Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga dengan Persepsi Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu

dokumen-dokumen yang mirip
Persepsi Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan Pil KB di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

I. Identitas Informan 1. Nama : Umur : Pendidikan : Alamat :...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

BAB I PENDAHULUAN. individual maupun bagi negara. Manfaat-manfaat tersebut antara lain; dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB I PENDAHULUAN. menempati posisi keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)

1. Nama: Alamat tempat tinggal:.

BAB I PENDAHULUAN jiwa, 2009 sebanyak jiwa, dan tahun sebanyak jiwa (KepMenKes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

23,3 50,0 26,7 100,0

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin nyata. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana dirintis sejak tahun 1957 dan terus

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

LAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden :

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) dengan kelahiran per tahun. Peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender (BKKBN,

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga berencana merupakan upaya untuk mengatur jumlah anak

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

Transkripsi:

e-jipbiol Vol. 2: 30-35 Desember 2013 ISSN : 2338-1795 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga dengan Persepsi Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu Education Level Relationship with Housewife Perception of Use Contraception in the Tondo Village Mantikulore District of Palu City Yustiani. 1 Abd. Hakim Laenggeng 2 Ritman Ishak Paudi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi UNTAD 2 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAD Email : Yustiani_biota@yahoo.com Abstract This research aim to know education level relationship with housewife perception of use contraception in the Tondo Village Mantikulore District of Palu City. This study uses descriptive quantitative data collection techniques were interview and question. The population in this study were all housewives who use contraception in the Tondo Village while the sample in this study is a housewife who has an SD level by 32 people SMP 40 SMA 62 people and scholar 188 people. The results showed that there is a level of education to the perception of housewives of use contraception. This matter is proved with value of F Count = 25171> value F tablesl 681. So that can accept H 1 and refuse H 0. Overall contraception are widely used by housewives is intravena and KB pills. Keyword : Level of education housewife perception contraception. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan persepsi penggunaan alat kontrasepsi yang di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan data yaitu wawancara dan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang menggunakan alat kontrasepsi di Kelurahan Tondo sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak 32 orang SMP 40 orang SMA 62 orang dan Sarjana 188 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan persepsi penggunaan alat kontrasepsi. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung = 25171> nilai F tabel 681. Sehingga dapat menerima H 1 dan menolak H 0. Secara keseluruhan alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh ibu rumah tangga adalah suntik dan pil KB. Kata Kunci : Tingkat pendidikan ibu rumah tangga persepsi alat kontrasepsi PENDAHULUAN Di Provinsi Sulawesi Tengah Kota Palu pada tahun 2012 program KB belum maksimal sehingga angka kelahiran meningkat kematian bayi terus meningkat meski angka kematian ibu melahirkan terjadi penurunan. Akan tetapi ratarata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu ikut meningkat. Akibat ketidak maksimalnya program KB beberapa tahun sebelumnya mengakibatkan jumlah penduduk Palu meningkat (Malaha 2012). Metode-metode kontrasepsi yang saat ini tersedia adalah sterilisasi pria (vasektomi) sterilisasi wanita (tubektomi) spiral/alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/Intra Uterine Device (IUD) kontrasepsi oral ( pil) suntikan KB implant (susuk KB) metode sawar (kondom spermisida diafragma) dan KB alami (Pendit 2007). Pemilihan alat kontrasepsi bukan merupakan hal yang mudah karena efek yang berdampak terhadap tubuh tidak

akan diketahui selama belum menggunakannya. Selain itu tidak ada metode atau alat kontrasepsi yang selalu cocok bagi semua orang karena situasi dan kondisi tubuh dari setiap individu selalu berbeda sehingga perlunya pengetahuan yang luas dan tepat mengenai kekurangan dan kelebihan dari masing-masing metode atau alat kontrasepsi yang kemudian di sesuaikan dengan kondisi tubuh (Trisnawirawan 2007). Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu rumah tangga maka akan semakin mudah menerima informasi dengan demikian semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Fakry (1987) mengemukakan bahwa kunci keberhasilan gerakan keluarga berencana sangat didukung oleh semua pihak yang berkepentingan. Segala usaha penurunan tingkat kelahiran hanya dapat didukung oleh orang-orang yang berpikiran maju serta berorientasi pada kondisi sekarang dan masa yang akan datang. Tingkat pendidikan masyarakat sebagai landasan utama dalam memahami masalah keluarga berencana dan alat kontrasepsi sangat menentukan keberhasilan program BKKBN. Pendidikan merupakan sarana utama dan suksesnya tujuan pelaksanaan Keluarga Berencana. Sehingga pendidikan sangat mempengaruhi perilaku ibu rumah tangga tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu membuat manusia dapat mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup. Namun terkadang kenyataan tidak sesuai dengan harapan hal ini dapat dilihat dari kesadaran ibu rumah tangga terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Pengetahuan pasangan suami istri terhadap kesehatan reproduksi masih rendah. Adapun yang menyedihkan yaitu tidak berkorelasi secara signifikan dengan tingkat pendidikan pada umumnya. Meskipun pendidikan orang tersebut sudah tinggi namun pengetahuan kesehatan reproduksinya belum tentu lebih baik. Karena itu mempengaruhi pola dalam penerimaannya terhadap pentingnya penggunaan alat kontrasepsi. Hasil observasi di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu pada tahun 2012 diperoleh data kependudukan bahwa jumlah penduduk yang mendiami Kelurahan Tondo sebanyak 11.736 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.128 KK. Untuk jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) adalah 1.869 orang. Dari jumlah tersebut hanya 864 orang yang mengikuti program keluarga berencana (data Puskesmas Pembantu Tondo 2012). Dengan jumlah pasangan usia subur yang cukup banyak hanya sebagian yang mengikuti program keluarga berencana. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu rumah tangga yang belum memahami pentingnya penggunaan alat kontrasepsi untuk suksesnya gerakan keluarga berencana. Berdasarkan hal di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan persepsi penggunaan alat kontrasepsi. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu yang menggunakan alat kontrasepsi yang berjumlah 864 orang. Untuk penarikan sampel digunakan teknik proportionate stratified random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan jumlah populasi yang terdiri dari kelompok Sekolah Dasar (SD) sebanyak 162 orang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 202 orang Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 312 orang dan kelompok Sarjana sebanyak 188 orang. Sampel dalam penelitian ini digunakan 20% menurut Arikunto (1995) yaitu : SD/sederajat : 162 = 32 orang SMP/sederajat : 202 = 40 orang SMA/sederajat : 312 = 62 orang Sarjana : 188 = 37 orang Sehingga total sampel adalah 171 orang. Untuk memperoleh data digunakan instrumen angket dan wawancara dan analisa data dengan menggunakan Korelasi Produk Moment. Untuk melihat apakah ada hubungan tingkat pendidikan masyarakat terhadap persepsi penggunaan alat kontrasepsi di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu maka digunakan rumus : 31 e-jipbiol Vol 2 Desember 2013

rxy = ( )( ) [ ( ) ][ ( ) Untuk melihat bentuk hubungan tingkat pendidikan ibu rumah tangga (x) dan persepsi penggunaan alat kontrasepsi (y) maka dilanjutkan dengan uji regresi. Uji regresi dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Ý= a +bx Kemudian dilakukan uji F dan apabila F hitung > F tabel maka menerima H 1 menolak H 0. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Uji korelasi hubungan tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan persepsi penggunaan alat kontrasepsi diperoleh : r = r = r = ( )( ) [ ( ) ][ ( ).. [. ( )²][. ( )² ( )( ) =. = = = 089 Uji regresi dengan menggunakan program SPSS (lihat tabel 1 dan 2). Tabel 1 ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regresi.707 1.707 25.171.000(a) Sisa 4.750 169.028 Total 5.457 170 Tabel 2 Koefisien (a) Model B Std. Kesalahan T Sig. 1 (Konstan) 3.584.035 102.022.000 Koefisien b.063.013 5.017.000 Berdasarkan tabel 1 dan 2 diperoleh nilai F hitung sebesar = 25171 dan koefisien a= 3584 sedangkan koefisien b=0063. Sehingga dapat menerima H 1 dan menolak H 0. 35 30 25 20 15 10 5 0 4 15 12 9 10 5 6 7 32 20 16 12 4 5 3 2 SD SMP SMA Sarjana Implan Suntik Pil Kondom Gambar 1. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan responden berdasarkan tingkat pendidikan 32 e-jipbiol Vol 2 Desember 2013

Sesuai dengan gambar 1 di atas menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan SD yang menggunakan implant sebanyak 4 orang dan yang menggunakan IUD sebanyak 2 orang suntik sebanyak 12 orang pil sebanyak 9 orang dan kondom sebanyak 5 orang. Selanjutnya SMP yang menggunakan implant sebanyak 6 orang menggunakan IUD sebanyak 2 orang suntik sebanyak 15 orang pil sebanyak 10 orang dan kondom sebanyak 7 orang. SMA yang menggunakan implant sebanyak 4 orang dan yang menggunakan IUD sebanyak 3 orang suntik sebanyak 32 orang pil sebanyak 20 orang dan kondom sebanyak 3 orang. Sarjana yang menggunakan implant sebanyak 5 orang menggunakan IUD sebanyak 2 orang suntik sebanyak 16 orang pil sebanyak 12 orang dan kondom sebanyak 2 orang. Count 70 60 50 40 30 20 VAR00001 1.00 2.00 Gambar 2. Uji regresi tingkat pendidikan ibu rumah tangga dan persepsi penggunaan alat kontrasepsi Sesuai dengan gambar 2 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu rumah tangga berpengaruh terhadap persepsi penggunaan alat kontrasepsi. Tingkat pendidikan yang paling tinggi persepsinya adalah SMA kemudian diikuti oleh SMP Sarjana dan terakhir SD. PEMBAHASAN Menurut Notoadmodjo (2003) bahwa Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan 3.00 4.00 Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga serta dalam pembangunan. Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan hal yang sama bahwa di Kelurahan Tondo ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi memiliki persepsi penggunaan alat kontrasepsi yang lebih baik dari pada ibu rumah tangga yang lebih rendah tingkat pendidikannya. Metode kontrasepsi yang digunakanpun beragam sesuai dengan kebutuhan akseptor masing-masing. Hasil angket di Kelurahan Tondo banyak responden menggunakan alat kontrasepsi suntik dan pil KB sedangkan alat kontrasepsi implant dan spiral kurang diminati oleh para responden. Hal tersebut sesuai dengan data dari petugas kesehatan yang ada di Kelurahan Tondo. Berdasarkan hasil wawancara banyaknya ibu rumah tangga yang menggunakan alat kontraspsi suntik dan pil dikarenakan mudahnya dalam pemakaian dan manfaat yang dihasilkan oleh alat kontrasepsi itu sendiri. Hal ini didukung oleh teori Linda (2008) yang menyatakan bahwa keuntungan bentuk parenteral dari kontrasepsi hormonal adalah sekali disuntikkan dan tidak akan menyusahkan bagi penggunanya. Sedangkan manfaat dari penggunaan pil selain mudah dalam pemakaiannya pil dapat mencegah kehamilan penurunan resiko penyakit peradangan pelvis anemia dan kanker endometrium atau ovarium. Menurut Bessinger (2001) dalam Maryatun (2009) bahwa beberapa penelitian menyebutkan bahwa rendahnya pemakaian kontrasepsi spiral dikarenakan ketidaktahuan akseptor tentang kelebihan metode tersebut. Ketidaktahuan akseptor tentang kelebihan metode kontrasepsi spiral disebabkan informasi yang disampaikan petugas pelayanan KB kurang lengkap. Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa di Kelurahan Tondo pemakai alat kontrasepsi spiral lebih sedikit dibandingkan dengan suntik dan pil hal ini dikarenakan spiral lebih sulit dalam pemakaiannya dan harus membutuhkan bantuan dari petugas kesehatan dan efek samping yang ditimbulkan yaitu perdarahan menstruasi yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan kekurangan darah ( anemia). Sehingga ibu rumah 33 e-jipbiol Vol 2 Desember 2013

tangga banyak yang tidak menggunakan alat kontrasepsi ini. meskipun alat kontrasepsi ini merupakan bentuk kontrasepsi yang nyaman setelah pemasangannya. Hal ini didukung oleh teori Menurut Linda (2008) bahwa banyak dokter yang tidak menganjurkan pemasangan IUD pada wanita yang belum pernah memiliki anak. Karena efek samping yang ditimbulkannya yaitu seperti perdarahan menstruasi yang berlebihan anemia defisiensi besi dismenorea dan aborsi septik jika telah terjadi kehamilan. Menurut penelitian dari Ely (2011) bahwa beberapa faktor penyebab rendahnya akseptor KB implan dikarenakan kurangnya pengetahuan responden tentang kontrasepsi tersebut selain itu juga kurangnya informasi dari tenaga kesehatan. Pada saat memberikan pelayanan KB mereka hanya diberikan informasi lisan sehingga informasi yang didapatkan kurang efektif. Sebagian responden juga masih takut menggunakan implan penyebabnya antara lain informasi yang salah bahwa kapsul implan dapat hilang ketika akan dicabut dan implan dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa di Kelurahan Tondo pemakai alat kontrasepsi implant lebih sedikit karena tidak dapat digunakan langsung oleh akseptor sendiri selain itu adanya rasa takut ketika akan dipasang implant karena pemakaiannya yang lebih rumit dibanding piul dan suntik. Pengguna alat kontrasepsi kondom di Kelurahan Tondo tergolong sedikit karena selain mudah dalam penggunaannya kondom juga sudah dijual bebas. Sehingga penggunanya tidak perlu untuk datang ke petugas kesehatan atau puskesmas. Selain itu juga angka kegagalannya lebih besar dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya. Menurut linda (2008) angka kegagalan penggunaan kondom sebesar 3-6%. Kontrasepsi dapat memberikan kemudahan dan manfaat bagi yang menggunakanya selain itu metode kontrasepsi juga harus sesuai dengan pemakainya. Wanita yang berusia muda maupun tua wanita menyusui wanita yang ingin mengatur jarak kehamilan atau berencana untuk tidak mempunyai anak lagi. Metode kontrasepsi juga harus dapat diterima secara seksual maupun sosial tanpa adanya pengaruh negative terhadap kesehatan dan kesejahteraan secara umum (Marge 1996). Sehingga dengan adanya pendidikan diharapkan mampu untuk meningkatkan persepsi serta perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi dalam menggunakan alat kontrasepsi untuk membantu/berperan serta dalam mewujudkan gerakan keluarga berencana. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan persepsi penggunaan alat kontrasepsi di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Adapun alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh ibu rumah tangga di Kelurahan Tondo adalah pil dan suntik KB. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. (1991). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek I. PT Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto S. (1995). Metode Penelitian. Penerbit Bina Aksara. Bandung. Maryatun. (2009). Analisis Faktor-Faktor pada Ibu yang Berpengaruh terhadap Pemakaian IUD di Kabupaten Sukoharjo. [Online]. Tersedia http://www.google.com. [5 November 2013]. Ely. (2011). Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan tentang Kontrasepsi Implan. [online]. http://www.googel.com/ Gambar + KB+ susuk. html. [28 Oktober 2013]. Linda. (2008). Sistem Reproduksi. Erlangga Medical Series. Jakarta Marge. (1996). Kesehatan Wanita Sebuah Prospektif Global. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Notoatmodjo S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta Jakarta. Pendit. (2007). Ragam Metode Kontrasepsi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Sabri. (1999). Ilmu Pendidikan. CV. Pedoman Ilmu Jaya. Jakarta. 34 e-jipbiol Vol 2 Desember 2013

Santoso. (1987). Pendidikan di Indonesia dari Masa Kemasa. CV Haji Masagung. Jakarta. Subandinjah. (1997). Metode Penelitian Pendidikan. Usaha Nasional. Jakarta. Sugiono. (1997). Metode Penelitian Pendidikan. CV. Alfabeta. Bandung. Suwarno. (1992). Pengantar Umum Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Trisnawirawan. (2007). Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Metode/Alat Kontrasepsi. Genetika Jurnal. 35 e-jipbiol Vol 2 Desember 2013