BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. memberi jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan dalam bidang ekonomi. Undang-Undang Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. aset keuangan (financial asset) atau tagihan-tagihan (claim) misalnya: saham,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kelebihan dana (surplus) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit), selain itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Asia. Langkah yang ditempuh dalam menghadapi krisis moneter salah satunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya:

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Bank Bank pada dasarnya adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberi jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. 2.1.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pengertian Bank menurut. H. Malayu S.p Hsaibuan : Bank adalah lembaga keuangan berarti Bank adalah badan usaha yang kekayaan terutama dalam bentuk asset keuangan (Financial Assets) serta bermotivasi profit dan juga sosial, jadi bukan mencari keuntungan saja. 2.1.1.2 Fungsi Bank Rachmat Firdaus dalam bukunya yang berjudul Manajemen Dana Bank (2001 : 121) mengemukakan fungsi bank pada umumnya adalah sebagai berikut : a. Sebagai badan perantara dalam perkreditan berfungsi sebagai penerima kredit atau berupa uang dana yang dipercayakan masyrakat seperti tabungan, giro dan deposito. 9

10 b. Sebagai badan yang memiliki kemampuan mengedarkan uang, baik uang giral maupun uang kartal. c. Sebagai Intermedlary Finance yaitu pelantara dari pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi bank adalah penerima kredit berupa uang yang dipercayakan masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito dan dapat mengedarkan uang giral maupun uang kartal serta bias menjadi pelanatara antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang membtuhkannya. 2.1.1.3 Tujuan Bank Untuk melenngkapi data penulis mengenai tujuan bank maka penulis mengambil referensi tujuan bank menurut Kasmir dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perbankan (2000 : 11) bahwa : Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. 2.1.1.4 Jenis-Jenis Bank 1. Bank Sentral Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang

11 rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia. 2. Bank Umum Bank umum adalah lembaga keuangan uang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya. 3. Bank Perkreditan Rakyat / BPR Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kridit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam sbi / sertifikat bank indonesia, deposito berjangka, sertifikat / surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya. 2.1.2 Tinjauan Umum Tentang Memberikan Kintribusi Pada Profitabilitas Dalam memberikan kontribusi pada profitabilitas, perusahaan sering dihadapkan pada situasi dimana tindakan meningkatkan efisiensi justru berakibat

12 pada pemborosan. Hal ini terjadi bilamana efisiensi dipandang bukan secara total atau menyeluruh melainkan bagian perbagian. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi adalah menurunkan tingkat kerusakan produk untuk menambah output per satuan input. Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (funduser). Di Indonesia, jumlah bank cukup banyak yaitu 240 buah bank sebelum dilikuidasi tahap pertama pada tahun 1999. Namun dengan belum berakhir krisis moneter yang melanda Indonesia semakin banyak bank yang bermasalah akibatnya bertambah banyak pula bank yang dilikuidasi. Salah satu permasalahan yang muncul adalah bank menghadapi negative spread yakni suku bunga tabungan lebih besar dari pada suku bunga pinjaman, hal ini menyebabkan bank sulit memperoleh keuntungan. Kondisi tersebut menyebabkan perbankan cenderung sangat lambat dalam menyalurkan kredit pada sektor riil. Sebagai gambaran, rasio total kredit terhadap penyaluran dana perbankan nasional (Rp.786,7 triliun) per April 2004 hanya mencapai 63%. Perbankan masih tertarik menyalurkan dana dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang mencapai 15,3% dari total penyaluran dana. Sedangkan gambaran yang terjadi saat ini di tahun 2007 merupakan tahun yang berat bagi perbankan nasional (Info Bank, 2007). Akhir tahun 2007,bank nasional harus memenuhi target modal minimum Rp.80 miliar. Penyaluran kredit perbankan masih dinilai lambat karena sektor riil tak kunjung membaik. Akibatnya, kredit dari perbankan pun banyak yang tidak

13 diambil (undisbursed loan). Hingga triwulan kedua 2007, total kredit belumdicairkan mencapai Rp.172 triliun atau 20% dari total kredit. Belum berjalannya fungsi intermediasi dari perbankan juga mencerminkan rendahnya Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada sekitar 43,7% per Maret 2004 atau masih jauh dari posisi normal pada kisaran 85%-110% (Surat Edaran Bank Indonesia). Di samping itu, terdapat pengaruh kebijakan moneter yang mengatur mekanisme penyaluran dana. Hampir 36,2% sisi aktiva produktif perbankan masih didominasi obligasi rekap, maka apabila LDR hendak dinaikkan maka secara tidak langsung akan terjadi. Konversi dari obligasi rekap menjadi kredit. Hal ini tentu membutuhkan waktu dan bergantung banyak hal seperti kondisi pasar sekunder obligasi, faktor risiko, dan sebagainya. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya LDR adalah rendahnya tingkat pencairan (credit disbursement) dibandingkan dengan fasilitas pinjaman yang telah disepakati (credit approval). Data moneter menunjukkan bahwa persetujuan kredit baru pada Maret 2004 meningkat 45,6% mencapai sekitar Rp.23,5 triliun. Sedangkan realisasi kredit baru tercatat turun 2,7% mencapai Rp.2,1 triliun. Berarti proporsi realisasi kredit baru menjadi lebih rendah mencapai 9,17%. Saat ini, bunga kredit perbankan sekitar 15%-16% (Infobank, 2007). BI sendiri memprediksi kredit perbankan dapat tumbuh sekitar 20%-22% hingga akhir tahun nanti. Sampai dengan Agustus 2007, terdapat peningkatan kredit 22,76% dari Rp.727,85 triliun periode yang sama tahun lalu menjadi Rp.893,49 triliun. Penilaian terhadap faktor profitabilitas atau rentabilitas (Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004) meliputi penilaian terhadap komponenkomponen pencapaian Return on Assets

14 (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM) dan tingkat efisiensi bank. Kemudian penilaian dilakukan atas perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya dan prospek laba operasional. 2.1.3 Tinjauan Umum Kredit Kegiatan perkreditan merupakan rangkaian kegiatan utama Bank Umum. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan perkreditan merupakan aktivitas terbesar dalam suatu bank, selain itu juga pendapatan bank diperoleh sebagi akibat dari pemberian kredit kepada nasabah. 2.1.3.1 Pengertian Kredit Secara etimologi, kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu credete yang berarti percaya, atau to believe atau to trus. Jadi dasar pemikiran pemberian kredit pada dasarnya berlandaskan kepercayaan. Dilihat dari sudut pandang ekonomi, kredit diartikan sebagai penundaan pembayaran. Maksudnya pengertian pengembalian atas penerimaan uang atau suatu barang yang tidak dilakukan secara bersamaan pada saat penerimaannya, akan tetapi pengembaliannya dilakukan di masa yang akan datang. Beberapa definisi kredit dari beberapa ahli adalah sebagai berikut : Pengertian kredit menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dikutip oleh Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lain yaitu:

15 Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. (2006:114) Pengertian kredit menurut Komarudin Sastradipoera dalam bukunya Strategi Manajemen Bisnis Perbankan yaitu: Kredit merupakan penyediaan atau tagihan (yang disamakan dengan uang) berdasarkan kesepakatan minjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan (biasanya) sejumlah bunga yang ditetapkan lebih dahulu. (2004:151) 2.1.3.2 Tujuan Kredit Kredit dapat dibedakan menurut tujuannya, yaitu : a. Kredit Konsumtif Yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Oleh karena itu, kredit ini bagi debitur tidak digunakan sebagai modal kerja untuk membeli barang atau kebutuhan lainnya. b. Kredit Komersil Yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan. Kredit komersil ini meliputi kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor dan sebagainya. c. Kredit Produktif Yaitu kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehinggga dapat memperlancar produksi.

16 2.1.3.3 Fungsi Kredit Bank dalam perekonomian masyarakat memegang peranan yang sangat penting dalam membantu pemerintah untuk mencapai kesejahteraan. Fungsi kredit secara garis besar yaitu sebagai berikut : 1. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang dan jasa. 2. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle (tidak lancar). 3. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat/ kegunaan potensi ekonomi yang ada. 2.1.4 Pengertian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Menurut Hardjono (2008:25) KPR atau Kredit Pemilikan Rumah merupakan salah satu jenis pelayanan kredit yang diberikan oleh bank kepada para nasabah yang menginginkan pinjaman khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan rumah atau renovasi rumah. KPR juga muncul karena adanya berbagai kondisi penunjang yang strategis diantaranya adalah pemenuhan kebutuhan perumahan yang semakin lama semakin tinggi namun belum dapat mengimbangi kemampuan daya beli kontan dari masyarakat. Secara umum, ada 2 jenis KPR yaitu: 1. KPR Subsidi Yaitu, suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan menengah kebawah, hal ini guna untuk memenuhi kebutuhan memiliki rumah atau perbaikan rumah yang telah dimiliki sebelumnya. Adapun bentuk dari subsidi tersebut telah diatur tersendiri oleh pemerintah, sehingga tidak semua masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini.

17 2. KPR Non Subsidi Yaitu, suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat tanpa adanya campur tangan pemerintah. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank itu sendiri, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai dengan kebijakan bank yang bersangkutan. 2.1.5 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Multi Griya KPR Multi Griya adalah sebuah produk KPR dari bank BJB yang diberikan kepada Pegawai Aktif, Anggota TNI / Polri, Profesional, Wiraswasta untuk keperluan pembelian rumah, pembangunan rumah, dan renovasi dengan syarat yang mudah dan ringan. 2.1.5.1 Pengertian Kredit Prmilikan Rumah (KPR) Multi Griya. KPR Multi Griya Bank Jabar Banten adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat untuk membeli, membangun, atau merenovasi (termasuk ruko, rukan, rusun, apartemen dan sejenisnya), yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing calon debitur. Ketentuan umum KPR Multi Griya Bank Jabar Banten telah tercantum di dalam SOP Bank Jabar Banten, dimana divisi kredit konsumtif dan program harus mengikuti ketentuan SOP tersebut. Ketentuan tersebut adalah:

18 a). Jenis-jenis KPR Multi Griya Bank Jabar Banten b). Maksimum Plafon c). Tujuan Penggunaan d). Jangka Waktu. e). Tingkat Suku Bunga dan Sistem Perhitungan Bunga f). Biaya-biaya yang dibebankan kepada calon debitur g). Angsuran Kredit h). Penghasilan Calon Debitur i). j). Agunan dan Pengikatan Asuransi k). Persyaratan tanah dan atau bangunan/rumah yang akan dibiayai dengan KPR Multi Griya Bank Jabar Banten l). Analisa Kredit m). Persetujuan Kredit 2.1.5.2 Tujuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Multi Griya Penggunaan KPR Multi Griya Bank Jabar Banten adalah untuk keperluan sebagai berikut: a). Membeli rumah tinggal, rumah susun, ruko, rukan, apartemen, kondominium, rumah peristirahatan/vila dan sejenisnya. b). Membangun rumah tinggal, ruko, rukan, rumah peristirahatan/vila dan sejenisnya yang berlokasi di real estate (status pengembang tidak

19 diwajibkan sebagai anggota asosiasi pengembang), kavling pemerintah/swasta atau lokasi lainnya. c). Merenovasi rumah tinggal, rumah susun, ruko, rukan, apartemen, kondominium, rumah peristirahatan/vila dan sejenisnya. 2.1.5.3 Tingkat Suku Bunga dan Sistem Perhitungan Bunga a). Sistem perhitungan bunga KPR Multi Griya Bank Jabar Banten diatur dengan ketentuan tersendiri. b). Penetapan tingkat suku bunga KPR Multi Griya Bank Jabar Banten diatur dengan ketentuan tersendiri untuk penggunaan: Pembelian rumah melalui pengembang Pembelian rumah tidak melalui pengembang Pembangunan rumah Renovasi rumah 2.1.5.4 Jangka Waktu Jangka waktu KPR Multi Griya Bank Jabar Banten ditetapkan berdasarkan status pemohon dan penggunaan KPR dengan pemisahan sebagai berikut:

20 Tabel 2.1 Tabel jangka waktu KPR Multi Griya Bank Jabar Banten No Status Pemohon Jenis Penggunaan Maks. Jangka Waktu A. Pegawai Negeri Sipil Membeli & 15 Tahun B. Pegawai BHMN/BUMN/ Membangun BUMD Rumah C. Anggota TNI Polri Merenovasi 10 Tahun Rumah D. Pegawai Perusahaan Membeli & 10 Tahun Multinasional (PMN) Membangun E. Pegawai Perusahaan Rumah Swasta Dalam Negeri Membangun & 10 Tahun F. G. H. I. Perusahaan Swasta Asing Profesional Wiraswasta Pensiunan Merenovasi Rumah (Sumber: Data Perusahaan) 2.2 Profitabilitas 2.2.1 Pengertian Profitabilitas Menurut Amin Widjaja Tunggal (1994:157) menjelaskan bahwa: Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan setiap rupiah yang ditanamkan dalam perusahaan.

21 Di dalam buku manajemen dana bank (1994:33) yang dikeluarkan oleh bank Indonesia cabang bandung disebutkan bahwa profitabilitas adalah: tingkat kemampuan manajemen bank dalam menciptakan laba. Menurut M. Hanafi dan abdul halim (1996:183), Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Sebagaimana diketahui dana-dana yang ditanamkan kedalam keseluruhan aktiva berasal baik dari modal sendiri maupun yang berasal dari modal pihak ketiga, sehingga dituntut kemampuan manajemen bank dalam menciptakan laba yang merupakan sumber dana bagi pembayaran biaya bunga dan sisanya harus dapat memuaskan para pemilik bank. Bagi para pemilik bank/pemegang saham dari bank yang bersangkutan adalah sangat penting untuk mengukur seberapa besar kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang sudah tersedia untuk mendapatkan laba bersih (net income). Penulis berkesimpulan bahwa profitabilitas itu merupakan bagaimana cara dan kemampuan sebuah perusahaan untuk memperoleh keuntungan sekecil apapun dari modal yang telah dikelola manajemen melalui penjualan produk yang telah dihasilkan dari dana atau modal yang telah diinvestasikan oleh pemilik 2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Oleh Imam Budi Sarjito pada Overview Perbankan (2005:1) dijelaskan bahwa: untuk profitabilitas, prkembangan kinerja di tunjukkan oleh net interest income (NII), net interest margin (NIM), Return n Asset (ROA)

22 2.2.3 Hubungan KPR Multigriya dengan Profitabilitas Bank BJB ialah sebuah perusahaan pada bidang lembaga keuangan perbankan. Pada sebuah perusahaan baik itu lembaga keuangan atau lainya memiliki produk seperti barang maupun jasa yang dihasilkan dan dijual. Bank BJB dalam hal ini mengeluarkan produk Kredit KPR Multi Griya di samping produk-produk lainya. Seperti perusahaan pada umumnya, setiap produk yang dijual tentunya akan menghasilkan laba atau pendapatan dari produk tersebut. 2.3 Kerangka Pemikiran Dalam bidang perekonomian dan dunia bisnis peran perbankan telah menjadi satu mata rantai yang bersimbiosis dengan pelaku industri bisnis yang lainnya, karena secara umum kegiatan perbankan meliputi: (a) menghimpun dana dari masyarakat (Funding), (b) menyalurkan dana ke masyarakat/industri (Lending), (c) memberi jasa-jasa perbankan lainnya ke masyarakat/industri (Service). Salah satu sumber keuntungan/pendapatan yang diperoleh antara pendapatan dari sektor lending, dibandingkan dengan sektor funding. Selisih margin ini diperoleh dari suku bunga yang dibebankan pada kedua sector tersebut. Dana yang diperoleh berasal dari modal sendiri maupun modal asing akan dikumpulkan dalam pool of funds yang kemudian disalurkan lagi ke berbagai bidang seperti: 1. Investasi Primer adalah investasi yang dilakukan kepada sarana dan prasarana bank, seperti untuk pembelian gedung dan berbagai peralatan kantor.

23 2. Investasi Sekunder adalah penyaluran kredit kepada debitur. 3. Primary Reserve adalah cadangan-cadangan berupa uang tunai di brankas dan saldo di rekening giro Bank Indonesia. 4. Secondary Reserve adalah cadangan-cadangan yang dilakukan pada surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia. Hasil dari berbagai investasi tersebut pada akhirnya akan dikembalikan sebagai pendapatan perusahaan. Akan tetapi proses lending tidak dapat berjalan apabila pendanaannya pun (funding) tidak berjalan lancer sebagaimana mestinya. Maka sebuah bank harus memberdayakan kekuatan pemasarannya dalam upaya memperoleh dana dari pihak ketiga/masyarakat. KPR Multi Griya adalah sebuah produk KPR dari bank BJB yang diberikan kepada Pegawai Aktif, Anggota TNI / Polri, Profesional, Wiraswasta untuk keperluan pembelian rumah, pembangunan rumah, dan renovasi dengan syarat yang mudah dan ringan.. Pengertian profitabilitas menurut Amin widjaja tunggal (1994:157) adalah profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan setiap rupiah yang ditanamkan dalam perusahaan. Di dalam buku manajemen dana bank (1994:33) yang dikeluarkan oleh bank Indonesia cabang Bandung disebutkan bahwa profitabilitas adalah: tingkat kemampuan manajemen bank dalam menciptakan laba. Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank BJB seperti KPR Multi Griya terkait erat dengan bagaimana perkembangan keuntungan atau profitabilitas yang akan di peroleh.

24 Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat disusun suatu bagan kerangka pemikiran sebagai berikut: KPR Profitabilitas salah satu jenis pelayanan kredit yang diberikan oleh bank kepada para nasabah yang menginginkan pinjaman khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan rumah atau renovasi rumah. 1. Aktiva yang digunakan 2. Pengalihan portofolio/surat-surat berharga 3. Tingkat suku bunga Bank Indonesia Cabang Bandung (Manajeman Dana Bank. 1994:33) Hardjono (2008:25) Gambar 2.1 Analisis Kredit KPR dalam memberikan kontribusi pada profitabilitas