III. METODE PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode tindak

dokumen-dokumen yang mirip
I. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat spesifik melalui putaran-putaran spiral orientasi, rencana, diteruskan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan

METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan

I. METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

I. METODOLOGI PENELITIAN. meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan

I. METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suhardjomo (2007: 58) Penelitian

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah

III. METODOLOGI PENELITIAN. kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Clas room action

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan. hal ini peneliti akan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. penelitian terhadap subyek yang akan diteliti. guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka

III. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Class Room Action research). Jenis penelitian ini mampu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena

METODE PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Negeri 1 Tri Tunggal Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu

BAB III METODE PENELITIAN. kedua, dan seterusnya sistem spiral yang saling terkait perlu diperhatikan

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. mencakup telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam. pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum penelitian ini dilakukan, langkah yang harus dilakukan adalah

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Telaga Biru, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

III. METODE PENELITIAN. (classroom action research) yang mampu menawarkan cara baru untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman peneliti tindak kelas (Clas

III. METODELOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

III. METODE PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis, maka dalam penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindak kelas ( PTK )karena

I. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

METODE PENELITIAN. membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan diteliti.

III. METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada siswa kelas VI SDN 1 Wates Kecamatan Gadingrejo

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian indakan kelas ini dilaksanakan di SDN I Gegesik Kulon Kecamatan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

I. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan,

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

III. METODE PEMBELAJARAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

I. METODE PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Classroom Action Research) CAR. Dari namanya sudah

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) class action research sebagai cara untuk

KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Anisha Novianti, Penerapan Modifikasi Media Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Jauh

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1


BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang. Adapun alasan pemilhan lokasi PTK ini dikarenakan:

PENGARUH LATIHAN LONCAT NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB III METODE PENELITIAN

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 8 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 20 orang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di VI SDN 2 Lawonu

ABSTRAK. Kata kunci : kemampuan lari pendek melalui pendekatan pembelajaran variatif ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata

54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdiri atas 18 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Alasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode tindak kelas. (class room action research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara baru untuk meningkatkan atau mengefektipkan proses belajar mengajar dengan menggunakan indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi. Dalam istilah aslinya, Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan Class room Action Research. Ada beberapa pendapat mengenai apakah sesungguhnya Penelitian Tindakan Kelas itu? Dalam buku : Penelitian Tindakan Kelas, Mohammad Asrori (2009:5) Suharsimi (2007:2) mendefinisikan penelitian tindakan kelas melalui paparan gabungan defenisi dari kata penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama oleh guru. Jadi Suharsimi (2007:3) berkesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengajadimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Tim PGSM (1999) mendefinisikan penelitian tindakan kelas merupakan kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, ditujukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka,memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan serta memperbaiki peraktik pembelajaran yang diselenggarakan. Dalam penelitian tindak kelas ini desain yang digunakan adalah bersifat spesifik melalui putaran-putaran spiral orientasi kemudian, rencana, diteruskan dengan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilanketerampilan baru untuk meningkatkan profesionalisme guru. Ciri-ciri penelitian tindakan adalah sebagai berikut : 1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja 2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah perkembangan-perkembangan yang lebih baik 3. Dilakukan melalui putaran-putaran bersepiral Dalam buku pedoman pelaksanaan PTK, desain dalam satu siklus ada beberapa komponen yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian yaitu, rencana, tindakan, observasi, refleksi (Supardi, 2007: 99)

Dalam penelitian ini penulis merencanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda-beda dalam pelaksanaanya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian selanjutnya seperti digambarkan di bawah ini : Gambar 5. Siklus penelitian kaji tindak ( Hopkins, 2007 ) A. Kajian Konseptual Teoritis tentang Langkah-langkah Tindakan Dalam buku: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Mohammad Asrori (2009:88) bahwa pembahasan mengenai langkah langkah penelitian tindakan kelas, lebih dahulu diuraikan kajian secara konseptual teoritis. Setelah kajian secara lengkap dari sudut pandang konseptual teoritis, dilanjutkan dengan penerapan langkah-langkah tersebut secara praktis dalam penelitian tindakan kelas oleh

guru dalam konteks pembelajaran nyata di kelas. Mengacu pada penelitian induknya,yaitu penelitian tindakan sebagai mana yang dikemukakan oleh Cohen dan Manion (1980) serta Winter (1989), maka secara konseptual teoritis, ada beberapa langkah penelitian tindakan kelas, yaitu : (1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah, (2) menganalisa masalah, (3) merumuskan hipotesis tindakan, (4) membuat rencana tindakan dan pemantaunya, (5) melaksanakan tindakan dan mengamatinya, (6) menganalisa dan menafsirkan data, (7) melaporkan hasil penelitian. C. Perbedaan dan kaitan penelitian tindakan kelas dengan penelitian lain Perbedaan penelitian tindakan kelas dalam buku : Penelitian Tindakan Kelas (Mohammad Asrori, 2009:17) menyatakan bahwa perbedaan itu tampak dari aspek-aspek berikut : (1) Dasar filosifisnya; (2) Sumber masalahnya; (3) Tujuan penelitiannya; (4) Status penelitiannya; (5) Desain proses penelitiannya; (6) Sampel penelitiannya; (7) Metode penelitiannya; Dasar filosifisnya, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana memperbaiki realitas, yang dalam hal ini adalah realitas proses dan hasil pembelajaran, sedangkan penelitian yang bukan tindakan kelas adalah bagaimana membangun pengetahuan berdasarkan temuan peneliti yang diperoleh. Sumber masalahnya, penelitian tindakan kelas adalah hasil diagnosis terhadap proses dan hasil pembelajaran yang selam ini berlangsung, sedangkan penelitian yang bukan tindakan kelas adalah hasil proses deduksi-induksi (untuk penelitian kuantitatif) atau induksi-deduksi (untuk penelitian kualitatif).

Tujuan penelitiannya, penelitian tindakan kelas adalah bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik dalam proses dan hasil pembelajaran yang selama ini dilaksanakan, sedangkan penelitian yang bukan tindakan kelas adalah verifikasi dan generalisasi. Status penelitiannya, penelitian tindakan kelas adalah kolaborasi sejawat atau kerjasama sesama guru yang setiap hari melaksanakan proses pembelajaran di kelas, sedangkan penelitian yang bukan tindakan kelas adalah sebagai orang luar yang berusaha memahami sesuatu yang terjadi di kelas. Desain prosesnya penelitiannya, penelitian tindakan kelas adalah siklus tindakan, sedangkan penelitian yang bukan tindakan kelas adalah linier dan tidak bersiklus. Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimen, maka dalam penelitian eksperimen pada umumnya perlakuan dilakukan satu kali dan menekankan pada hasil eksperimen tersebut, sedangkan penelitian tindakan kelas dilakukan beberapa siklus dan lebih menekankan pada proses tindakan untuk menghasilkan perbaikan. Sampel penelitiannya, penelitian tindakan kelas tidak menekankan keterwakilan sampel terhadap populasi karena penelitiannya dilakukan terhadap siswa yang diajarkannya, sedangkan penelitian yang bukan tindakan kelas adalah sangat menekankan pentingnya keterwakilan sampel karena akan digunakan untuk membuat generalisasi terhadap populasinya. Metode penelitiannya, penelitian tindakan kelas cenderung menggunakan metode yang lebih fleksibel dalam beberapa siklus, sedangkan penelitian yang bukan tindakan kelas adalah cenderung metode yang lebih kaku (fiksed) dalam proses penelitian yang bersifat linier.

D. Proses pembelajaran keterampilan lompat jauh gaya jongkok. 1. Siklus Pertama a. Rencana : 1. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran. alatnya yaitu : keset, kardus dan bak pasir serta gambar - gambar tentang rangkaian lompat jauh gaya jongkok. 1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan sebagai pendahuluan siswa melakukan pemanasan lari keliling 2 kali putaran lapangan, peregangan, gerakan koordinasi, inti pembelajaran dan evaluasi. b. Tindakan 1. Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan antara lain : keset dan kardus serta gambar-gambar tentang rangkaian lompat jauh gaya jongkok, siswa duduk mengamati gambar-gambar lompat jauh gaya jongkok. 2. Guru menjelaskan rangkaian lompat jauh gaya jongkok yang ada pada gambar dengan step by step mulai dari awalan, take off (tolakan), melayang (sikap di udara), dan dilanjutkan dengan mendarat pada bak pasir tempat mendarat lompat jauh gaya jongkok. 3. Setelah selesai menjelaskan siswa dibariskan satu bersap, kemudian dipanggil menurut urutan absensi untuk melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok.

c. Observasi Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai / dievaluasi hasil pada siklus pertama. d. Refleksi 1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dengan menggunakan keset dan kardus sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok terutama pada saat melakukan tolakan. Namun masih terdapat kekurangan, yaitu waktu posisi badan pada saat di udara (melayang) kedua tangan tidak diangkat keatas, akan tetapi tetap dibawah. 2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana peneliti merencanakan untuk menggunakan keset dan tali karet yang dimaksudkan untuk memperbaiki posisi badan pada saat diudara 2. Siklus kedua Melihat dari hasil siklus pertama. a. Rencana 1. Mempersiapkan alat bantu yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan, alat bantu yang digunakan pada siklus kedua adalah keset dan tali karet yang dibentangkan pada dua buah tiang.

2. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua. b. Tindakan 1. Memperkenalkan dan menjelaskan alat bantu yang akan digunakan untuk siklus kedua, antara lain : keset, tali karet, serta bak pasir yang sudah diratakan. 2. Siswa dibariskan satu berbanjar kemudian siswa melakukan awalan 5-10 m dari tempat tolakan. 3. Setelah melakukan tolakan siswa berusaha melewati tali karet yang sudah dibentangkan dan melayang kemudian diteruskan dengan mendarat menggunakan kedua kaki. c. Observasi Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai / dievaluasi hasil pada siklus kedua. d. Refleksi 1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan menggunakan keset dan tali karet serta bak pasir sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok terutama pada saat posisi badan di udara, namun masih terdapat beberapa kekurangan. 2. Kekurangan yang terdapat pada siklus kedua ini adalah pada saat anak melakukan pendaratan. kekurangan itu di antaranya : (a) Pada saat mendarat kedua kaki tidak sejajar. (b) Pada saat

mendarat pantat anak menyentuh bak pasir,dan tidak sedikit yang jatuh ke kanan dan ke kiri. 3. Merencanakan tindakan untuk siklus ke tiga, yang mana peneliti merencanakan untuk menggunakan bola plastik dan peragaan gerakan lompat jauh gaya jongkok. 3. Siklus ketiga Melihat dari hasil siklus kedua. a. Rencana : 1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrumen yang diperlukan untuk mengevaluasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa untuk melakukan siklus ketiga. b. Tindakan 1. Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus ke-3, Antara lain : keset, tali karet, bola plastik 1 buah, dan bak pasir serta peragaan gerakan lompat jauh gaya jongkok oleh seorang peraga. 2. Siswa dibariskan menjadi 2 berbanjar sesuai urutan absen, untuk melihat / mengamati peragaan gerakan lompat jauh gaya jongkok oleh guru Penjaskes, mulai dari awalan, tolakan, sikap melayang di udara dan mendarat. 3. Kemudian siswa dipanggil untuk melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok. 4. Siswa mengambil awalan sesuai dengan kemampuan.

5. kemudian siswa melakukan gerakan yaitu langkah dan menolak yang mana harus menolak menggunakan kaki yang benar atau kaki yang terkuat. 6. Siswa harus melakukan tolakan pada keset yang sudah disediakan. 7. Siswa harus melayang dengan posisi badan rileks dan tegak, kedua kaki kedepan mengikuti selama melayang. 8. Saat mendarat menggunakan kedua kaki bersamaan dan kedua lutut mengeper.kedua tangan berusaha meraih bola plastik yang ada didepannya, sehingga posisi waktu mendarat tidak jatuh ke kanan atau ke kiri. c. Observasi Setelah tindakan diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan,dan dinilai/ evaluasi dari hasil tindakan pada siklus ke tiga dapat diperoleh hasil. d. Refleksi Hasil observasi siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus ketiga dengan menggunakan: keset, tali karet, dan bola plastik I buah, bak pasir yang sudah diratakan serta peragaan gerakan lompat jauh gaya jongkok oleh seorang atlit terdapat peningkatan yang sangat signifikan dengan persentase rata-rata di atas 50%, untuk itu peneliti beranggapan bahwa penelitian ini dianggap berhasil dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

E. Teknik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes dan pengamatan di lapangan untuk mengumpulkan informasi dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Cara memperoleh data dapat dibagi menjadi dua yaitu, data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dari tangan pertama dan diolah oleh suatu organisasi dan perseorangan. Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasi yang berasal dari pihak lain yang telah mengumpulkan dan mengolahnya. F. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus selanjutnya data dianalisis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus menurut, Subagyo tahun 1997 yaitu : P f N x100% Keterangan : P : Persentase keberhasilan F : Jumlah gerakan yang dilakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti test.

Untuk melihat keefektifan hasil tindakan pada PTK ini digunakan perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates, (dalam Surisman,1997) dengan rumus sebagai berikut : Efektifitas gerak Keterangan : E = Efektifitas gerak melompat pada siswa Xn = Rerata nilai akhir siklus ke tiga Xi = Rerata tes awal/ tes sebelum tindakan Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.