak anak adalah usia pra sekolah dibandingkan yang lain, yaitu perbulan rata-rata jumlah anak usia pra sekolah mencapai 87 orang anak. Dan hampir semua ank yang berada pada masa hospitalisasi memberikan reaksi berupa menarik diri saat bertemu dengan perawat. Ini berarti ada respon kecemasan pada anak usia pra sekolah di rumah sakit ini. Pada umumnya reaksi anak ini terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. khususnya pada masa pra sekolah (usia 3-6 tahun) reaksi anak terhadap hospitalisasi adalah menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. Sering kali hospitalisasi dipersepsikan oleh anak sebagai hukuman, sehingga ada perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau bekerja sama dengan perawat (Jovan cit Rahmawati, 2007). Pada anak pra sekolah proses hospitalisasi menjadi pengalaman pertama. Pada masa ini, anak pra sekolah terus mengasah keterampilannya dan belajar keterampilan lain dalam persiapannya agar dapat meluaskan dunianya ke lingkungan tetangga dan sekolah. Termasuk bermain bersama teman sebaya merupakan media pengenbangan keterampilan fisik dan sosial yang paling baik pada anak prasekolah (Achir, 1999). Bermain ini

5 penting untuk mengembangkan emosi, fisik, dan pertumbuhan kognitif anak, selain itu bermain juga merupakan cara anak untuk belajar, bermain bisa menurunkan dampak kecemasan dan untuk meningkatkan kreatifitas anak melalui beberapa jenis permainan (Nelson, 2011) Bercerita adalah salah satu terapi bermain yang merupakan aktivitas yang sesuai dengan perkembangan emosi anak. Kebanyakan anak lebih menyukai cerita tentang orang dan hewan yang dikenalnya. Mereka menyukai karakter ini karena kualitas pribadi atau humornya. Karena mereka mampu mengidentifikasi diri dengan hewan, mereka memperoleh kegembiraan yang besar dari mendengar hal-hal yang dilakukan karakter itu (Hurlock, 2005). Maka bermain ini bisa menjadi hal yang penting untuk anak. Namun apakah bermain ini bisa mempengaruhi kecemasan pada anak hospitalisasi. Untuk itu peneliti akan melihat pengaruh terapi bermain dengan tehnik bercerita terhadap kecemasan anak usia pra sekolah pada masa hospitalisasi di rumah sakit PKU Muhammadiah Yogyakarta dan Rumah sakit Khusus Anak 45. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas masalah yang dapat dirumuskan adalah: Apakah ada pengaruh terapi bermain dengan tehnik bercerita terhadap kecemasan anak usia pra sekolah pada masa hospitalisasi di rumah sakit PKU Muhammadiah Yogyakarta dan Rumah sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta?

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh terapi bermain dengan tehnik bercerita terhadap kecemasan anak usia pra sekolah pada masa hospitalisasi di rumah sakit PKU Muhammadiah Yogyakarta dan Rumah sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat kecemasan anak pra sekolah yang dihospitalisasi sebelum terapi bermain dengan tehnik bercerita b. Mengetahui tingkat kecemasan anak pra sekolah yang dihospitalisasi setelah terapi bermain dengan tehnik bercerita. D. Manfaat Penelitian 1. Ilmu keperawatan Sebagai tambahan informasi untuk penerapan asuhan keperawatan pada anak usia pra sekolaah pada masa hospitalisasi 2. Bagi rumah sakit Sebagai terapi alternatif untuk rumah sakit dalam menurunkan kecemasan anak usia pra sekolah pada masa hospitalisasi 3. Bagi peneliti Untuk menambah wawasan tentang terapi bermain terhadap anak dalam bentuk ilmu dan pengalaman di rumah sakit

7 4. Bagi peneliti lain Sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya dalam mencari terapi yang aman untuk anak pra sekolah. E. Peneltian terkait Penelitian tentang terapi bermain pada anak usia prasekolah sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, namun memiliki perbedaan variabel ataupun perbedaan tempat penelitian. Bebarapa penelitian terkait diantaranya: 1. Suci (2010) dengan judul Pengaruh terapi musik instrumen terhadap kecemasan anak usia sekolah pada masa hospitalisasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Hasilnya yaitu kecemasan anak pada kelompok eksperimen sebelum mendengarkan musik instrumen didominasi oleh kecemasan biasa dan setelah mendengarkan musik instrumen didominasi oleh katagori tenang. Dengan demikian terdapat pengaruh antara terapi musik instrumental terhadap kecemasan anak usia sekolah pada masa hospitalisasi. Perbedaan yang terdapat dengan peneliti adalah terletak pada terapi yang dipakai yaitu degan terapi musik instrumental, sedangkan peneliti memakai terapi bermain dengan tehnik bercerita. 2. Pardida (2010) dengan judul Pengaruh bermain terhadap keefektifan pengkajian fisik pada anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pada penelitian tersebut terdapat pengaruh bermain terhadap keefektipan

8 pengkajian fisik pada anak usia prasekolah yang dirawat di bangsal Ibnu Sina Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian terkait ini memiliki kesamaan, namun ada perbedaan pada variabel bebasnya yang memilih keefektifan pengkajian pisik. 3. Handayani (2008), dengan judul pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kooperatif selama menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun) di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Dengan hasil terapi bermain dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat kooperatif pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun) di Ruang CB2 Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, dimana tingkat kooperatif anak meningkat setelah diberikan terapi bermain. Perbedaan dengan peneliti juga terletak pada variabel bebasnya. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Rahma juga memiliki perbedaan pada tempat penelitiannya yaitu dilakukan di RS Panti rapih, sedang peneliti sendiri memilih RS PKU Yogyakarta dan Rumah sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta.