1. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

Hubungan Motivasi Instrinsik Dengan Kesiapan Peserta Pelatihan Menjadi Motivator Kesehatan Masyarakat

Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMA Negeri 2 Mataram

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

DAFTAR PUSTAKA. Ancok, D Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA, PERSEPSI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH, DANKECERDASAN EMOSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA UNISKA BANJARMASIN JURUSAN PAI. Umi Hani*

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sekolah yang tidak lepas dari cita-cita mencetak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

PENGARUH KEBERADAAN KELAS RSBI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SELONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SONEDI

Metsi Daud 1. Keywords: Emotional Intelligence, Academic Achievement

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENINGKATAN KARYAWISATA MELALUI KARYAWISATA. M Arif Syarif H ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA MTs SUNAN KALIJOGO KARANG BESUKI MALANG

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

ARIS RAHMAD F

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR

Novi Nitya Santi Dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. 1. Ada pengaruh positif yang signifikan kecerdasan emosional terhadap

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017

KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 1. perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

GAMBARAN REMAJA INDONESIA DI MASA DATANG. Abtarak

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Masa depan bangsa ini berada di

ANALISIS FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-IV BIDAN PENDIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

BAB IV. variabel terikat (Y) dan tiga variabel bebas (X 1, X 2, X 3 ). Variabel terikat (Y)

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 142/1 SENGKATI KECIL. Oleh: SUHADA NIM A1D109190

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Klirong Kebumen

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB V PENUTUP. berada pada kategori cukup baik. Hal ini dapat diketahui dari kategorisasi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi terhadap segala sesuatu yang menarik perhatiannya. 1 Tidak diragukan. pendidikan yang mempengaruhinya. 2

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB V KESIMPULAN. emosional yang memiliki hasil validitas berkisar antara 0,063-0,105 dan p

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang dimilikinya.oleh karena itu, sangat diperlukan adanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SMP MUHAMMADIYAH NGADIROJO ARTIKEL SKRIPSI

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KAITANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI KEBIDANAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

BAB I PENDAHULUAN. Mencuatnya prestasi gemilang Gita Gutawa, meski masih berusia belia,

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

DAFTAR PUSTAKA. Giordan, D.A, Dusek, D.E dan Everly, G.S Controlling Stres and Tension. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

Ramtia Darma Putri 1) Rosmawati 2) Abu Asyari 3) Program Studi Bimbingan Konseling

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 HUBUNGAN KOMPONEN DASAR KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROSES ADAPTASI MAHASISWA TINGGAL DI ASRAMA STIKES SANTO BARROMEUS Elizabeth Ari Setyarini Dosen STIKes Santo Borromeus. Jl. Parahyangan Kav. 8 Blok B No 1 KBP e-mail: elizabeth.rini@yahoo.com Abstrak. Kecerdasan intelektual tidak menjamin kesuksesan dalam prestasi belajar, hal ini didukung pula oleh banyak faktor, diantaranya adalah kecerdasan emosional. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan komponen dasar kecerdasan emosional dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama STIKes Santo Borromeus. Termasuk dalam komponen dasar kecerdasan emosional adalah pengendalian diri, penguasaan diri, motivasi diri, emphati dan hubungan yang efektif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan design korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang tinggal di asrama STIKes Santo Borromeus (sampel jenuh) sejumlah orang. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan antara pengendalian diri dengan proses adaptasi mahasiswa dengan p value = 0,005 dan tidak ada hubungan antara penguasaan diri, motivasi diri, emphati dan hubungan yang efektif dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama STIKes Santo Borromeus. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah pentingnya peran ibu asrama dan mahasiswa yang tinggal di asrama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dapat mengembangkan kecerdasan emosional yang mendukung dalam peningkatan prestasi belajar. Kata kunci : kecerdasan emosional, mahasiswa, prestasi belajar 1. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan lingkungan sosial yang merupakan bagian yang memberikan pengaruh pada tugas perkembangannya. (Muhibbin, 2000) Dorongan atau motif sosial pada manusia, mendorong manusia untuk mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau interaksi sehingga memungkinkan adanya interaksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi permasalahan yang timbul sebagai bagian dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Dengan lingkungan yang baru maka dituntut untuk mampu beradaptasi baik secara fisik dan psikologis. Hal ini terjadi pula pada kehidupan mahasiswa di kampus, dengan lingkungan yang baru, suasana belajar yang berbeda dari yang sebelumnya dituntut kemampuan untuk dapat beradaptasi dengan baik. Proses belajar mengajar adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. (Sri,1999). Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar sering ditemukan mahasiswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada mahasiswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada mahasiswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif 105

106 Elizabeth Ari rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2000: 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) (Sia, 2001). Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence pada mahasiswa. Menurut Goleman (2000 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui komponen dasar berupa pengenalan diri, penguasaan diri, motivasi diri, emphati dan hubungan dengan orang lain. Individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang lebih baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, jarang tertular penyakit, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain dan untuk kerja akademis di sekolah lebih baik (Gottman, 2001: xvii). Dengan demikian mereka mampu untuk beradaptasi dengan baik pada lingkungan baru. Keterampilan dasar emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk kecerdasan emosional tersebut besar pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh bila diajarkan keterampilan dasar kecerdasan emosional, secara emosional akan lebih cerdas, penuh pengertian, mudah menerima perasaan-perasaan dan lebih banyak pengalaman dalam memecahkan permasalahannya sendiri, sehingga pada saat remaja akan lebih banyak sukses disekolah dan dalam berhubungan dengan rekan-rekan sebaya serta akan terlindung dari resiko-resiko seperti obat-obat terlarang, kenakalan, kekerasan serta seks yang tidak aman (Gottman, 2001: 250). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus, memiliki 3 Program Studi, yaitu Program Studi DIII Keperawatan, S1 Keperawatan,dan DIII Rekam Medis. Salah satu keunggulan dari STIKes Santo Borromeus adalah memiliki asrama sebagai fasilitas bagi mahasiswa untuk berinteraksi dalam hidup bersama. Asrama merupakan tempat tinggal (sementara) pengganti rumah. Didalamnya terdapat suatu kehidupan sebagaimana di rumah, walaupun harus dengan berbagai perbedaan dan kebutuhan beradaptasi.asrama yang ada di lingkungan baru yaitu di Kota Baru Parahyangan menjadi sarana yang memudahkan bagi mahasiswa untuk dapat mencapai tempat kuliah karena satu lokasi dengan asrama. Dengan asrama yang telah disediakan diharapkan dapat sebagai fasilitas mahasiswa untuk belajar lebih tekun dan memudahkan akses ke perpustakaan dan area hotspot yang telah ada. Kemampuan adaptasi mahasiswa yang tinggal diasrama diharapkan dapat memacu kecerdasan emosional dalam berinteraksi dengan orang lain dan meningkatkan kemampuan kecerdasan intelektual sebagai modal dasar dalam menentukan masa depannya. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan penelitiannya adalah Bagaimana hubungan komponen dasar kecerdasan emosional terhadap proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Hubungan Komponen Dasar Kecerdasan Emosional dengan Proses Adaptasi Mahasiswa Tinggal di Asrama... 107 3. Tujuan Penulisan 1) Tujuan Umum Menganalisis hubungan komponen dasar kecerdasan emosional terhadap proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan 2) Tujuan Khusus a) Menganalisis hubungan pengenalan diri dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan b) Menganalisis hubungan penguasaan diri dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan c) Menganalisis hubungan motivasi diri dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan d) Menganalisis hubungan emphatic dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan e) Menganalisis hubungan antara hubungan yang efektif dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan 4. Metode & Design Penelitian Dalam penelitian ini jenis metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan design penelitian korelasi untuk mengetahui hubungan komponen dasar kecerdasan emosional dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama STIKes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan. 1) Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini mencakup variabel independennya adalah komponen dasar kecerdasan emosional dan menjadi variabel dependen adalah proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama STIKes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan 2) Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang tinggal diasrama STIKes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan yang berjumlah orang. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi sehingga sampelnya jenuh dengan jumlah orang. 3) Instrumen Penelitian Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan jumlah 30 pernyataan dengan skala Likert, yang diberi jawaban 5 = sangat setuju, 4 = setuju, 3 = ragu-ragu, 2 = tidak setuju dan 1 = sangat tidak setuju dan telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Dengan prosedur penelitian: Setelah diberikan penjelasan oleh peneliti, responden menandatangani inform consent, lalu responden diberikan quesioner dan diminta untuk menjawab setiap option pernyataan yang berjumlah 30 soal. Data yang sudah terkumpul dilakukan pengolahan data. ISSN 2089-3590 Vol 3, No.1, Th, 2012

108 Elizabeth Ari 4) Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini analisis yang peneliti gunakan adalah analisis univariat dengan uji statistiknya one sample t-test dan dilanjutkan dengan bivariant dengan uji statistic Chi-Square untuk memeroleh gambaran ada tidaknya hubungan komponen dasar kecerdasan emosional terhadap proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan. 5. Hasil Penelitian dalam bentuk Penyajian dan Interpretasi Data Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan usia Usia (tahun) Jumlah Persentase 18 19 20-21 15 54 21,7 78,3 Total Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Perempuan Laki-laki 0 0 Total Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa usia 18-19 tahun berjumlah 15 orang (21,7%) dan usia 20-21 tahun berjumlah 54 orang (78,3%) dengan jenis kelamin perempuan orang (%) yang tinggal diasrama STIkes Santo Borromeus. Tabel 3 Distribusi Responden berdasarkan Komponen Dasar Kecerdasan Emosional pada Mahasiswa yang tinggal di Asrama STIKes Santo Borromeus Komponen Dasar Kecerdasan Emosional Pengenalan diri Penguasaan diri Motivasi diri Emphati Hubungan yang efektif Tidak Total Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase 25 23 26 28 30 36,2 33,3 37,7 40,6 43,5 44 46 43 41 39 63,8 66,7 62,3 59,4 56,5 Tabel 4 Distribusi Responden berdasarkan Proses Adaptasi pada Mahasiswa yang tinggal di Asrama STIKes Santo Borromeus Proses Adaptasi Jumlah Persentase Tidak 8 61 11,6 88,4 Total Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden dengan proses adaptasi pada kategori baik 8 orang (11,6%) dan tidak baik 61 orang (88,4%). Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Hubungan Komponen Dasar Kecerdasan Emosional dengan Proses Adaptasi Mahasiswa Tinggal di Asrama... 109 Tabel 5 Hubungan responden berdasarkan Pengenalan Diri dan Proses Adaptasi pada Mahasiswa yang tinggal di Asrama STIKes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan Pengenalan Proses Adaptasi Total OR P value Diri Tidak (95% Cl) Tidak 38,9 97,7 5,1 2,3 44,0 16,722 22,1 72,0 2,9 28,0 25,0 (1,916 145,922) 0,005 Jumlah 61 88,4 8 11,6 Dari hasil analisis hubungan antara pengenalan diri dengan proses adaptasi diperoleh bahwa ada sebanyak 22,1 (72,0%) pengenalan diri baik tetapi proses adaptasi tidak baik, sedangkan pengenalan diri dan proses adaptasi baik sebanyak 2,9 (28%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,005 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengenalan diri dengan proses adaptasi. Kemudian hasil analisis diperoleh OR = 16,722 artinya pengenalan diri 16,7 kali kategori baik pada mahasiswa untuk dapat beradaptasi tinggal diasrama STIKes santo Borromeus. Tabel 6 Hubungan responden berdasarkan Penguasaan Diri dan Proses Adaptasi pada Mahasiswa yang tinggal di Asrama STIKes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan Penguasaan Proses Adaptasi Total OR P Diri Tidak (95% Cl) value Tidak 40,7 93,5 5,3 46 46 3,981 20,3 78,3 2,7 11,6 23 (0,859 18,451) 0,063 Jumlah 61 88,4 8,0 11,6 Dari hasil analisis hubungan antara penguasaan diri dengan proses adaptasi diperoleh bahwa ada sebanyak 20,3 (78,3%) penguasaan diri baik tetapi proses adaptasi tidak baik, sedangkan penguasaan diri dan proses adaptasi dengan kategori baik sebanyak 2,7 (11,6%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,063 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara penguasaan diri dengan proses adaptasi. Tabel 7 Hubungan responden berdasarkan Motivasi Diri dan Proses Adaptasi pada Mahasiswa yang tinggal di Asrama STIKes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan Motivasi Proses Adaptasi Total OR P Diri Tidak (95% Cl) value Tidak 38 93 5 7 43 3,175 23 80,8 3 19,2 26 (0,0 14,598) 0,249 Jumlah 61 88,4 8 11,6 Dari hasil analisis hubungan antara motivasi diri dengan proses adaptasi diperoleh bahwa ada sebanyak 23 (80,8%) motivasi diri baik tetapi proses adaptasi tidak baik, sedangkan motivasi diri dan proses adaptasi baik sebanyak 3 (19,2%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,249 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara motivasi diri dengan proses adaptasi. ISSN 2089-3590 Vol 3, No.1, Th, 2012

110 Elizabeth Ari Tabel 8 Hubungan responden berdasarkan Emphati dan Proses Adaptasi pada Mahasiswa yang tinggal di Asrama STIKes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan Emphati Proses Adaptasi Total OR P value Tidak (95% Cl) Tidak 36,2 92,7 4,8 7,3 41 2,754 24,8 82,1 3,2 17,9 28 (0,601 12,617) 0,337 Jumlah 61 88,4 8 11,6 Dari hasil analisis hubungan antara emphati dengan proses adaptasi diperoleh bahwa ada sebanyak 24,8 (82,1%) kategori baik tetapi proses adaptasi tidak baik, sedangkan empati dan proses adaptasi baik sebanyak 2,9 (28%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,337 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara emphati dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama STIKes Santo Borromeus. Tabel 9 Hubungan responden berdasarkan Hubungan yang Efektif dan Proses Adaptasi pada Mahasiswa yang tinggal di Asrama STIKes Santo Borromeus di Kota Baru Parahyangan Hubungan Proses Adaptasi Total OR P yang efektif Tidak (95% Cl) value Tidak 34,5 89,7 4,5 10,3 39 1,346 26,5 86,7 3,5 13,3 30 (0,308 5,889) 0,987 Jumlah 61 88,4 8 11,6 Dari hasil analisis hubungan antara hubungan yang efektif dengan proses adaptasi diperoleh bahwa ada sebanyak 26,5 (86,7%) hubungan yang efektif kategori baik tetapi proses adaptasi tidak baik, sedangkan hubungan yang efektif dan proses adaptasi baik sebanyak 3,5 (13,3%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,987 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara hubungan yang efektif dengan proses adaptasi. 6. Pembahasan Berikut ini akan diuraikan pembahasan berdasarkan tujuan khusus penelitian : 1. Hubungan pengenalan diri dengan proses adaptasi tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus. Pengenalan diri adalah kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul dari dalam diri maupun dari luar. Dari hasil uji statistik dengan p value = 0,005 memberikan makna adanya hubungan pengenalan diri dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal diasrama. Kekuatan dari dalam diri mahasiswa adalah aset dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan baru khususnya diasrama. Dengan pengenalan diri yang baik dapat membentuk konsep diri positif yang akan memberikan nilai keberartian dirinya sehingga dapat berinteraksi dengan orang lain khususnya teman baru di asrama. 2. Hubungan penguasaan diri dengan proses adaptasi tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus Penguasaan diri merupakan kemampuan untuk mengendalikan diri dan pada akhirnya mampu mengontrol diri. Pengendalian diri diperlukan dimana pun kita Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Hubungan Komponen Dasar Kecerdasan Emosional dengan Proses Adaptasi Mahasiswa Tinggal di Asrama... 111 berada dan berlaku bagi siapa saja. Hasil uji statistik dengan nilai p value = 0,063 memberi makna bahwa tidak ada hubungan pengusaan diri dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal diasrama. Asumsi peneliti bahwa usia responden berkisar 18 20 tahun merupakan awal usia dewasa muda yaitu masa transisi dari ketergantungan ke masa mandiri dalam bentuk kebebasan menentukan diri sendiri dan pandangan tentang masa depan yang lebih realistik. Adanya peralihan masa tersebut memungkinkan penguasaan atau pengendalian diri sedang berproses dalam diri sehingga masih muncul reaksi emosional yang berlebihan seperti mudah marah dan mudah tersinggung dengan teman baru dan lingkungan baru. Dengan pengendalian diri yang baik, dapat mengembangkan kesabaran dan toleransi untuk dapat bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan baru, dan peran ibu asrama dalam mengelola para mahasiswa yang tinggal diasrama untuk dapat menjadi dewasa dalam berpikir dan bertindak. 3. Hubungan motivasi diri dengan proses adaptasi tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus Motivasi diri berawal dari dorongan keyakinan dalam diri sendiri untuk menang. Dari hasil uji statisktik diperoleh p value = 0,249, yang memberi makna tidak ada hubungan antara motivasi diri dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal diasrama. Asumsi peneliti bahwa kondisi yang mendorong mahasiswa untuk tinggal diasrama tidak hanya berasal dari mahasiswa tetapi juga berasal dari orangtua yang merasa perlu anaknya tinggal diasrama dengan pandangan bahwa letak yang strategis dengan tempat kuliah dan adanya ibu asrama yang dapat memantau perkembangan studi mahasiswa yang tinggal asrama. 4. Hubungan emphati dengan proses adaptasi tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus Emphati adalah kemampuan untuk menciptakan keinginan menolong orang lain, merasakan emosi yang serupa dengan emosi orang lain. Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,337 yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara emphati dengan proses adaptasi. Asumsi peneliti bahwa adaptasi membutuhkan waktu untuk dapat berinteraksi dengan orang lain, dengan emphati maka seseorang dapat menempatkan diri pada kondisi perasaan orang lain dan kehidupan di asrama, memungkinkan emphati dapat tumbuh dan berkembang karena rasa senasib dan sepenanggungan. 5. Hubungan antara hubungan yang efektif dengan terhadap proses adaptasi tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus Hubungan yang efektif adalah terciptanya team work dalam kelompok dengan mampu mendengar orang lain dan saling memahami posisi dan perasaan masingmasing. Hasil uji statistik diketahui p value = 0,987 yang memberikan makna bahwa tidak ada hubungan antara hubungan yang efektif dengan proses adaptasi. Asumsi peneliti bahwa lingkungan baru menimbulkan stressor baru sehingga memungkinkan hubungan yang belum mendalam dengan orang lain. Jika hubungan sudah efektif, maka kita dapat memperlakukan diri kita dan orang lain dengan penuh respek. 7. Kesimpulan dan Rekomendasi 7.1 Kesimpulan a. Ada hubungan pengenalan diri dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus ISSN 2089-3590 Vol 3, No.1, Th, 2012

112 Elizabeth Ari b. Tidak ada hubungan penguasaan diri, motivasi diri, emphati dan hubungan yang efektif dengan proses adaptasi mahasiswa tinggal di asrama Stikes Santo Borromeus. 7.2 Rekomendasi a. Asrama memberikan pengaruh besar dalam membentuk kecerdasan emosional, oleh karena itu pentingnya peran ibu asrama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa yang tinggal diasrama sehingga mereka memiliki kepribadian dewasa. b. Mahasiswa yang tinggal diasrama lebih dapat mengembangkan kecerdasan emosionalnya (pengenalan diri, penguasaan diri,motivasi diri, empati dan hubungan yang efektif) sehingga proses adaptasi dapat berjalan dengan lancar yang mendukung dalam prestasi belajar. 8. Daftar Pustaka Ahmad, Mudzakir. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Goleman, Daniel. (2000). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gottman, John. (2001). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Mila Ratnawati. (1996). Hubungan antara Persepsi Anak terhadap Suasana Keluarga, Citra Diri, dan Motif Berprestasi dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas V SD Ta Miriyah. Surabaya. Jurnal Anima Vol XI No. 42. Moch, Nazir. (1988). Metodologi Penelitian.Cetakan 3. Jakarta: Ghalia Indonesia. Morgan, Clifford T, King, R.A Weizz, JR, Schopler. J, 1986. Introduction of Psychology, (7th ed), Singapore: Mc Graw Hil Book Company Muhibbin, Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana, Sudjana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Saphiro, Lawrence E. (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta: Gramedia. Sarlito Wirawan. (1997). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Sia, Tjundjing. (2001). Hubungan Antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi Pada Siswa SMU. Jurnal Anima Vol.17 no.1 Sri, Lanawati. (1999). Hubungan Antara Emotional Intelligence dan Intelektual Quetion dengan Prestasi Belajar Siswa SMU. Tesis Master: Fakultas Psikologi UI. Sumadi, Suryabrata. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Saifuddin Azwar. (1998). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora