BAB I PENDAHULUAN. antar individu dengan individu, individu dengan kelompok dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi,sub sistem yang utama

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan tenaga kerja. Keterlibatan SDM dalam pembangunan tidak hanya, pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DALAM BERAKTIVITAS DAN MEMILIH LOKASI BERDAGANG DI KAWASAN PERKANTORAN KOTA SEMARANG

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Hambatan Kepemimpinan Perempuan dalam Birokrasi Pemerintah Provinsi DIY

2016 EKSISTENSI MAHASISWI D ALAM BERORGANISASI D I LINGKUNGAN FAKULTAS PEND ID IKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerja atau buruh. Oleh karena itu seorang tenaga kerja sebagai subyek

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk

Pengantar Penerbit. iii

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Dengan

Nomer : Jenis Kelamin : Kuliah di : Usia : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : PETUNJUK PENGISIAN

Puji Hastuti F

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar belakang masalah. Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan sempitnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

Inka Dwi Fitriana Sari. Pendidikan Sosiologi Antropologi. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB IX KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar mengalami kebangkrutan dan memberikan beban berat bagi negara

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah. Titik sentral pada faktor ekonomi didukung oleh

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

PERAN PEREMPUAN DALAM SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh: TITIES KARTIKASARI HANDAYANI L2D

ABSTRAK PERANAN PEREMPUAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA MISKIN DI DUSUN FAIR KECAMATAN DULLAH SELATAN KOTA TUAL

BAB I PENDAHULUAN. ( kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. karena manusia melangsungkan hidupnya dengan cara berinteraksi di. Kondisi sosial ekonomi menunjukkan tingkat kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. otoriter juga dipicu oleh masalah ekonomi dan adanya perubahan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi dari pekerja perempuan di Indonesia untuk setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berarti meningkatkan tanggung jawab wanita sebagai pribadi yang mandiri

I. PENDAHULUAN. dihasilkan dan paling banyak menyerap tenaga kerja. Devisa yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kondisi perekonomian negara tidak stabil, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. besar-besaran dari perusahaan-perusahaan swasta nasional. Hal ini berujung pada

BAB I PENDAHULUAN. masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan

MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI

BAB I PENDAHULUAN , pada RPJMNtahap-3 ( ), sektor pertanian masih. menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat

Hasil Dokumentasi Penelitian Bulan Juni Dan Juli 2008

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Objek studi dari sosiologi adalah masyarakat dimana dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu hubungan sosial. Hubungan sosial tersebut seperti interaksi sosial antar individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Manusia tidak dapat hidup sendiri karena dalam kehidupan sehari hari manusia harus bisa berinteraksi dengan manusia lain. Seperti yang terjadi antar penjual dan pembeli. Tanpa adanya suatu interaksi sosial atau komunikasi antar penjual dan pembeli maka kita tidak dapat memenuhi kebutuhan kita karena interaksi sosial merupakan bentuk dari proses sosial. Krisis ekonomi yang melanda Negara Indonesia membuat sebagian besar perusahaan di Indonesia mengalami kebangkrutan sehingga banyak karyawan yang megalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan karena terjadinya pemutusan hubungan kerja membuat banyak masyarakat beralih profesi ke sektor informal. Demi untuk mengurangi pertambahan angka pengangguran di Gorontalo, maka para penduduk kota Gorontalo banyak yang beralih ke sektor informal adapun yang menjadi pilihan utama penduduk Gorontalo yaitu perdagangan. Kurangnya lapangan pekerjaan di kota Gorontalo sehingga menyebabkan banyak para penduduk untuk beralih ke sektor informal dengan membuka lapangan pekerjaan sendiri seperti menjadi pedagang. Perkembangan kota yang semakin pesat tidak diikuti dengan pertambahan lapangan kerja yang memadai, menjadikan masyarakat yang tidak mendapatkan 1

tempat pada sektor formal akan beralih ke sektor informal yang tidak menuntut banyak keahlian dan pendidikan yang memadai. 1 Dalam memasuki sektor informal sangatlah mudah karena tidak menuntut bekal pendidikan tinggi dan keahlian. Sehingga sektor informal yang ada di kota Gorontalo semakin bertambah. Hal ini dikarenakan alternatif lain tidak ada maka mereka memilih lari ke sektor informal sebagai pilihan yang realistis. 2 Jumlah penduduk angkatan kerja di Indonesia sebagian besar tidak mempunyai bekal pendidikan dan keterampilan yang cukup tinggi sehingga mereka tidak dapat memenuhi kriteria-kriteria pekerjaan yang tersedia. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan semakin meningkatnya jumlah pengangguran di perkotaan. Sebagai manusia, mereka mempunyai kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, dengan keterbatasan kemampuan yang ada, mereka berusaha untuk tetap bertahan demi memenuhi kebutuhan hidup. 3 Peningkatan jumlah angkatan kerja yang menyebabkan semakin terbukanya lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baik laki-laki maupun perempuan. Sehingga menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak seperti tenaga kerja dalam sektor informal yaitu pedagang kaki lima. Dalam sektor informal masih saja terjadi diskriminasi terhadap pekerja, terutama kepada pekerja perempuan. Diskriminasi pekerjaan yang terjadi yaitu tentang status pekerjaan dan upah/gaji yang diberikan 1 Lihat Susanti Ningsih, Potret Kehidupan Sosial Ekonomi pedagang Asongan di Fisip Unhas, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2012, hlm. 17 2) Alisjahbana, Marginalisasi Sektor Informal Perkotaan, (Universitas Michigan :IT Press, 2006), hlm 2 3 Lihat Popy Rosita, Kajian Karakteristik Pedagang Kaki Lima Dalam Beraktivitas dan Memilih Lokasi Berdagang di Kawasan Perkantoran Kota Semarang, Universitas Diponegoro, Semarang, 2006, hlm. 3 2

dimana upah yang diberikan kepada kaum laki-laki jauh lebih besar di banding dengan upah yang diberikan kepada kaum perempuan. Melalui proses yang panjang dan meyakinkan, perjuangan kaum wanita agar memiliki akses secara sosial, politik di berbagai sektor kegiatan ekonomi. Secara efektif bahwa proses pendidikan dan penyadaran telah membuka mata wanita untuk mengetahui segala seluk beluk permasalahan dengan menemukan era baru bahwa kesetaraan dan kendala harus di perjuangkan dan direbut. 4 Ikut andilnya perempuan dalam ekonomi keluarga, urusan domestik seperti pekerjaan rumah tangga dan pengurusan anak terutama anak yang masih berumur 1-5 tahun atau balita juga mulai dilakukan bergantian dengan suami mereka meski dalam kenyataannya perempuan masih melakukan peran ganda yaitu berdagang dan mengurus rumah tangga. Menjalankan kewajiban mengurus rumah tangga, tenaga kerja perempuan lebih memilih bekerja di bidang perdagangan yang mewakili dari sektor informal. Sektor informal memiliki karakteristik khas yang tidak dimiliki oleh sektor formal, yaitu mudah keluar masuk pasar sehingga dapat dengan sesuka hati membuka atau menutup usahanya tanpa meminta ijin dari siapapun. Perempuan yang bekerja diluar rumah harus bisa membagi waktu antara mengurus rumah tangga dengan waktu untuk mencari nafkah. 5 Keterlibatan kaum wanita dalam memasuki sektor informal sudah nampak terlihat di mana dalam hal ini banyak para wanita yang ikut bergerak dalam hal 4) Naomi wolf, Gegar Gender : Kekuasaan Perempuan Menjelang Abad 21. (Pustaka Semesta Press. Yogyakarta, 1997), hlm 65 5 Lihat Kadek Mia Komala Sari & I Ketut Sudibia, Alokasi Waktu Pekerja Perempuan Pada Sektor Informal Perdagangan, Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 1. No. 2, tahun 2012, hlm : 64 3

membantu perekonomian keluarga. Dengan menjadi pedagang kaki lima hal ini sudah banyak terlihat pada pusat kota tepatnya di pasar tua terlihat banyak kaum wanita yang menjadi pedagang kaki lima dengan menjual berbagai macam dagangannya seperti menjual assesoris, pakaian, tas dan sepatu. Peran perempuan di Indonesia mempunyai peran ganda. 1) peran sebagai istri, ibu, dan pengurus rumah tangga yang mengharuskan mereka melakukan pekerjaan rumah tangga; dan 2) peran sebagai pencari nafkah yang menghasilkan pendapatan untuk keluarga. 6 Peran serta wanita di dalam berbagai kegiatan publik terus ditingkatkan. Kiprah wanita untuk tampil ke depan mulai di buka lebar tampak dari semakin semaraknya wanita dalam meraih setiap peluang yang tersedia. Kompetisi untuk mencari sumber pendapatan seiring dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin meningkat dan semakin bervariasi harus selalu dihadapi wanita oleh karena itu secara kualitas wanita harus dipersiapkan untuk mengahadapi kompetisi tersebut. Keterbatasan sektor formal berhadapan dengan keterbatasan wanita sebagai produk tersubordinansinya wanita selama ini tidak jarang memaksa wanita yang terjun di sektor publik memasuki sektor yang marjinal. Keunggulan yang dimiliki sektor informal sebagai sektor peluang kerja yang tidak terlalu mengikat untuk aktifitasnya sehingga sektor tersebut merupakan alternatif tawaran yang menarik bagi wanita guna memperoleh pendapatan. Keterikatan wanita pada tugas pokok di rumah tangga menjadi bahan pertimbangan yang penting bagi wanita di dalam memasuki sektor publik. Wanita yang memiliki pendidikan relatif rendah karena kultur masa 6) Soetanto Hadinoto, Kredit Mikro,(gramedia : Jakarta, 2005), hlm. 148 4

lalu yang memposisikan sebagai subordinansi atas lawan jenisnya dengan demikian cenderung memilih sektor informal sebagai upaya memperoleh pendapatan. 7 Pertumbuhan sektor informal seperti pedagang kaki lima merupakan salah satu bentuk elastisitas masyarakat dalam upaya untuk mendapatkan penghasilan dan menafkahi keluarga. Akan tetapi jika perkembangannya tidak direncanakan dan ditempatkan pada lokasi yang tepat akan menimbulkan permasalahan seperti ketidakteraturan wajah kota, kemacetan lalu lintas, penumpukan sampah dan masalah-masalah lainnya. 8 Sebagian besar perempuan yang berdagang memiliki peran yang cukup signifikan dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perempuan mempunyai peran dalam ekonomi keluarga. Agar dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Keterlibatan perempuan dalam usaha pemenuhan ekonomi keluarga, bahwa tanggung jawab untuk memenuhi ekonomi keluarga tidak saja terletak pada suami tetapi juga pada istri. 9 Adapun yang menjadi motivasi ataupun dukungan para kaum wanita untuk dapat menjadi pedagang kaki lima karena dalam hal ini menjadi pedagang kaki lima dapat membantu perekonomian keluarga. Akan tetapi disamping adanya dukungan juga terdapat kendala menjadi pedagang kaki lima. Karena dengan menjadi seorang pedagang kaki lima para kaum wanita akan mendapatkan perpanjangan pekerjaan 7 Lihat Hastuti dan Suparmini, Prospek Wanita Pedagang Kaki Lima di Monjali, Jurnal Perempuan Untuk Pencerahan dan Kesetaraan Vol. 19 No 3, Tahun 2014,hlm. 1 8 Lihat Bambang Budiman, tesis, Kajian Lingkungan keberadaan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Banjaran Kabupaten Tegal, Universitas diponegoro : Semarang, 2010, hlm 15 9 Lihat Inti Maya, tesis, Peran Peremuan Dalam Ekonomi Rumah Tangga, UIN Sunan Kalijaga : Yogyakarta. 2012, Hlm. 1 5

karena akan mendapatkan peran ganda selain bekerja dalam sektor informal juga bekerja dalam ranah yang domestik. Menurut Novari dkk wanita bekerja tentu bukan semata-mata karena alasan faktor ekonomi keluarga yang sedemikian sulit, sehingga harus dapat menutup segala kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Berbagai motivasi wanita (ibu) untuk bekerja adalah: karena suami tidak bekerja/pendapatannya kurang, ingin mencari uang sendiri, mengisi waktu luang, mencari pengalaman, mengaktualisasikan diri, ingin berperan serta dalam ekonomi keluarga. 10 Dalam proses kebijakan penataan pedagang kaki lima melibatkan golongan rasionalis dan golongan teknisi. Golongan rasionalis ini identik dengan peran perencanaan dalam merumuskan kebijakan penataan pedagang kaki lima. 11 1.2 Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti mengidentifikasi masalah yang ada di kota Gorontalo yaitu tentang wanita pedagang kaki lima. Dimana dalam hal ini wanita pedagang kaki lima mempunyai peran ganda. Selain bekerja menjadi pedagang kaki lima juga bekerja dalam ranah domestik. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah. 10 Lihat Novari dkk. Peranan Wanita dalam Pembinaan Budaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta, 1991 dalam jurnal M.Th.Handayani dan Ria Puspa Yusuf, Penyadaran Tenaga Peran Wanita Sebagai Tenaga Kerja Sektor Informal, Jurnal Ekonomi pembangunan Vol. 7 No.1 Tahun 2008. Hlm. 5 11 Lihat Evita Eka, Bambang Supriyono, Imam Hanafi, Implementasi Kebijakan, Penataan, Pedagang Kaki Lima Universitas Brawijaya, Jurnal Administrasi Publik Vol.1 No 5 Tahun 2013, hlm. 5 6

1.) Bagaimana peran sektor informal terhadap peningkatan ekonomi masyarakat? 2.) Bagaimana konsep penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima di kota Gorontalo? 1.4 Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran sebagai berikut : 1.) Untuk mengetahui peran sektor informal terhadap peningkatan ekonomi masyarakat 2.) Untuk memperoleh gambaran tentang konsep penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima di kota Gorontalo 1.5 Manfaat Penelitian : Penelitian ini bermanfaat secara teoretis maupun praktis kepada beberapa pihak sebgai berikut : 1.5.1 Manfaat teoretis Secara teoretis penelitian ini bermanfaat menambah wawasan serta pengetahuan peneliti terhadap wanita pedagang kaki lima di Kota Gorontalo. 1.5.2 Manfaat praktis Penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dan rekomendasi bagi pemerintah kota Gorontalo. di dalam sektor informal tentang wanita pedagang kaki lima. 7