HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

93 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RSUD PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL ABSTRAK

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS UMBULHARJO II NASKAH PUBLIKASI

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN

KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2012 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO Indra Yulianti*, Reva Arliyanti Hargiono** Program Studi D3 Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto ABSTRAK Berat badan bayi baru lahir ditentukan status gizi ibu pada waktu konsepsi. Sebagian besar BBLR terjadi akibat gangguan pertumbuhan intrauterine akibat kekurangan gizi saat hamil. Penelitian bertujuan membuktikan hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di RSUD Dr Wahidin. Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cohort. Populasinya semua ibu dan bayi baru lahir di RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo pada bulan Juli 2016 yaitu 37 orang. Teknik sampling adalah total sampling. Variabel independent status gizi ibu hamil dan variabel dependent kejadian BBLR. Instumen menggunakan rekam medik. Pengolahan data menggunakan editing, coding, dan tabulating. Analisis dengan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah (38,9%) responden dengan status gizi ibu kurang melahirkan bayi BBLR, hampir seluruh (93,8%) responden dengan status gizi normal melahirkan bayi tidak BBLR dan seluruh (100%) responden dengan status gizi lebih melahirkan bayi tidak BBLR. Analisis data menggunakan Uji Rank Spearman dengan ρ value (0,013) <α ( 0,05), sehingga H 1 diterima artinya ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. Ibu dengan status gizi normal akan melahirkan bayi tidak BBLR. Hal ini disebabkan aliran makanan dari ibu kepada janin melalui plasenta berjalan dengan baik sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi. Kata Kunci: status gizi, ibu hamil, berat badan bayi baru lahir PENDAHULUAN Permasalahan yang dihadapi di Indonesia pada saat ini salah satunya adalah masih tingginya angka kejadian BBLR yang menjadi penyumbang utama angka kematian pada neonatus, sebagian besar BBLR terjadi akibat gangguan pada pertumbuhan intrauterin (Suradi dkk, 2008). Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (Saifuddin dkk, 2009).Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh status gizi pada waktu konsepsi. Ibu hamil yang mengalami malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu, tetapi juga mengancam keselamatan janin. Hal ini yang menyebabkan masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia (Arisman, 2010). Pertumbuhan janin dalam kandungan merupakan hasil interaksi antara potensi genetik dari ayah maupun ibu dan lingkungan intrauterin.pertumbuhan janin dipengaruhi oleh faktor-faktor selama kehamilan, yaitu sakit berat, komplikasi kehamilan, kurang gizi, dan keadaan stress pada ibu hamil (Soetjiningsih, 2012).Status gizi ibu pada kehamilan berpengaruh pada status gizi janin.asupan makanan ibu dapat masuk ke janin melalui tali pusat yang terhubung kepada tubuh ibu. Kondisi terpenuhinya kebutuhan zat gizi janin terkait dengan perhatian asupan gizi dari makanan yang adekuat agar tumbuh kembang janin berlangsung optimal (Indreswari dkk., 2008). Data Kementerian Kesehatan mencatat bahwa pada tahun 2013 terdapat 10,2% bayi BBLR, sedangkan di Propinsi Jawa Timur sebanyak 11,2% bayi BBLR. Sementara itu jumlah BBLR yang dilaporkan di Kabupaten Mojokerto dari 16.424 bayi lahir hidup sebanyak 489 (4,26%) diantaranya bayi laki-laki 265 (3,17 %) dan bayi perempuan 224 (2,78 %) (Dinkes Kabupaten Mojokerto, 2014). Data dari RSUD Wahidin pada bulan Februari-Maret 2016 terdapat 31 kasus BBLR. Studi pendahuluan di RSUD Wahidin menunjukkan SURYA 56 Vol. 08, No. 03, Desember 2016

hasil bahwa pada bulan Maret 2016 terdapat 41 ibu yang melahirkan. Dokumentasi rekam medikpada 13 orang ibu inpartu, menunjukkan bahwa 4 orang (30,8%) dengan LILA <23,5cm yang mana 3 orang melahirkan bayi BBLN(Berat Badan Lahir Normal) serta 1 orang melahirkan bayi BBLR. 9 orang (69,2%) dengan LILA 23,5 cm yang mana 7 orang melahirkan bayi BBLN serta 2 orang melahirkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Status gizi ibu dapat diukur melalui tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT) prahamil, pertambahan berat badan selama kehamilan, dan kadar hemoglobin (Hb) ibu. Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan secara langsung memengaruhi berat badan lahir (Karima & Achadi, 2012). Pada trimester pertama kehamilan, Fe yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Sedangkan pada awal trimester kedua pertumbuhan janin sangat cepat dan janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban sehingga lebih banyak kebutuhan oksigen yang diperlukan. Akibatnya kebutuhan Fe semakin meningkat untuk mengimbangi peningkatan produksi eritrosit dan rentan untuk terjadinya anemia, terutama anemia defisiensi besi (Wiknjosastro, 2009).Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin dan meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, asfiksia neonatorum, dan prematuritas.kelahiran dengan berat badan rendah bisa membuat bayi menghadapi resiko tinggi terhadap banyak masalah termasuk kesulitan pernafasan dan perkembangan sehingga mempertinggi angka kematian neonatal (Sloane, 2009). Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya BBLR adalah dengan memperhatikan asupan nutrisi terutama pada kehamilan trimester III, selain itu juga dengan mengurangi beban kerja karena ibu yang tetap melakukan aktivitas fisiknya selama kehamilan sementara asupan makanannya tidak banyak bertambah dibandingkan sebelum kehamilannya akan mendapat tambahan beban dari bayinya (FKM UI, 2011). Melaksanakan suatu program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) atau tablet Fe (Fe) pada ibu hamil di puskesmas dan posyandu dengan mendistribusikan tablet tambah darah, dimana 1 tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam folat). Setiap ibu hamil dianjurkan minum 90 tablet tambah darah dengan dosis satu tablet setiap hari selama masa kehamilannya dan empat puluh hari setelah melahirkan. Tablet tambah darah disediakan oleh pemerintah dan diberikan kepada ibu hamil secara gratis melalui sarana pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009).Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). METODE PENELITIAN Desain dalam penelitian adalah desain analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan cohort. Pada penelitian ini populasinya adalah semua ibu dan bayi baru lahir di RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo pada bulan Juli 2016 yaitu 37 orang.pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Dalam penelitian ini variabel independent adalah status gizi ibu hamil dan variable dependentnya adalah kejadian BBLR. Instrumen berupa Rekam Medik karena data yang diambil adalah data sekunder. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan Agustus 2016. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2016. Analisa data menggunakan coding,scoring dan tabulating. Uji statistik menggunakan uji Spearman, kemudian diolah dengan menggunakan SPSS for Windows. Jika ρ value< 0,05, maka H 1 diterima, berarti ada hubungan status gizi ibu melahirkan dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). HASIL PENELITIAN 1. Status Gizi Ibu Hamil Tabel 1 Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil Di RSUD Dr Wahidin Pada Bulan Juli 2016 No Status Gizi F % 1 Kurang 18 48,6 2 Normal 16 43,2 3 Lebih 3 8,1 Jumlah 37 100 Sumber : Data Sekunder, 2016 SURYA 57 Vol. 08, No. 03, Desember 2016

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa status gizi ibu hamil hampir setengahnya kurang, yaitu 18 (48,6%) responden. 2. Kejadian BBLR Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR Di RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto Pada Bulan Juli 2016 No Kejadian F % 1 BBLR 8 21,6 2 Tidak BBLR 29 78,4 Jumlah 37 100,0 Sumber : Data Sekunder, 2016 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa kejadian BBLR responden hampir seluruhnya tidak BBLR, yaitu 29 (78,4%) responden. 3. Hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR Di RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto Pada Bulan Juli 2016 Kejadian BBLR Status Gizi BBLR Tidak BBLR Jumlah F % F % F % 1 Kurang 7 38,9 11 61,1 18 100 2 Normal 1 6,2 15 93,8 16 100 3 Lebih 0 0 3 100 3 100 Jumlah 8 21,6 29 78,4 37 100 Uji Rank Spearman p value= 0,013 < 0,05 Sumber : Data Sekunder, 2016 Hasil tabulasi silang pada tabel 3 menunjukkan hampir setengah (38,9%) responden dengan status gizi ibu kurang melahirkan bayi BBLR, hampir seluruh (93,8%) responden dengan status gizi normal melahirkan bayi tidak BBLR dan seluruh (100%) responden dengan status gizi lebih melahirkan bayi tidak BBLR. Berdasarkan hasil analisa menggunakan uji statistik Rank Spearmandiperoleh hasil p value 0,013 < 0,05 yang berarti H 1 diterima artinya ada hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. PEMBAHASAN 1. Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa status gizi ibu hamil hampir setengahnya kurang, yaitu 18 (48,6%) responden. Faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah umur, berat badan, suhu lingkungan, aktivitas, pengetahuan zat gizi dalam makanan, kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, status ekonomi (Marmi, 2013). Ibu dengan status gizi normal karena penambahan berat badan selama hamil sesuai dengan standar penambahan berat badan menurut indeks massa tubuh ibu sebelum hamil. Hasil penelitian ini dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan, dan pekerjaan. Faktor yang pertama adalah umur ibu. umur responden hampir seluruhnya 20-35 tahun, yaitu 31 (83,8%) responden. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa lebih muda umur seorang wanita yang hamil, lebih banyak energi yang diperlukan. Umur yang dianggap optimal untuk kehamilan adalah antara 20-35 tahun (Marmi, 2013). Umur 20 35 tahun merupakan umur yang ideal untuk terjadi kehamilan dan melahirkan, karena organ reproduksi bekerja maksimal sehingga tubuh ibu siap untuk menerima kehamilan dan persalinan. Kondisi ibu juga masih cenderung sehat dan metabolisme tubuh baik sehingga regulasi energi dalam tubuh juga baik. Dengan demikian asupan energi yang adekuat akan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin. Energi yang dibutuhkan ibu lebih banyak karena banyaknya sel-sel yang aktif dan sehat. Umur kurang dari 20 tahun belum optimal secara organ reproduksi sehingga membutuhkan pemantauan yang lebih intensif. Sedangkan pada ibu hamil yang berumur lebih dari 35 tahun, sudah beresiko apabila terjadi kehamilan.metabolisme tubuh sudah mengalami penurunan dan lemak sudah semakin sulit direduksi. Faktor kedua yaitu pendidikan. pendidikan responden sebagian besar menengah, yaitu 20 (54,1%) responden. Sesuai dengan pendapat Marmi (2013), bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah pengetahuan zat gizi dalam makanan, dimana di dalam SURYA 58 Vol. 08, No. 03, Desember 2016

perencanaan dan penyusunan makanan ibu atau wanita dewasa sangat berperan penting. Pendidikan responden yang hanya berpendidikan SD-SMP memiliki kemampuan yang kurang dalam menerima informasi dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka cenderung meniru kebiasaan keluarga dan mengikuti pesan orang tua, mertua atau anggota keluarga yang dituakan, yang pada umumnya melakukan tarak makanan saat kehamilan sehingga asupan makanannya kurang dan status gizinya menjadi kurang Faktor yang ketiga adalah pekerjaan. diketahui bahwa pekerjaan responden sebagian besar tidak bekerja, yaitu 26 (70,3%) responden. Pekerjaan mempengaruhi status gizi ibu hamil. Ibu yang tidak bekerja tidak membutuhkan banyak keluaran energi dibandingkan dengan ibu yang bekerja, sehingga dengan asupan gizi yang baik akan terjadi penambahan berat badan normal berdasarkan indeks massa tubuh ibu sebelum hamil. Ibu yang mempunyai status gizi kurang disebabkan karena ibu yang sibuk dengan pekerjaannya tanpa disertai asupan gizi yang lebih dari biasanya sehingga penambahan berat badan ibu kurang dari normal. 2. Kejadian BBLR Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa kejadian BBLR responden hampir seluruhnya tidak BBLR, yaitu 29 (78,4%) responden. Sesuai dengan pendapat Rochjati (2011) bahwa faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir antara lain umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan. Faktor faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak langsung/eksternal meliputi kondisi lingkungan, asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil. Bayi mempunyai berat badan lahir normal, meskipun dengan berat lahir yang berbeda-beda. Satu bayi yang lahir dengan berat badan lebih ini dilahirkan dari ibu yang sangat gemuk, jadi asupan gizi yang didapatkan dari ibu juga sangat banyak sehingga pertumbuhan janin dalam rahim juga pesat. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah disebabkan karena berbagai faktor, diantaranya adalah faktor umur ibu dan kadar Hb. Faktor yang pertama adalah umur ibu. Umur responden hampir seluruhnya 20-35 tahun, yaitu 31 (83,8%) responden. Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 16 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur.pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka akan terjadi bahaya bayi lahir kurang bulan, perdarahan dan bayi lahir ringan (Rochjati, 2011). Faktor yang kedua adalah kadar Hb. Kadar Hb responden hampir seluruhnya tidak anemia, yaitu 29 (78,4%) responden. Sesuai dengan pendapat Wiknjosastro (2009) bahwa kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 12 gr/dl. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan,bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin. Kadar Hb sangat menentukan berat badan lahir bayi karena Hb yang bertugas membawa sari makanan dan oksigen untuk pertumbuhan bayi dalam darah melalui plasenta. Ibu yang tidak anemia melahirkan bayi normal karena ibu yang tidak anemia kadar hemoglobin dalam darah yang berfungsi membawa nutrisi untuk janin tidak berkurang sehingga asupan nutrisi janin terpenuhi. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah disebabkan karena kadar Hb ibu tergolong anemia sehingga sel-sel darah merah yang membawa nutrisi ke janin berkurang. Hal ini menyebabkan kebutuhan nutrisi bayi tidak SURYA 59 Vol. 08, No. 03, Desember 2016

terpenuhi yang dapat mengakibatkan berat badan bayi rendah. 3. Hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR Hasil tabulasi silang pada tabel 3 menunjukkan bahwa hampir setengah (38,9%) responden dengan status gizi ibu kurang melahirkan bayi BBLR, hampir seluruh (93,8%) responden dengan status gizi normal melahirkan bayi tidak BBLR dan seluruh (100%) responden dengan status gizi lebih melahirkan bayi tidak BBLR. Berdasarkan hasil analisa menggunakan uji statistik Rank Spearman diperoleh hasil pvalue 0,013 < 0,05 yang berarti H 1 diterima artinya ada hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. Berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil kurang (underweight) atau lebih (overweight) dari normal akan membuat kehamilan menjadi beresiko (low risk). Berat badan ibu yang kurang akan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan kurang atau Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) (Waryana, 2010). Apabila terjadi malnutrisi pada ibu hamil, volume darah menjadi berkurang, ukuran plasenta berkurang dan transfer nutrient melalui plasenta berkurang sehingga janin tumbuh lambat atau terganggu (IUGR). Ibu hamil dengan kekurangan gizi cenderung melahirkan prematur atau BBLR (kurang dari 2500 gram) (Pantikawati & Saryono, 2010). Berat badan ibu hamil yang bertambah dengan normal, akan menghasilkan anak yang normal (Waryana, 2010). Sedangkan berat badan ibu berlebih atau sangat cepat juga berisiko mengalami perdarahan atau bisa jadi merupakan indikasi awal terjadinya keracunan kehamilan (pre-eklamsia) atau diabetes. Bayi juga akan berisiko terhambatnya pertumbuhan janin, pengiriman makanan kejanin jadi berkurang karena adannya penyempitan pembuluh darah. Bila penyempitan pembuluh darah menghebat, bisa berakibat fatal bagi janin. Berat badan ibu yang berlebihan juga bisa mempengaruhi proses persalinan Ibu hamil yang memiliki status gizi normal, cenderung akan memiliki bayi baru lahir dengan berat badan normal. Hal ini dimungkinkan karena volume darah normal, sehingga ukuran plasentanya juga normal dan aliran makanan dari ibu kepada janin melalui plasenta bisa berjalan dengan baik sehingga kebutuhan nutrisi janin terpenuhi.ibu yang mempunyai status gizi kurang dapat melahirkan bayi yang tidak BBLR disebabkan karena pada saat sebelum hamil ibu mempunyai status gizi yang baik, hanya saja pada saat hamil mengalami penambahan berat badan yang kurang dari normal berdasarkan indeks massa tubuh sebelum hamil, namun ibu masih memiliki cadangan berupa lemak dalam tubuhnya yang bisa dimetabolisme apabila asupan dari luar tubuh kurang memadai. Hal ini juga bisa disebabkan karena bayi yang dilahirkan tidak BBLR tapi mempunyai berat lahir yang tidak terlalu besar secara nominal (angka). Diketahui bahwa umur responden hampir seluruhnya 20-35 tahun, yaitu 31 (83,8%) responden. Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir.kehamilan dibawah umur 16 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur.pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal.selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka akan terjadi bahaya bayi lahir kurang bulan, perdarahan dan bayi lahir ringan (Rochjati, 2011). Ibu yang penambahan berat badannya normal akan tetapi melahirkan BBLR, hal ini dapat disebabkan karena adanya faktor seperti rendahnya IMT ibu sebelum hamil yang tergolong kurus. Sedangkan ibu dengan penambahan berat badan kurang akan tetapi tidak melahirkan bayi BBLR karena ibu berada pada umur optimal untuk terjadi kehamilan dan persalinan sehingga system tubuh ibu akan mengkompensasi dengan memberikan nutrisi dalam diri ibu untuk bayinya yang didapatkan dari cadangan energi yang dimiliki ibu. Diketahui bahwa kadar Hb responden hampir seluruhnya tidak anemia, yaitu 29 (78,4%) responden. Sesuai dengan pendapat Wiknjosastro (2009) bahwa kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar SURYA 60 Vol. 08, No. 03, Desember 2016

hemoglobinnya dibawah 12 gr/ dl. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan,bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin. Sedangkan ibu dengan penambahan berat badan kurang akan tetapi tidak melahirkan bayi BBLR karena ibu tidak mengalami anemia sehingga kadar hemoglobin dalam darah yang berfungsi membawa nutrisi untuk janin tidak berkurang sehingga asupan nutrisi janin terpenuhi. KESIMPULAN 1. Kesimpulan 1) Status gizi ibu hamil hampir setengahnya kurang di RSUD Dr Wahidin yaitu 18 (48,6%) responden. 2) Berat badan bayi baru lahir hampir seluruhnya tidak BBLR di RSUD Dr Wahidin bahwa kejadian BBLR responden hampir seluruhnya tidak BBLR, yaitu 29 (78,4%) responden. 3) Ada hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSUD Dr Wahidin dengan pvalue 0,013. 2. Saran 1) Bagi Responden Diharapkan untuk melakukan ANC secara teratur, mengkonsumsi makanan bergizi, memantau peningkatan berat badan setiap bulan. 2) Bagi Bidan Bidan tetap memberikan KIE tentang gizi ibu hamil saat ibu ANC untuk meningkatkan kesadaran pada ibu hamil khususnya tentang status gizi ibu hamil, dan meningkatkan pengawasan terhadap kenaikan berat badan ibu hamil dan tafsiran berat janin. 3) Bagi Instirusi Kesehatan Bisa mendukung kegiatan KIA melalui kegiatan kunjungan rumah, membuka kelas ibu hamil dalam pemberian KIE kepada ibu dan keluarganya khususnya tentang status gizi ibu hamil, serta perawatan bayi baru lahir dengan berat badan rendah. 4) Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat melakukan penelitian tentang faktor lain yang juga mempengaruhi berat badan bayi baru lahir, misalnya pengetahuan ibu tentang asupan makanan bergizi, sosial ekonomi, pendapat dan sosial budaya, jika melakukan penelitian dengan variabel DAFTAR PUSTAKA Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. Depkes RI. 2009. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta: Kemenkes RI Dinkes Kabupaten Mojokerto. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013. Mojokerto: Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. FKM UI. 2011. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: FKM UI. Indreswari, M., Hardinsyah, dan Damanik, M.R..2008.Hubungan antara Intensitas Pemeriksaan Kehamilan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan Konsumsi Tablet Besi dengan Tingkat Keluhan selama Kehamilan.Jurnal Gizi dan Pangan Vol 3 No.1. Karima, K & Achadi, EL. 2012.Status Gizi dan Berat Badan Lahir Bayi.Depok : FKM UI. Artikel Penelitian. Marmi. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Pantikawati, I & Saryono.2010. Asuhan Kebidanan I Kehamilan.Yogyakarta : Nuha Medika. Rochjati, P. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press. Saifuddin.AB. dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan SURYA 61 Vol. 08, No. 03, Desember 2016

Maternal dan Neonatal. Cetakan 7. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sloane, E. 2009.Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC. Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Suradi, dkk. 2008. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah Dengan Metode Kanguru. Jakarta: Perinasia. Waryana, 2010.Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. SURYA 62 Vol. 08, No. 03, Desember 2016