PERBANDINGAN MORALITAS SISWA MODEL VCT DAN STAD MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP PELAJARAN IPS 1) Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. perumusan masalah dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ST DAN TS DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

ANALISIS KOMPARATIF PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR 1) Oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN STAD MEMPERHATIKAN MOTIVASI

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE YANG BERBEDA 1. Oleh

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PERBEDAAN MORALITAS SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL

EFEKTIVITAS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM SOLVING MEMPERHATIKAN EQ

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL CS DAN MM

KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI MODEL TIME TOKEN ARENDS DAN JIGSAW PADA PELAJARAN IPS

HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PJBL DAN DL

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN NHT

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PENGGUNAAN NHT DAN ST DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL TS DAN SD DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

Keywords: Cooperative Model, Student Teams Achievement Division (STAD) and Two Stay Two Stray, mind mapping, the digestive system in human.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

ABSTRAK. Kata kunci: Kooperatif, Numbered Heads Together, Student Team Achievement Division, hasil belajar

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa di SMA Negeri 1 Karawang

METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2012: 2) menyatakan

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Pengaruh Metode Time Token Arends 1998 Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Waru

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF STAD

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 1 Salopa) Abstract

AKTIVITAS BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL TC DAN MAM MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

*

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DAN TGT

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL TPS DAN TGT DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Keywords: Student Result learning, cooperative learning mode, kancing gemerincing type, and talking stick type.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

RENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 1 TIUMANG KABUPATEN DHARMASRAYA

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR 1)

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN NHT DAN LT DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

Pangesti et al., Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan...

Ayu Nopiasari, Purwati Kuswarini Suprapto

JURNAL. Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI 1) Oleh

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

WHELLY YULIANA K

HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA MENGGUNAKAN MODEL TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT 1. Oleh

(Jurnal) NOURMA SITI AISYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

Harri Kurnia, Hernawan. Abstract

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PS DAN PP DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

Oleh: IMAM SANTOSA S

Komalasari, Purwati K Suprapto, Ai Sri Kosnayani

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Metode penelitian

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

oleh: Nur Ikomah, NIM Nanie Asri Yuliati

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

III. METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

NILAI KARAKTER DAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI 1. Oleh

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Transkripsi:

PERBANDINGAN MORALITAS SISWA MODEL VCT DAN STAD MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP PELAJARAN IPS 1) Oleh Syamsi 2), Sudjarwo 3), Eddy Purnomo 4) The method used in the research design of treated by level. The sampling technique of the research in cluster random sampling. The hipothesis testing using the formula of varians analysis in two pathsand test of two independent sample in 0,05 significant rate. The result of the analysis can be concluded there is morality difference between students those are treated with VCT and STAD learning model in social subject, the student with positive attitude to the subject, the students morality who are treated with VCT learning model is better than those are treated with STAD learning model, to the students with negative attitude to the social subject students morality who are treated with STAD learning model is better than those are treated with VCT and there is an interaction between the using of learning model and students attitude in social subject to students morality. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian treatment by level. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis varians dua jalan dan t-test dua sampel independen dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil analisis disimpulkan ada perbedaan moralitas antara siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran VCT dan STAD pada mata pelajaran IPS, pada siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran IPS, moralitas siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran VCT lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran STAD, pada siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran IPS, moralitas siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran STAD lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran VCT dan ada interaksi antara pengguaan model pembelajaran dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS terhadap moralitas siswa. Kata kunci : moralitas, sikap, stad, vct 1 Tesis Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Tahun 2014 2 Syamsi: Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Email: Syamsi@gmail.com HP 082280209362 3 Sudjarwo. Dosen Pascasarjana Program Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung, Jl. Sumantri Brojonegoro No. 111, Gedung Meneng, Bandar Lampung,35145, Tel. (0721) 704624, Faks. (0721) 704624. Email: sudjarwo@yahoo.com 4 Edy Purnomo. Dosen Pascasarjana Program Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung, Jl. Sumantri Brojonegoro No. 111, Gedung Meneng, Bandar Lampung,35145, Tel. (0721) 704624, Faks. (0721) 704624. Email: edy_pur2000@yahoo.co.id

PENDAHULUAN Dengan banyaknya pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa di SMK Negeri 1 Kotabumi maka mengidentifikasikan rendahnya moralitas siswa SMK Negeri 1 Kotabumi. Berdasarkan data di atas juga terlihat bahwa pelanggaran siswa di kelas XI tergolong paling tinggi jika dibandingkan dengan kelas X dan kelas XII. Rendahnya moralitas siswa juga tampak dengan masih banyaknya siswa yang berbohong kepada guru, tidak jujur dalam mengerjakan ulangan maupun tugas, tidak peduli terhadap teman yang sedang sakit atau tidak membawa alat tulis dan bila bertemu teman atau guru tidak menyapa (Sumber: Wawancara dengan guru BK SMK Negeri 1 Kotabumi, Juli 2013). Mereka lebih menekankan pada hasil belajar kognitif. Pada umumnya mereka menilai hasil belajar siswa dengan menggunakan tes dan lebih menekankan pada aspek kognitif. Mereka menyadari betul sesungguhnya masalah afektif dirasakan penting. Namun dikarenakan untuk merancang pencapaian tujuan pembelajaran ranah afektif tidaklah semudah seperti pembelajaran ranah kogitif dan psikomotor, maka selama ini penilaian afektif tidak dilakukan. Demikian pula, selama ini penentuan keberhasilan akademik seperti kenaikan kelas dan kelulusan hanya ditentukan berdasarkan hasil belajar pada ranah kognitif saja. Oleh karena itu seharusnya pernilaian juga memperhatikan ranah afektif. Selain itu, berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti di kelas pada bulan Juli 2013, diperoleh sikap siswa SMK Negeri 1 Kotabumi terhadap mata pelajaran dapat dilihat dari antusias dan aktivitas belajar selama pembelajaran IPS. Jika dilihat dari pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas terdapat beberapa masalah yaitu kurangnya antusias siswa terhadap mata Siswa nampak jenuh dan bosan, kurang tertarik dan siswa kurang termotivasi. Sehingga timbul perasaan tidak senang pada diri siswa terhadap mata Lebih lanjut, hasil observasi yang dilakukan peneliti, diperoleh informasi bahwa rendahnya moralitas siswa di SMK Negeri 1 Kotabumi. Dengan demikian untuk bisa menjawab permasalahan rendahnya moralitas siswa tersebut maka diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat guna untuk mendapatkan moralitas siswa yang maksimal. Seiring

dengan perkembangan dalam dunia pendidikan, banyak sekali model pembelajaran yang dikembangkan dan diantaranya adalah Value Clarification Technique (VCT) dan Student Team Achievement Divisions (STAD). Dengan demikian model pembelajaran VCT dan STAD adalah model pembelajaran yang memiliki perbedaan signifikan yang mempengaruhi penilaian moralitas siswa. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis dalam penelitian ini akan mengkaji tentang Studi Perbandingan Moralitas Siswa antara Model Pembelajaran VCT dan STAD dengan Memperhatikan Sikap terhadap Pelajaran IPS, yang juga merupakan judul dalam penelitian ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan moralitas siswa antara model pembelajaran VCT dan STAD dengan memperhatikan sikap terhadap pelajaran IPS. Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui. (1) Perbedaan moralitas antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model VCT dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model STAD pada mata (2) Perbedaan moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran VCT dengan yang menggunakan model pembelajaran STAD bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata (3) Perbedaan moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran VCT dengan yang menggunakan model pembelajaran STAD bagi siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata (4) Interaksi antara model pembelajaran dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS terhadap moralitas siswa. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah desain treatment by level karena dalam hal ini hanya model pembelajaran yang diberi perlakuan. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia (Sukardi, 2003: 16). Dalam desain ini variabel yang belum dimanipulasi (model pembelajaran VCT dan STAD) disebut variabel eksperimental, sedangkan

variabel bebas yang kedua disebut variabel kontrol dan variabel ketiga disebut variabel moderator yaitu sikap terhadap mata pelajaran. Penelitian ini akan membandingkan keefektifan dua model pembelajaran yaitu VCT dan STAD terhadap moralitas siswa di kelas pertama dan kedua, kelompok sampel ditentukan secara random. Kelas pertama melaksanakan model pembelajaran VCT sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua melaksanakan model pembelajaran STAD sebagai kelas kontrol. Rumusan hipotesis 1: Ho : Tidak ada perbedaan moralitas antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran VCT dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran STAD pada mata Ha : Ada perbedaan moralitas antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran VCT dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran STAD pada mata Rumusan hipotesi 2: Ho : moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran STAD lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran VCT bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata Ha : moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran VCT lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran STAD bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata Rumusan hipotesis 3: Ho : moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran VCT lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran STAD bagi siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata Ha : moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran STAD lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran VCT bagi siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata

Rumusan hipotesis 4: Ho : tidak ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS terhadap moralitas siswa. Ha : ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS terhadap moralitas siswa. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah: Tolak H apabila F > F ; t > t Terima H apabila F < F ; t < t Hipotesis 1 dan 4 mengunakan rumus analisis varians dua jalan. Hipotesis 2 dan 3 menggunkan rumus t-test dua sampel independen. HASIL PENELITIAN Hipotesisi 1 :ada perbedaan moralitas antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran VCT dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran STAD pada mata Hipotesis 2 :moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran VCT lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran STAD bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata Hipotesis 3 :moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran STAD lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran VCT bagi siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata Hipotesis 4 :ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS terhadap moralitas siswa. Berdasarkan perhitungan dengan analisis varians dua jalan dan t-test sparated varians, diperoleh. (1) Pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan rumus analisis varians dua jalan, diperoleh F 5,097 > F 4,10, kriteria

pengujian hipotesis tolak H dan terima H jika F > F. Berdasarkan hasil perhitungan maka H ditolak dan H terima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan moralitas antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran VCT dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran STAD pada mata (2) Pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan rumus t-test separated varians, diperoleh t 3,966 > t 2,10, kriteria pengujian hipotesis tolak H dan terima H jika t > t. Berdasarkan hasil perhitungan maka H ditolak dan H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran VCT lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran STAD bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata (3) Pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan rumus t-test separated varians, diperoleh t 3,060 > t 2,10, kriteria pengujian hipotesis tolak H dan terima H jika t > t. Berdasarkan hasil perhitungan maka H ditolak dan H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran STAD lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran VCT bagi siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata (4) Pengujian hipotesis keempat dengan menggunakan rumus analisis varians dua jalan, diperoleh F 7,926 > F 4,10, kriteria pengujian hipotesis tolak H dan terima H jika F > F. Berdasarkan hasil perhitungan maka H ditolak dan H diterima, sehingga disimpulkan bahwa ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan sikap siswa terhadap moralitas siswa. PEMBAHASAN Kelas eksperimen dan kelas kontrol diajar menggunakan model pembelajaran yang berbeda. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran VCT dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran STAD. Model pembelajaran VCT dan model pembelajaran STAD memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan tersebut terlihat dari model pembelajaran VCT lebih mengukur tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai moral, mengkaji perasaan

dan perbuatan sendiri. Sedangkan model pembelajaran STAD lebih menekankan pada interaksi dan komunikasi antara siswa agar terjalin dengan baik yang dilakukan secara berkelompok. Melalui penerapan model pembelajaran VCT dengan menggunakan teknik analisis nilai siswa akan mampu membedakan yang baik dan yang benar, melatih siswa untuk menilai, dan mengembangkan nilai-nilai moral yang sudah ada dalam dirinya. Hal ini didukung oleh Adisusilo (2012: 150-151) yang menyatakan bahwa model pembelajaran VCT memberikan penekanan pada usaha membantu seseorang/peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri dan mendorongnya untuk membentuk sistem nilai mereka sendiri serta mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada model pembelajaran VCT, setiap siswa memiliki kesiapan diri dan aktif dalam proses pembelajaran, karena siswa akan mengklasifikasi materi dan permasalahan serta menganalisis kasus demi kasus dengan argumentasi dan alasannya. Kemudian siswa dipersilahkan menganalogikan kasus tersebut pada diri siswa di depan kelas. Siswa pun berperan aktif dalam proses pembelajaran karena mempunyai kesempatan yang sama dalam mengemukakan pendapatnya. Sedangkan dalam model pembelajaran STAD, siswa dibentuk kedalam beberapa kelompok yaitu 4-6. Terkadang siswa yang aktif akan lebih mendominasi dalam kelompoknya saat berdiskusi dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Adanya perbedaan keefektifan model pembelajaran VCT dibandingkan dengan model pembelajaran STAD dalam pencapaian moralitas pada siswa yang memiliki sikap positif. Sikap adalah pikiran dan perasaan yang mendorong kita bertingkah laku ketika kita menyukai atau tidak menyukai sesuatu. Sedang sikap sendiri mengandung tiga komponen yaitu: kognisi, emosi, dan perilaku serta bisa konsisten dan bisa juga tidak, tergantung permasalahan apa yang mereka hadapi (Borders, 2010: 300-301). Siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran merupakan hal yang baik dalam proses belajar di sekolah. Dengan adanya sikap positif pada diri siswa mengenani mata pelajaran, sehingga tidak begitu sulit untuk menerapakan model pembelajaran apa yang efektif dan tepat untuk diterapkan.

Menurut Adisusilo (2012: 150-151) yang menyatakan bahwa model pembelajaran VCT memberikan penekanan pada usaha membantu seseorang/peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri dan mendorongnya untuk membentuk sistem nilai mereka sendiri serta mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini jelas terlihat bahwa model pembelajaran VCT sangat menekankan keaktifan individu dalam proses pembelajaran. Siswa akan senderung berpartisipasi aktif dan merasa percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Siswa akan lebih mandiri dalam mengerjakan tugas tanpa mengandalkan teman. Sehingga siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran IPS akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata Hal ini juga tampak pada hasil observasi moralitas siswa melalui model pembelajaran VCT, hasil observasi moralitas siswa siswa lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran STAD, karena model pembelajaran VCT merupakan model pembelajaran yang lebih menekankan pada pencapaian nilai moralitas siswa atau penekanan terhadap hasil belajar ranah afektif siswa. VCT sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran moral VCT bertujuan untuk mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai, membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik tingkatannya maupun sifatnya (positif dan negatifnya) untuk kemudian dibina kearah peningkatan dan pembetulannya, untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara yang rasional dan diterima siswa, sehingga pada akhirnya nilai tersebut akan menjadi milik siswa, melatih siswa bagaimana cara menilai, menerima, serta mengambil keputusan terhadap sesuatu persoalan dalam hubungannya dengan kehiduapan sehari-hari di masyarakat. Slavin (2009: 215) mengemukakan salah satu tipe model pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning adalah STAD. Sebuah metode pembelajaran kooperatif dari pembelajaran di kelas diperoleh dari premis bahwa baik dominan sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah melibatkan nilai-nilai yang didukungnya. Pengembangan sikap positif dapat dilakukan

dengan bangkitkan kebutuhan untuk menghargai keindahan untuk mendapatkan penghargaan hubungkan dengan pengalaman yang lampau, beri kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, gunakan berbagai macam metode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan sebagainya. Sedangkan model pembelajaran VCT yang diterapkan hanya menganalisis nilai. Siswa yang memiliki sikap positif akan lebih mendominasi kelas dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran. Karena model ini tidak dilakukan secara berkelompok melainkan individu. Hal ini sesuai dengan pengujian hipotesis kedua bahwa adanya perbedaan keefektifan model pembelajaran VCT dibandingkan dengan model pembelajaran STAD dalam pencapaian moralitas pada siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran. Dari pengujian hipotesis ini siswa yang memiliki sikap positif lebih baik hasil moralitasnya dengan menggunakan model pembelajaran VCT. Sedangkan pada hasil pengujian hipotesis ketiga bahwa adanya perbedaan keefektifan model pembelajaran STAD dibandingkan dengan model pembelajaran VCT dalam pencapaian moralitas pada siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran. Hal ini terlihat dari hasil moralitas siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran lebih baik dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Dapat disimpulkan dari pengujian hipotesis kedua dan ketiga tersebut, bahwa antara model pembelajaran dan sikap terhadap mata pelajaran terdapat interaksi. SIMPULAN Berdasarkan paparan hasil penelitian tersebut, maka (1) ada perbedaan moralitas yang signifikan antara siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran VCT dan siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada mata Perbedaan tersebut terlihat dari model pembelajaran VCT lebih mengukur tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai moral, mengkaji perasaan dan perbuatan sendiri. Sedangkan model pembelajaran STAD lebih menekankan pada interaksi dan komunikasi antara siswa agar terjalin dengan baik yang dilakukan secara berkelompok. Melalui penerapan model pembelajaran VCT dengan menggunakan teknik analisis nilai

siswa akan mampu membedakan yang baik dan yang benar, melatih siswa untuk menilai, dan mengembangkan nilai-nilai moral yang sudah ada dalam dirinya. (2) moralitas siswa diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran VCT lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran STAD bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata Siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran merupakan hal yang baik dalam proses belajar di sekolah sehingga VCT sangat menekankan keaktifan individu dalam proses pembelajaran. Siswa akan senderung berpartisipasi aktif dan merasa percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Siswa akan lebih mandiri dalam mengerjakan tugas tanpa mengandalkan teman. Sehingga siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran IPS akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dengan model pembelajaran VCT dibandingkan dengan model pembelajaran STAD. (3) moralitas siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran STAD lebih baik dibanding dengan yang menggunakan model pembelajaran VCT bagi siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata STAD merupakan sebuah pembelajaran kooperatif di kelas yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dalam kelompok. Hal ini dilakukan dengan membangkitkan kebutuhan untuk menghargai keindahan untuk mendapatkan penghargaan hubungkan dengan pengalaman yang lampau, beri kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, gunakan berbagai macam metode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan sebagainya. Sedangkan model pembelajaran VCT yang diterapkan hanya menganalisis nilai. Dengan model pembelajaran STAD, siswa yang memiliki sikap negatif akan lebih mendominasi kelas dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran. (4) ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS terhadap moralitas siswa. Dapat disimpulkan dari pengujian hipotesis kedua dan ketiga tersebut, bahwa antara model pembelajaran dan sikap terhadap mata pelajaran terdapat interaksi. SARAN Dengan memperhatikan hasil penelitian dan simpulan, maka peneliti menyarankan beberapa hal (1) Guru hendaknya menyadari bahwa komponen

pernilaian tidak hanya pernilaian kognitif tetapi juga pernilaian afektif (sikap), (2) pada siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), disarankan guru menggunakan model pembelajaran VCT agar diperoleh moralitas siswa yang optimal, (3) pada siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran IPS, moralitas siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran STAD agar diperoleh moralitas siswa yang optimal, (4) hendaknya penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan memperdalam dan memperluas lingkup penelitian agar diperoleh hasil yang lebih tajam dan akurat, (5) adanya penelitian tindak lanjut untuk menyempurnakan penelitian ini yaitu dengan mengadakan penelitian yang sama dengan fokus pada indikator atau mata pelajaran yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slavin, Robert E. 2011. Cooperative Learning: Teori, Riset Dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.