BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TAKARAN BOKASHI PUPUK KANDANG SAPI DAN DOSIS GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK. Marlita. H. Makaruku ABSTRAK ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR KULIT PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) MASAYU NPM.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Dosis Kompos Azolla sp. terhadap Tinggi Sawi Daging (Brassica juncea L.)

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran bayam merupakan salah satu jenis makanan yang dikonsumsi

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

III. BAHAN DAN METODE

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

LAMPIRAN LAMPIRAN P2.U3 P4.U2 P5.U2 P2.U2 P1.U1 P4.U3 P5.U1 P1.U2 P3.U3 P1.U3 P4.U1 P3.U1 P3.U2 P2.U1 P5.3

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar. Kadar air, ph, C-Organik, Bahan Organik, N total. Berikut data hasil analisis

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

TINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan apabila terjadi penambahan ukuran yang tidak dapat balik diantaranya adalah penambahan jumlah daun dan berat segar tanaman. Adapun variabel pengamatan yang diamati pada penelitian ini meliputi jumlah daun dan berat segar tanaman. 1. Jumlah Daun Hasil Pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan pupuk urea ditambah pupuk gandasil D dapat meningkatkan jumlah daun tanaman sawi hijau. Rata-rata pertumbuhan daun tanaman sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea dan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Rata-rata Jumlah Daun Sawi Hijau (Helai) Umur 7 HST, 14 HST, 21 HST dan 28 HST Pada Kedua Perlakuan Perlakuan Jumlah Daun 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST Urea 4 5,32 7,20 8,72 Urea ditambah Gandasil D 4 6,08 9,12 10,56 Sumber : Data Pengamatan Tabel 4.1 menjelaskan bahwa pertumbuhan daun tanaman sawi hijau setiap minggu terjadi peningkatan. Pada umur 21 HST dan umur 28 HST pertumbuhan daun sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan pupuk urea. Pada umur 21 HST dan 28 HST perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D menghasilkan ratarata jumlah daun 9,12 helai dan 10,56 helai sementara perlakuan pupuk urea menghasilkan rata-rata jumlah daun 7,20 helai dan 8,72 helai sehingga ada penambahan jumlah daun sebesar 10,56 helai 8,72 helai = 1,84 helai (21 %). 21

Rata-rata Jumlah Daun Sawi Hijau (Helai) 22 12 10 8 6 6,08 5,32 9,12 7,2 10,56 8,72 4 2 4 Urea Urea dan Gandasil D 0 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST Gambar 4.1 Rata-rata Jumlah Daun Sawi Hijau (Helai) Umur 7 HST, 14 HST, 21 HST dan 28 HST Pada Kedua Perlakuan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D pada umur 21 HST dan 28 HST menghasilkan jumlah daun yang lebih tinggi (9,12 helai dan 10,56 helai) dibandingkan perlakuan pupuk urea (7,20 helai dan 8,72 helai). Penambahan pupuk daun gandasil D membantu melengkapi kebutuhan sawi hijau akan unsur hara yang ditandai dengan peningkatan jumlah daun. Pemupukan melalui tanah pada pupuk urea tidak dapat memenuhi kebutuhan sawi hijau akan unsur hara. Menurut Fatkhusna (2008) kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat diperoleh dari media tanam. Namun, unsur hara yang terdapat di dalam media tanam tidak lengkap dan tidak dapat memenuhi kebutuhan tanaman. Oleh karena itu diperlukan tambahan unsur hara berupa pupuk daun yang diberikan pada tanaman. Pengaruh Perlakuan Pupuk Urea dan Perlakuan Pupuk Urea ditambah Pupuk Daun Gandasil D Triwanto dan Syarifudin (1998) menyatakan bahwa pemberian pupuk melalui daun lebih efektif dibanding melalui tanah. Hal ini disebabkan daun mampu menyerap pupuk sekitar 90 % sedangkan akar hanya mampu menyerap sekitar 10 %. Menurut Sigit (2001) urea apabila

23 diberikan ke tanah akan mudah terurai menjadi amoniak dan CO2 yang mudah menguap, mudah terurai dan mudah terbakar oleh sinar matahari. Nitrogen dalam tanah mudah hilang dan kurang efektif karena mudah diserap tumbuhan lain yang tidak diinginkan, mudah hanyut akibat erosi dan pencucian, mudah terbakar oleh sinar matahari sedangkan tanah belum siap untuk menyerapnya dan mudah hancur karena dipergunakan oleh mikroorganisme tanah. Dengan pertimbangan tersebut, maka pemupukan akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan pemberian pupuk daun yaitu pupuk daun gandasil D. Pupuk daun Gandasil D mengandung hara makro dan mikro yang sangat berguna memacu pertumbuhan dan hasil, karena masing-masing unsur yang terkandung di dalamnya mempunyai fungsi-fungsi tertentu dalam proses metabolisme tanaman. Proses metabolisme merupakan pembentukan dan perombakan unsur- unsur hara dan senyawa organik dalam tubuh tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Jumini dan Ainun 2009). Sutedjo dan Kartasapoetra (1988) menyatakan bahwa kekurangan unsur hara baik makro maupun mikro dapat menghambat pertumbuhan dan hasil tanaman. Unsur hara mikro berperan sebagai katalisator dalam proses sintesis protein dan pembentukan klorofil. Protein merupakan penyusunan utama protoplasma yang berfungsi sebagai pusat proses metabolisme dalam tanaman yang selanjutnya akan memacu pembelahan dan pemanjangan sel. Menurut Afandie dan Nasih (2002) tanaman yang sedang tumbuh membutuhkan nitrogen untuk membentuk sel sel yang baru. Selain sebagai unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun (klorofil) yang sangat berguna dalam fotosintesis. Unsur hara nitrogen dan unsur hara mikro berperan sebagai penyusun klorofil sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis yang akan menghasilkan fotosintat yang mengakibatkan perkembangan pada jaringan meristematis daun sehingga jumlah daun bertambah.

Rata-rata Berat Segar Sawi Hijau (Gram) 24 2. Berat Segar Tanaman Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D pada saat panen dapat meningkatkan berat segar tanaman. Rata-rata berat segar sawi hijau pada saat panen dengan perlakuan pupuk urea dan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Rata-rata Berat Segar Sawi Hijau (Gram) Pada Saat Panen Pada Kedua Perlakuan Perlakuan Berat Segar (Gram) Urea 72,04 Urea ditambah Gandasil D 94,2 Sumber : Data Pengamatan Pada saat panen berat segar sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan pupuk urea. Pada saat panen perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D menghasilkan rata-rata berat segar sawi hijau yang lebih tinggi yaitu sebesar 94,2 gram sementara perlakuan pupuk urea hanya sebesar 72,04 gram sehingga ada penambahan berat segar sebesar 94,2 gram - 72,04 gram = 22,16 gram (31 %). 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 72,04 Urea 94,2 Urea dan Gandasil D Pengaruh Perlakuan Pupuk Urea dan Perlakuan Pupuk Urea ditambah Pupuk Daun Gandasil D Gambar 4.2 Rata-rata Berat Segar Sawi Hijau (Gram) Pada Saat Panen Pada Kedua Perlakuan

25 Gambar 4.2 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D pada saat panen menghasilkan berat segar sawi hijau yang lebih tinggi (94,2 gram) dibandingkan perlakuan pupuk urea (72,04 gram). Penambahan pupuk daun gandasil D membantu melengkapi kebutuhan sawi hijau akan unsur hara yang ditandai dengan peningkatan berat segar. Pemupukan melalui tanah pada pupuk urea tidak dapat memenuhi kebutuhan sawi hijau akan unsur hara. Menurut Dwijoseputro (1993) berat segar tanaman dipengaruhi oleh unsur hara dalam sel-sel jaringan tanaman. Pertumbuhan akar dan daun yang cepat menyebabkan penyerapan unsur hara, air dan cahaya untuk proses fotosintesis lebih optimal. Asimilat yang dihasilkan digunakan untuk perkembangan tanaman bertambah cepat, maka berat segar tanaman akan bertambah bobotnya. Menurut Haryanto (2003) tanaman yang hanya dipanen daunnya seperti kubis, selada, sawi, kangkung dan bayam membutuhkan unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium dalam jumlah yang tinggi sehingga berguna untuk membentuk asam amino dan protein sebagai bahan dasar dalam menyusun daun. Menurut Mahrita (2003) semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kebutuhan N oleh tanaman semakin terpenuhi. Nitrogen sangat penting bagi pertumbuhan tanaman yaitu untuk pembentukan dan pembelahan sel baik dalam daun, batang, dan akar. Pupuk daun Gandasil D digunakan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif. Kandungan unsur makro pupuk daun Gandasil D yaitu, N: 20 % P 2 O 5 : 15 % K 2 O 5 : 15% MgSO 4 : 1% dan mengandung unsur mikro seperti tembaga (Cu), mangan (Mn), boron (B), seng (Zn), dan kobalt (Co) (Lingga dan Marsono 2010). Unsur hara nitrogen dan unsur hara mikro berperan sebagai penyusun klorofil sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis yang akan menghasilkan fotosintat yang mengakibatkan perkembangan pada jaringan meristematis daun sehingga jumlah daun bertambah. Unsur Nitrogen yang tinggi dapat meningkatkan jumlah daun maka sekaligus dapat meningkatkan berat segar tanaman.

26 B. Analisis Usaha Tani Analisis usaha tani dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha. Biaya usaha tani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam satu usahatani. Tabel 4.3 Rincian Biaya Budidaya Sawi Hijau Pada Kedua Perlakuan Untuk Satu Kali Masa Tanam (2 Bulan) Dengan Luas Lahan 100 m 2 Keterangan Biaya Tetap Sewa Tanah 100 m² Cangkul 1 buah (umur eko 5 thn) Sabit 1 buah (umur eko 5 thn) Ember (umur eko 5 thn) Gembor (umur eko 5 bulan) Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benih 12,5 gr Polybag 2 pack Tenaga Kerja Pengolahan lahan (2 orang/1 hari) Penanaman (1 orang/1 hari) Panen (1 orang/1 hari) Pemeliharaan Insektisida Dursban 50 ml Pemupukan Kompos 75 kg Urea 1 kg Gandasil D 1 pack (100 gr) Transportasi Bensin 1 liter Total Biaya Variabel Total Biaya Sumber : Analisis Primer Harga Urea Perlakuan Urea ditambah Gandasil D Rp Rp 120.000 Rp 120.000 60.000/bulan Rp150.000/unit Rp 5.000 Rp 5.000 Rp30.000/unit Rp 30.000/unit Rp 30.000/kg Rp 12.000/25 gr Rp 5.000/pack Rp 30.000/ orang/hari Rp 30.000/ orang/ hari Rp 30.000/ orang/hari Rp 15.000/ 100 ml Rp 600/kg Rp 2.500/kg Rp 7.000/pack Rp 7.500/liter Rp 128.000 Rp 128.000 Rp 6.000 Rp 10.000 Rp 60.000 Rp 30.000 Rp 30.000 Rp 7.500 Rp 45.000 Rp 2.500 - Rp 7.500 Rp 198.500 Rp 326.500 Rp 6.000 Rp 10.000 Rp 60.000 Rp 30.000 Rp 30.000 Rp 7.500 Rp 45.000 Rp 2.500 7.000 Rp 7.500 Rp 205.500 Rp 333.500

27 Biaya tetap yang diperlukan dalam budidaya sawi hijau pada perlakuan pupuk urea sebesar Rp 128.000 dan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D sebesar Rp 128.000. Biaya variabel yang diperlukan dalam budidaya sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea sebesar Rp 198.500 dan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D sebesar Rp 205.500. Biaya total yang diperlukan dalam budidaya sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea sebesar Rp 326.500 dan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D sebesar Rp 333.500. Biaya ini diperoleh dari jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Penerimaan adalah perkalian antara hasil yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya hasil yang diperoleh berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika hasil yang diperoleh berlebihan. Tabel 4.4 Hasil dan Penerimaan Budidaya Sawi Hijau Pada Kedua Perlakuan Untuk Satu Kali Masa Tanam (2 bulan) Dengan Luas Lahan 100 m 2 Perlakuan Hasil Harga Penerimaan Urea (72 gr/tanaman) 91 kg Rp 5.000 Rp 455.000 Urea ditambah 119 kg Rp 5.000 Rp 595.000 Gandasil D (94 gr/tanaman) Sumber : Analisis Primer Penerimaan diperoleh melalui perkalian antara hasil yang diperoleh dengan harga jual. Sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea hasilnya 91 kg dengan harga Rp 5.000/kg sehingga penerimaannya Rp 455.000. Sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D hasilnya 119 kg dengan harga Rp 5.000/kg sehingga penerimaannya Rp 595.000. Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau kerugian merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal ini akan diketahui secara pasti saat perusahaan menghentikan kegiatannya dan dilakukan likuidasi

28 Tabel 4.5 Keuntungan Budidaya Sawi Hijau Pada Kedua Perlakuan Untuk Satu Kali Masa Tanam (2 bulan) Dengan Luas Lahan 100 m 2 Perlakuan Penerimaan Biaya Total Keuntungan Urea (72 gr/tanaman) Rp 455.000 Rp 326.500 Rp 128.500 Urea ditambah Rp 595.000 Rp 333.500 Rp 261.500 Gandasil D (94 gr/tanaman) Sumber : Analisis Primer Keuntungan didapatkan dari penerimaan dikurangi dengan biaya total. Pada budidaya sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea keuntungan yang diperoleh untuk satu kali masa tanam yaitu selama 2 bulan adalah Rp 128.500. Pada budidaya sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D keuntungan yang diperoleh untuk satu kali masa tanam yaitu selama 2 bulan adalah Rp 261.500. Break event point (BEP) merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan dan juga harga jual agar suatu perusahaan tidak rugi. Perlakuan Pupuk Urea Biaya Tetap BEP Harga = 1 biaya variabel penerimaan = 128.000 1 198.500 455.000 = 128.000 1 0,43 = Rp 224.561 Biaya Tetap BEP Produksi = harga produk = = 128.000 5.000 198500 91 128.000 5.000 2181 biaya variabel produksi

29 = 128000 2819 = 45 Perlakuan Pupuk Urea ditambah Pupuk Daun Gandasil D Biaya Tetap BEP Harga = 1 biaya variabel penerimaan = 128.000 1 205.500 595.000 = 128.000 1 0,35 = Rp 196.923 Biaya Tetap BEP Produksi = harga produk = = 128.000 5.000 205.500 119 128.000 5.000 1726 = 128000 3274 = 39 biaya variabel produksi Berdasarkan perhitungan diatas diketahui pada perlakuan pupuk urea, BEP Harga dalam sekali masa tanam yaitu sebesar Rp 224.561. Hal ini berarti penjualan sebesar Rp 224.561 pada sekali masa tanam dianggap telah mencapai Break Event Point (BEP). BEP Produk dalam sekali tanam yaitu sebesar 45 kg. Hal ini berarti bahwa produksi sawi hijau dalam sekali masa tanam perlu menjual 45 kg agar mencapai Break Event Point (BEP). Pada perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D, BEP Harga dalam sekali masa tanam yaitu sebesar Rp 196.923. Hal ini berarti penjualan sebesar Rp 196.923 pada sekali masa tanam dianggap telah mencapai Break Event Point (BEP). BEP Produk dalam sekali masa tanam yaitu sebesar 39 kg. Hal ini berarti bahwa produksi sawi hijau dalam sekali masa tanam perlu menjual 39 kg agar mencapai Break Event Point (BEP).

30 R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio dihitung untuk menentukan kelayakan usaha. R/C Ratio lebih dari 1 maka usaha ini layak untuk dijalankan. Perlakuan Pupuk Urea R/C Ratio = Total Penerimaan Total Biaya Produksi = 455.000 326.500 = 1,39 (R/C > 1, layak) Perlakuan Pupuk Urea ditambah Pupuk Daun Gandasil D R/C Ratio = Total Penerimaan Total Biaya Produksi = 595.000 333.500 = 1,78 (R/C > 1, layak) Berdasarkan perhitungan diketahui pada perlakuan pupuk urea R/C Ratio dalam sekali masa tanam yaitu 1,39, artinya setiap modal Rp 1,- akan kembali sebanyak Rp. 1,39,- tiap produksi. Pada perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D R/C Ratio dalam sekali masa tanam yaitu 1,78, artinya setiap modal Rp. 1,- akan kembali sebanyak Rp 1,78,- tiap produksi. Pada kedua perlakuan didapatkan R/C Ratio lebih dari 1, hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya sawi hijau ini layak untuk dijalankan.