KEPELOPORAN DAN KEPEMIMPINAN:

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN SERTA PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT. Abstract

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK POS BANTUAN HUKUM ADVOKAT INDONESIA (POSBAKUMADIN)

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL MENYONGSONG ABAD XXI: Pembangunan Yang Berwawasan Kebangsaan

Kamis, 29 November 2012

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PADA UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-108 TAHUN 2016

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I. pasien selama 24 jam. Gillies (1994), menyatakan bahwa 60-70% sumber daya

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

BAB VII REFLEKSI MEMBANGUN KESADARAN PEMUDA DARI KESENJANGAN DAN HILANGNYA PERAN DALAM DESA. 1. Membangun Kesadaran Pemuda Menjadi Agen

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

WALIKOTA BANDUNG SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN PIDATO BUNG KARNO 1 JUNI 1945 YANG DIRANGKAI DENGAN BICARA BUKU BERSAMA WAKIL RAKYAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ketahanan Nasional A. LATAR BELAKANG

TUGAS AKHIR. Irton, SE, M.Si STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA DOSEN

ASPEK STRATEGIS PENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Siaran Pers Kemendikbud: Hardiknas 2017, Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas Selasa, 02 Mei 2017

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-69 KEMENTERIAN AGAMA TANGGAL 3 JANUARI 2015

LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : VII/MPR/2001 TENTANG VISI INDONESIA MASA DEPAN

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2.1 Beberapa Ancaman Dalam dan Luar Negeri

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

KEPELOPORAN DAN KEPEMIMPINAN: Peran Pokok Pemuda Dalam Pembangunan Oleh: Ginandjar Kartasasmita Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUH, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA, OM SWASTIASTU, NAMO BUDHAYA,

K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR V/MPR/2000 TENTANG PEMANTAPAN PERSATUAN DAN KESATUAN NASIONAL

POINTER PAPARAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KEHORMATAN PESERTA PENDIDIKAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PEMUDA (TANNASDA)

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

BAHASA II\D Oi\ESIA DALAM P E RE I\ C AN AAN PE MB Ai\ GIJi\Ai\

BAB IV PEMUDA DAN SOSIALISASI

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

Kumpulan Soal CPNS Pancasila

KEWARGAN EGARAAN WAWASAN N USAN TARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Landasan-landasan ketahanan nasional Pancasila sebagai landasan ideal. Peranan Pancasila sebagai landasan ideal tidak dapat dipisahkan dari kedudukan

SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TIMUR PADA ACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-69 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 SURABAYA, 17 AGUSTUS

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012

I. PENDAHULUAN. mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena memang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

KEPEMIMPINAN APARATUR KEJAKSAAN YANG EFEKTIF MELALUI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI

PIAGAM KERJASAMA PARTAI DEMOKRAT DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOAL CPNS PANCASILA. Petunjuk! Pilihlah jawaban yang paling tepat!

Modul ke: Geopolitik. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

1 ( atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia, yang

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA KONSOLIDASI PERSATUAN PERANGKAT DESA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menginjak era globalisasi dan dalam menyongsong era persaingan pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

Pengantar Penerbit. iii

Transkripsi:

KEPELOPORAN DAN KEPEMIMPINAN: Peran Pokok Pemuda Dalam Pembangunan Disajikan Pada Peluncuran Buku "Peran Pemuda Menuju Indonesia sesuai cita-cita Proklamasi 1945" DPP GOLKAR Jakafta, 3 Maret 1997 Oleh: Prof.Dr. Ginandjar Kartasasmita Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Ketua Bappenas 'l Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta 1997

KEPELOPORAN DAN KEPEMIMPINAN: Peran Pokok Pemuda Dalam Pembangunan Oleh: Prof.Dr. Ginandjar Kartasasmita Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Ketua Bappenas Pertama-tama, saya menyambut gembira diterbitkannya buku "Peran Pemuda Menuju Indonesia Sesuai Cita-cita Proklamasi 1945" oleh DPP Golkar. Saya mendapat kehormatan untuk turut meluncurkan buku ini. Buku tersebut merupakan hasil Dialog Nasional pemuda yang diselenggarakan oleh Golkar dalam rangka memperingati 50 tahun Indonesia Merdeka. Dengan demikian, banyak aspek telah dibahas dalam buku, ditinjau dari berbagai sudut. Dengan sendirinya dalam kesempatan ini saya tidak diharapkan untuk memicu diskusi baru, atau memulai lagi suatu seminar. oleh karena buku itu telah secara lengkap memuat pandanganpandangan dari para praktisi, pakar, politisi, dan tokohtokoh pemuda, sehingga apapun yang akan dikatakan seseorang, tidak mungkin menghindari terjadinya pengulangan-pengulangan. Oleh karena itu, kesempatan ini ingin saya gunakan untuk menggarisbawahi beberapa hal saja, yang kiranya dapat melengkapi dan memperkuat berbagai argumentasi yang ada dalam buku. Pertama, mengenai "menuju Indonesia sesuai cita-cita proklamasi 1945". Titik tolak ini penting sekali, oleh karena bagi bangsa manapun diperlukan adanya sesuatu yang mengikat, dan yang mempersatukannya sebagai bangsa. Dalam konsep negara bangsa seperti Indonesia, yang bukan negara yang dibentuk oleh suatu identitas tertentu seperti etnik, suku, atau agama, maka faktor pengikat itu adalah gagasan yang melahirkannya sebagai Halaman I

bangsa. Latar belakang geografis memang penting seperli yang dikatakan oleh Bung Karno, tetapi di pihak lain seperti dikatakan oleh Bung Hatta, meskipun faktor geopolitik itu penting "tetapi kebenarannya sangat terbatas". Karena, kalau atas dasar itu saja, maka seluruh Kalimantan harus masuk Indonesia. Latar belakang sejarah juga penting, tetapi juga tidak mutlak, karena Timor Timur memiliki latar belakang sejarah yang berbeda dari propinsi-propinsi Indonesia lainnya. oleh karena itu, seperti dikatakan oleh Greenfeld, 'The only foundation of nationalism as such, the onty condition, that is, without which no nationalism is possible, is an idea". Bagi kila "idea" itu, gagasan itu, adalah cita-cita proklamasi. cita-cita proklamasi, gagasan dasar pada waktu negara ini dilahirkan, adalah fondasinya negara kita. Keluar, atau bergeser, dari cita-cita itu, maka negara kita sudah tidak sama lagi. Kita sudah berbicara mengenai negara yang lain, bukan mengenai negara Republik Indonesia yang kita kenal. Kalau kita tidak hati-hati, bisa saja hal seperti itu terjadi, karena di negara-negara lain proses itu terjadi. Kita sudah menyaksikan tidak sedikit negara yang berganti konstitusi, yang berubah falsafahnya, bukan hanya sistemnya, tetapi keseluruhan pandangan hidupnya. Bahkan banyak negara yang wujudnya sama sekali sudah berbeda dengan pada waktu awal didirikannya. Kita tidak ingin hal itu terjadi di Indonesia, karena kita yakin akan kebenaran hakikat bangsa dan negara kita, seperti yang dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan gagasan-gagasan besarnya yang ingin kita wujudkan. Perwujudan itu, dilakukan dengan pembangunan. Karena pembangunan adalah upaya mewujudkan cita-cita besar pendiri Republik ini, yang jika diringkas terangkum dalam nilai-nilai Pancasila, maka kita menjalankan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila. Saya yakin apa yang menjadi cita-cita proklamasitu, atau yang lebih penting upaya kita menuju ke sana, terah dibahas secara meluas dan mendalam dalam dialog nasional ini, sehingga Halaman 2

rasanya saya tidak perlu memperpanjangnya di sini. Lagi pula, saya yakin kita semua sependapat mengenai tujuan pembangunan kita, dan mekanisme untuk mencapainya, sehingga tidak banyak yang perlu dikutak-katik. Artinya, karena tujuan pembangunan, yang tidak lain adalah cita-cita proklamasi, adalah wujud suatu masyarakat yang ideal, maka pencapaiannya tentu harus bedahap. Pada setiap tahapan itu, kita menyusun strategi untuk mencapai sasaran tahap demi tahap. Dalam sistem konstitusi kita, mekanisme itu ditempuh melalui GBHN, sehingga dalam setiap tahapan itu rakyatlah yang menentukan sasaran-sasaran dan upaya untuk mencapainya. Tahapan jangka panjang pertama telah kita selesaikan dan sekarang kita telah memasuki tahapan jangka panjang kedua. Untuk tahapan jangka panjang kedua, Golkar telah memiliki visi yang akan diupayakan mewujudkannya dalam sasaran-sasaran pembangunan selanjutnya. Untuk itu, Golkar kembali meminta mandat dari rakyat, meminta kepercayaan dari rakyat, dalam pemilihan umum yang akan datang. Visi pembangunan Orde Baru dari Golongan Karya itu, mencakup berbagai aspek dalam kehidupan, dan sudah berbentuk gambaran yang konkrit mengenai masyarakat Indonesia yang diharapkan dapat terwujud pada akhir PJP ll. Gambaran tersebut telah dinyatakan dalam besaran-besaran kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif. saya rasa tidak perlu saya mendalaminya di sini, karena bahan itu saya yakin telah dimiliki oleh semua kader Golkar yang berada di sini. Beberapa pokoknya saja ingin saya kemukakan atau saya kutip, karena kita sedang berbicara mengenai tahaptahap perjalanan bangsa kita menuju cita-cita proklamasi 194s. Pada sekitar tahun 2o2o Indonesia sudah menjadi negara industri yang maju. Kesejahteraan sudah meningkat dan makin merata. Masalah kemiskinan telah terselesaikan. Struktur ekonomi telah kukuh dengan berbasis industri. Struktur dunia usaha juga kuat, karena ditopang lapisan usaha menengah yang andar, yang Halaman 3

saling menunjang dengan lapisan usaha kecil yang juga makin kukuh dan mandiri, dengan lapisan usaha besar yang basisnya makin luas. Bangsa Indonesia telah tumbuh menjadi bangsa yang modern, berpendidikan, sehat, dan dengan demikian, makin cerdas, dan tinggi produktivitasnya. Dengan kata lain bangsa Indonesia, telah menjadi bangsa yang memiliki daya saing kuat, sehingga integrasi dalam ekonomi global dan regional telah sungguh-sungguh mampu dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan. Kualitas demokrasi akan makin meningkat, sebagai hasil dari peningkatan kualitas lembaga-lembaga sosial politik serta kualitas para pelakunya. Dengan demikian, transformasi masyarakat yang terjadi berlangsung secara struktural maupun kultural. Pada tahun 2020 Indonesia sudah merdeka 75 tahun. Dalam usia itu bangsa Indonesia sudah kukuh kuat ketahanan nasionalnya. Penghayatan ideologi Pancasila sudah meresap, membudaya dan tidak tergoyahkan. Kehidupan nasional telah berjalan di atas landasan konstitusi dengan mantap. Persatuan dan kesatuan bangsa telah terjalin dengan kukuh sehingga kemajemukan telah sungguh-sungguh menjadi modal dan kekuatan bangsa, dan bukan menjadi penyebab perpecahan. Dengan demikian nilai-nilai yang dikandung dalam Wawasan Nusantara telah mewujud dalam budaya bangsa. Hukum telah makin mampu menjamin kepastian, ketertiban, penegakan, dan perlindungan hukum, yang berintikan keadilan dan kebenaran. Birokrasi pemerintah telah meningkat kualitas dan kinerjanya, sebagai hasil dari perbaikan kualitas sumber daya manusianya, kesejahteraannya, serta penyempurnaan dalam kelembagaannya. Dengan wujud masa depan yang demikian, Indonesia sudah akan menjadi'bangsa industri yang maju dan modern, dan berdiri di atas landasan kemandirian pada sekitar akhir PJP ll. Kita akan mencapai tahap yang memungkinkan bangsa ini untuk tumbuh selanjutnya dengan kekuatannya sendiri, dengan memanfaatkan dinamika perkembangan ekonomi internasional yang terus didorong oleh keterbukaan dan integrasi ekonomi serta kemajuan teknologi. Halaman 4

Masalah kesenjangan sosial ekonomi dan kesenjangan antardaerah jelas belum akan dapat terselesaikan secara tuntas. Namun, kecenderungannya diharapkan sudah tidak makin melebar. Kesejahteraan rakyat dengan demikian bukan hanya makin meningkat, melainkan telah makin adil dan merata. semuanya itu jelas tidak akan terjadi dengan sendirinya. Kita menyadari banyaknya tantangan yang harus dihadapi dan rintangan yang harus diatasi, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam, untuk mewujudkan kemajuan yang kita dambakan itu. Namun dengan komitmen yang kuat, disiplin, dan kerja keras, ada harapan kita untuk mencapainya. Di sinilah terletak peran pemuda. Kalau kita berbicara mengenai peran pemuda dalam berkiprah menuju tenvujudnya citacita proklamasi, menurut hemat saya, tantangan utamanya adalah bagaimana mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan pada masanya, yaitu menurut tahapan-tahapannya. Untuk tahapan sekarang ini, adalah mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan dalam PJP ll. Dengan demikian, maka segenap daya upaya, termasuk pembicaraan-pembicaraan dan diskusi-diskusi harus terarah ke arah itu. oleh karena pada akhirnya yang paling penting, paling dibutuhkan dan dinanti-nantikan masyarakat adalah kepeloporan dan kepemimpinan dalam upaya memperbaiki kehidupan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat menurut cita-cita keadilan sosial. Di sinilah pemuda berperan secara alamiah, yakni daram kepeloporan dan kepemimpinan dalam menggerakkan potensi dan sumber daya yang ada pada rakyat. Menurut hemat saya, kalau kita ingin memfokuskan pembicaraan, atau penyusunan strategi mengenai peran pemuda dalam pembangunan, maka konteksnya adalah kepeloporan dan kepemimpinan. Jadi, untuk meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan, kita harus membangun kepeloporan dan kepemimpinannya. Di sini ada beberapa pengeftian, yang penting adalah tiga aspek: membangun semangatnya, kemampuannya, dan pengamalannya. Halaman 5

Kepeloporan dan kepemimpinan bisa berarti sama yakni berada di muka dan diteladani oleh yang lain. Tetapi, dapat pula memiliki arti sendiri. Kepeloporan jelas menunjukkan sikap berdiri di muka, merintis, membuka jalan, dan memulai sesuatu, untuk diikuti, dilanjutkan, dikembangkan, dipikirkan oleh yang lain. Dalam kepeloporan ada unsur menghadapi risiko. Kesanggupan untuk memikul risiko ini penting dalam setiap perjuangan, dan pembangunan adalah suatu bentuk perjuangan. Dalam jaman modern ini, seperti juga kehidupan makin kompleks, demikian pula makin penuh risiko. Seperti dikatakan oleh Giddens "Modernity is a risk culture". Modernitas memang mengurangi risiko pada bidangbidang dan pada cara hidup tertentu, tetapi juga membawa parameter risiko baru baru yang tidak dikenal pada era-era sebelumnya. Untuk itu maka diperlukan ketangguhan, baik mental maupun fisik. Tidak semua orang berani, dapat atau mampu mengambil jalan yang penuh risiko. sifat-sifat itu ada dalam diri pemuda, karena tugas itu cocok buat pemuda. Kepemimpinan bisa berada di muka, bisa di tengah, dan bisa di befakang, seperti ungkapan "ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani". Tidak semua orang juga bisa menjadi pemimpin. Pemimpin juga tidak dibatasi oleh usia, bahkan dengan tambah usia makin banyak pengalaman, makin arif kepemimpinan. Tetapi yang saya bicarakan adalah kepemimpinan di "lapangan". Kepemimpinan dalam melaksanakan pekerjaanpekerjaan pembangunan yang dilakukan di tengahtengah masyarakat, dalam berbagai kegiatan. Kepemimpinan serupa itu sangat sesuai untuk para pemuda, karena ciri pemuda yang dinamis. Kepemimpinan yang dinamis diperlukan oleh masyarakat yang sedang membangun. Apabila dengan bertambahnya usia, kepemimpinan menjadi lebih arif karena bertambahnya pengalaman, namun hal itu bisa dibarengi dengan berkurangnya dinamika. Barangkalitu adalah trade offnya. Pada lapisan pemimpin-pemimpin muda itulah kita harapkan memperoleh sumber dinamika. sumber dinamika yang dapat Halaman 6

mengembangkan kreativitas, melahirkan gagasan baru, mendobrak hambatan-hambatan, mencari pemecahan masalah, kalau perlu dengan menembusekat-sekat berpikir konvensional. oleh karena itu, menjadi tugas kita sekarang, terutama tugas dari para pemimpin pemuda untuk membangun semangat, kemampuan, dan pengamalan kepeloporan dan kepemimpinan. Membangun semangat adalah membangun sikap, karena itu terkait erat dengan pembangunan budaya. Pendidikan merupakan wahana yang paling penting dan mendasar, di samping upaya lain untuk merangsang inisiatif dan membangkitkan motivasi. Keteladanan adalah pendekatan lain untuk membangkitkan semangat. Dorongan masyarakat, atau tantangan dari masyarakat, juga merangsang bangkitnya semangat. Membangun kemampuan juga penting, karena kepeloporan dan kepemimpinan tidak cukup hanya dengan kata-kata. Harus ada perbuatan. seorang pemimpin harus dapat menunjukkan kepada yang dipimpin, atau seorang pelopor kepada yang dipelopori, apa yang harus dilakukan. oleh karena itu, profesionalisme atau pengetahuan mengenai suatu bidang teftentu yang relevan dengan kepeloporan dan kepemimpinannyamat diperlukan. Tidak berarti harus menguasai lebih teknis dari yang dipimpin, tetapi sekurang-kurangnya harus mampu memberikan inspirasi, menunjukkan arah, dan mampu mencari jalan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Pengamalan kepeloporan dan kepemimpinan itu adalah muaranya. walaupun semangat ada, pengetahuan cukup, tetapi tidak berbuat apa-apa, tidak ada gunanya bagi siapapun. Untuk itu selain perlu dirangsang, para pemuda juga perlu diberi kesempatan sebesar-besarnya untuk berpartisipasi dan berprakarsa dalam pembangunan. organisasi-organisasi kemasyarakatan, termasuk organisasiorganisasi kepemudaan, organisasi-organisasi profesi, organisasiorganisasi fungsional merupakan wadah yang tepat untuk membangun kepeloporan dan kepemimpinan seperti yang diharapkan itu. Dengan sendirinya sebagai organisasi sosial politik terbesar, Golkar memikul tanggung jawab yang besar pula dalam Halaman 7

mencetak kader-kader pembangunan yang akan memelopori dan memimpin bangsa ini menuju cita-citanya. sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa pemuda Indonesia memang senantiasa menjadi pelopor dan memimpin bangsanya dalam berbagai tahap perjuangan. Kebangkitan nasional tahun 1908 dipelopori oleh orang-orang muda, sumpah pemuda tahun 1928 yang telah merekat bangsa ini menjadi bangsa yang satu jelas adalah karyanya para pemuda. proklamasi 1945 dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dipelopori kaum muda. Demikian pula orde Baru adalah ordenya para pemuda. Tugas kita sekarang adalah memelihara dan melanjutkan tradisitu, serta memperkuat dan memperkayanya dengan makna dan nilainilai baru sesuai dengan tantangan jaman. Dengan kata-kata itu saya akhiri sambutan ini. saya ucapkan selamat kepada DPP Golkar yang telah menerbitkan buku ini, yang jelas besar manfaatnya bagi para pemuda dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Jakarta, 3 Maret 1997 Halaman