I. PENDAHULUAN. Sumberdaya alam (baik renewable maupun non renewable) merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL SEDERHANA DAMPAK PERTAMBANGAN TERHADAP EKONOMI LOKAL

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah dampak tindakan seseorang atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilang atau berkurangnya ketersediaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. potensial yang ada seperti sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan antara lain, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam bahan galian

n.a n.a

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari 3 hal yaitu : pencegahan, penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.41 Tahun 1999 hutan memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya di akhirat kelak. memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang memiliki nilai ekonomis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LATIHAN SOAL PRA UTS BAB 2 SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA

Adapun pokok-pokok perubahan yang dilakukan antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

BAB I PENDAHULUAN. Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor terhadap Perekonomian Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGANGKUTAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

BAB I PENDAHULUAN. bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. ekonomi tinggi. Penggalian terhadap sumber-sumber kekayaan alam berupa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN JUDUL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penambangan. Bahan galian penambangan sebagian besar dilakukan di daerahdaerah

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian ESDM. Alokasi. Pemanfaatan. Gas Bumi.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cipta. hlm Salim HS Hukum Penyelesaian Sengketa Pertambangan di Indonesia. Bandung: Pustaka Reka

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin the greatest happiness of

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam naungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Total permintaan umat manusia sejagat raya terhadap sumberdaya alam dan jasajasa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era desentralisasi saat ini, pemberian wewenang dari pemerintah pusat kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. haves and the have nots. Salah satu sumberdaya alam yang tidak merata

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya pembangunan itu dilaksanakan ditiap-tiap daerah. Dalam. ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu lingkungan sangat kaya dengan sumber-sumber media dan alat

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang diamandemen ke-4, Bab

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

penambangan pasir. Sungai Bah Bolon adalah sungai yang terletak di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya tambang (bahan galian). Negara Indonesia termasuk negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

BAB I PENDAHULUAN. pertiga dari wilayah Indonesia merupakan laut dan memiliki potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dampak hampir pada semua aspek atau sektor kehidupan. Dampak tersebut

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 95 BT hingga 141 BT (sekitar 5000 km) dan 6 LU hingga 11 LS 2 tentu

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB I. PENDAHULUAN. Potensi tersebut sudah dikenal sejak zaman penjajahan sampai. Indonesia, prosesing mendapatkanya melalui usaha pertambangan.

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Nilai Emisi (Rp Juta ) Perubahan (%) Jumlah Emiten

I. PENDAHULUAN. Usaha pertambangan adalah usaha mengolah sumber daya alam yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya

MEMUTUSKAN: Menetapkan :

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan memiliki defenisi yang bervariasi, menurut Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

L PEI\{DAITULUAIT. 1.1 Latar Belakang. di Sumatra Selatan 51,73 oh), di Kalimantan (di Kalimantan Selatan 9,99 %o;

BAB I. PENDAHULUAN. astronomis, Indonesia berada pada 6 LU 11 LS dan 95 BT 114 BT. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertemuan ke -1 PENGERTIAN dan RUANG LINGKUP HUKUM AGRARIA. Dosen : Dr. Suryanti T. Arief SH.,MBA.,MKn

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hartini Susanti, 2015

BBM dalam negeri. Proyek ini diharapkan akan beroperasi pada tahun 2009.

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam. Sumberdaya alam (baik renewable maupun non renewable) merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumberdaya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi (Fauzi, 2004). Kekayaan sumberdaya alam Indonesia ini pula yang menyebabkan negara kita dijajah selama berabad-abad oleh negara Belanda dan juga selama tiga setengah tahun oleh negara Jepang. Salah satu sumberdaya alam yang kita miliki adalah mineral emas dan perak, yang termasuk dalam golongan sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui (non renewable). Sektor pertambangan merupakan salah satu andalan untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan negara. Kegiatan pertambangan pada dasarnya merupakan proses pengalihan sumberdaya alam menjadi modal nyata ekonomi bagi negara dan selanjutnya menjadi modal sosial. Modal yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan nilai kualitas insan bangsa untuk menghadapi hari depannya secara mandiri. Dalam proses pengalihan tersebut perlu memperhatikan interaksi antara faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup sehingga dampak yang terjadi dapat diketahui sedini mungkin (Soelistijo, 2005). Penambangan emas dapat digolongkan sebagai salah satu gerakan ekonomi kreatif yang memenuhi kebutuhan hidup rakyat kecil. Mereka berusaha menggali

2 dan menemukan butiran emas demi perbaikan hidup ekonomi para penambang. Setiap hari mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup seperti berbelanja, membayar uang sekolah anak, berobat, membeli kendaraan bermotor dan meniti masa depan yang lebih baik. Malah, tidak sedikit dari penambang setelah memperoleh cukup modal, menjalankan bisnis yang lebih menjamin masa depan mereka. Dampak dari kegiatan pertambangan menurut Muhammad (2000) dapat bersifat positif bagi daerah pengusaha pertambangan. Sedangkan Noor (2005) mengatakan bahwa kegiatan pertambangan bersifat negatif terhadap ekosistem daerah setempat. Munculnya dampak positif maupun negatif dari usaha pertambangan, terjadi pada tahap eksplorasi, eksploitasi termasuk pemprosesan serta penjualan hasil tambang serta pasca tambang. Kontribusi pengusahaan pertambangan terhadap pembangunan secara nasional melalui penerimaan negara sangat besar, namun terhadap pembangunan daerah dan masyarakat di sekitar kegiatan pertambangan baik melalui program pemberdayaan masyarakat (community development) maupun pada program pembangunan lainnya belum merupakan jaminan kesejahteraan ekonomi (Saleng, 2004). Pengusahaan pertambangan yang lokasinya relatif terpencil atau daerah yang baru dibuka, masyarakat pendatang jauh lebih maju dan sejahtera serta mampu memiliki semangat bersaing (competition spirit) yang tinggi dibandingkan masyarakat asli setempat. Pelaksanaan pertambangan emas di Kenagarian Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batanghari dimulai menjajaki tahun 2009 dengan ditemukan

3 cadangan emas melalui proses pengambilan contoh endapan sungai oleh PT.Geominek Sapek. Sejak saat itu pemerintah memberikan kontrak karya kepada perusahaan PT. Geominek Sapekuntuk pertambangan emas, dan perusahaan mulai aktif melakukan kegiatan sejak tahun 2011 hingga sekarang. Kehadiran perusahaan pertambangan emas ini harusnya memberikan sumbangan ekonomi terhadap masyarakat, khususnya di Kenagarian Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batanghari. Hal tersebut adalah berupa keterlibatan masyarakat menjadi tenaga kerja pada usaha tambang emas, serta berbagai peluang usaha yang terbuka lebar sebagai akibat kehadiran tambang emas tersebut serta sistem bagi hasil dari perusahaan. Namun dari dilihat kenyataannya dilapangan perusahaan tidak memberikan dampak positif yang signifikan bagi ekonomi masyarakat. Oleh karena itu untuk membuktikannya penulis perlu melakukan kajian dalam hal Analisis Dampak kegiatan Pertambangan Emas oleh PT.Geominek terhadap ekonomi masyarakat di Kenagarian Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batanghari Kabupaten Solok Selatan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah kondisi ekonomi masyarakat sebelum kegiatan pertambangan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan?

4 2. Bagaimanakah kondisi ekonomi masyarakat saat kegiatan pertambangan emas PT. Geominek Sapek di Kenagarian Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan? 3. Bagaimanakah kondisi ekonomi masyarakat pasca berhentinya pertambangan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan kondisi ekonomi masyarakat sebelum kegiatan pertambangan emas PT. Geominek Sapek di Kenagarian Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan. 2. Mendeskripsikan kondisi ekonomi masyarakat saatkegiatan pertambangan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan. 3. Mendeskripsikan kondisi ekonomi masyarakat pasca berhentinya pertambangan emas PT. Geominek Sapek di Kenagarian Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan. 1.4. Manfaat Penelitian Dengan penelitian yang dilakukan ini, mampu memberikan manfaat yang antara lain adalah :

5 1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai dampak ekonomi dari kehadiran pertambangan emas terhadap masyarakat Kenagarian Lubuk Ulang Aling di Kecamatan Sangir Batanghari. 2. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Solok Selatan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah Kenagarian Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari. 3. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk mengkaji dalam bidang yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda.