BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa program studi lain di sektor non-medis (Navas, 2012), dimana

BAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir hingga meninggal secara mandiri. Contoh konkretnya. sendiri melainkan harus ditunjang dan dibantu oleh sang ibu

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi bangsa Indonesia, pendidikan adalah hal yang sangat penting. Cita-cita untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia (KKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menghasilkan individu-individu yang mampu menumbuhkembangkan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non- formal proses belajar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan

I. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

Ketentuan Akademik 1. Kurikulum Kepmendiknas nomor 232/U/2000

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Universitas Kristen Maranatha. Lampiran 1. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas. Kuesioner Self-efficacy

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan bagi seorang guru merupakan syarat penting di disamping

BAB I PENDAHULUAN. tingkat diploma. Pemikiran dasar jenjang pendidikan ini adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa sekarang ini pendidikan memegang peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. terutama perguruan tinggi mulai sungguh-sungguh dan berkelanjutan mengadakan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan kelangsungan hidup seseorang. Perubuhan-perubahan yang terjadi. diberbagai bidang termasuk bidang kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Mengenai Sistem Pendidikan Perguruan Tinggi. Pendidikan tinggi dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UMS YANG TINGGAL DI PONDOKAN DENGAN MAHASISWA YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelas unggulan dalam arti secara umum merupakan kelas yang berisi anakanak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I Pendahuluan. Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. antara satu sama lain. Pada tahap akademik mahasiswa mendapatkan teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu

SISTEM PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Fakultas. Salah satu program studi yang terdapat di UPI yaitu Pendidikan Tata

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademisnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Di tahun 2009 angka pengangguran terdidik telah mencapai

BAB I PENDAHULUAN. individu yang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh gelar sarjana (Sugiyono, 2013). Skripsi adalah muara dari semua

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

STANDAR MUTU PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan) dan Profesional (Ners) dengan sikap, tingkah laku, dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia adalah universitas pendidikan negeri

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keperawatan adalah model pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008: 8). Lindberg dalam Efendi (2009: 49) mengemukakan bahwa keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat merupakan ilmu kesehatan tentang asuhan/pelayanan keperawatan (the health science of caring). Menurut Efendi (2009: 49) Florence Nightingale adalah orang pertama yang mengidentifikasi bahwa keperawatan sebagai suatu disiplin ilmu yang terpisah dengan ilmu medis (kedokteran). Hasil lokakarya nasional dalam bidang keperawatan tahun 1983 telah menghasilkan kesepakatan nasional secara konseptual yang mengakui keperawatan di Indonesia sebagai profesi, mencakup pengertian, pelayanan keperawatan sebagai profesional dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi (Efendi, 2009: 34). Melalui pendidikan tinggi keperawatan tersebut diharapkan terjadi percepatan proses perubahan atau transisi keperawatan yang semula merupakan kegiatan okupasional menjadi profesional dan semula menggunakan pendekatan tradisional menjadi penyelesaian masalah ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan kepada pemakai jasa dan profesi (Efendi, 2009: 34). Pada umumnya, seseorang memasuki dunia perkuliahan pada usia 18 tahun. Menurut Levinson dalam Melly (2008: 1) Usia 17 22 tahun merupakan tahap pertama dari era dewasa muda yang ditandai dengan adanya transisi dari remaja (masa pra dewasa) ke kehidupan dewasa. Pada usia ini juga seseorang memasuki 1

2 bangku kuliah sebagai jalur penting menuju kedewasaan (Montgomery et al, 2007). Kondisi ini membawa seseorang pada dua transisi yang harus dijalankan dalam satu waktu, yaitu dari remaja ke dewasa dan dari seorang senior di sekolah menengah atas menjadi mahasiswa baru diperguruan tinggi. Selain perubahan yang terjadi dalam diri individu pada dua masa transisi tersebut, mahasiswa baru juga dihadapkan dengan sistem pendidikan di Universitas yang berbeda dengan SMA. Pendidikan akademik keperawatan memberikan pemahaman teori-teori dan konsep-konsep. Menurut kurikulum keperawatan mengacu pada KepMendiknas RI No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan KepMendiknas 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi Program Pendidikan Diploma III Keperawatan memiliki lama studi 6 semester dengan batas maksimal 10 semester. Kurikulum terdiri dari kurikulum inti sebesar 96 SKS dan kurikulum institusional 14 24 SKS. Kurikulum inti terdiri dari 42 SKS (44%), praktikum dan klinik 56 SKS (56%). Kurikulum institusional dikembangkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas institusi yang bersangkutan. Pengalaman belajar meliputi teori (T), praktikum (P), dan klinik (K) atau lapangan (L). Kurikulum D-III Keperawatan UPI menjabarkan 29 kompetensi yang harus dimiliki oleh para mahasiswanya, maka kurikulum yang dirancang untuk program studi D-III Keperawatan UPI adalah mata kuliah umum (MKU), mata kuliah keahlian (MKK) dan mata kuliah konsentrasi akademik program studi non kependidikan. MKU merupakan kelompok mata kuliah yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kepribadian mahasiswa UPI sebagai individu dan warga masyarakat. Jumlah SKS untuk MKU adalah 10 SKS. Sistem kredit adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar, dan beban penyelenggara program lembaga pendidikan dinyatakan dalam kredit setiap semester (Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia, 2011: 287).

3 Besaran nilai Kredit Semester setiap mata kuliah disesuaikan dengan jenis mata kuliah tersebut. Nilai satu SKS untuk teori selama 50 menit, acara tatap muka terjadwal dengan pengajar, misalnya dalam bentuk kuliah. Nilai satu SKS untuk praktek yaitu selama 100 menit. Nilai satu SKS untuk klinik adalah selama 4 jam (Kurikulum D-III Keperawatan). Program studi D-III keperawatan merupakan program studi baru setingkat Diploma tiga yang dibina oleh Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FPOK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Proses belajar mengajar D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berbeda dengan SMA. Menurut Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia, pada semester pertama di Program Studi D-III Keperawatan terdapat 13 mata kuliah dengan jumlah 28 SKS dan memiliki jadwal kuliah mulai dari hari senin sampai jum at dari pukul 07.00 sampai 15.00, jumlah mata kuliah yang banyak dan jadwal yang cukup padat tersebut dirasakan dapat menyebabkan fenomena adanya penurunan kesehatan dan timbulnya stressor, baik itu stressor fisik maupun psikologik sehingga menyebabkan stres. Tercatat pada tahun akademik 2010-2011 seorang tidak aktif dalam perkuliahan, 2011-2012 empat orang mahasiswa tidak lagi mengikuti proses belajar mengajar diantaranya satu orang cuti, dua menyatakan keluar dan satu orang tidak dapat lagi melanjutkan perkuliahan keperawatan karena mengalami gangguan psikologis. Dalam praktik klinik, tidak jarang pula mahasiswa mengalami kondisi yang tidak baik sehingga tidak bisa mengikuti paraktek klinik sampai tuntas dan harus mengganti diwaktu yang lain. Dari data yang di ambil dari Prodi D-III keperawatan berikut merupakan presentase kehadiran mahasiswa tingkat I (satu). Tabel 1.1 Jumlah Presentase Kehadiran Mahasiswa Tingkat I (satu) Periode 2010 2013 No Tahun Hadir Tidak Hadir 1 2010 95,89% 4,11%

4 2 2011 97,18% 2,82% 3 2012 98,36% 1,64% (Sumber: Prodi D-III keperawatan UPI) Mahasiswa Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tahun pertama perkuliahan merupakan masa adaptasi terhadap berbagai aspek, seperti lingkungan tempat tinggal, teman, dan penentuan tujuan. Periode awal sebagai mahasiswa baru merupakan masa yang sulit dan rentan. Selain harus menghadapi berbagai hal yang baru, mahasiswa baru juga harus berusaha untuk beradaptasi. Tuntutan penyesuaian tersebut dapat dirasakan sebagai tekanan psikologis yang mengarah pada kondisi stres. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Maramis dalam Sunaryo (2004: 215) stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri, dan karena itu, sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita. Menurut Vincent Cornelli dalam Sunaryo (2004: 215) bahwa yang dimaksud stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut. Mahasiswa baru juga dituntut untuk beradaptasi terhadap proses pembelajaran yang ada dikampus, karena peraturan-peraturan dan lingkungan dikampus yang berbeda dengan SMA. Stres sendiri dapat bersifat mendorong ke arah kemajuan dan dapat pula menghambat kinerja kita (Triantoro dan Kunjana, 2004: 57). Ketika tingkat stres yang dialami seseorang sangat tinggi, dan berlangsung lama maka tubuh kita akan kehabisan energi dan tubuh akan bereaksi negatif. Jika stres berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul perubahan patologis (Selye dalam Rasmun 2004: 10). Pada penelitian yang dilakukan oleh Utomo (2008) menemukan bahwa tingkat stres pada mahasiswa baru cukup tinggi yaitu dari jumlah semua mahasiswa didapatkan 10.09% yang terkategori tinggi, 79.9% yang terkategori sedang sisanya 10.01% terkategori rendah. Stres yang tidak mampu dikendalikan oleh individu akan memunculkan dampak negatif. Pada mahasiswa, dampak negatif secara kognitif antara lain sulit

5 berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran, dan sulit memahami pelajaran. Dampak negatif secara emosional antara lain sulit memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustrasi, dan efek negatif lainnya. Dampak negatif secara fisiologis antara lain gangguan kesehatan, daya tahan tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa lesu, lemah, dan insomnia. Dampak perilaku yang muncul antara lain menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah, malas kuliah, penyalahgunaan obat dan alkohol terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan yang berlebih-lebihan serta berisiko tinggi (Rice, 1992; Spagenberg & Theron, 1998; Heiman & Kariv, 2005). Kegiatan belajar mengajar adalah tahap kegiatan yang di lakukan pendidik dan peserta didik untuk menyelesaikan materi pembelajaran (Roymond, 2008: 49). Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dijalani oleh peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pendidikan disatu sisi, dan disisi lain merupakan kegiatan yang diupayakan oleh pendidik agar kegiatan tersebut berlangsung untuk sebesarbesarnya bermanfaat bagi pencapaian tujuan pendidikan oleh peserta didik (Prayitno, 2009: 45). Masa-masa menjadi mahasiswa baru memang terasa sulit, sebagaimana yang pernah dirasakan oleh peneliti, bagaimana susahnya beradaptasi, yang biasanya tinggal bersama orang tua, menjadi harus tinggal sendiri, dengan pelajaran yang berbeda dengan masa SMA, dan banyak lagi. Peneliti juga pernah merasakan ketidakyakinan terhadap jurusan yang telah diambil yaitu keperawatan, dan banyak dari mahasiswa lain yang merasakan hal yang sama, karena tidak sedikit mahasiswa masuk jurusan keperawatan adalah saran dari orang tua, tidak benarbenar keinginan mahasiswa, hal-hal seperti itu dapat menyebabkan stres. Oleh karena itu, peneiliti tertarik untuk meneliti tentang gambaran tingkat stres mahasiswa tingkat I (satu) dalam proses belajar mengajar di Program Studi Diploma III Universitas Pendidikan Indonesia. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

6 Proses pembelajaran bagi mahasiswa tingkat I (satu) merupakan masa yang sangat sulit. Mahasiswa baru rentan terhadap stres karena mereka harus menghadapi berbagai macam tuntutan penyesuaian terhadap berbagai macam hal yang dirasa baru oleh mereka, seperti lingkungan yang berbeda, aktifitas yang baru ataupun proses belajar mengajar yang berbeda dengan sekolah mereka terdahulu. Stres berdampak besar pada mahasiswa baru, baik itu dampak positif maupun negatif. Gambaran tingkat stres pada mahasiswa baru akan membantu mereka untuk menghindari dampak negatif dari stres itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana tingkat stres mahasiswa tingkat I (satu) D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan karakteristik jenis kelamin, usia dan latar belakang keluarga? 2. Bagaimana tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa tingkat I (satu) D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam proses belajar mengajar? C. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tingkat stres mahasiswa tingkat I (satu) dalam proses belajar mengajar di Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia. Secara khusus, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi tingkat stres mahasiswa tingkat I (satu) D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam proses belajar mengajar berdasarkan karakteristik jenis kelamin, usia dan latar belakang keluarga. 2. Mengidentifikasi tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa tingkat I (satu) D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam proses belajar mengajar. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

7 a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi dan tambahan pengetahuan dalam pengembangan keperawatan jiwa. b. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan sekaligus menambah wawasan mengenai gambaran tingkat stres pada mahasiswa tingkat I (satu) dalam proses belajar mengajar keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pihak institusi Diharapkan dapat memberi gambaran tingkat stres kepada pihak institusi sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar keperawatan UPI. b. Bagi pihak mahasiswa Diharapkan penelitian ini dapat membantu mahasiswa dalam mengidentifikasi tingkat stres yang dialami mahasiswa.