BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi. Definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB I PENDAHULUAN. yang berperan serta dalam pembangunan perekonomian di Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan. komposisi utang perusahaan (Harmono, 2011: ).

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Dalam Tinjauan teoritis akan dibahas lebih lanjut mengenai rasio likuiditas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

ANALISIS KEUANGAN. o o

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

RASIO LAPORAN KEUANGAN

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sementara itu, pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2010:5)

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan

Bab 1 Analisis Penggunaan Rasio Keuangan

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Likuiditas 2.1.1 Pengertian Likuiditas Analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau kewajiban dinamakan analisis rasio likuiditas. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan peusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Pengertian likuiditas menurut Fred Weston dalam Kasmir (2012:129) adalah:...rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Kemampuan membayar pada suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila kekuatan membayarnya adalah besarnya sehingga dapat memenuhi semua kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian, kemampuan membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan antara kekuatan membayarnya dengan kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi. 9

Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar yang besar sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansial yang harus segera dipenuhi dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid dan sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah likuid, sehingga aktivitas operasi perusahaan akan menjadi terhambat dan akan mengurangi efektivitas perusahaan. Masalah likuiditas ini merupakan suatu masalah yang penting dalam suatu perusahaan yang oleh kebanyakan perusahaan relatif sulit untuk diselesaikan. Jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi menunjukkan kinerja manajemen yang kurang baik karena likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan dan kebijakan kredit perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha. Namun bila dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik karena dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlah relatif lebih banyak. 2.1.2 Rasio likuiditas Untuk menilai tingkat likuiditas suatu perusahaan, terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menilai posisi likuiditas perusahaan, yaitu : 1) Current Ratio 10

Adalah membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities). Tersedianya sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau konversi kas dari aktiva lancar. Selain itu, Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, petunjuk untuk dapat mengetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya perusahaan, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada nasabah dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mendapat kredit itu akan mampu atau tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan. Current ratio yang tinggi menunjukkan posisi para kreditor yang baik karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila pimpinan perusahaan menguasai pos-pos modal kerja dengan ketat dan sesuai semestinya. Di lain pihak, jika ditinjau dari sudut pemegang saham, suatu current ratio yang tinggi tak selalu paling menguntungkan terutama apabila terdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang dan persediaan adalah terlalu besar. Pada umumnya suatu current ratio yang rendah lebih banyak mengandung risiko dari pada suatu current ratio yang tinggi, tetapi terkadang suatu current ratio yang rendah justru menunjukkan bahwa pimpinan 11

perusahaan menggunakan telah aktiva lancar dengan sangat efektif, yaitu apabila saldo disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja dan perputaran piutang dari persediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maksimum. Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratioyang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Adapun formulasi dari Current Ratio(CR) adalah sebagai berikut : 2) Quick Ratio Current Ratio = Aset Lancar Hutang Lancar 100% Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aset lancar dengan persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aset lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio 12

yang menunjukkan kemampuan aset lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Sawir (2009 : 10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan. Quick ratio dapat dihitung dengan formula : Quick Ratio = Aset Lancar Persediaan Hutang lancar x 100% 2.2 Manajemen Modal Kerja 2.2.1 Pengertian Modal Kerja Masalah modal kerja merupakan masalah yang tiada akhir. Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2009 : 131) menyatakan bahwa: Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aset-aset jangka pendek. Menurut Sawir (2009 : 143) Besarnya modal kerja sebuah perusahaan berhubungan dengan berbagai aktivitas operasional dan finansial perusahaan. Disimpulkan bahwa modal kerja merupakan seluruh investasi perusahaan ke dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga dimana seluruh investasi diharapkan kembali ke dalam perusahaan dalam waktu paling lama satu tahun. Apabila sumber modal kerja lebih besar daripada penggunaannya, berarti terdapat kenaikan modal kerja, sebaliknya apabila penggunaan lebih 13

besar daripada sumber, berarti penurunan modal kerja. Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah : a. Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun penambahan modal saham. b. Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi. c. Ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi atau utang jangka panjang lainnya. Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut : 1. Berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan. 2. Pembayaran utang-utang jangka panjang. 3. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap. Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.kebutuhan modal kerja terkadang tidaklah selalu tersedia seperti yang diinginkan. Terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung pada berbagai faktor. Pihak manajemen harus sesegera mungkin memperhatikan faktor-faktor kebijakan dalam upaya pemenuhan modal kerja seperti, sifat umum atau tipe perusahaan, tingkat perputaran persediaan dan piutang, business cycle, waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang, syarat-syarat pembelian dan penjualan, tingkat resiko, credit rating dari perusahaan dan lainnya. 14

Berdasarkan pengertian - pengertian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan dana yang diinvestasikan dalam aset lancar yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasinya untuk menghasilkan pendapatan sesuai tujuan utama didirikannya perusahaan. 2.2.2 Pengertian manajemen modal kerja Pengertian manajemen modal kerja menurut Brigham and Daves (2004 : 697), Working capital management involves both setting working capital policy and carrying out that policy in day-to-day operation. Dapat disimpulkan bahwa manajemen modal kerja meliputi kebijakan modal kerja dan penggunaannya pada operasional perusahaan sehari-hari. Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena aset lancar perusahaan mengembangkan lebih dari separuh total asetnya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi.tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aset lancar dan utang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, seorang manajer diharapkan mampu mengelola manajemen perusahaan agar pemenuhan modal kerja dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Manajemen modal kerja juga menjadi penting karena berkaitan dengan beberapa aspek sebagai berikut: 15

1. beberapa penelitian telah memberikan indikasi bahwa sebagian besar waktu manajer keuangan dihabiskan dalam kegiatan internal perusahaan dari hari ke hari dan ini merupakan bagian dari manajemen modal kerja, 2. jika lebih dari separuh total aset perusahaan merupakan aset lancar sebagai bagian dari investasi yang besar dan mudah diuangkan, maka aset lancar memerlukan perhatian yang seksama dari manajer keuangan, 3. hubungan antara tingkat pertumbuhan penjualan dan kebutuhan akan permodalan aset lancar adalah dekat dan langsung, 4. manajemen modal kerja sangat penting terutama bagi perusahaan kecil. Ada dua prinsip mendasar dari pendanaan operasional dalam manajemen modal kerja (Horne, 2005 : 313), yaitu: kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas dan kemampuan memperoleh laba searah dengan resiko. Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga mengakibatkan adanya dana menganggur (idle fund) karena dana tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah seperti yang diutarakan berikut ini : 1. memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aset lancar sehingga tingkat margin pengembalian investasi (return on investment) adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset-aset lancar tersebut 2. meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset lancar dalam jangka panjang 16

3. pengawasan terhadap arus dana dalam aset lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo (Sawir, 2009 : 133). Demi mencapai sasaran dalam memaksimalkan nilai dan laba perusahaan, maka modal kerja yang tersedia harus cukup jumlahnya, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. 2.2.3 Rasio perputaran modal kerja Menurut Abdullah (2005 : 71) manajemen penggunaan modal kerja dapat diuji dengan menggunakan rasio perputaran modal kerja (working capital turnover), yakni perbandingan antara penjualan dengan jumlah keseluruhan aset lancar yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Bila volume penjualan naik, investasi persediaan dan piutang meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Formulasi dari working capital turnover (WCT) adalah sebagai berikut: Working Capital Turnover = Penjualan aset lancar hutang lancar Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Dari hubungan antara penjualan netto dengan modal kerja tersebut, dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah.rasio perputaran modal kerja ini juga berhubungan dengan likuiditas perusahaan. Jika rasio perputaran modal kerja tinggi, maka mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional, 17

sedangkan apabila rasio ini rendah artinya likuiditas perusahaan yang tinggi. Semakin besar rasio perputaran modal kerja maka semakin baik suatu perusahaan. Hal ini juga menunjukkan seberapa efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. 2.2.4 Rasio perputaran persediaan Menurut Jumingan (2008:128) menjelaskan bahwa : Perputaran Persediaan menunjukkan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi. Dengan demikian, tingkat perputaran persediaan yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat penjualan yang tinggi pada perusahaan. Perputaran persedian ini dihitung dengan cara sebagai berikut : Inventory Turnover = Harga pokok penjualan persediaan rata rata Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan membagi jumlah persediaan akhir tahun dan awal tahun dengan dua. Besarnya hasil perhitungan perputaran persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang.melalui tingkat perputaran persediaan maka kita dapat menghitung hari rata-rata barang disimpan digudang yaitu dengan membagi hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran persediaan. Rumusnya adalah sebagai berikut : Hari rata rata barang disimpan = 360 perputaran persediaan Hari rata-rata barang disimpan digudang akan bermanfaat untuk menilai efisiensi dari persediaan. 2.2.5 Rasio perputaran asset tetap 18

Menurut Harahap (2010 : 309) menjelaskan bahwa rasio perputaran asset tetap menunjukkan berapa kali nilai aset berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aset tetap menciptakan penjualan tinggi. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: FFFFFFFFFF AAAAAAAAAA TTTTTTTTTTTTTTTT = 2.2.6 Rasio perputaran piutang Penjualan Aset Tetap Bersih Menurut Harahap (2010 : 308) menjelaskan bahwa rasio perputaran piutang menunjukkkan berapa cepat penagihan utang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Rumusnya adalah sebagai berikut: 2.3. Solvabilitas RRRRRRRRRRRRRRRRRRRR TTTTTTTTTTTTTTTT = 2.3.1. Pengertian Solvabilitas Penjualan Kredit Bersih Rata rata Piutang Menurut Kasmir (2012 : 151) rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah ratio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan asetnya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek ataupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi) 19

Untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah menggunakan beberapa perhitungan. Seperti diketahui bahwa penggunaan modal sendiri atau dari modal pinjaman akan memberikan dampak tertentu bagi perusahaan. Pihak manajemen harus pandai mengatur rasio kedua modal tersebut. Pengaturan rasio yang baik akan banyak memberikan manfaat bagi perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. 2.3.2 Rasio-rasio Solvabilitas Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain : 1. debt to asset ratio 2. debt to equity ratio 3. long term debt to equity ratio 4. time interest earned 5. fix charged covered 2.3.2.1. Debt to Asset Ratio Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan kata lain, seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang atau 20

seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Dari hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aset yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. berikut : Rumusan untuk mencari debt to asset ratio dapat digunakan sebagai Debt to Asset Ratio = Total Debt Total Assets 2.3.2.2. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio(DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut : 21

Debt to Equity Ratio = Total Debt Equity 2.3.2.3. Long Term Debt to Equity Ratio Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumusan untuk mencari Long Term Debt to Equity Ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dan modal sendiri, yaitu: Long Term Debt to Equity Ratio = long term debt Equity 2.3.2.4. Time Interest Earned Menurut J. Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir (2012 : 160) Time Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah perolehan bunga. Jumlah kali perolehan bunga atau Time InterestEarned merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya. Untuk mengukur rasio ini digunakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan biaya bunga yang 22

dikeluarkan. Rumus untuk mencari Time InterestEarned dapat digunakan dengan dua cara sebagai berikut: Time Interest Earned = Earning Before Income Tax (EBIT) Biaya Bunga (Interest) Atau Time Interest Earned = EBIT + Biaya bunga Biaya Bunga (Interest) 2.3.2.5. Fixed Charged Coverage Fixed Charged Coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang menyerupai Time InterestEarned Ratio. Hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract).biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang. Rumus untuk mencari Fixed Charged Coverage(FCC) adalah sebagai berikut: Fixed Charged Coverage = EBIT + Biaya bunga + kewajiban sewa/lease Biaya bunga + kewajiban sewa/lease 23

2.4. Profitabilitas 2.4.1. Pengertian profitabilitas Profit dalam kegiatan operasional merupakan elemen penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan menciptakan laba dari pembiayaan yang dilakukan, kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing di pasar (survive) dan kemampuan perusahaan untuk dapat melakukan ekspansi usaha (developt). Menurut Greuning (2005 : 29) profitabilitas adalah suatu indikasi atas bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan, modal rata-rata dan ekuitas saham biasa rata-rata. Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi atau dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan dipengaruhi oleh: a) Tingkat pengembalian atas investasi, untuk melihat kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang b) Kinerja operasi, untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi c) Pemanfaatan aset, untuk memilai efektivitas dan intensitas aktivitas dalam menghasilkan penjualan 24

Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan yaitu: a. Gross profit margin (GPM) Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.semakin tinggi gross profit margin maka semakin baik. Gross profit margin = Gross profit x 100% Sales b. Operating profit margin (OPM). Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak. c. Net profit margin (NPM). Operating profit margin = Net Income x 100% Sales Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak. d. Return on assets (ROA). Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia. e. Return on investment (ROI) Return on Asset = Net Income Total Assets 25

Return on Investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Analisis Return On Investment(ROI) dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh/komprehensif. Return on Investment = f. Return on equity (ROE) Net operating income Net operating income x 100% Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas investasi di perusahaan. Return on Equity = Net Income Total Equity 2.4.2. Rasio profitabilitas Brigham dan Daves (2004 : 1007) mengatakan bahwa profitability ratio are a group of ratios that shows the combine effects of liquidity, assets management, and debt on operations, yang berarti bahwa rasio profitabilitas merupakan suatu kelompok rasio yang menunjukkan aspek likuiditas, manajemen aset dan besarnya operasional perusahaan yang dibiayai dari sumber utang. 26

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yaitu: a. untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu, b. untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dibanding dengan tahun sekarang, c. untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, d. untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, e. untuk menilai produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan dengan modal sendiri, f. untuk tujuan lain (Kasmir, 2012 : 197). Di dalam suatu perusahaan pada umumnya, masalah profitabilitas akan menjadi lebih fokus utama perusahaan jika dibandingkan dengan laba. Alasannya karena efisiensi perusahaan akan diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan modal yang dihasilkan dari laba tersebut atau dengan menghitung profitabilitasnya. Jadi, laba yang besar bukan merupakan tolak ukur suatu perusahaan telah bekerja secara efisien. Seperti terlihat diatas ada beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Namun, peneliti membatasi hanya menggunakan satu cara yakni dengan memakai rasio Return On Assetsuntuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. ROA juga dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya. Menurut Warren, dkk (2005 : 63) aktiva (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha, sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis. Contoh aset 27

adalah kas, piutang, perlengkapan, beban dibayar dimuka, bangunan, peralatan, tanah, dan hak paten. Aset disajikan dalam beberapa kelompok, yaitu : a. aset lancar b. aset tetap c. aset tidak berwujud d. aset lain-lain Beasley (2009 : 297) merumuskan formula untuk menghitung pengembalian tingkat aset / return on asset(roa) sebagai berikut : Return on Asset = Net Income Total Assets Rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung ROA adalah persamaaan DuPont. Persamaan DuPont menurut Brigham dan Houston (2009: 14) adalah : RROOAA = mmaarrggiinn llaabbaa xx ppeerrppuuttaarraann ttoottaall aakkttiivvaa Semakin tinggi nilai ROA (Return On Asset) di dalam suatu perusahaan maka perusahaan tersebut semakin baik. 2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumny. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain terletak pada periode waktu data yang digunakan, defenisi operasional penelitian dan objek penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini. 28

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil penelitian 1 Nugroho (2012) Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Studi Kasus PT. Telekomunikas Indonesia, TBK Variabel Independen: Working capital turnover, Current ratio dan Total debt to total capital asset Variabel Dependen : ROA 1. Secara parsial Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Capital Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. 2. Secara Simultan Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total capital asset tidak berpengaruh terhadap ROA. 2 Maretha (2013) Pengaruh manajemen modal kerja dan Likuiditas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Industry Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Variabel Independen : Manajemen Modal kerja dan Likuiditas Variabel Dependen: Profitabilitas 1. Manajemen modal kerja tidak memiliki pengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas 2. Likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas 3. Manajemen 29

Indonesia modal kerja dan likuiditas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas 3 Nurhayati (2010) 4 May Diana (2013) Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Perputaran Aktiva Tetap, Piutang dan persediaan Variabel Independen: Perputaran persediaan perputaran piutang Variabel Dependen : ROA dan Variabel independen: perputaran aktiva tetap. Perputaran piutang dan 1. Secara simultan, perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) 2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perputaran persediaan (ITO) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) 3. Secara parsial perputaran piutang (RTO) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) 1. secara parsial, variabel Perputaran Aktiva Tetap tidak memiliki 30

5 Ellys Delfrina (2009) terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2014 perputaran persediaaan Variabel Dependen : ROA Variabel independen: Perputaran Persediaan Variabel dependen: Profitabilitas (ROA) pengaruh yang signifikan dalam memprediksi variabel return on Asset. 2. Secara parsial, variabel perputaran piutang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA 3. Secara parsial, perputaran persediaan memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA 4. Secara simultan, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Perputaran Aktiva Tetap, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap ROA 1. Perputaran Persediaan tidak memiliki pengaruh terhadap Profitablitas 31

Nurhayati (2010) Nurhayati, yang meneliti Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dimana hasil penelitiannya membuktikan bahwa perputaran persediaanmemiliki pengaruh secara parsial terhadap profitabilitas sedangkan perputaran piutang tidak berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas dan secara simultan perputaran persediaan dan piutang berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Setyo Budi (2012) Judul penelitian Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Studi Kasis PT. Telekomunikas Indonesia, TBK. Variabel independennya adalah modal kerja, likuiditas, solvabilitas dan variabel dependen adalah Profitabilitas (ROA). Hasil pengujian menunjukkan bahwa Efisiensi modal kerja, likuiditas,dan solvabilitas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas Maretha (2013) Judul penelitian Pengaruh manajemen modal kerja dan Likuiditas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan manajemen modal kerja dan Likuiditas sebagai variabel independen dan Profitabilitas (ROA) sebagai variabel dependen yang diukur melalui Current Ratio. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah Manajemen modal kerja tidak memiliki pengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas sedangkan Likuiditas 32

berpengaruh terhadap profitabilitas. Manajemen modal kerja dan likuiditas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. 2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.6.1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan masalah. Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut : 33

Manajemen Modal Kerja Working Capital Turnover (X 1 ) Inventory Turnover (X 2 ) Fixed Asset Turnover (X 3 ) Receivable Turnover (X 4 ) Likuiditas Current Ratio (X 5 ) Profitabilitas (ROA) (Y) Quick Ratio (X 6 ) Solvabilitas Debt to Asset Ratio (X 7 ) Debt to Equity Ratio (X 8 ) Gambar 2.1 Kerangka konseptual Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif (sebab akibat). Di mana variabel independen yang 34

telah ditentukan yaitu manajemen modal kerja yang diproksikan dengan working capital turnover (X 1 ), inventory turnover (X 2 ), fixed asset turnover (X 3 ), dan receivable turnover (X 4 ), likuiditas yang diproksikan dengan current ratio(x 5 ) dan quick ratio(x 6 ), dan solvabilitas yang diproksikan dengan debt to asset ratio(x 7 ) dan debt to equity ratio(x 8 ) akan mempengaruhi variabel dependen profitabilitas (ROA) (Y). 2.6.2 Hipotesis penelitian Hipotesis Menurut Erlina (2008 : 49) menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta kerangka konseptual yang telah diuraikan maka hipotesis penelitian ini adalah manajemen modal kerja (working capital turnover, inventory turnover, fixed asset turnover, dan receivable turnover), likuiditas (current ratio dan quick ratio), solvabilitas (debt to asset ratio dan debt to equity ratio) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) baik secara parsial maupun simultan. 35