Hubungan Anxiety dengan Keterampilan Pitcher Softball (Suatu Studi Kejuaraan Softball Gorgeous Cup 2012)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. Softball baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah yang rutin

Dampak Kecemasan pada Atlet Bola Basket Sebelum Memulai Pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilitian Firman Setiadi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

2014 KONTRIBUSI POWER

MENGENAL OLAHRAGA SOFTBALL. Oleh: B. Suhartini Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

PENERAPAN IPTEKS TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) ATLET DALAM MENGIKUTI PERTANDINGAN OLAHRAGA. Indah Verawati

Permainan Softball. sebagai berikut. 1. Panjang setiap sisinya 16,76 m. 2. Jarak dari home base ke tempat pelempar adalah 13,07 m.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Habibullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

2016 PERBANDINGAN LEMPARAN ATAS, LEMPARAN BAWAH, LEMPARAN SAMPING TERHADAP AKURASI DAN KECEPATAN DALAM OLAHRAGA SOFTBALL

DESKRIPSI MATA KULIAH PELATIHAN CABOR SOFTBALL (Teori dan Praktek)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

TINGKAT KECEMASAN ATLET SEBELUM, PADA SAAT ISTIRAHAT DAN SESUDAH PERTANDINGAN

Sejarah Singkat Tentang Softball

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN

Bisbol juga disebut sebagai hardball untuk membedakannya dengan sofbol.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 15 (1), Januari Juni 2016: 77-84

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

n Rata-rata Simpangan baku Kepercayaan diri ,25 11,89 Penalti 20 13,45 4,25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan skor-skor mentah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

PROFIL TENTANG ANXIETY PADA ATLET TENIS

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Wawan Candy, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan suatu prestasi maksimal tidak hanya diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (DBL) Indonesia, setelah berakhirnya babak Championship Series di Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

Badminton dan Softball. Anggota kelompok: 1. Alvian Mubarok 2. Davendra Bayu Feri Anggriawan

HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP HASIL TES KETEPATAN JUMP SERVE BOLAVOLI. (Studi Pada Tim Bolavoli Putra SMK PGRI 3 Kediri Tahun Ajaran )

DAMPAK KECEMASAN PADA ATLET BOLA BASKET SEBELUM BERTANDING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN OLAH RAGA

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup sehat sehari-hari yang mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Olahraga merupakan suatu kegiatan yang melibatkan fisik dan mental

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

PERBEDAAN PENGARUH MEDIA GAMBAR DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL KETEPATAN FLICK ATLET PUTERA SEKOLAH HOKI INDONESIA BANGKIT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH OUTBOUND TERHADAP KECEMASAN (ANXIETY) Sumardianto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertandingan serta banyak atlet yang mengikuti sejumlah pertandingan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013

PEMBINAAN KLUB OLAHRAGA SOFBOL BISBOL DI KOTA SEMARANG

ARTIKEL. Oleh: ROBIATUL LAILIN NIKMAH NPM Dibimbing oleh : 1. Wasis Himawanto, M. Or 2. Irwan Setiawan, M. Pd

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Atlet adalah individu yang memiliki keunikan, pola perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih baik. Olahraga adalah kegiatan gerak tubuh yang sering dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

Permainannya, softball dimainkan oleh 9 orang pemain dan bermain dalam 7 inning,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengolahan data dan Analisis Data

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga melalui slogan Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

Transkripsi:

Hubungan Anxiety dengan Keterampilan Pitcher Softball (Suatu Studi Kejuaraan Softball Gorgeous Cup 2012) oleh Brio Alfatihah Rama Yuda Dosen Prodi Pendidikan Jasmani, Kes dan Rekreasi ABSTRAK Dalam diri seorang atlet tidak hanya dibutuhkan penguasaan teknik, taktik dan strategi saja, tetapi faktor psikologi juga sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan seorang atlet. Begitu pula dengan seorang pitcher tidak hanya memiliki kemampuan dalam melempar dengan baik saja, tetapi harus didukung oleh mental baik pula. Dalam hal ini dunia olahraga bersifat kompetitif sering dihadapkan dengan berbagai macam situasi pertandingan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan atau anxiety dalam diri seorang pitcher akan mempengaruhi terhadap keterampilan dalam melempar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai anxiety dengan keterampilan pitcher. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan signifikan antara anxiety dengan keterampilan pitcher. Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan peristiwa terjadi pada saat sekarang. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket dan Earned Run Avarage (ERA) terhadap 25 orang pitcher mengikuti Kejuaraan Gorgeous Cup XII 2012. Kedua puluh lima pitcher atau sampel dipilih dengan menggunakan teknik sampel bertujuan (Purposive Sampling). Diduga ada hubungan antara anxiety dengan keterampilan pitcher. Hasil pengolahan dan analisis data membuktikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara anxiety dengan keterampilan pitcher. Hal ini berarti bahwa anxiety memberikan pengaruh terhadap keterampilan pitcher. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada para pembina agar program dibuat tidak hanya terfokus pada latihan fisik saja tetapi juga benar-benar memperhatikan kondisi mental atletnya dengan membuat program latihan mental. Selain itu, atlet agar tetap fokus dan konsenstrasi pada tiap pertandingan karena akan memudahkan menguasai keterampilan gerak. Kata Kunci: Anxiety, Keterampilan, Pitcher, Softball A. PENDAHULUAN Olahraga softball merupakan olahraga permainan menggunakan bola sebagai salah satu alat permainan dilempar oleh seorang pelempar (pitcher) dengan melambungkan bola disajikan kepada pemukul (batter), menandai awal dimulainya permainan. Bola dilemparkan dengan teknik lempar bawah dengan daerah sasaran (strike zone) antara lutut sampai dengan sekitar ketiak di bawah lengan pada si pemukul. Pitcher merupakan salah satu pemain inti dalam olahraga softball disebut juga sebagai baterai, karena pitcher memegang peranan penting dalam olahraga ini. Saat ini banyak klub softball bermunculan sehingga menambah semarak perkembangan softball di Indonesia. Dengan sendirinya menimbulkan persaingan di antara klub-klub untuk menjadikan perkumpulannya terbaik, tentunya dengan materi pemain baik dan berpotensi. Untuk mencapai hal tersebut banyak cara dilakukan di antaranya dengan melakukan programprogram latihan baik latihan fisik, teknik, dan juga mental. Salah satu daerah memiliki perkembangan olahraga softball maju adalah Kota Bandung. Dari sinilah bibit pemain softball Jawa Barat dan Nasional dilahirkan. Namun, beberapa tahun belakangan ini dengan seiringnya perkembangan dan kemajuan prestasi olahraga softball keadaan terjadi sebaliknya khususnya di Jawa Barat, mengalami kemerosotan prestasi, terlihat 1

dari prestasi PON XVIII baru saja dilaksanakan di Riau, Jawa Barat gagal meraih juara baik tim sotball putra maupun putri. Salah satu faktor menyebabkan hal tersebut adalah terjadinya krisis pada posisi pitcher di Jawa Barat. Pada saat ini memiliki kemampuan dan keterampilan pitching tidak begitu tinggi. Hal tersebut tentu saja disebabkan oleh beberapa hal baik dari faktor teknis maupun non teknis. Selain itu juga, jam terbang dan pengalaman dalam bertanding akan mengasah kemampuan seorang pitcher. Dengan mengikuti dan mengadakan pertandingan menjadikan pembinaan prestasi bagi pemain softball khususnya seorang pitcher akan dievaluasi hasil daripada latihan dilakukan. Gorgeous merupakan salah satu klub besar di Kota Bandung dan menjadi salah satu klub selalu menyelenggarakan pertandingan secara rutin khususnya bagi pemain putri. Gorgeous didirikan pada tahun 1963 menjadi klub selalu mengakomodir kegiatan softball putri khususnya dalam sebuah pertandingan biasa disebut dengan Gorgeous Cup. Penyelenggaraan dilakukan setiap dua tahun sekali ini merupakan kejuaraan bertaraf Nasional karena diikuti oleh hampir seluruh klubklub berada di Indonesia. Dari contoh pertandingan seperti inilah akan terlihat kemampuan seorang pitcher dalam mengeksplorasi keterampilan pitching dimilikinya untuk beradu strategi dengan batter dan juga mentalnya dalam menghadapi berbagai situasi keadaan terjadi dalam perandingan. Dengan mengikuti pertandingan maka pengalaman didapat selama pertandingan akan menjadikan mental seorang pemain khususnya seorang pitcher mejadi lebih baik karena sering dikondisikan pada keadaan sebenarnya dengan berbagai situasi dihadapi. Perasaan dan emosi memegang peranan penting dalam hidup manusia, semua gejala emosional telah disebutkan dapat mempengaruhi perubahan-perubahan kondisi fisik seseorang. Perasaan atau emosi dapat memberi pengaruh-pengaruh fisiologik seperti: ketegangan otot, denyut jantung, peredaran darah, pernafasan, berfungsinya kelenjar-kelenjar hormon tertentu. Menurut Levitt (1980) dikutip oleh Singgih (2004: 74) anxiety (ansietas) atau kecemasan dirumuskan sebagai subjective feeling of apprehension and heightens physiological arousal. Kecemasan berbeda dari rasa takut biasa. Rasa takut dirasakan jika ancaman berupa sesuatu objektif, spesifik, dan terpusat. Ketakutan lebih banyak didominasi oleh efek negatif. Sementara itu, kecemasan disebabkan oleh suatu ancaman sifatnya lebih umum dan subjektif. Kecemasan merupakan reaksi biasa atau sesuatu normal terjadi, misalnya dalam menghadapi suatu pertandingan. Oleh karena itu, faktor psikologis dapat mengganggu penampilan atau prestasi atlet salah satunya adalah anxiety (kecemasan), Cratty (1973) dikutip Harsono (1988: 267) mengatakan bahwa atlet relax dan mempunyai a low anxiety level (tidak begitu tegang) serta high achievement needs (hasrat besar untuk sukses) biasanya akan dapat memperlihatkan prestasi tinggi. Seperti juga dikatakan oleh Harsono (1988: 270) atlet dengan anxiety tinggi akan lebih terganggu keterampilannya pada waktu berada dalam stress dibandingkan dengan atlet rendah anxiety-nya. Dari pemaparan diatas, peneliti menafsirkan bahwa anxiety seorang pitcher memegang peranan penting dalam hasil lemparan, sehingga berpengaruh terhadap keterampilan dimiliki seorang pitcher khususnya pitcherpitcher bagi klub-klub mengikuti kejuaraan Gorgeous Cup XIV 2012. B. KAJIAN TEORI 1. Softball Softball adalah olahraga beregu terdiri dari dua tim. Setiap tim minimal memiliki sembilan pemain dan selebihnya merupakan cadangan. Permainan softball ini dimainkan dilapangan terbuka berbentuk diamond dan pada setiap sudut terdapat base berbentuk bujur sangkar 2

kecuali home plate berbentuk segi lima. Pada lapangan permainan softball juga terdapat batas-batas menentukan daerah fair dan daerah foul (fair territory dan foul territory). Permainan terdiri dari 7 babak disebut inning. Di dalam satu inning tim bertanding masing-masing memiliki kesempatan memukul (batting) untuk mencetak angka (run). Ketika tim menyerang mendapat giliran memukul, seorang pelempar bola (pitcher) tim bertahan melemparkan bola kearah penangkap bola (catcher) sekencangkencangnya agar bola tidak dapat dipukul. Tim mendapat giliran memukul bergantian seorang demi seorang untuk memukul bola. Tim berjaga berusaha mematikan anggota tim mendapat giliran memukul. Tim mendapat giliran memukul mendapat kesempatan tiga kali mati (out) sebelum giliran memukul digantikan tim bertahan. 2. Teknik Dasar Permainan Softball Teknik dasar harus dikuasai dalam permainan softball adalah melempar (Throwing), menangkap (Catching), memukul (Hitting), lari dari base ke base. Kneer dan Cord (1976) menjelaskan beberapa teknik dasar permainan softball sebagai berikut: 1) Batting 2) Base Running 3) Throwing 4) The Catcher 5) The Pitcher Berdasarkan pendapat tersebut menjelaskan dan menggambarkan bahwa teknik dasar dari permainan softball terdiri dari teknik melempar, menangkap, memukul, lari dari base ke base, meluncur dan pitching. 3. Teknik Pitching Pitcher adalah hal terpenting untuk berhasil dalam permainan softball. Permainan dimulai dengan sebuah lemparan pitcher, dan sebagian besar hal dari keberhasilan sebuah tim dalam bermain softball bergantung pada pitcher. Selain itu, kemampuan baik, energi, kesiapsiagaan, keberanian adalah hal lain dibutuhkan serang pitcher. Hal paling penting salah satunya adalah ketepatan dalam melempar. Pitcher harus memiliki kemampuan melempar bola dengan konsisten diatas pitcher plate dan dalam strike zone. Pitching dalam pelaksanaanya terdapat beberapa bentuk lemparan, Judi Garman (2001: 82) mengemukakan bentuk lemparan paling utama digunakan ialah The two major pitching styles in softball are the windmill and the slingshot. Hal ini dijelaskan pula oleh Kneer dan Cord (1976: 39) bahwa lemparan lazim dipakai adalah sebagi berikut Most pitching use a windmill or a slingshot type delivery. 4. Hakikat Anxiety Kecemasan adalah peristiwa umum dihadapi oleh siapa saja saat akan menghadapi sesuatu penting. Termasuk juga para atlet. Munculnya rasa cemas, biasanya di dahului oleh gambaran mental atas peristiwa-peristiwa akan dihadapi. Pahlevi (1991), mendefinisikan kecemasan sebagai suatu kecenderungan untuk mempersepsikan situasi sebagai ancaman dan akan mempengaruhi tingkah laku. Handoyo (1980), mendefinisikan kecemasan sebagai suatu keadaan emosional dialami olah seseorang, dimana ia merasa tegang tanpa sebab. Hal nyata dan keadaan ini memberikan pengaruh tidak menyenangkan serta mengakibatkan perubahan-perubahan pada tubuhnya baik secara somatis maupun psikologis. Sedangkan kecemasan menurut Levitt (1980) dalam Setyobroto (1989: 94) bahwa Kecemasan adalah sebagai perasaan subjektif berdasarkan ketakutan dan meningkatnya physiological arousal. Arousal adalah hal tidak dapat dielakan seperti timbulnya ketegangan fisik tension dan stress. Menurut Cox (1985: 81) arousal is a neutral term that reflects activation of the sympathetic nerveous system. Dapat dikatakan bahwa atlet tegang akan mengalami gangguan dan berpengaruh terhadap penampilannya, akan tetapi hal ini bukan berarti 3

Prestasi Prestasi ketegangan tersebut tidak dibutuhkan oleh seorang atlet, apalagi menjelang pertandingan, ketegangan diperlukan sebagai salah satu rangsangan dan menimbulkan motivasi tersendiri bagi atlet untuk bisa berbuat banyak dalam tugasnya, tentunya dalam porsi dan batas-batas tertentu. 5. Dampak Anxiety Terhadap Penampilan dan Prestasi Atlet akan menghadapi pertandingan pasti mengalami situasi berbeda dengan saat mereka melakukan latihan. Kondisi menekan pada saat pertandingan ini akan menimbulkan kecemasan pada diri mereka akhirnya akan mempengaruhi mental mereka. Apabila atlet tidak bisa mengatasi kondisi tersebut maka atlet tersebut akan terganggu penampilannya. Situasi dialami berupa ketegangan atau kecemasan merupakan gangguan aspek psikis akan berdampak negatif terhadap aspek fisik akhirnya dapat menyebabakan menurunnya keterampilan motorik dimiliki. Hal ini sesuai dengan pendapat Cratty (1973) dikutip oleh Harsono (1988: 271) menjelaskan hubungan anxiety terhadap stress dan pretasi dalam bagan berikut: Orang anxiety rendah Orang anxiety tinggi Waktu Stress Stress (mis.pertand.) Tinggi (baik) Rendah (jelek) Berdasarkan bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa, meskipun seorang atlet sangat rendah anxiety dan stabil emosinya tetapi apabila terus menerus dihadapkan pada situasi berat dan menekan dirinya, maka situasi tersebut akan mengakibatkan penampilan dan prestasi buruk. Sebaliknya, apabila keadaan menekan tersebut diberikan atau dihadapi secara bertahap maka hal ini akan dapat membantu atlet untuk belajar mengatasi tekanan atau stress dihadapi sehingga mendapatkan prestasi lebih baik. Kemudian Cratty (1973) menerangkan kembali dalam Harsono (1988: 268) bahwa Terdapat hubungan antara ambisi untuk menang (achievement needs) dan tingkat ketegangan (anxiety level) terhadap prestasi. Seperti dalam bagan berikut: waktu Pertandingan Tinggi Keterangan: Anxiety tinggi ambisi rendah Anxiety rendah ambisi tinggi Anxiety tinggi ambisi tinggi Anxiety rendah ambisi rendah Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa anxiety seorang atlet harus terus dilatih agar tingkatannya makin lama makin rendah tetapi tidak hilang sama sekali dan ambisi untuk meraih kemenangan harus tinggi sehingga prestasi diraih akan tinggi pula. Akan tetapi, tidak mengikuti posisi pada poin empat, dimana anxiety rendah dan ambisi dimiliki juga rendah. Keadaan ini akan mengakibatkan prestasi diraih oleh atlet akan rendah pula. 6. Hubungan Anxiety dengan Keterampilan Pitcher Keterampilan pitcher dalam melakukan lemparan secara analisis psikologi dapat diamati dari beberapa aspek psikologis turut mempengaruhi dalam melempar bola kearah catcher dalam daerah strike zone. Dengan adanya situasi tersebut, maka dapat memberikan indikasi terhadap timbulnya stress pada pitcher pada saat melakukan lemparan. Stress itu sendiri akan terjadi akibat dari dorongan 2 1 4 3 Rendah 4

merupakan beban bagi pitcher untuk selalu melemparkan bola sesuai target diminta oleh catcher. Dengan stress dialami oleh seorang pitcher saat melakukan lemparan dapat menjadikan perasaan cemas dalam diri. Pada dasarnya stress serta kecemasan memiliki keterkaitan antara satu dengan lain. Mengenai hal tersebut Saparinah dan Sumarno Markum (1982) dikutip oleh Setyobroto (1989: 94), mengemukakan bahwa: Bila stress dialami seseorang terlalu besar baginya, hingga tidak dapat dilakukan tindakan untuk mengatasi; atau bila stress dihadapi seseorang berlangsung terus menerus, maka akan timbul kecemasan. Kecemasan itu sendiri adalah perasaan tak berdaya, perasaan tak aman tanpa sebab jelas. Perasaan cemas atau anxiety kalau dilihat dari kata anxiety berarti perasaan tercekik. C. METODE PENELITIAN Peneliti berharap dapat menghasilkan informasi jelas tentang variabel diteliti. Metode deskriptif merupakan metode tepat digunakan dalam penelitian ini. Karena peneliti ingin mengetahui hubungan anxiety terhadap keterampilan pitcher pada kejuaraan Gorgeus Cup 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 pemain softball memiliki posisi sebagai pitcher berada di Kota Bandung dan memiliki tingkat atau level hampir sama dengan pitcher-pitcher mengikuti kejuaraan Gorgeous Cup 2012. Sedangkan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan artinya teknik penentuan sampel berdasarkan tujuan tertentu yaitu pitcherpitcher mengikuti kejuaraan Gorgeous Cup 2012 sebanyak 25 pitcher. Instrumen digunakan berupa angket berstruktur atau sifatnya tertutup. Adapun kisi-kisi mengenai anxiety dengan keterampilan pitcher sebagai berikut: Tabel 1. Kisi-Kisi Mengenai Anxiety dengan Keterampilan Pitcher VARIA- BEL ANXIETY KOM PO NEN Dari dalam Dari luar SUB KOMPONEN a. Kemampu an teknis rendah b. Merasa bermain buruk c. Pikiran negatif d. Pikiran puas diri a. Rangsang membingungkan b. Pengaruh massa c. Saingan bukan tandingan d. Lingkungan Pertanding an INDIKATOR o Penguasaan teknik-taktik kurang o Tidak yakin untuk menang o Merasa kemampuan nya lebih rendah o Takut kalah o Gelisah, denyut jantung meningkat o Merasa hendak buang air, sakit perut o Cepat puas dengan hasil ada o Komentar pelatih dan temanteman o Tuntutan menang dari pelatih, orang tua dan teman o Penonton o Sorakan penonton o Saingan berbeda level atau peringkat o Saingan berbeda postur tubuh o Keadaan lapangan e. Umpire o Keputusan merugikan o Pernyataan strike D. HASIL PENELITIAN 5

Diperoleh hasil tentang data mengenai anxiety dan keterampilan pitcher dari hasil ERA dalam kejuaraan Gorgeous Cup 2012 menunjukan bahwa rata-rata anxiety sebesar 180.6, dari jumlah 4515 dengan simpangan baku 27.60 dan rata-rata keterampilan pitcher dari hasil ERA yaitu 51.84 dari jumlah 1296 dengan simpangan baku 7.2. Tabel 2 Hasil Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Hubungan Anxiety dan Keterampilan Pitcher Komponen Ratarata (X) Simpangan Baku (S) Jumlah (Σ) Anxiety 180,6 27.61 4515 Keterampilan Pitcher (ERA) 51.84 7.2 1296 Hasil uji normalitas diketahui bahwa nilai L tabel anxiety dengan taraf kepercayaan 0.05 dan derajat kepercayaan n-2 dengan 6ariable pengujian. (1-½ α) didapat L tabel = 0,173, dan nilai Lo anxiety sebesar 0.1117, sedangkan nilai Lo keterampilan pitcher sebesar 0.1729. Pada uji normalitas data keterampilan pitcher untuk memudahkan uji normalitas tersebut penulis tidak berdasarkan hasil Earned Run Avarage (ERA ) dari keterampilan pitcher memiliki satu 6ariabl, tetapi dibulatkan, misalnya nilai 4.20 dibulatkan menjadi 42. Kriteria pengujiannya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo diperoleh dari data pengamatan melebihi dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis diterima. Dengan demikian, hasil penghitungan normalitas bahwa anxiety dengan Lo < Lα, yaitu 0.1117 < 0.173, keterampilan pitcher dengan Lo < Lα 0.1729 < 0.173. Dengan demikian nilai L hitung dari kedua data 6ariable penelitian lebih kecil dari L tabel, maka data berdistribusi normal. Tabel 3. Hasil Pengujian Normalitas Hubungan Anxiety dengan Keterampilan Pitcher Variabel Lo L Kesimpulan tabel Anxiety 0.1117 0.173 Normal Keterampilan Pitcher (ERA) 0.1729 0.173 Normal Hasil pengujian keberartian regresi diperoleh F hitung sebesar 0.1 lebih kecil dari F tabel sebesar 19.44, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Ŷ = 84,7 + 2,73x merupakan pasangan data anxiety (X) dengan keterampilan pitcher (Y) adalah linier. Tabel 4. Uji Linieritas Regresi Sederhana SV JK dk RK F Tc - - 0.1 20339867.78 1016993.389 Kk -423.084 2-10169933.89 19.44 Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka anxiety memiliki hubungan fungsional signifikan dengan keterampilan pitcher. Kesimpulannya adalah bahwa anxiety merupakan salah satu faktor mempengaruhi keterampilan pitcher. Selanjutnya, hasil pengujian signifikansi korelasi tersebut maka diperoleh t-hitung = 6.32 lebih besar dari t-tabel = 1.71 pada dk 23 dan α = 0.05. Hal ini berarti hipotesis diterima, dimana apabila t-hitung lebih besar daripada t-tabel pada taraf kepercayaan 95 % dengan dk = n-2, hipotesis ditolak apabila t-hitung lebih kecil daripada t-tabel pada taraf kepercayaan 95 % dengan dk = n-2. Kesimpulannya hasil korelasi tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara anxiety dengan keterampilan pitcher. 6

Tabel 5. Hasil Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Anxiety dengan Keterampilan Pitcher Koefisien Korelasi (r xy ) t-hit t-tabel (α=0,05,dk=23) Signifikansi 0,69 6,32 1.71 Signifikan E. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data antara anxiety dengan keterampilan pitcher dalam suatu studi Kejuaraan Gorgeous Cup 2012 bahwa terdapat hubungan signifikan antara kedua variabel tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa anxiety sangat mempengaruhi keterampilan dimiliki pitcher khususnya pada saat menghadapi pertandingan. Dari temuan tersebut penulis mencoba untuk membandingkannnya dengan hipotesis penulis ajukan dan berdasarkan teori dari hasil penelitian terdahulu. Adapun hipotesis penulis ajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan antar anxiety dengan keterampilan pitcher. Dari hasil perbandingan antara hasil temuan tersebut dengan hipotesis penulis ajukan ternyata terdapat kesesuaian mengenai anxiety dan keterampilan pitcher tersebut. Dapat dikatakan bahwa atlet tegang akan mengalami gangguan dan berpengaruh terhadap penampilannya, akan tetapi hal ini bukan berarti ketegangan tersebut tidak dibutuhkan oleh seorang atlet, apalagi menjelang pertandingan, ketegangan diperlukan sebagai salah satu rangsangan dan menimbulkan motivasi tersendiri bagi atlet untuk bisa berbuat banyak dalam tugasnya, tentunya dalam porsi dan batas-batas tertentu. Berdasarkan hasil temuan serta perbandingan dengan hipotesis diajukan dan berdasarkan teori diatas terdapat kesesuaian. Namun, akan timbul suatu pertanyaan mengapa dan darimana anxiety tersebut timbul. Untuk menjawab sebuah pertanyaan tersebut maka terlebih dahulu untuk memahami beberapa faktor berikut ini: 1) Sumber tejadinya anxiety, baik dari dalam maupun dari luar. 2) Gejala-gejala terjadinya anxiety. 3) Proses terjadinya anxiety. Berdasarkan sumbernya anxiety timbul atau terjadi atas dua sumber yaitu: 1) Sumber dari dalam diri atlet antara lain: a. Atlet sangat mengandalkan kemampuan teknisnya. b. Atlet merasa bermain baik sekali sebaliknya. c. Adanya fikiran negatif karena dicemooh atau dimarahi. d. Adanya pikiran puas diri. 2) Sumber dari luar diri atlet antara lain: a. Rangsangan membingungkan b. Pengaruh massa c. Saingan bukan tandingannya d. Kehadiran atau ketidak hadiran pelatih e. Kondisi lingkungan pertandingan Kemudian dari segi gejala terjadinya anxiety menurut Gunarsa (1984: 146) segai berikut: 1) Gejala Fisik a. Adanya perubahan dramatis pada tingkah laku, gelisah atau tidak tenang dan sulit tidur. b. Terjadinya peregangan otot-otot pundak, leher, perut, terlebih lagi pada otot-otot ekstremitas. c. Terjadi perubahan irama pernapasan d. Terjadi kontraksi otot setempat, pada dagu, sekitar mata, dan rahang. 2) Gejala Psikis a. Gangguan pada perhatian dan konsentrasi. b. Perubahan emosi c. Menurunnya rasa percaya diri d. Timbul obsesi e. Tiada motivasi Kemudian faktor ketiga yaitu proses terjadinya anxiety menurut Gunarsa (1984: 164) dikatakan bahwa proses terjadinya anxiety diawali dari diri 7

atlet itu sendiri memiliki kecemasan bawaan (trait anxiety) kemudian dipengaruhi tuntutan situasi kompetitif objektif dari pelatih, pengurus, pembina dan orang-orang mengharapkannya untuk bermain bagus, memenangkan pertandingan, dan mendapatkan gelar juara pada pertandingan diikutinya. Selanjutnya tuntutan ini menjadi rangsangan atau stimulus bagi atlet tersebut untuk dipersepsikannya sendiri sebagai ancaman hingga pada akhirnya atlet tersebut meresponnya dengan kecemasan sesaat (state anxiety). Dari hasil pengamatan secara langsung dalam kejuaraan Gorgeous Cup 2012 ditemukan bahwa pitcher-pitcher mulai timbul gejala anxiety-nya pada saat pertama kali melakukan try ball (uji bola) karena kesempatan tersebut digunakan untuk mencoba mendapatkan pegangan pada bola (grip), mulai mencari pijakan pada pitcher s plate senyaman mungkin, dan mulai mencoba lemparan dengan gerakan baik dan rileks, beberapa hal tersebut merupakan bagian dari awal strategi pitcher untuk beradu taktik bermain menghadapi pemukul (batter), selain itu pula pitcher-lah pertama kali mendapatkan sorotan penonton karena hal tersebut sehingga menjadi beban pitcher untuk bisa mengendalikan keadaan tesebut. Kemudian anxiety semakin meningkat pada inning-inning awal permainan, dan bisa terlihat memuncak pada saat bola dilempar ke arah target diberikan catcher mulai mudah dipukul oleh batter dan menghasilkan pukulan cukup jauh dan deras sehingga fielder sulit untuk mematikan batter tersebut. Pada umumnya peristiwa atau kejadian seperti ini terjadi pada inning pertama hingga inning tiga, pada pertengahan pertandingan atau sekitar inning empat dan lima ketegangan mulai menurun, dan mulai memuncak kembali pada inninginning akhir, dimana daya tahan dan konsentrasi pitcher mulai turun karena kelelahan dan mulai kurang fokus atau karena tertekan misalnya oleh keadaan dan situasi pertandingan dengan poin ketat. Oleh karena itu, dibutuhkan bagi sorang pitcher menguasai diri dengan mengendalikan segala ketegangan dan kecemasan dalam mengadapi suatu pertandingan. Berikut ini bentuk grafik terjadinya tingkat kecemasan dalam kejuaraan softball. Gambar 1. grafik terjadinya tingkat kecemasan dalam kejuaraan softball F. KESIMPULAN dan SARAN Telah kemukakan dalam upaya menjawab penelitian melalui teori-teori ada, kemudian melalui suatu proses pengolahan dan analisis data penulis peroleh dari hasil penelitian di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa anxiety memiliki hubungan signifikan dengan keterampilan pitcher. Hal ini berarti dengan kecemasan atau anxiety terjadi akan diikuti oleh gejala-gejala dan ekspresi motorik dari seorang pitcher akan mempengaruhi keterampilannya. Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian ini, saran-saran dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pelatih a. Agar dalam penerapan dan penyusunan program latihan tidak hanya terfokus pada latihan fisik saja tapi juga benar-benar memperhatikan kondisi mental atletnya. b. Membuat dan menerapkan program latihan mental bagi atlet agar dapat mengendalikan dan meredam anxiety dialami, tetapi tidak menghilangkannya sama sekali. 8

c. Menanamkan dan menumbuhkan rasa percaya diri kepada atlet dengan kata-kata dan juga bahasa tubuh. 2) Atlet a. Selalu menumbuhkan rasa percaya diri, dan motivasi tinggi dalam setiap menghadapi pertandingan tidak berarti menganggap remeh lawan. b. Persiapkanlah mental dengan cara selalu melakukan latihan dengan sungguh-sungguh dan melakukan uji coba pertandingan dengan lawan sepadan atau lebih tinggi tingkatannya. c. Pusatkan perhatian pada tiap pertandingan tetapi bukan berarti terlalu serius akan menyebabkan ketegangan berlebihan. d. Fokus dan konsentrasi pada tiap pertandingan karena akan memudahkan untuk menguasai keterampilan gerak. e. Jangan banyak mengeluh pada pelatih, orang lain ataupun diri sendiri terhadap hasil diraih atau melakukan kesalahan tetapi analisislah kesalahan tersebut. f. Berpikirlah untuk selalu bermain terbaik dan memberikan kontribusi baik terhadap tim, jangan terlalu berpikir untuk memenangkan pertandingan. Harsono. (1988). Coachingdan Aspek- Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma. Kneer, Marian E.Cord Charlie L. MC.(1977). Softball Slow and Fast Pitch. Dubuque IOWA.Wm.C Brown Company Publishing. National Coaching Certification Program. (1977). Coaching Manual Level I Technical. Published By Canadian Amateur. Softball Association. Casap-300-1. Parno. (1992). Olahraga Pilihan Softball. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Potter, Diane. Brockmeyer, Gretehen. (1989). Softball Step to Success. Campign Illinois. Leisure Press. Sudrajat, dan Subana, M. (2005). Dasardasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Ceria. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: PT Bumi Asri. Satiadarma. (2000). Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pusataka Sinar Harapan. Tim Reality. (2008). Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher. G. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Cemas Bikin Lemas: Menghadapi Kecemasan Dengan Lebih Berani. [online].tersedia: hhtp://www.epsikologi.go.id. Html [April 28, 2008]. D. Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Echols, J.M. dan Shadily, H. (2003). KAMUS Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 9