BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diajarkan dari sudut pandang Islam, 1 di Indonesia tidak dapat

KONSTRUKSI WACANA NASONALISME DAN PATRIOTISME PADA FILM MERAH PUTIH (ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM MERAH PUTIH)

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan utama pada

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

PENDIDIKAN PANCASILA

PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS POLITIK K.H. HASYIM ASY ARI PADA MASA PERJUANGAN MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN SKRIPSI

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

PENDIDIKAN PANCASILA

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

Menganalisis Organisasi Pergerakan Pada Masa Pendudukan Jepang

BAB 1 PENDAHULUAN. rangka memenangkan persaingan tersebut. Dengan globalisasi disemua

BAB V KESIMPULAN. permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini penulis akan memaparkan. telah dikaji. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

I PENDAHULUAN. Islam tidak hanya sebagai sebuah agama yang hanya mengatur ibadah ritual tetapi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Indikator. Teknik. peninggalan. sejarah yang bercorak Hindu yang ada di Indonesia Mampu menceritakan. peninggalan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM FILM SANG KYAI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A Great Unpar: Unpar yang Memerdekakan

4 Alasan Mengapa Buku ini Penting?

SAMBUTAN BUPATI LEBAK PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-70 TAHUN 2015

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

- Siswa dapat menjelaskan kejadian yang ada pada suatu bacaan. - Siswa dapat memilih tanggapan yang sesuai dengan isi cerita

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

Kegiatan. Kegiatan. A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Tidak sulit menghafalkan atau melafalkan. hikmat kebijaksanaan dalam

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

BAB V PENUTUP. bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun , masyarakat

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi

Review Roman "Anak Semua Bangsa" : Anak Semua Bangsa : Pramoedya Ananta Toer : Lentera Dipantara. Tahun Terbit : 2006 Jumlah Halaman : 539 Halaman

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

NILAI NASIONALISME DALAM FILM SANG KIAI (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

Transkripsi:

118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang dalam kaitannya dengan pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Jepang dengan tidak adanya penekanan pada para guru untuk mengembangkan agama Islam melalui pendidikan formal disekolah, yang pada masa Belanda selalu tertekan dan dikontrol secara disipilin agar tidak bisa menjadi kantong-kantong tempat perlawanan terhadap pemerintah penjajah, misalnya didirikannya perguruan tinggi Islam cikal bakal menjadi Universitas Islam di Indonesia, sampai perkembangan pendidikan Islam pada saat ini, semua itu dapat kita lihat diawali dari berdirinya sekolah tinggi Islam pertama kali pada masa penjajahan Jepang, dan memberikan perhatian serta bantuan terhadap pondok pesantren. Dengan demikian, bentuk kebijakan penjajah Jepang tentang pendidikan Islam di Indonesia tersebut hampir sama dengan kebijakan pada masa penjajah Belanda, hanya saja penjajah Jepang tampak sedikit lebih lunak dibanding pemerintah penjajah Belanda. Hal ini karena keberadaannya di Nusantara baru mulai untuk memberikan pengaruhnya, sehingga mereka merasa perlu untuk mencari perhatian umat Islam, agar bangsa Indonesia yang mayoritas rakyatnya beragama Islam tersentuh hatinya, dengan harapan mendapat dukungan dari semua lapisan rakyat Indonesia, maka Jepang 118

119 dengan ini menempuh beberapa kebijakan, di antaranya (1 ) Membiarkan masyarakat membuka kembali madrasah-madrasah dan Pondok Pesantren yang pernah ditutup oleh pemerintah penjajah Belanda, pada saat itu pesantren menjadi basis untuk perlawanan terhadap Belanda (2) Beberapa Pondok Pesantren besar seringkali mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesarpembesar Jepang, (3)Sekolah Negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan ajaran agama, dan (4)Pemerintah Jepang mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh KH. Wahid Hasyim, Kahar Muzakar, dan Bung Hatta. Sistem pendidikan Islam di Indonesia pada era terakhir penjajahan Belanda dan Jepang sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan militer dalam Perang Dunia II atau Perang Pasifik 1942-1945, Jepang berhasil merebut Indonesia dari kekuasaan Belanda. Dengan dukungan militer kuat, penjajah Jepang mengelola pendidikan di Indonesia atas kepentingan penjajah dan atas dasar idiil Hakko-Ichi-U, yang mengandung arti bahwa pendidikan adalah alat untuk mencapai Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, yang dalam arti dekat membantu memenangkan perang Asia Timur. Oleh karena itu secara praktisnya, pendidikan bertujuan menghasilkan tenaga yang terampil dan prajurit yang siap membantu memenangkan peperangan bagi Jepang. Pendidikan Islam zaman penjajahan Jepang terkait erat dengan azas saling membutuhkan, Jepang membutuhkan umat Islam Indonesia terkait dengan perang Asia Timur Raya, agar pihak Jepang mendapat bantuan dari umat Islam

120 Indonesia, sedangkan dari umat Islam mengharapkan akan diperoleh kemerdekaan Indonesia. Sistem pendidikan Islam pada zaman pendudukan Jepang pada dasarnya masih sama dengan sistem pendidikan Islam pada zaman Belanda, yakni di samping sistem pendidikan pesantren yang didirikan kaum ulama tradisional, juga terdapat sistem pendidikan klasikal sebagai mana yang terlihat pada madrasah, yaitu sistem pendidikan Belanda yang muatannya terdapat pelajaran agama. Kebijakan penjajah Belanda di era terakhir masa penjajahannya dan penjajah Jepang telah memberikan pengaruh cukup besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam mengingat selama dalam pendudukan Belanda, pendidikan bagi rakyat menjadi hal yang sangat langka dan hanya bisa dinikmati orang-orang tertentu saja. Sedangkan pada masa Jepang pendidikan Islam khususnya diberi ruang penuh untuk berkembang biarpun tetap dalam pengawasan Jepang. Namun yang perlu digarisbawahi adalah bahwa tidak ada bangsa penjajah di manapun yang rela bangsa yang dijajahnya lebih pintar dari yang menjajah. Dengan kata lain kebijakan yang digariskan Jepang tersebut pada dasarnya semata-mata untuk mengeksploitasi kekuatan Islam demi mendukung kepentingan Jepang di tanah jajahan (Indonesia). Ini terbukti pada puncak Perang Dunia II ketika Jepang mengalami tekanan hebat dari sekutu, maka mulai saat itu pula Jepang menampakkan sikap kesewenang-wenangan sebagai penjajah yang mengakibatkan penderitaan lahir batin rakyat Indonesia, khususnya orang-orang Islam sebagai penduduk mayoritas. Kemudian sekolah

121 sekolah diseragamkan menggunakan tingkatan-tingkatan seperti SD (Hutsu Djikyu) selama enam tahun atau disebut dengan sekolah rakyat, SLTP ( Shoto Chu Gakko) tiga tahun kemudian dilanjutkan dengan SLTA (Chu Gakko) tiga tahun, ini adalah peninggalan dari penjajahan Jepang yang masih kita pakai sampai saat ini. Dalam bidang meliter misalnya, rakyat Indonesia dilatih meliter dalam wadah yang bernama PETA ( pembela tanah air) walaupun awalnya oleh Jepang untuk membantu mereka dalam perang dunia II melawan sekutu, namun ini menjadi hal menjadi sejarah penting dalam perjanan berdiri dan berkembangnya Tentara Nasional Indonesia. B. Rekomendasi Agar penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat, pemerintah dan ulama, dunia pendidikan, penulis menyampaikan rekomendasi: 1. Terhadap Pemerintah, agar setiap menetapkan suatu kebijakan tentunya untuk kemakmuran bagi rakyat Indonesia selalu mempertimbangkan kebutuhan bagi rakyat agar rakyat dapat merasakan kemerdekaan yang hakiki karna kemerdekaan itu di perjuangkan dengan mengorbankan harta keluarga dan nyawa untuk mengusir penjajahan dari bangsa Indonesia oleh rakyat Indonesia. Bukan sekedar retorika, dan janji-janji belaka, tapi dengan fakta yang berpikhak kepada kepentingan rakyat yang memang membutuhkan sebuah kebijakan nyata. 2. Lembaga Pendidikan, agar terus menggali dan mengambil pelajaran dari sejarah perjuangan bangsa, khususnya terkait dengan sejarah pendidikan Islam

122 pada masa penjajah Belanda dan Jepang sehingga dengan itu dapat diajadikan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan sistem pendidikan Islam dan muatan kurikulum pendidikan Islam di Indonesia yang selalu mengalami perubahan sesuai dengan perubahan zaman. Sehingga setiap peserta didik memiliki mental patriotisme yang mulai terkikis oleh kemajuan zaman dan teknologi. 3. Ulama, dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia ulama, rakyat selalu bahu membahu dalam mengusir penjajah, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara ulama, pemuda, tokoh nasionalis, dan pemuka lintas agama. Maka dalam hal ini kiranya ulama dapat lebih meningkatkan kerja sama disemua bidang yang selama ini sudah terjalin dengan baik, memang mayoritas rakyat Indonesia pada saat mengusir penjajah adalah beragama Islam, namun kita tidak dapat menafikan bahwa rakyat yang bukan beragama Islam juga ikut berjuang mengusir penjajah diseluruh penjuru nusantara. 4. Ormas, berbagai organisasi yang tumbuh pada saat penjajahan Belanda dan Jepang dengan misi yang membantu kemerdekaan bangsa baik melalui ormas agama, misalnya Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Masyumi dan lain lain, juga ormas-ormas yang bergerak dibidang kepemudaan, petani mereka selalu mempunyai misi untuk kebersamaan rakyat Indonesia, berjuang bersama dibawah panji yang berbeda dengan tujuan yang sama, pada era setelah kemerdekaan ini penulis merekomendasikan agar ormas-ormas dapat melihat dan menjadikan acuan dalam menetapkan visi dan misi serta tindak tanduknya

123 merujuk kepada ormas yang lahir pada masa sebelum kemerdekaan, walaupun kita berbeda- berbeda atribut, suku dan agama namun harus mempunyai visi dan misi yang sama yaitu mengisi kemerdekaan dengan halhal yang dapat membangun bangsa Indonesia.