BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan minat para tenaga kerja kesehatan (Riono, 2007). tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatanpun meningkat, di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah minimal mencakup seluruh indikator program pokok laboratorium dan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 364/MENKES/SK/III/2003 TENTANG LABORATORIUM KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

INTERPRETASI HASIL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL

1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3. Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan pelayanan prima rumah sakit di Indonesia tertuang dalam Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

2 Umum Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Laboratori

Disusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C

BAB 1 PENDAHULUAN. Sigma metrics merupakan metode yang dapat mengukur tampilan proses dan

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM KIMIA KLINIK DILIHAT DARI ASPEK MUTU HASIL ANALISIS LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT DI KABUPATEN SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pemantapan Mutu Laboratorium Kimia Kinik. system manajemen yang dirancang untuk mengawasi kegiatan-kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran kinerja..., Tutik Hartini, FKM UI, 2009

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM KIMIA KLINIK DILIHAT DARI ASPEK MUTU HASIL ANALISIS LABORATORIUM. Riyono STIE AUB Surakarta

PANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)

BAB I PENDAHULUAN. jasa pada umumnya mempunyai tujuan utama, utamanya mendapatkan. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus dapat memanfaatkan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp

ANALISIS PERILAKU DOKTER DALAM MENGISI KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS LEMBAR RESUME RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan untuk meningkatkan kepuasan pemakai jasa. Dalam Undang-

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

KONSULTASI & RUJUKAN DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

Nomor 9 Tahun 2015; 5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 Tentang

URAIAN JABATAN. 1. Nama Jabatan : Kepala Laboratorium Mikrobiologi Klinik. MKDI untuk mencapai kompetensi dokter yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan. Terutama bagi tenaga kerja indonesia yang bekerja di luar negeri atau

Edi Yani Yusuf, S.KM., M.M.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas dan globalisasi telah meluas di seluruh kawasan

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

2017, No b. bahwa Menteri Kesehatan melalui Surat Nomor TU.02.01/Menkes/461/2016 tanggal 8 September 2016 hal Usulan Revisi Pola Tarif Layana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pelaksanaan Farmasi Klinik di Rumah Sakit. Penelitian ini dilakukan di beberapa rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. kemasan, hingga produk jadi. Proses tersebut dilakukan di laboratorium quality

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

JEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sedentary lifestyles. Sedentary lifestyles menyebabkan banyak bermunculan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Laboratorium Klinik Prodia

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO

MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

2 c. bahwa Menteri Kesehatan melalui Surat Nomor: KU/Menkes/326/VII/2013 tanggal 9 Juli 2013, telah menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Um

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di

PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL PEMERIKSAAN GLUKOSA DAN ASAM URAT DI PUSKESMAS DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA.

RISET FASILITAS KESEHATAN LABORATORIUM 2011

dr. T. Caroline Kawinda, MARS

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan kemajuan pelayanan Rumah Sakit berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI dimulai dengan penambahan sarana dan prasarana, peralatan kerja, sesuai dengan kemampuan pemerintah (DEPKES), serta peningkatan kesadaran, kemampuan dan minat para tenaga kerja kesehatan (Riono, 2007). Semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatanpun meningkat, di lain pihak pelayanan Rumah Sakit yang memadai, baik di bidang diagnosis maupun pengobatan akan semakin dibutuhkan. Sejalan dengan hal tersebut maka pelayanan diagnosis yang diselenggarakan oleh laboratorium Rumah Sakit akan semakin penting. Rumah Sakit akan terpacu untuk memenuhi dan memberikan pelayanan sesuai dengan pedoman dan standar yang ditetapkan sehingga mutu pelayanan dapat dipertanggung jawabkan, Upaya untuk menjamin mutu pelaksanaan pelayanan laboratorium kesehatan diatur oleh Departemen Kesehatan dalam PERMENKES 364/Menkes/SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan,sedangkan dalam PERMENKES 943/Menkes/SK/VIII/2002 yang isinya mewajibkan laboratorium kesehatan mengikuti akreditasi secara nasional maupun internasional (Purwanto AP, 2010). 1

2 Salah satu program pengendalian mutu laboratorium adalah pemantapan mutu internal laboratorium. Tujuan pelaksanaan pemantapan mutu internal laboratorium adalah mengendalikan hasil pemeriksaan laboratorium tiap hari dan untuk mengetahui penyimpangan hasil laboratorium agar segera diperbaiki. Manfaat melaksanakan kegiatan pemantapan mutu internal laboratorium antara lain meningkatkan mutu presisi maupun akurasi hasil laboratorium, kepercayaan dokter terhadap hasil laboratorium akan meningkat. Hasil laboratorium yang kurang tepat akan menyebabkan kesalahan dalam penatalaksanaan pengguna laboratorium. Manfaat lain yaitu pimpinan akan mudah melaksanakan pengawasan terhadap hasil laboratorium. Kepercayaan yang tinggi terhadap hasil laboratorium ini akan membawa pengaruh pada moral karyawan yang akhirnya akan meningkatkan disiplin kerja dilaboratorium tersebut ( Riono, 2007 ) Pelaksanaan kegiatan Pengendalian Mutu Eksternal yang diatur dalam PERMENKES, yang merupakan suatu evaluasi obyektif oleh panitia atau badan independen yang diorganisasi secara nasional atau regional terhadap penampilan sejumlah besar laboratorium. Prinsip pelaksanaan program pemantapan kualitas eksternal menggunakan ring trial, yaitu kepada tiap laboratorium peserta program dikirimkan suatu bahan uji yang nilai targetnya hanya diketahui oleh penyelenggara dan dianalisis oleh laboratorium peserta sesuai dengan kondisi rutin dari laboratorium. Hasil analisis laboratorium peserta dikirimkan kepada pihak penyelenggara dalam bentuk formulir hasil khusus, dan selanjutnya setelah dievaluasi oleh penyelenggara laboratorium

3 peserta akan menerima hasil evaluasi. Sampai saat ini program pemantapan mutu eksternal laboratorium kimia klinik dilakukan sebanyak empat siklus atau empat kali pengiriman bahan uji dalam satu tahun dengan masing-masing satu bahan uji untuk 11 parameter pemeriksaan. Saat ini penilaian terhadap hasil pemantapan mutu eksternal laboratorium klinik menggunakan Variance Index Score (VIS) (Santoso W, 2002). Masyarakat pengguna jasa laboratorium klinik, baik dokter maupun pasien, kadangkala bertanya tentang cara memilih laboratorium yang selain bekerja cepat dan tepat waktu, hasilnya pun dapat dipercaya. Masalah saat ini bahwa kesalahan dalam melaksanakan pemantapan kualitas masih terbatas pada keikutsertaan dalam program pemantapan mutu eksternal, dan belum seluruhnya melakukan pemantapan mutu internal laboratorium (Silman E, Suhendra B. 1995) Umumnya laboratorium-laboratorium klinik tersebut tidak hanya melayani pemeriksaan melalui permintaan dokter atau lembaga kesehatan saja atau tenaga kesehatan lainnya tetapi juga melayani dengan menerima langsung permintaan pemeriksaan pengguna jasa tanpa rujukan. Permintaan pemeriksaan laboratorium klinik terbanyak pada umumnya pemeriksaan bidang kimia klinik, hematologi dan imunologi serologi serta mikrobiologi. Pemeriksaan bidang kimia klinik merupakan bagian terbesar dari aktivitas pemeriksaan di laboratorium klinik di beberapa laboratorium di kota Semarang. Permintaan pemeriksaan oleh dokter spesialis merupakan urutan

4 terbesar kemudian atas permintaan dokter umum dan dari tenaga kasehatan lainnya. Pemantapan Mutu Internal maupun Pemantapan Mutu eksternal masih belum diketahui bagaimana pelaksanaannya di masing-masing Laboratorium Klinik tersebut. Menurut pendapat beberapa dokter umum pengguna jasa laboratorium, mereka kadang meragukan hasil pemeriksaan laboratorium tertentu, sehingga tidak jarang untuk meminta pemeriksaan ulang terhadap pemeriksaan tersebut atau melakukan cross check pada laboratorium lainnya. Upaya untuk dapat meyakinkan bahwa laboratorium memiliki kemampuan teknis dalam menghasilkan data hasil uji yang akurat dan handal sehingga memberikan kepercayaan pada pengguna jasa, laboratorium klinik sebaiknya mampu menetapkan manajemen mutu laboratorium sebagai hasil analisis laboratorium yang dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu kegiatan terpenting dalam meningkatkan mutu laboratorium yaitu melakukan pemantapan mutu /quality control (Kahar, 2005). Pemantapan mutu laboratorium kimia klinik dapat dilakukan dengan beberapa parameter, terutama parameter kolesterol dan SGPT, dimana kolesterol darah mewakili jenis pemeriksaan metabolit, dan SGPT mewakili jenis pemeriksaan enzim, karena secara umum pemeriksaan di laboratorium kimia klinik secara kuantitatif dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pemeriksaan metabolit dan pemeriksaan enzimatik.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah hubungan pemantapan mutu Internal terhadap mutu hasil analisis laboratorium Kimia Klinik dengan parameter kolesterol dan SGPT. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Pemantapan Mutu Internal terhadap mutu hasil analisis laboratorium Kimia Klinik dengan parameter kolesterol dan SGPT. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan pemantapan mutu Internal laboratorium. b. Untuk mendiskripsikan mutu hasil analisis laboratorium kimia klinik dengan parameter kolesterol dan SGPT. c. Untuk menganalisis hubungan pemantapan mutu Internal dengan mutu hasil analisis laboratorium kimia klinik dengan parameter kolesterol dan SGPT

6 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan tentang hubungan Pemantapan Mutu Internal terhadap mutu hasil analisis laboratorium Kimia Klinik 2. Bagi Akademi, untuk menambah perbendaharaan Karya Tulis Ilmiah di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Semarang. 3. Bagi Rumah Sakit, khususnya bagian laboratorium, sebagai masukan Mengenai pentingnya Pelaksanaan Pemantapan Mutu sehingga di dapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang akurat dan teliti