SUMBER BELAJAR PADA PENGAJARAN GEOGRAFI. Oleh: R. Gurniwan Kamil Pasya*)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN & SARAN

UPAYA KEPALA SEKOLAH MENINGKATKAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMP PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang terjadi pada masyarakat, seperti dalam menghadapi bahaya

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Doli Nirwansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai jutaan pendengar, namun cara penyampaiannya. ditujukannya pada pendengar secara perorangan, dan komunikasi tersebut

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Geografi Melalui Pengembangan Media Pendidikan. Oleh: Iwan Setiawan*)

PEMBELAJARAN KREATIF DAN BERMAKNA. Oleh. Dr. Dedi Koswara, M.Hum.

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 230 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDATAAN KELUARGA MISKIN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH; PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOLEKSI INVENTARISASI. Rahmania Utari, S.Pd. *)

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan. disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer.

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1.

PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI KEARIFAN LOKAL. Oleh: Gurniwan Kamil Pasya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

PT. GEMINI MITRA GEMILANG Advertising & Promotion Marketing Communications Event Organizer Design & Publishing Multimedia

BAB I PENDAHULUAN. ataupun badan dapat terjadi atas bantuan publikasi. Publikasi adalah sarana

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. Modul tinjauan umum manajemen bencana, UNDRO

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2007

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku merupakan salah satu sumber bahan ajar. Ilmu pengetahuan, informasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Percetakan (printing) merupakan teknologi atau seni yang memproduksi

BAB I PENDAHULUAN. membuat perusahaan harus bersaing untuk mendapatkan laba maksimal bagi

2015 PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BAB I PENDAHULUAN. kepada setiap daerah untuk melaksanakan kebijakan, ternyata membawa

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Hamalik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tempat pariwisata di Indonesia memegang peranan penting dalam

Menyoal Etika Bisnis Buku Pelajaran. Oleh Khaerudin Kurniawan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Berdasarkan hasil penelitian mengenai produksi program Fun With

BAB I PENDAHULUAN. offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa era globalisasi ini komunikasi merupakan salah satu kunci utama

SILABUS SMA. Sumber Belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. laut yang luas. Negara yang memiliki laut yang luas tentu saja mempunyai

PENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11

BAB I PENDAHULUAN. secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan. berkesinambungan. radio juga merupakanmedia massa yang cepat dan

Merinda Solikhah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel :

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat berupa kejadian-kejadian yang terjadi di area khususnya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan berbicara,

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang bertujuan memberikan suatu deskripsi secara rinci, penuh makna dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berbeda baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. segala sesuatu tentang peta. Mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 26 Oktober 2010 : Ribuan rumah warga Kecamatan Medan Belawan,

BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi

WALIKOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di bidang penyiaran televisi (broadcasting). Perkembangan ini dapat

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

ANALISIS KURIKULUM MATEMATIKA SEKOLAH KURIKULUM 1994

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 1. PETA DAN KOMPONENNYALatihan Soal 1.1

~ I\omurrik.asi. Pemasaran Terpadu. Morissa~ M.A

Transkripsi:

SUMBER BELAJAR PADA PENGAJARAN GEOGRAFI Oleh: R. Gurniwan Kamil Pasya*) ABSTRAK Setiap proses belajar mengajar pada pengajaran geografi akan memerlukan sumber belajar, yang dapat diperoleh dari buku paket yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Banyaknya buku paket yang tersedia di wilayah perkotaan ternyata tidak menjadi jaminan di dalamnya memiliki banyak kelengkapan sebagai bahan pengajaran, apalagi bagi mereka yang berada di pedesaan yang memiliki keterbatasan buku paket perlu untuk melengkapi bahan tersebut melalui sumber-sumber yang lain. Keadaan ini menjadikan PBM tergantung pada guru dalam memberikan materi pengajaran, sehingga guru dianggap sebagai sumber dan petunjuk yang sangat penting dalam memahami geografi. Karena itu, setiap guru geografi dituntut kreativitasnya dalam mencari sumber pengajaran terutama dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya. Perlu diingat bahwa selain buku paket pengajaran geografi terdapat di lingkungan sekitar siswa atau kehidupan sehari-hari yang dialami secara nyata dan langsung oleh siswa yang dapat dijadikan sumber belajar. Di samping itu, guru juga dapat mencari dan mengajarkan mengenai fenomena geografi yang terjadi akhir-akhir ini yang berasal dari berita surat kabar, majalah, dan televisi. Kata Kunci : Sumber belajar, bahan pengajaran, lingkungan. *) Dr. Rd. Gurniwan K.P., M.Si., adalah dosen Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

1. Pendahuluan Pengajaran geografi yang dilaksanakan khususnya di SMA memerlukan bahan pengajaran berupa buku-buku paket yang banyak ditawarkan oleh berbagai penerbit dengan harga yang bervariasi. Mulai dari harganya relatif mahal dengan tampilan dan kualitas kertas terbaik, begitupula gambar-gambar untuk memperjelas pembahasan kadangkala ditampilkan berwarna; bahkan adapula buku-buku paket yang kondisinya sederhana baik tampilan, kertas maupun kualitas gambar yang terdapat di dalamnya. Buku-buku paket tersebut akan mudah diperoleh terutama bagi mereka yang menjadi guru di perkotaan, karena kadangkala banyak penerbit memberikan contoh buku secara cuma-cuma untuk menjadi bahan pertimbangan agar buku terbitannya digunakan siswa di sekolah sebagai tempat guru yang bersangkutan mengajar, termasuk di dalamnya guru geografi. Banyaknya buku-buku contoh sebagai salah satu promosi penerbit terhadap guru, tampaknya sampai sekarang belum ada yang disahkan sebagai buku pelajaran standar nasional yang diakui oleh beberapa ahli pendidikan geografi untuk digunakan sebagai buku wajib. Banyaknya buku paket geografi sebagai sumber belajar bagi SMA di perkotaan, tentu tidak sebanding dengan mereka yang menjadi guru di wilayah pedesaan, dengan jarak yang relatif jauh, sehingga sulit untuk dapatkan buku geografi yang dibutuhkan, begitupula siswa sulit atau tidak memiliki buku yang diperlukan. Keadaan ini menjadikan PBM tergantung pada guru dalam memberi materi pengajaran. Guru dianggap sebagai sumber dan petunjuk yang sangat penting dalam memahami geografi sesuai dengan jenjang dan kurikulum yang berlaku. Karena itu, guru geografi dituntut kreatifitasnya dalam memberikan pengajaran, walaupun dengan kondisi bahan pengajaran yang serba terbatas. Perlu diingat bahwa selain buku paket pengajaran geografi terdapat lingkungan sekitar siswa yang dapat dijadikan sumber belajar, dengan tujuan bahwa pemahaman geografi dapat diterima walaupun dengan segala keterbatasan yang ada. Dengan demikian, bahwa bahan pengajaran geografi di SMA selain diperoleh di dalam kelas, juga dapat diperoleh dalam kehidupan sehari-hari yang dialami secara nyata dan langsung, juga dari media massa seperti surat kabar, majalah, bahkan berita dan acara yang disajikan di televisi yang berhubungan dengan fenomena geografi. Karena itu, adanya kreativitas dari guru yang bersangkutan diharapkan pengajaran geografi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2. Pengajaran Geografi di SMA Guru dalam melaksanakan pengajaran di dalam kelas memerlukan sumber terutama buku paket yang dikhususkan bagi pengajaran geografi di

SMA. Tetapi buku paket bukanlah merupakan sumber utama, melainkan terdapat sumber belajar yang lain sebagai pendukung bagi terlaksananya PBM sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Walaupun demikian, buku paket sebagai sumber belajar sampai saat ini masih merupakan hal yang penting, sebagai pegangan bagi siswa. Dalam hal sumber belajar, Hamalik (2003:139) mengemukakan, bahwa Bahan pengajaran merupakan bagian yang penting dalam proses belajar mengajar, yang menempati kedudukan yang menentukan keberhasilan belajar mengajar yang berkaitan dengan tujuan pengajaran..... Bahan pengajaran bukan semata-mata berarti semua uraian yang tertera dalam dalam buku sumber atau sumber tercetak lainnya, melainkan memiliki klasifikasi tertentu. Berdasarkan klasifikasi itulah, kemudian guru memilih bahan yang mana yang akan disajikan dalam perencanaan untuk memncapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Sebagai kerangka acuan, bahan pengajaran umumnya diklasifikasikan dalam tiga bidang, yakni pengatahuan, keterampilan, dan afektif. Karena itu, bahwa bahan pengajaran merupakan hal yang penting dalam PBM yang dapat diperoleh melalui berbagai sumber, yang di antaranya melalui buku paket yang tersedia ataupun melalui sumber lain yang relevan. Buku paket sebagai salah satu sumber belajar pengajaran geografi bagi guru yang mengajar di wilayah perkotaan yang didapat dari berbagai penerbit secara cuma-cuma isinya dapat dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang dibutuhkan, sehingga guru tidak tergantung pada buku paket dari salah satu penerbit. Buku paket yang wajib dimiliki siswa tergantung pada guru yang bersangkutan, hanya saja jangan sampai kewajiban ini memberatkan orangtua siswa dengan harga yang mahal dan guru akan mendapat keuntungan lumayan dari hasil penjualan buku paket tersebut. Perlu diketahui bahwa setiap buku paket dari berbagai penerbit tampaknya masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan dalam penyajian isi maupun gambar yang disajikan, sehingga guru perlu mengatasinya dengan membandingkan dan melengkapi isi melalui bukubuku paket lain yang ada, atau dari sumber lain yang mendukung bahan pengajaran. Keterbatasan buku paket pengajaran geografi dialami oleh guru-guru yang mengajar wilayah pedesaan yang jauh dari perkotaan, mereka untuk mendapatkan buku paket pengajaran geografi saja harus membelinya sendiri di kota terdekat, di wilayah pedesaan yang jaraknya relatif jauh akan menyulitkan penerbit untuk mendatangi sekolah-sekolah, sehingga hanya sedikit atau bahkan tidak ada penerbit yang berani untuk menjual buku di wilayah ini, karena adanya berbagai pertimbangan seperti jarak yang relatif jauh dengan kondisi medan jalan yang sulit menjadi pertimbangan tersendiri sebagai biaya

perjalanan, di samping buku yang dijual belum tentu banyak siswa yang membelinya, kalaupun ada siswa di suatu sekolah ada yang memesan untuk dibayar di waktu yang disepakati, maka akan mengalami kesulitan dalam penagihannya. Keadaan ini, jangan menjadikan hambatan bagi guru yang mengajar, melainkan sebagai tantangan untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengajar dan mendidik. Buku paket yang terbatas dapat dijadikan motivasi untuk memaksimalkan potensi yang ada, terutama lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, sebagaimana dikemukakan Slameto (1988:96), bahwa... Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat. Bentuk-bentuk kehidupan di masyarakat dibawa ke sekolah, agar anak mempelajarinya sesuai dengan kenyataan. Selanjutnya Harjanto (2003 : 224) memperkuat pendapat di atas, sebagai berikut.... Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat. Ketiga faktor ini perlu diperhatikan dalam memilih materi pelajaran. Buku sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli di bidangnya dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku, kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan. Guru yang ahli penting, oleh sebab sumber yang utama memang adalah guru sendiri. Guru dapat menyimak semua hal yang dianggapnya perlu untuk disajikan kepada siswa berdasarkan ukuran pribadinya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas, bahkan dapat dikatakan sebagai materi pelajaran yang paling besar. Karena itu, lingkungan sosial tempat siswa berada sebagai upaya menanamkan pemahaman tentang kehidupan dan aktivitas yang terjadi di masyarakat, selain itu perlu pula dikenal mengenai lingkungan alam dalam bentuk hasil proses alam dan pengaruhnya bagi kehidupan di sekitarnya. Dengan demikian, bahwa sumber belajar dapat diperoleh dari berbagai sumber yang ada, seperti yang dikemukakan Yulaelawati (2004 : 133), bahwa Sumber belajar yang utama bagi guru adalah sarana cetak, seperti buku, brosur, majalah, surat kabar, poster, lembar informasi lepas, naskah brosur, peta, foto, dan lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dibedakan menjadi : a. Lingkungan alam, seperti bentang alam yang berupa pegunungan, gunungapi, plato, pantai laut dalam, sungai, dan sebagainya. b. Lingkungan sosial, misalnya keluarga, rukun tetangga, desa, kota, pasar, dan sebagainya. c. Lingkungan budaya, misalnya candi, adat istiadat, dan sebagainya

Pembelajaran yang baik memerlukan sebanyak mungkin sumber belajar untuk memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Pengambilan materi pelajaran dan sumber belajar sudah barang tentu harus dipilih, disaring, dan diselaraskan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pemahaman lingkungan seperti ini perlu pula bagi semua guru geografi di manapun berada, karena adakalanya pengajaran geografi yang dituangkan ke dalam kompetensi dasar tidak lepas dari kondisi lingkungan sosial, alam sekitarnya dan budaya masyarakat. Sumber bahan pengajaran geografi selain dari buku paket yang ada, juga dari buku-buku perkuliahan yang dimiliki di saat guru bersangkutan mengikuti pendidikannya di Jurusan Pendidikan Geografi. Buku-buku perkuliahan sangat penting, karena sebagai pembanding dengan buku paket yang ada, sehingga kekurangan dalam buku paket dapat diatasi. Sumber belajar selain dari buku paket, buku perkuliahan, majalah, surat kabar, dan lingkungan sekitarnya, juga perlu diperhatikan adalah berita atau acara yang disajikan melalui televisi yang tidak sedikit sebagai sumber pengajaran geografi, apalagi siaran televisi hampir merata dapat diterima di berbagai daerah, terutama televisi swasta yang menyajikan acara discovery, national geography, flora dan fauna, dan sebagainya. Karena itu, guru dituntut untuk mengetahui jadwal acara tersebut yang disiarkan oleh beberapa stasiun televisi swasta dan dapat diterima di wilayah tempat guru bersangkutan berada. Dengan demikian, bahwa bahan pengajaran dapat diperoleh dari berbagai sumber, tinggal guru sendiri yang mengolah dan meramunya sesuai dengan kompetensi dasar. 3. Penutup Pengajaran geografi di SMA tidak lepas dari buku paket yang tersedia sebagai sumber belajar, tetapi buku paket ini bukan satu-satunya sebagai sumber untuk bahan pengajaran, melainkan guru sendiri dituntut kreativitas untuk meramu buku paket menjadi bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan yang sebelumnya ditetapkan, di samping itu yang menjadi sumber belajar dapat diperoleh dari lingkungan sekitarnya, seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya. Perlu pula diperhatikan mengenai sumber pengajaran, terutama mengenai hal atau fenomena yang dianggap masih baru dan dapat diperoleh dari surat kabar, majalah, atau bahkan televisi yang berhubungan dengan bencana alam, seperti banjir, lonsor, angin ribut, kebakaran hutan, dan sebagainya. Keadaan bencana alam tersebut tidak lepas dari hasil interaksi antara manusia dengan alam yang tidak seimbang. Begitu pula, terdapat bencana alam yang memang utuh sebagai hasil dari dari kegiatan alam seperti, gempabumi, tsunami, gunung meletus, dan sebagainya.

Daftar Pustaka Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Slameto. 1988. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran : Filosofi, teori, dan aplikasi. Bandung: Pakar Raya.