REL. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

dokumen-dokumen yang mirip
Komponen dan Disain Rel

REKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB IV PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB I KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANAN NYA

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 516/KA. 604/DRJD/2002 TENTANG

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian

SAMBUNGAN LAS 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Sambungan Tumpu ( Butt Joint ).

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

BAB III LANDASAN TEORI. Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para

STUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

MESIN PEMINDAH BAHAN

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL

BAB I PENDAHULUAN 1.2. JENIS PEMBANGUNAN JALAN REL

ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS PERENCANAAN JALAN REL

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

Bab II STUDI PUSTAKA

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

PUNTIRAN. A. pengertian

JEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan

BAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

PERANCANGAN JEMBATAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III LANDASAN TEORI (3.1)

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

DESAIN GEOMETRIK, STRUKTUR BESERTA PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN JALAN REL SEBAGAI ALTERNATIF TRANSPORTASI ANGKUTAN TAMBANG PASIR DI KABUPATEN LUMAJANG

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN

PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

Geometri Jalan Rel. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

KULIAH PRASARANA TRANSPORTASI PERTEMUAN KE-8 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL

SAMBUNGAN DALAM STRUKTUR BAJA

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

PENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

REKAYASA JALAN REL. MODUL 4 : Penambat rel dan balas PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO-PROBOLINGGO

Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu

KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

Perencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan

Penambat. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

Gambar 6.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Tembok Penahan Tanah Pintu Pengambilan

V. PENDIMENSIAN BATANG

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

Transkripsi:

REL Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 1

Rel Rel pada jalan rel mempunyai fungsi sebagai pijakan menggelindingnya roda kereta api dan untuk meneruskan beban dan roda kereta api kepada bantalan Rel berguna untuk memindahkan tekanan roda-roda KA ke atas bantalan-bantalan dan juga sebagai penghantar roda-roda tadi 2

Gaya-gaya pada Rel Rel ditumpu oleh bantatan-bantalan, sehingga rel merupakan batang yang ditumpu oleh penumpupenumpu. Pada sistem tumpuan yang sedemikian, tekanan tegak lurus dan roda menyebabkan momen lentur pada rel di antara bantalan-bantalan. Selain itu, gaya arah horisontal yang disebabkan oleh gaya angin, goyangan kereta api, dan gaya sentrifugal (pada rel sebelah luar) menyebabkan tenjadinya momen lentur arah horisontal 3

Gaya-gaya pada Rel 4

Bentuk-bentuk Rel Untuk mengimbangi momen-momen yang bekerja, rel didesain dgn bentuk sbb: 5

Potongan Melintang Rel 6

Tipe Rel Kelas Jalan Rel Tipe Rel I R.60 / R.54 II R.54 / R.50 III R.54 / R.50 / R.42 IV R.54 / R.50 / R.42 V R.42 7

Karakteristik Rel 8

Bahan dan Kekuatan Rel Untuk mendapatkan rel yang tahan aus dan tidak mudah retak bahan dasar rel selain Fe sebagai bahan utama, juga mengandung C, dan Mn. Kandungan C diperlukan untuk mendapatkan sifat kuat dan keras, Mn diperlukan sebagai bahan deoxidasi dan sebagai bahan campuran. Mn akan mengikat 0 dan S menjadi MnO dan MnS yang tidak merugikan. Jika tidak terdapat Mn maka akan terbentuk FeO dan FeS yang menjadikan rel getas dan mudah patah. Dengan pertimbangan perlunya rel yang kuat, keras, tahan terhadap aus, tidak getas, dan tidak mudah patah maka rel yang digunakan di Indonesia ialah jenis rel tahan aus yang sejenis dengan rel WR-A pada klasifikasi UIC. 9

Macam Rel Ada 3 macam rel tahan aus (Wear Resistant WR): WR-A WR-B WR-C 10

Jenis Rel 11

Dimensi Rel Permukaan cukup lebar; supaya tegangan kontak sekecil mungkin Kepala rel harus cukup tebal; memberikan umur panjang Badan rel harus cukup tebal; antisipasi korosi, tegangan lentur dan tegangan horisontal Dasar rel harus cukup lebar; supaya mengecilkan distribusi tegangan ke bantalan Dasar rel harus cukup tebal; antisipasi korosi dan menjaga kekakuan Momen inersia harus tinggi; tinggi rel semaksimal mungkin Kepala dan dasar rel harus cukup lebar; untuk menahan gaya horisontal 12

Dimensi Rel Perbandingan lebar dan tinggi harus cukup; untuk kestabilan horisontal Titik pusat sebaiknya ditengah rel Geometri badan harus sesuai dengan pelat sambung Jari-jari kepala rel harus cukup besar supaya tegangan kontak sekecil mungkin 13

Pemilihan Dimensi Pemilihan dimensi Tegangan ijin (S i ) Tegangan lentur; S base <S i Beban 1 gandar Beban 6 gandar CC dan 4 gandar BB Perancangan Rel 14

Pemilihan Dimensi Tegangan Ijin Besarnya tegangan ijin sangat tergantung kepada mutu rel yang dipakai, pada umumnya mutu rel yang dipakai bertegangan ultimate di atas 7000 kg/cm. Dalam menentukan tegangan ijin, beberapa negara memakai dasar kelas jalan (Jepang dan Jerman), dan ada negara yang memakai metoda pemasangan rel, rel pendek atau rel panjang (Amerika). Perumka dalam peraturan barunya, memakai dasar kelas jalan, sehingga tegangan ijin di dasar rel, makin besar untuk kelas di bawahnya. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel. 15

Tabel contoh perhitungan dimensi rel pada kelas jalan rel Perumka 16

Pemilihan Dimensi Tegangan Lentur tegangan lentur dihitung berdasarkan balok di atas tumpuan elastis beban yang bekerja adalah beban roda-roda kendaraan rel Formula untuk tegangan lentur M x P e 4 x cosxsin x) 17

Pemilihan Dimensi Tegangan Lentur Beban 1 gandar a P x Jika x = 0 maka M a P 4 18

Tegangan Lentur Pemilihan Dimensi Beban 6 gandar CC dan 4 gandar BB a x a x P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P1 P2 M M a a 6 i1 4 i1 P 4 P 4 e e x x cosx cosx sin sin x x 0,82 0,75 P 4 P 4 19

Perancangan Rel Formula yang digunakan M a P 0,85 4 Sehingga persamaan tegangan di dasar rel S base dengan: M W a b 0,85 P 4W P=tekanan roda dinamis = Ps X Ip Ps = tekanan roda statis Ip = faktor dinamis = 1 + 0,01 (v/1,609 5) v = kecepatan rencana (km/jam) b 20

Perancangan Rel S base M W a b 0,85 P 4W b Dengan (lanjutan): = damping factor = k = kekakuan jalan rel (kg/cm 2 ) I = momen inersia rel (cm 4 ) W b = section modulus base (cm 3 ) E = modulus elastisitas jalan rel (kg/cm 2 ) 4 k 4EI 21

Latihan Jalan rel kelas V, dengan data-data sbb: Daya angkut lintas < 2,5 juta ton/tahun Tekanan gandar 18 ton; Ps = 9000 kg Kecepatan rencana 100 km/jam; Ip = 1+0,01(100/1,609-5) Kekakuan jalan rel (k) = 180 kg/cm 2 Momen inersia rel R-42 (I) = 1369 cm 4 Tahanan momen dasar (Wb) = 200 cm 3 Modulus elastisitas rel (E) = 2,1.10 6 kg/cm 2 Rencanakan profil rel yang sesuai 22

Latihan Momen Maks M a 100 9000x1 0,01x 5 1,609 0,85x 0,25 4x 180 6 4x2,1x10 x1369 23

Latihan Tegangan ijin σ x = M y 259217. 57 6. 86 = 1369 I X = 1297.035 kg/cm 2 ( < 2000 kg/ cm 2 ) OK! 24

Latihan Tahanan Momen S base M W a b 259217,57 200 1296,09 kg / cm 2 1343,5kg / cm 2 Jadi rel R-42 dianggap cukup untuk kelas jalan V Note: dengan cara yang sama, tegangan yang terjadi di dasar rel untuk kelas jalan lain dapat dilihat pada tabel Dimensi Rel 25

Umur Rel Umur rel sangat dipengaruhi oleh mutu rel, keadaan lingkungan dan beban yang bekerja (daya angkut lintas). Pada jalan lurus umur rel banyak yang lebih besar dari 40 tahun, studi lain umur rel bisa mencapai 60 tahun, tetapi biasanya umur 40 tahun dijadikan sebagai dasar umur. Umur rel dapat ditentukan dari : Kerusakan ujung rel Keausan baik di lurus maupun lengkung Lelah 26

Kerusakan Ujung Rel Pembatas umur rel adalah pada sambungan, terutama pada rel pendek Kerusakan di sambungan tjd akibat: Beban gandar yang tinggi Lebar Celah Mutu rel Beda tinggi rel Diameter roda yang kecil Kondisi kendaraan rel (pemegasan) Jari-jari permukaan rel Kekakuan jalan rel Kecepatan kendaraan rel 27

Kerusakan Ujung Rel Akibat kerusakan tersebut, ada hantaman roda ke sambungan Contoh kerusakan akibat hantaman: Tercabutnya tirpon dari bantalan Retaknya pelat sambungan rel Longgarnya baut-baut sambungan rel Naiknya lumpur di bawah bantalan sehingga umur bantalan rendah (lapuk atau patah) Ketidakstabilan geometri (angkatan maupun alinyemen) 28

Kerusakan Ujung Rel Antisipasinya: Pengerasan pada ujung rel Pemeliharaan yang baik Mengelas sambungan 29

UMUR REL BERDASARKAN KEAUSAN Konstruksi rel dapat diukur umur manfaatnya melalui keausan. Meskipun demikian faktor kelelahan dan masalah shelling akibat beban gandar (tegangan kontak) adalah faktor yang menentukan umur rel. PT.KAI membatasi besarnya keausan rel berdasarkan asumsi bahwa pada saat rel dan roda pada aus maksimum, pergerakan roda tidak menumbuk sambungan rel.(=lihat pembatasan keausan maksimum) 30

Persamaan Empiris AREA untuk Perhitungan Umur Rel AREA (American Railway Engineering Association) membuat model persamaan empiris untuk menentukan umur rel berdasarkan keausan sebagai berikut : T = K W D 0.565 dengan T = umur rel (juta ton) K = konstanta kondisi rel W = berat rel (lbs/yard), 1 lb/yd = 0.496 kg/m D = daya angkut lintas (juta ton/tahun atau mgt) 1 mgt = 0.909 juta ton 31

Besaran nilai K Nilai K ditentukan sebagai : Jalan baru : 0.9538, CWR = 1,3544 1,3930 Rel > 123 RE : 0.9810, High Silicon Rail = 1,4210-1,4616 Tabel hubungan jari-jari lengkung dengan Nilai K 32

Contoh Perhitungan Direncanakan sebuah konstruksi jalan rel baru kelas IV dengan daya lintas 5 juta ton per tahun (5,5 mgt), dengan menggunakan rel tipe R 54. Panjang jalan 50 km 10 km lurus 10 km R = 500 m 5 km R = 150 m 10 km R = 800 m 15 km R = 300 m Tentukan umur rel...! 33

Contoh Perhitungan Menentukan nilai K Untuk jalan baru K = 0,9538 (lurus) Karena tidak semua lurus, K dihitung jika jalan tanpa pelumasan sbb Nilai K total = 27,755 / 50 = 0,555 34

Contoh Perhitungan Perhitungan Nilai T dan Umur Manfaat Rel (U) T = 0,555 x 109 x 5,5 mgt = 158,5 mgt = 144,14 juta ton U = (158,5 juta ton) / (5 juta ton/tahun) = 28,8 tahun Jadi umur rel 28,8 tahun 35

Percobaan Ttg Keausan Selain menggunakan persamaan di atas digunakan pula metode perhitungan keausan dengan percobaan di laboratorium maupun lapangan. Beberapa contoh spesifikasi pembatasan keausan: 0,056 in/100 mgt untuk rel 115RE (University of Illinois) 0,058 in/100 mgt untuk 132 RE (University of Illinois) 0,028 in/mgt untuk 136 RE (Zarembski & Abbot) 36

3. UMUR REL BERDASARKAN LELAH (FATIGUE) Jalan rel adalah struktur elastis yang dibebani secara siklus (cyclic) bahaya lelah Fatigue dimulainya retak yang semakin lama semakin melebar dan diakhiri dengan patah. Jika tegangan total di kepala rel, akibat beban kombinasi tegangan lentur, kontak dan suhu melebihi tegangan lelah maka umur rel dihitung berdasarkan umur lelah. 37

Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel 1. Tegangan Lentur (Sl) Sl M W a dengan, Sl = tegangan lentur M = momen lentur W a = tahanan momen atas 38

Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel 2. Tegangan Kontak (Sk), Rumus HR. Thomas : S k dengan, S k 2 23500 P R R 1 2 0,271 1 3 R = tegangan kontak (psi) P = beban dinamis (lbs) R 1 = Jari-jari roda kereta (inch) R 2 = Jari-jari rel (inch) 2 3 2 39

Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel 3. Tegangan Suhu, (Ss) L L t L(t PL Ss L L AE E E L Ss E (t L dengan, L = panjang rel t p = suhu pemasangan( C) t = suhu maksimum di lapangan ( C) = koefisien muai panjang = 1,5.10-5 / C t P t ) P ) 40

Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel Tegangan Lelah (S f ), Yaitu batas umur rel yang dihitung dengan analisis keausan atau analisis lelah. Besarnya tegangan lelah tergantung mutu rel dan standar pembuatan rel yang disajikan dalam grafik tegangan vs siklus (Grafik SN Curve) 41

Linear Cumulative Damage Theory Miners mengusulkan perhitungan umur lelah dengan asumsi bahwa : 1. Tegangan kombinasi < tegangan lelah 2. Akibat beban dianggap berterusan 3. Tidak ada retak awal 4. Tidak ada bahaya negatif dari siklus beban 5. Asumsi Beban : Grafik SN adalah linear dan Batas Umur Lelah 10 7 siklus 42

S-N Curve Tegangan St 1 St 2 k St n Sf N 1 N 2 N n 10 7 Siklus 43

Umur Rel dari Grafik S-N Ne Ni k Sti 1 Sf 1 D N N 1 umurrel 2 L 2 N 1 D 3 3... tahun N n n i N i Ni = siklus penyebab failure pada tegangan Sti (siklus) k = slope pada S-N diagram Ne = batas berulangnya beban jika terjadi lelah i = siklus yang bekerja untuk setiap beban Sti N = siklus per waktu (siklus/tahun) 44

Klasifikasi Rel Panjang Menurut panjangnya, rel ada 3 jenis: 1. Rel Standar, dengan panjang 25 meter (sebelumnya 6 10 meter), 2. Rel Pendek, dengan panjang maksimum 100 meter atau 4 x 25 meter, 3. Rel Panjang, adalah rel yang mempunyai panjang statis, yaitu daerah yang tidak terpengaruh pergerakan sambungan rel, biasanya dengan panjang minimal 200 meter. 45

Bagaimana Rel Panjang Dibuat? Sambungan rel merupakan titik terlemah jika terjadi beban kejut yang besar dapat merusak struktur jalan rel. Oleh itu, rel dari pabrik yang diproduksi 25 meter akan dilas dengan flash butt welding dan di lapangan akan disambung lagi dengan las thermit welding sehingga menjadi rel panjang. 46

Bahaya Pada Stabilitas Rel Panjang Pada rel panjang dapat terjadi bahaya tekuk (buckling) akibat gaya longitudinal dan perubahan suhu. Solusi: Rel tidak boleh berkembang bebas, dimana akan dihambat oleh perkuatan pada bantalan dan balas. 47

Bahaya Tekuk pada Rel Panjang 48

1. Perhitungan Panjang Minimum Permasalahan yang ditimbulkan dalam rel panjang adalah penentuan panjang minimal rel panjang yang diakibatkan oleh dilatasi pemuaian sebagaimana dituliskan dalam persamaan berikut : L = L T dimana : L = Pertambahan panjang (m) L = Panjang rel (m) = Koefisien muai panjang ( C -1) T = Kenaikan temperature ( C) 49

Konsep Penurunan Rumus dari Hukum Hooke Gaya yang terjadi pada rel (hukum Hooke) : F ΔL E A = E A T L dimana : E = modulus elastisitas Young (kg/cm 2 ) A = luas penampang (cm 2 ) L = L T 50

Penentuan Panjang Minimum (L) Diagram gaya normal : L F = E A T Diagram gaya lawan bantalan: O l M F = E A T = r l M' l O' Panjang l : E A α ΔT l = O M = r r = tg = gaya lawan bantalan per satuan panjang L 2 l 51

Contoh Perhitungan : Digunakan konstruksi rel dengan bantalan beton pada rel tipe R.42 (E = 2,1 10 6 kg/cm 2 ), dimana gaya lawan bantalan diketahui sebesar 450 kg/m, dan = 1,2 10-5 C -1. Jika rel dipasang pada 20 C dan suhu maksimum terukur 50 C, tentukan panjang rel minimum yang diperlukan! Jawaban : Gunakan persamaan untuk menentukan nilai l : 6 5 2,1 10 54,26 1,2 10 50-20 l = = 91,1568 m 450 Panjang minimum rel R.42 yang dipersyaratkan dengan bantalan beton = L L = 2 l = 2 91,1568 = 182,3136 m 200 m (Dibulatkan kelipatan 25 m) 52

Longitudinal Creep Resistance (Gaya/Tahanan Rayapan Longitudinal] 1. Gaya akibat suhu P = EA (t - tp) 2. Pergerakan sambungan (Gap) Jika suhu mulai meningkat, rel merayap yang ditahan oleh bantalan dan balas sampai menutup sambungan. Ada bagian yang bergerak (breathing length) dan ada bagian yang tidak bergerak/tetap (static, unmovable) G = EA 2 (t - tp) 2 / 2r 53

Distribusi Gaya Longitudinal Tahapan penentuan distribusi gaya longitudinal : 1. Tegangan Pada Suhu Maksimum, 2. Lebar dan Suhu (t 1 ) dimana celah tertutup (G maksimum ), 3. Penentuan Gaya Longitudinal terhadap berbagai nilai variasi suhunya. 54

Distribusi Gaya Longitudinal Diketahui : R.42 dengan A = 54,26 cm 2, dan E = 2,1 10 6 kg/cm 2, dipasang pada suhu 26 C pada bantalan beton dengan tahanan balas 450 kg/m. Jika lebar celah direncanakan sebesar 13 mm dan suhu lapangan maksimum dari pengamatan sebesar 50 C, tentukan distribusi gaya longitudinalnya! 55

Solusi 1. P maksimum terletak pada t maksimum = 50 C. P maksimum = EA (t-tp) P = 2,1 10 6. 54,26. 1,2 10-5 C -1. (50 26) P = 31.175,6 kg 2. Suhu (t 1 ) dimana celah tertutup maksimum (G = 0). e 1 = G/2 = 13/2 = 6,5 mm e 2 = EA 2 (t-tp) 2 /2r = 2,1 10 6.54,26.(1,2 10-5 C -1 ) 2. (t 1 26) 2 / 2 (450) dari subtitusi e 1 dalam e 2 diperoleh bahwa : t 1 26 C = 19,9 C, sehingga t 1 = 44,9 C 56

Solusi 3. Gaya longitudinal pada saat celah tertutup (t 1 = 44,9 C) : P pada t 1 = EA (t-tp) P = 2,1 10 6.54,26.1,2 10-5 C -1.(44,9 26) P = 25.842 kg 57

Diagram Distribusi P maksimum = EA (t mak -tp) P = EA (t 1 -tp) B A B C D C Keterangan : A, D : Sambungan Rel AB CD : Daerah Bergerak (breathing length) B C : Daerah Statik (static area/unmovable) 58

Longitudinal Creep Resistance (Gaya/Tahanan Rayapan Longitudinal) 3. Gaya Tekuk (Buckling Forces) : 2 2 2 C l Wl Pb EIs 2 2 l 16D Qb D Qb dengan, Is = momen inersia (2 Iy) (cm 4 ) E = modulus elastisitas rel = 2,1.10 6 kg/cm 2 C = koefisien torsi penambat (tm/rad, kgm/rad) D = jarak bantalan (cm) W = tahanan lateral balas (kg/meter) l = panjang ketidaklurusan (meter) Qb = ketidaklurusan, misalignment (meter/cm/mm) 59

Tahanan Torsi Penambat Koefisien torsi penambat diperoleh dari pengujian terhadap penambat di laboratorium. Satuan koefisien yang diperolehi adalah ton inch/rad 0.5. 60

Tahanan Momen Lateral Diketahui dengan pengujian tahanan momen lateral dari struktur rel, penambat dan bantalan. 61

Tahanan Balas Diketahui dengan pengujian tahanan lateral dan longitudinal balas. Tahanan lateral dapat diperbesar dengan memperberat bantalan, penggemukan bahu jalan dan memakai safety caps. 62

Ketidaklurusan Beberapa penyebab ketidaklurusan jalur rel (jalan rel) : Kerusakan Tanah Dasar Ketidakstabilan Jalan Rel Pemeliharaan yang tidak teratur 63

Referensi Penerbit ITB, 2001, Rekayasa Jalan Rel. 64