Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

dokumen-dokumen yang mirip
SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA

TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964

Aneka No. 31 Th. VIII/1958 MASAALAH KEDUDUKAN SASTRA DALAM FILM (I) ASRUL SANI

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SURAT PENTJALONAN UNTUK PEMILIHAN ANGGOTA D.P.R./D.P.R.D.I DAN D.P.RD. II

Aneka No. 32 Th. VIII/1958 MASAALAH KEDUDUKAN SASTRA DALAM FILM (II) ASRUL SANI

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI

29 PENGGUNAAN ISOTOP ZAT ARANG (c 14) UNTUK PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PRIMER DI LAUTAN Oleh : Aprilani SoegiartO. Pendahuluan

SERI AMANAT 50 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1971 REPUBLIK INDONESIA

FILM & SENSOR. Ditindjau dari sudut kreasi

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RESOLUSI KONFERENSI NASIONAL SASTRA DAN SENI REVOLUSIONER (KSSR)

Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa Nasehat akan hidup ditengah terang dengan kebenaran, mendjadi tanda persekutuan dengan Allah

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN DJEMBRANA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1945 TENTANG PERATURAN MENGENAI KEDUDUKAN KOMITE NASIONAL DAERAH. KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI )

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN - NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DI DEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1969 REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL LEKRA I

HUBUNGAN PELA DI MALUKU-TENGAH DAN DI NEDERLAND

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

PENGUSAHA NASIONAL SWASTA, DJADILAH PENJUMBANG KONSTRUKTIF UNTUK JPENJELESAIAN REVOLUSI!

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Upah, Harga dan Laba. K. Marx. Modified & Authorised by: Edi Cahyono, Webmaster Disclaimer & Copyright Notice 2005 Edi Cahyono s Experience

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKJAT 16 AGUSTUS 1972

Prof. Dr SJAICH MAHMOUD SJ/ FATWA FATWA PE N E R B I O J A K A R TA

PRO DAN KONTRA MODERNISASI SENIRUPA INDONESIA. D.A. Peransi

SERI AMANAT 39 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPRGR 16 AGUSTUS 1970 REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kamus Ketjil Istilah Marxis

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1970 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERDJA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENTJANA NASIONAL

UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. sensus penduduk 1971

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955.

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37

dari Pemakaian Butas Sebagai Bahan Konstruksi Lapisan Permukaan Djalan.

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5

BAGAIMANA TJARANJA TUHAN BERBITJARA DENGAN KITA?

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 4 TAHUN 1954.

ASAS - ASAS HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar. Oleh: Shohib Masykur

Timotius kedua 1 Salam doa Utjapan sjukur Nasehat kepada Timotius supaja berusaha Teladan rasul dan Onesiporus

Banjak orang jang menganggap, bahwa bekerdja buat Tuhan berarti harus mendjadi pendeta, dan harus disiapkan di Sekolah Alkitab.

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 59 tahun Desember 1969

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 12 TAHUN 1953, TENTANG AIR MINUM.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LAPORAN UMUM PENGURUS PUSAT LEKRA KEPADA KONGRES NASIONAL KE I LEKRA. Disampaikan oleh Joebaar Ajoeb. Sekretaris Umum Lekra

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

telah dialami maupun dari segi teologia. Pada saat ini pernatian umum terpusat pada kegerakan pembaharuan rohani jang dinjatakan di-geredja2 maupun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953.

INTI PENGETAHUAN REPELITA I-:'. : \ ' ft >»7 <-S. v\*' *v vt _<o-v. oleh: Drs C.S.T. Kansil S.H. fa k* hukj...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REBPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 tahun 1971 TENTANG PERDJANDJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN

J.E.KAIHATU. PEE N IE F* & i t d j a m b a t a i

DJAKARTA. Sekarang tiba gilirannja: dia djuga mau pergi ke Djakarta.

KETETAPAN R A K J A T SEMENTARA R E P U B U K IN D O N ESIA. *. N o. I/M P R S / m a d j e l i s p e r m u s j a w a r a t a n

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954.

TENTANG * PENGERTIAN HAL ORGANISASI PERKUMPULAN KOsO PERASI

PENERBIT D J AM B ATAN

UNDANG-UNDANG 1945 NOMOR 1 TENTANG PERATURAN MENGENAI KEDUDUKAN KOMITE NASIONAL DAERAH KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RESOLUSI KONFERNAS II LEKRA. Laksanakan Tavip, djebol terus jang lama, bangun terus jang baru.

TOO PEK KOAY HIAP. Oleh : Boe Beng Giok

8 t o i a * H, 3 1 OCT 2WI* 114 DEC tti- SEP 2o,2

MADJALAH KRISTEN KEBANGUNAN ROCHANI A P I M E N J A L A

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 51 tahun Oktober 1969

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Oleh. Buku wadjib untuk : * Kelas IV PGA Negeri * Kelas III Madrasah Tsanawijah Negeri * Tjalon 2 pengikut U.G.A. Diseluruh Daerah Istimewa Atjeh.

Pandangan kita hanja terbatas pada kebaktian Minggu.

Transkripsi:

Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah) : Varia No. 406 Hal. 4 1966 (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi MEMANG menganjikkan omong2 dengan Usmar Ismail. Dalam ia mengemukakan sesuatu sifat Usmar-nja jang khas segera terasa. Apa2 didasarkan bukan sadja pada garam dunia pengalaman jang aneka-ragam, tapi disamping itu djuga bersumber pada pengamatan jang tadjam terhadap kedjadian2 sekitar, hingga tiap gambaran jang kita dapat dari padanja, disamping mejakinkan djuga senantiasa menjeluruh. Dan lebih dari pada itu, tiap apa jang dikemukakannja djauh dari sifat menggurui, malah sebaliknja, walaupun ia adalah orang dalam bidangnja, ia senantiasa mengadjak kita sama2 melihat atau memikirkan sesuatunja. Waktu kita beberapa waktu jang lalu, menemuinja, halnja pun demikian. Apa jang waktu itu ingin kita tanjakan sebenarnja soal sederhana sadja, jaitu maksud tujuan dari Musjawarah Kesenian serta Pameran Kesenian Nasional, jang seperti diketahui akan diselenggarakan oleh Front Kebudajaan Revolusioner, dimana ia djadi salah seorang tokohnja. Namun walaupun begitu, apa jang kita terima daripadanja ternjata djauh lebih banjak daripada itu, dan tidak kurang daripada keadaan dunia kesenian kita pada umumnja, terutama achir2 ini. Mempen Achmadi baru2 ini mengatakan bahwa dibandingkan dengan di-tahun2 belakangan ini, jaitu didjaman proolognja Gestapu, keadaan kesenian kita sekarang adalah favourable. Memang, saja setudju sekali dengan apa jang dikemukakan oleh menteri Penerangan ini. Memang favourable. Tapi, kalau dipergunakan dengan baik. Djika tidak, tidak akan ada gunanja untuk pembinaan kesenian nasional kita, demikian Usmar buka bitjara. Djika sekarang favourable, bagaimana sebelumnja? Djaman itu adalah djaman fitnah dan perongrongan dari pihak PKI. Dan kita djadi ingat betapa edannja djaman itu, bukan sadja dibidang politik, malah djuga dibidang kebudajaan dan kesenian. Apabila ada sesuatu hasil tjiptaan seni, apakah ia merupakan sesuatu hasil dibidang perfilman ataupun drama, maka dalam menilainja, jang per-tama2 dilihat bukan isi atau djiwanja, tapi siapa yang membuatnja. Orang kita atau bukan! Dan selandjutnja sederhana sadja. Kalau jang membuat orang kita, tjiptaan itu lalu di-angkat2 serta dipudji setinggi langit, disebut progresip revolusioner, walaupun mutu seninja dibawah nol. Tapi, bagaimana djika jang mebuatnja orang lain? Tanpa diperiksa lagi divonislah tjiptaanitu sebagai hasil tjiptaan manikebu, reaksioner, tidak menempatkan seni sebagai alat revolusi, dan entah apa lagi. Dan diam2, kitapun djadi ingat lagi, bagaimana djadinja, djika kebetulan ada seseorang wartawan setelah

melihat isi dari tjiptaan tsb. karena isinja memang baik, lalu memberi pudjian terhadap pentjiptanja? Bukan main! Tanpa diundang, keluarlah tuduhan dan fitnahan jang bukan2, se-olah2 wartawan tsb. wartawan2an, wartawan bajaran, gadungan dan tjap2 lain jang djauh dari pada sedap didengar. Akibat dari keadaan demikian sudah dapat diduga dari semula. Karena chawatir tanpa alas an disebut manikebu, pentjipta lagu2 tjengen, dan lain sebagainja, para seniman djadi enggan mentjipta. Kegairahan kerdja hilang, dan betapa berbahajanja hal tsb. bagi kelangsungan hidup kesenian kita, dapatlah dimengerti. Karena soal perut seniman harus kerdja. Tapi bagaimana kerdja djika kegairahan kerdja itu sendiri jang sudah tidak ada. Mereka lalu kerdja, asal kerdja. Dan hasilnja? Lahirnja dibidang seni suara misalnja, lagu2 jang tidak kepribadian, lagu2 dan irama asing, jang hanja kata2nja sadja diganti dengan berdjoang, perbatasan, berkorban, dsbnja. Tapi, sjukurlah, keadaan sekarang sudah tidak demikian lagi. Karena seni tidak lagi dikuasai oleh rasa purbasangka, atau buruk sangka, orang bisa lebih bebas lagi bekerdja, mentjipta dan berkarja. Tapi, tentu sadja bebas atas dasar kejakinan revolusi, tidak liberal, tapi tidak pula diktatur, seperti didjaman meradjalelanja PKI dan ormas2nja, dimana siapa sadja jang tidak pro mereka, didjadikan bulan2an, berkata lagi Usmar. Kegairahan untuk berkarja dan mentjipta mau tak mau harus dikobar2kan lagi, kalau kita ingin bertanggung djawab terhadap perkembangan kesenian kita. Dan bagaimana tjaranja? Dan menurut Usmar tidak lain dengan mentjiptakan suatu wadah kerdja sama, tanpa pemaksaan pendapat dari golongan jang satu terhadap golongan lainnja. Dan didalam wadah itu dibinalah kesenian nasional setjara berentjana. Tudjuan dari diadakannja musjawarah kesenian nasional memang demikian. Dan beda pula dengan jang dibitjarakan dalam musjawarah2 sebelumnja, terutama didjaman liberal, tjara pembinaan jang akan dibahaspun bukanlah bersifat teoritis, dimana orang tjuma bitjara tentang dalil2, tapi sebaliknja praktis. Misalnja, demikian Usmar, diseluruh tahanh air kita, kita sekarang melihat adanja sesuatu kegiatan seni. Itu tanda bahwa bibit sudah ada. Tapi sajangnja ialah, bahwa selama ini tak pernaha dipikirkan oleh kita untuk mendjadikannja suatu gerakan kesenian jang bersifat nasional. Hal tsb. djuga ternjata akan mendjadi salah satu bahan pembitjaraaan dalam musjawarah. Dan bukan itu sadja. Tudjuan musjawarah memang luas, tidak sadja terbatas pada meningkatkan seni2 daerah, tapi mengkonkritkannja agar bisa dinikmati oleh seluruh bangsa. Sedang tudjuan lain lagi ialah membahas bagaimana memanfaatkan berbagai organisasi kebudajaan jang bersifat nasional seperti jang tjukup banjak terdapat ditanah air kita dewasa ini, agar mereka dapat berkembang setjara otomatis dan terarah, hingga dengan demikian dapat didjadikan media revolusi. Sebagai salah satu usaha pembinaan kesenian daerah, misalnja seperti jang dibahas dalam musjawarah, kita ambil sadja tjontoh penjanji daerah, pesinden misalnja. Jang mendjadi soal misalnja bagaimana hendaknja tjara pementasannja, penjuguhannja atau presentasi agar ia dapat dinikmati oleh seluruh bagsa kita, seperti halnja dengan seni Kabuki di Djepang, jang asala mulanja djuga merupakan sesuatu hasil kesenian daerah. Memang hal2 matjam ini sebenarnja sudah lebih dulu harus kita kerdjakan. Tapi jah tidak ada kata terlambat untuk mulai, berkata Usmar.

Seperti telah dikemukakan tudjuan dari musjawarah tidak lain dari pembinaan media seni itu sendiri, dalam segala bidangnja, seperti seni drama, seni suara, seni tari, seni rupa dll. Maka oleh karena itu pada musjawarah akan disertakan pameran kesenian, sebagai barometer dari tingkat kesenian kita pada suatu saat. Segalanja dari jang dipamerkan akan dibahas. Demikian, disamping eksibisi diadakan pula diskusi, berkata Usmar menutup pembitjaraannja. Musjawarah Kesenian dan Pameran Kesenian Nasional tsb. akan diadakan dalam bulan Maret jad. Dan seperti diketahui, disamping merestui, Presiden Sukarno pun telah menjatakan kesediaan beliau untuk memberikan amanat beliau di hadapan musjawarah tsb.untuk memberikan amanat beliau di hadapan musjawarah tsb.