TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. produksi yang semakin komplek tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan jika

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.

SKRIPSI PERJANJIAN KERJA DI PT SURAKARTA SENTOSA SEJAHTERA DITINJAU DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TABUNGAN ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA TANAH KAS DESA DI DESA KENAIBAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya. Sedangkan. ikatan yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya.

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DALAM RANGKA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA

SKRIPSI PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PADA PT. BENTOEL PRIMA CABANG SOLO

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam masa pertumbuhan ekonomi Indonesia dewasa ini setiap

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perombakan struktural dalam cara dan sumber kehidupan yang berakibat

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Terlebih-lebih di saat sekarang ini, di mana kondisi perekonomian yang tidak

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

TENAGA KERJA DAN ASURANSI. ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan. AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

PENGANGKUTAN ORANG (Studi tentang perlindungan hukum terhadap barang bawaan penumpang di PO. Rosalia Indah)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH HAK MILIK SEBAGAI JAMINAN KREDIT DI KABUPATEN BOYOLALI

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT)

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan kontribusi tenaga kerja dalam pembangunan serta

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. asasi tenaga kerja dalam Undang-Undang yang tegas memberikan. bahkan sampai akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

PERANAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN. (Studi Pada Kantor Notaris Sri Hartini, SH di Surakarta)

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang giat-giatnya. membangun untuk meningkatkan pembangunan di segala sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu-membantu memberikan

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN BERBAGAI PIHAK ANTARA CV. SARI REJEKI SUKOHARJO DAN TOKO JEMPOL BARU DALAM USAHA FURNITURE DI SUKOHARJO

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP TENAGA KERJA HARIAN LEPAS PADA PT. TAMBANG DAMAI DI SAMARINDA

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA, PERLINDUNGAN HUKUM DAN TENAGA KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Era perekonomian global ditandai dengan adanya kecenderungan gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan. perkembangan kegiatan ekonomi pada khususnya, menyebabkan pula

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional negara Indonesia dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. besar. Oleh karena itu untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya. bagi kemakmuran dan kesejahteraan, bangsa Indonesia

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Sabang sampai Merauke, di mana di dalamnya terdapat populasi

PERUBAHAN STATUS TANAH HAK MILIK MENJADI HAK GUNA BANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN PT (PERSEROAN TERBATAS) MELALUI KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

HUBUNGAN KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

FERY PRAMONO C

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR DALAM TRANSAKSI PADA DERIVATIVES MARKET DI ASIA TRADE POIN FUTURE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

Transkripsi:

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007 SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Oleh : TUTIK MAEMUNAH NIM : C 100 050 063 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini, jaminan sosial karyawan kurang diperhatikan oleh perusahaan, kemudian penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam tentang masalah ini karena persoalan yang menyangkut jaminan sosial ini, merupakan hal yang sensitif, sehingga mempunyai kecenderungan dapat menimbulkan permasalahan yang rumit di dalam kelangsungan hidup seharihari. Dalam kemajuan sekarang ini, perusahaan dituntut lebih produktif dan berkualitas sehingga layak jaminan sosial karyawan lebih diperhatikan. Jaminan sosial merupakan salah satu jaminan yang seharusnya diberikan untuk kelangsungan hidup buruh, dari jaminan yang demikian dapat dilihat sampai seberapa jauh perlindungan hukum yang diberikan kepadanya dan sampai dimana pula semangat kerja dengan adanya jaminan sosial tersebut. Pengertian jaminan sosial menurut Prof. Iman Supomo, SH adalah: Jaminan sosial adalah pembayaran yang diterima pihak buruh dalam hal buruh itu diluar kesehatannya tidak melakukan pekerjaan, jadi menjamin kepastian pendapatan dalam hal buruh kehilangan pendapatannya/upahnya karena alasan diluar kehendak. 1 Jadi jaminan sosial merupakan jaminan yang diadakan dengan suka rela oleh majikan atau karena kewajiban untuk keperluan atau kepentingan buruh yang ditujukan terhadap kebutuhan pada umumnya yang tidak dapat dicukupi upah serta tidak mempunyai hubungan kerja. 1 Iman Soepomo. 1983. hal 12.

Di dalam Ketetapan MPR No II/MPR/1993 tentang GBHN dalam bab IV dijelaskan: Perlindungan tenaga kerja yang meliputi hak berserikat dan berkumpul dan berunding bersama, keselamatan dan kesehatan kerja, dan jaminan sosial tenaga kerja yang mencakup jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan terhadap kecelakaan dan jaminan kematian serta syarat-syarat kerja lainnya perlu dikembangkan secara terpadu dengan bertahap dengan mempertimbangkan dampak ekonomi dan moneternya, kesiapan sektor terkait, kondisi pemberi kerja dan kemampuan tenaga kerja. Khusus bagi tenaga kerja wanita dengan kodrat, harkat dan martabatnya. 2 Pada tanggal 17 Februari 1992 telah disahkan UU No. 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja karena dirasa Program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) yang berdasarkan PP No. 33 Tahun 1977 tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang dan mengenai pengelolaannya tetap diserahkan pada PT. ASTEK. Disamping jaminan sosial ini perlu juga diperhatikan perjanjian kerja karena perjanjian kerja sebagai sarana pendahulu berlangsungnya hubungan kerja, maka harus diwujudkan dengan mencerminkan keadilan baik bagi pengusaha maupun buruh. Keduanya akan terlibat dalam hubungan kerja. Pengertian perjanjian kerja adalah suatu perjanjian yang menyatakan kesanggupan pihak kesatu (pihak buruh) untuk bekerja pada pihak lainnya (pihak majikan), buruh menerima upah dan kesanggupan majikan menerima buruh itu sebagai pekerja. 2 Ketatapan MPR No. II/MPR/1993. GBHN. hal 187.

Menurut Prof. Iman Soepomo, SH. yang dimaksudkan dengan perjanjian kerja adalah sebagai berikut: Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian, dimana pihak satu (buruh) meningkatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak lain (majikan) yang mengikat dirinya untuk mempekerjakan buruh itu dengan membayar upah. 3 Jadi perjanjian kerja merupakan suatu wujud persetujuan atau dasar kesepakatan pengusaha dengan calon karyawan (buruh) yang lazimnya diadakan sebelum terjadinya hubungan kerja. Berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata, untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat yaitu: 1. Kesepakatan antara kedua belah pihak. 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian. 3. Sesuatu hal tertentu, dalam hal ini untuk menerima karyawan/mampekerjakan karyawan. 4. Sesuatu sebab atau hal yang diwenangkan. Pada dasarnya hubungan kerja terjadi setelah adanya perjanjian kerja. Hubungan kerja yaitu hubungan antara pekerja dengan pengusaha. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pengusaha dengan pekerja dengan menerima upah dan dimana pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan pekerja dengan membayar upah. Adapun tujuan diadakannya perjanjian kerja adalah sebagai berikut: 1. Agar terciptanya kepastian dalam segala hal yang berhubungan dengan masalah hubungan kerja antara kedua belah pihak 3 Iman Soepomo, Op. Cit. hal 513

2. Agar terciptanya kepastian dalam segala hal yang berhubungan dengan masalah hubungan kerja antara kedua belah pihak 3. Agar tercapainya jaminan kepastian pemenuhan kewajiban timbal balik antar pihak yang telah mereka setujui bersama sebelumnya. 4. Untuk menghindarkan berbagai kemungkinan kesewenang-wenangan dan tindakan kerugian dari pihak yang satu terhadap pihak yang lain, dalam hal pelaksanaan kewajiban masing-masing dan penghormatan atas hak pihak lain. 5. Untuk menjernihkan suasana dan semangat kerja para pihak dan menjauhkannya dari berbagai ketidakjelasan, rasa tanda tanya, berbagai prasangka negatif dan kekurangsemangatan kerja. 6. Untuk menjaga dan memelihara hubungan baik yang selama mungkin antara pihak pengusaha dan pihak pekerja, melalui stabilitas kerja serta stabilitas situasi dan kondisi perburuhan yang berusaha dicapai oleh perjanjian kerja itu sendiri. 7. Untuk sedapat mungkin menghindarkan terjadinya perselisihan antar pihak dalam hubungan kerja tersebut. 4 Perjanjian kerja mempunyai manfaat yang besar bagi para pihak yang mengadakan perjanjian tersebut. Hal ini hendaknya harus disadari karena perjanjian kerja yang dibuat dan diamati secara baik akan dapat menciptakan suatu ketenangan kerja, jaminan kepastian hak dan kewajiban baik bagi pekerja maupun pengusaha. Akibat lebih jauh nantinya produktivitas akan 4 A. Ridwan Halim. 1985. Hal. 26.

semakin meningkat, sehingga pengusaha akan dapat mengembangkan perusahannya dan lebih luas lagi dapat membuka lapangan kerja baru. Di samping itu akan berarti pula ikut berpartisipasi dalam Pembangunan Nasional sebagaimana yang diharapkan dalam GBHN. Namun seperti kita ketahui pada umumnya di negara yang sedang berkembang tingkat kelahiran atau pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan penyebaran penduduk yang kurang seimbang, merupakan faktor yang amat mempengaruhi tentang masalah ketenagakerjaan di Indonesia, yang artinya kebutuhan-kebutuhan kerja bagi para tenaga kerja yang telah mencapai usia kerja demikian besar keadaan di daerah-daerah yang sangat padat penduduknya, sedang di daerah-daerah yang masih kurang padat penduduknya dapat dikatakan kekurangan tenaga kerja yang berusia muda, cakap dan terampil. Hingga berakibat banyak terjadi pengangguran, ini disebabkan karena bertambahnya tenaga kerja yang tidak seimbang dengan adanya kesempatan kerja yang ada. Banyaknya tenaga kerja berakibat kesempatan kerja menjadi sangat terbatas, maka banyak calon tenaga kerja yang saling berebut dalam mencari pekerjaan. Pengusaha dalam merekrut tenaga kerjanya terkesan kurang memperhatikan hak-hak dan kesejahteraan para pekerjanya, sehingga banyak perjanjian kerja yang dibuat oleh pengusaha kurang memenuhi syarat-syarat kerja. Sebab pengusaha beranggapan bahwa ia berada di posisi yang kuat sehingga apabila ada pekerja yang tidak setuju dengan isi perjanjian kerja maka pengusaha dapat memecat pekerjanya dengan seenaknya. Akibat dari pengusaha yang sewenang-wenang terhadap pekerjanya dan belum

ditegakkannya sanksi hukum untuk mengatur masalah tenaga kerja serta kurangnya pengawasan dari pemerintah maka akan menimbulkan sengketa atau perselisihan perburuhan. Untuk mengatasinya perlu adanya suatu peraturan perundangundangan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum pada tenaga kerja. Dalam pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi: Bahwa setiap warga negara mempunyai hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi manusia. Ini berarti bahwa salah satu tujuan dari masyarakat Pancasila adalah memberikan kesempatan kerja bagi tiap tenaga kerja untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang memberikan kesejahteraan. Disamping jaminan hidup yang layak tenaga kerja juga menginginkan kepuasan yang datangnya dari pelaksanaan pekerjaan yang ia sukai dan yang dapat ia lakukan dengan sebaik mungkin, untuk mana ia mendapat penghargaan. Berdasarkan prinsip inilah kepada setiap tenaga kerja diberikan kebebasan memilih pekerjaan yang sesuai. Dalam hubungan ini harus diusahakan untuk membantu tenaga kerja dalam mengadakan penyesuaian pekerjaan. 5 Dan dalam TAP MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara 1999-2000 bidang ekonomi yang memberikan arah kebijakan berupa mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga keraja, peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasan berserikat. 6 5 Ramdlon Naning. 1983. hal. 18 6 Ketetapan MPR No.IV/MPR/1999. GBHN. hal. 25

Perjanjian kerja diatur dalam Bab 7A Buku III KUH Perdata terdiri atas tiga pasal yaitu pasal 1601, 1602 dan 1603. Menurut pasal 1601 a KUH Perdata yang dimaksud dengan perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu (buruh) mengikatkan diri untuk bekerja pada pihak lain (majikan) selama suatu waktu tertentu dengan menerima upah. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja, dalam pasal 9 yang berbunyi: Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Dan juga dalam pasal 10 berbunyi: Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup: 1. Norma keselamatan kerja; 2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan; 3. Norma kerja; 4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitas dalam hal kecelakaan kerja. Dalam perjanjian kerja terdapat perlindungan terhadap tenaga kerja, dengan demikian perjanjian kerja tersebut dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap tenaga kerja. Untuk mengetahui apakah pelaksanaannya sudah sesuai atau belum dengan peraturan yang ada, yaitu UU NO. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan UU NO. 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN

PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerja pada perusahaan tekstil di PT. Mutu Gading Karanganyar? 2. Hambatan-hambatan apa yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian kerja di PT Mutu Gading Karanganyar dan bagaimana cara penyelesaiannya? 3. Bagaimana pelaksanaan program jaminan sosial bagi karyawan di PT. Mutu Gading Karanganyar? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah: a. Untuk mengatahui lebih jauh sampai dimana pelaksanaan perjanjian kerja dilaksanakan dan dipatuhi oleh para pihak khususnya pada perusahaan tekstil PT. Mutu Gading di Karanganyar. b. Untuk mengatahui tentang hambatan-hambatan apa yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian kerja di PT. Mutu Gading Karanganyar dan bagaimana cara penyelesaiannya. c. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan program jaminan sosial bagi karyawan di PT. Mutu Gading Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian berikut: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Memberikan sumbangan pemikiran terhadap khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan untuk mengembangkan pengetahuan pemikiran yang bermanfaat di bidang ilmu hukum, khususnya masalah perjanjian kerja dan jaminan sosial bagi karyawan pada sebuah perusahaan. 2. Bagi masyarakat Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui tentang pelaksanaan perjanjian kerja dan jaminan sosial bagi karyawan pada perusahaan tekstil PT. Mutu Gading Karanganyar. 3. Bagi Penulis Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan penulis dalam menerapkan teori sehingga dapat memperluas wawasan dan pengetahuan penulis, khususnya dalam bidang Hukum Perdata tentang perjanjian kerja dan jaminan sosial bagi karyawan pada sebuah perusahaan tekstil. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Menurut sifatnya, dikenal tiga macam penelitian antara lain:

a. Penelitian Eksploratoris Yaitu penelitian yang dilakukan apabila pengetahuan tentang sesuatu gejala yang akan diselidiki masih kurang sekali atau bahkan tidak ada. b. Penelitian Eksplanatoris Ialah suatu penelitian bila pengatahuan suatu masalah sudah cukup, yang dimaksudkan untuk menguji hipotesa-hipotesa tertentu. c. Penelitian Diskriptif Suatu penelitian untuk memberikan data yang teliti sekali tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Maksudnya adalah terutama untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu dalam memperkuat teori-teori lama atau di dalam kerangka menyusun teori-teori baru. Penelitian bersifat diskriptif ini yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Karena dalam penelitian ini, bertitik tolak pada usaha-usaha penemuan asas-asas dan informasi-informasi mengenai manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya, yang dinyatakan responden secara tertulis atau lisan, dan juga perilaku yang nyata. 2. Daerah Penelitian dan Sampling Daerah penelitian adalah PT. Mutu Gading di Gondang Rejo yang berlokasi di kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Pengambilan Sampel (Sampling) Sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel. Ada beberapa teknik pengambilan sampel yaitu random sampling dan non random sampling. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah: a) Teknik random sampling, yaitu: Teknik pengambilan sampel secara sembarangan atau tanpa pilih atau secara rambang, dimana setiap obyek atau gejala yang sama untuk dipilih menjadi sampel. 7 b) Teknik purposive sampling, yaitu: Pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifatsifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumya. 8 c) Teknik proporsional sampling, yaitu: Bilamana dalam suatu sampling atau perkembangan unsur-unsur atau kategori-kategori dalam populasi diperhatikan dan diwakili dalam sampel. 9 Berdasarkan pada pengertian tehnik sampel di atas maka teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah proportional purposive random sampling, karena sampel dalam penelitian ini mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat tertentu yang perimbangan unsur-unsurnya ialah mewakili populasi yang ada. 7 Ronny Hanitijo Soemitro, 1988. Metodologi Penelitian Hukum dan Juri Metri. Jakarta: Ghalia Indonesia, halaman 47. 8 Sutrisno Hadi, 1986. Statistik Jilid II. Yogyakarta. Fakultas Psikologi UGM, halaman 225. 9 Ibid, halaman 226.

b. Variabel Penelitian Adapun definisi operasional variabel yang penulis rumuskan dalam penelitian ini ialah: a) Upah, yang dimaksud upah dalam hal ini adalah take of home pay/berupa uang (Rp./hari). Pengupahan diatur dengan standart minimum sesuai ketentuan peraturan pemerintah yang berlaku. Komponen upah terdiri atas: Gaji sebagai upah pokok, tunjangan tetap, termasuk uang makan dan premi serta tunjangan tidak tetap, sistem pembayaran upah adalah bulanan, harian dan borongan. b) Karyawan yang dimaksud adalah karyawan yang berstatus harian/borongan, yang upahnya diperhitungkan atas dasar prestasi kerja. c) Jaminan sosial, yang berupa jaminan kesehatan, jaminan sosial bagi pekerja dalam melaksanakan tugasnya mengalami suatu kecelakaan, sakit atau sudah saat berhenti dari pekerjaannya serta lembaga yang melaksanakan jaminan sosial. c. Sumber Data Untuk mendapatkan data yang obyektif, maka pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara: a) Observasi yaitu suatu cara yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang diteliti.

b) Wawancara yaitu tanya jawab yang dilakukan penulis dengan pihak petugas perusahaan tekstil PT. Mutu Gading Karanganyar dan sebagian karyawannya. Dengan cara ini, data diperoleh langsung dari sumber pertama, untuk memperoleh data primer. Sebagai data sekundernya menitik beratkan pada Library Reseach, yakni suatu penelitian data dan informasi dengan bantuan dokumen-dokumen resmi, hasil penelitian yang berwujud laporan dan data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan. d. Metode Pengolahan Data Dari hasil pengumpulan data kemudian dikumpulkan untuk kemudian diolah dan dianalisa. Dari pengolahan data dan analisa tersebut dapat diambil hasilnya, disusun secara sistematis sebagaimana yang direncanakan. 4. Analisa Data Sebagaimana cara untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah terkumpul akan dipergunakan metode analisa normatif kualitatif. Normatif, karena penelititian ini bertitik tolak pari peraturanperaturan yang ada sebagaimana hukum positif. Sedangkan kualitatif, dimaksudkan analisis data yang bertitik tolak pada usaha-usaha penemuan asas-asas dan informasi-informasi yang bersifat ungkapan monografis dan responden, artinya: Apa yang dinyatakan responden secara tertulis atau lesan, dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh. 10 10 Soerjono Soekanto, 1984, hal. 250

Dengan analisis kualitatif dimaksudkan untuk menguraikan secara diskriptif hasil analisa yang diperoleh dari data yang sudah terkumpul melalui angket maupun wawancara, dalam hal ini bisa dengan Key informant yaitu informasi pokok yang pada saat itu/kejadian tersebut secara langsung dalam aktifitas yang ditelaah. F. Sistematika Skripsi Pada bagian ini penulis ingin sajikan cara untuk memudahkan pembaca dalam mengetahui dan menilai materi penyusunan skripsi ini. Penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis rinci menjadi lima bab dan setiap babnya, penulis jabarkan lagi dengan bagian-bagian. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat tersusun dengan baik dan teratur sesuai yang diharapkan. Pembagian bab tersebut antara lain: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kerja 1. Pengertian Perjanjian Kerja 2. Timbulnya Perjanjian Kerja 3. Syarat Perjanjian Kerja 4. Bentuk Perjanjian Kerja

5. Jenis Perjanjian Kerja 6. Akibat Perjanjian Kerja 7. Pihak-Pihak yang Terkait dalam Hubungan Ketenagakerjaan B. Tinjauan Umum Tentang Hukum Ketenagakerjaan 1. Pengertian Hukum Ketenagakerjaan 2. Sumber Hukum Ketenagakerjaan C. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja 1. Pengertian Jaminan Sosial 2. Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja 3. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja 4. Bentuk-Bentuk Jaminan Sosial Tenaga Kerja BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian B. Pelaksanaan Perjanjian Kerja pada PT. Mutu Gading Karanganyar C. Hambatan-Hambatan yang Timbul dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerja dan Cara Mengatasinya D. Pelaksanaan Program Jaminan Sosial pada Karyawan di PT. Mutu Gading Karanganyar BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN