BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan kognitif. Kemampuan intelektual ini ditandai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. biologis dan ditutup dengan aspek kultural. Transisi dari masa kanak-kanak ke remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak merupakan bagian dari perjalanan panjang bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan. ketidakseimbangan, yang tercakup dalam storm dan stres, sehingga remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang menghadapi banyak. persoalan dan konflik, termasuk diantaranya kebingungan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

GAMBARAN POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK PENYANDANG EPILEPSI USIA BALITA DI POLIKLINIK ANAK RSUP.PERJAN DR. HASAN SADIKIN BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

PENDAHULUAN. dengan apa yang ia alami dan diterima pada masa kanak-kanak, juga. perkembangan yang berkesinambungan, memungkinkan individu

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja mempunyai tempat khusus dalam setiap masyarakat, karena

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, diantaranya dalam bidang pendidikan seperti tuntutan nilai pelajaran

Diajukan Oleh : DAMAR CAHYO JATI J

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. mendasar kegunaanya. Setiap ilmu pengetahuan tidak pernah lepas dari ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan yang terus mengalami perubahan, dan bagaimana mengambil inisiatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

Untuk mewujudkan generasi unggul di masa depan, orang tua perlu :

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan persekolahan berlangsung kegiatan belajar mengajar di

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01

Dalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya. agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

Judul Tulisan : Antara Ekspektasi dan Realita: Kontroversi Pemberian Suplemen Akademis Pada Anak Usia Dini

SANGAT CERDAS, MEMANG BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan partisipasi penuh dari putra-putri bangsa Indonesia di berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013

LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP KONSEP DIRI AKADEMIK PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al-Gasindo, 1995), hlm Nana Sujana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. antara sekianbanyak ciptaan-nya, makhluk ciptaan yang menarik, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. didukung oleh Cockroft dalam Mulyana (2003: 253) yang menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan kompetitif. Keputusan tersebut menyangkut keputusan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diterapkan di. Indonesia pada tahun MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN

PENDAHULUAN Latar Belakang Masa remaja adalah periode waktu yang membentang dari masa pubertas ke awal usia 20-an. Individu mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN. remaja ini terbagi di SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMA Mataram, SMA


SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

GAYA PENGASUHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN MORAL ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DI TK MASYITAH NU MATARAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan inti dari sifat biologis, kognitif, dan aturan-aturan sosial.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, pada setiap jenjang pendidikan, baik itu Sekolah

BAB V PEMBAHASAN. A. Prestasi Belajar Siswa dengan Pola Asuh Otoriter. Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tantangan baru dan berkembang cepat, karenanya perlu kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

KEMAMPUAN BEREMPATI DITINJAU DARI INTERAKSI TEMAN SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbincangan mengenai rendahnya mutu pendidikan di Indonesia bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

HAYAT NUR ISNAINI JUNIARTI,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

PERBEDAAN KONSEP DIRI ANTARA REMAJA AKHIR YANG MEMPERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA AUTHORITARIAN, PERMISSIVE DAN AUTHORITATIVE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan pelajaran pokok tiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kanak-kanak akhir disebut juga sebagai usia sekolah dasar. Pada periode ini, anak dituntut untuk melaksanakan tugas belajar yang membutuhkan kemampuan intelektual dan kognitif. Kemampuan intelektual ini ditandai dengan anak mampu menerima pelajaran secara sistematis dan berkelanjutan yang dapat dilihat selama proses belajar (Mubin, 2006). Belajar merupakan proses dalam memperoleh ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk menghasilkan perubahan dalam pemahaman, pengetahuan dan daya analisis. Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman anak dalam belajar dilakukan penilaian belajar, melalui pertanyaan secara lisan dan tertulis (Chairinniza, 2007). Hasil dari penilaian belajar disebut dengan istilah prestasi akademik (Chaplin, 1997). Prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh anak yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka rapor yang membedakan antara anak yang berprestasi dan yang kurang berprestasi (Chaplin, 1997). Nilai atau angka rapor yang baik mengindikasikan keberhasilan anak di sekolah, sebaliknya apabila anak mendapatkan nilai rapor yang kurang baik mengindikasikan anak mengalami kegagalan. Prestasi akademik yang baik di sekolah biasanya dapat memotivasi anak untuk belajar lebih giat (Suryadinata, 1999). Peningkatan prestasi akademik yang diperoleh anak di sekolah salah satunya dipengaruhi oleh cara orang tua dalam mendidik anak, orang tua yang sangat berperan aktif

dalam aktifitas belajar anak akan menghasilkan prestasi akademik yang baik (Chairinniza, 2007). Cara mendidik dipengaruhi oleh latar belakang budaya. Latar belakang budaya yang berbeda akan menghasilkan cara mendidik yang berbeda sehingga menyebabkan prestasi akademik yang berbeda pada setiap budaya (Chao dalam Darling & Stenberg, 1993). Pada Masyarakat Tionghoa, keberhasilan atau prestasi akademik di sekolah merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dilatar belakangi oleh beberapa prinsip yang dipegang oleh Tionghoa, yaitu orang tua Tionghoa menuntut anak untuk bekerja keras dan lebih giat dalam belajar, ditambah lagi dengan disiplin terhadap waktu guna menghasilkan prestasi akademik yang baik. Prestasi akademik yang baik mengindikasikan keberhasilan orang tua Tionghoa dalam mendidik anak (Maloedyn, 2010). Prestasi akademik yang diperoleh anak Tionghoa diindikasikan sebagai kerja keras atau usaha yang dilakukan oleh anak (Santrock, 2003). Sebaliknya, pada Non-Tionghoa orang tua cenderung bersikap pasif kepada anak sehingga anak sulit berpikir dan berinisiatif. Ditambah lagi dengan kurangnya keterlibatan orang tua dalam belajar dan kurangnya pemberian dorongan atau motivasi menyebabkan orang tua kurang memahami dan mengetahui kelemahan dan kelebihan anak dalam belajar sehingga menyebabkan prestasi akademik anak Non-Tionghoa cenderung lebih rendah dibandingkan dengan anak Tionghoa (Sugito, 2007). Hal ini selaras dengan hasil penelitian international mathematic and science study repeat pada tahun 1999 yang menunjukkan bahwa anak Non-

Tionghoa mempunyai kemampuan lebih rendah dari anak Tionghoa dalam bidang studi matematika sehingga prestasi akademik yang diperoleh anak Non- Tionghoa cenderung kurang baik (Gunarsa, 2004). Didukung juga oleh hasil olimpiade fisika Asia tahun 2008 yang menyatakan bahwa anak Tionghoa menduduki tingkat pertama dalam olimpiade tersebut (Mendiknas, 2012). Selain pengaruh latar belakang budaya, prestasi akademik juga dipengaruhi oleh faktor keluarga. Keluarga dalam hal ini orang tua merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian prestasi akademik (Dalyono, 2007). Keluarga merupakan lembaga utama dalam mendidik dan membimbing anak untuk menjadikan anak menjadi pribadi yang cerdas (Chairinniza, 2007). Untuk mendukung hal ini, anak membutuhkan bantuan orang tua dalam mencapai keberhasilan anak di sekolah melalui peran aktif orang tua dalam aktivitas belajar anak dan mengajarkan disiplin terhadap waktu. Disiplin terhadap waktu ini dapat mendukung perkembangan kognitif dan prestasi akademik anak di sekolah (Gunarsa, 2004). Orang tua mempunyai peran yang penting dalam membentuk anak berprestasi karena orang tua merupakan salah satu potensi besar dan positif yang memberikan pengaruh pada prestasi anak, khususnya dalam hal mendorong potensi anak (Tu u dalam kartika, 2008). Peran tersebut diterapkan oleh orang tua melalui pola asuh (Hurlock dalam Kartika, 2008). Pola asuh adalah sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua meliputi cara orang tua menunjukkan otoritasnya dan cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya (Kohn dalam

Tarmudji, 2001). Baumrind (dalam Hetherington & Parke, 1975) membagi pola asuh menjadi 3, yaitu pola asuh autoritarian, authoritative, dan permissive. Pertama, pola asuh authoritarian menggambarkan orang tua yang berperilaku kasar, tidak resposif terhadap kebutuhan anak, dan memandang anak perlu untuk dikontrol. Kedua, pola asuh authoritative menggambarkan orang tua yang hangat, suportif, menuntut perilaku yang baik, tegas, terbuka, rasional. Ketiga, pola asuh permissive menggambarkan orang tua yang tidak konsisten terhadap kedisiplinan. Sementara Maccoby & Martin (dalam Papalia, 2008) menambahkan satu jenis pola asuh yaitu pola asuh uninvolved. Pola asuh ini menggambarkan orang tua yang hanya fokus pada kebutuhannya sendiri dibandingkan dengan kebutuhan anak. Setiap orang tua, menerapkan pola asuh yang berbeda-beda (Chao dalam Darling & Stenberg, 2003). Menurut Baumrind (dalam Santrock, 1998) dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan orang tua menggunakan kombinasi dari semua pola asuh yang ada, akan tetapi satu jenis pola asuh akan terlihat lebih dominan dari pola asuh lainnya dan sifatnya hampir stabil sepanjang waktu. Pola asuh yang diterapkan oleh setiap budaya berbeda-beda termasuk cara mendidik anak yang dapat mempengaruhi prestasi akademik di sekolah (Parke & Gauvain, 2009). Menurut Zhao (dalam Papalia, 2008) pola asuh yang diterapkan oleh keluarga Tionghoa adalah autoritarian yaitu orang tua menekankan kepada anak untuk hormat kepada yang lebih tua dan mengajarkan perilaku yang tepat secara sosial yang dilaksanakan dengan menggunakan kontrol yang ketat.

Orang tua juga memberikan perintah atau aturan-aturan kepada anak-anak agar anak berusaha sebaik mungkin untuk memperoleh hasil yang maksimal di sekolah (Amy, 2002). Sementara menurut Chao (dalam Parke & Gauvain, 1994) pola asuh yang diterapkan oleh keluarga Tionghoa adalah authoritative, yaitu orang tua berperan sebagai pengajar dan melatih anak dalam belajar. Orang tua juga memberikan kontrol kepada anak tetapi tidak mendominasi anak mereka. Sebaliknya, pola asuh yang diterapkan oleh Non-Tionghoa adalah cenderung permissive. Hal ini didasarkan oleh hasil riset Geertz tahun 2007 yang menyatakan bahwa orang tua Non-Tionghoa cenderung memberikan aturan kepada anak tanpa ada alasan yang jelas, kurangnya usaha orang tua dalam mengembangkan inisiatif anak, membiasakan anak untuk mengambil keputusan secara pasif dan tidak memberikan dorongan emosional. Ditambah lagi dengan kurangnya keterlibatan orang tua dalam aktifitas belajar dan kedisiplinan waktu yang menyebabkan orang tua kurang memahami kelemahan anak dalam belajar (Sugito, 2007). Sehubungan dengan hal diatas dapat dikatakan bahwa masa kanak-kanak akhir merupakan masa usia sekolah dasar. Pada masa ini anak memandang bahwa nilai atau angka rapor sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi akademik di sekolah. Prestasi akademik yang baik mengindikasikan anak berhasil di sekolah. Untuk mendukung hal ini dibutuhkan keterlibatan keluarga sebagai lembaga utama yang mendidik dan mengasuh anak, keluarga yang terlibat aktif dalam belajar anak akan mendukung keberhasilan anak di sekolah

(Gunarsa, 2004). Selain itu orang tua berperan penting untuk membentuk anak yang berprestasi. Peran tersebut melalui pola asuh orang tua (Hurlock dalam Kartika, 2008). Pola asuh yang berbeda akan menghasilkan prestasi akademik yang berbeda (Parke & Gauvain, 2009). Pola asuh dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang menyebabkan perbedaan prestasi akademik pada setiap budaya (Chao, 1994). Hal ini menarik perhatian peneliti untuk melihat pengaruh pola asuh permissive, authoritharian, authoritative, dan uninvolved terhadap prestasi akademik yang diraih oleh etnis Tionghoa dan Non-Tionghoa. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian prestasi akademik ditinjau dari pola asuh dan etnis. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada perbedaan prestasi akademik ditinjau dari pola asuh authoritative, authoritarian, permissive, dan uninvolved dan etnis yaitu Tionghoa dan Non-Tionghoa C. Tujuan Penelitian Untuk melihat perbedaan prestasi akademik ditinjau dari pola asuh authoritative, authoritarian, permissive, dan uninvolved dan etnis yaitu Tionghoa dan Non-Tionghoa

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis, sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumber informasi bagi disiplin ilmu Psikologi, terutama Psikologi perkembangan terutama hal mengenai pola asuh yang diterapkan oleh etnis Tionghoa dan Non-Tionghoa dalam prestasi akademik. 2. Manfaat praktis a. Orang Tua Diharapkan hasil penelitian ini memberikan informasi kepada orang tua agar orang tua dapat menerapkan pola asuh yang tepat guna mendukung prestasi akademik yang baik b. Peneliti Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini adalah : BAB I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori Berisi teori-teori yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari pengertian prestasi akademik, faktor yang mempengaruhi prestasi akademik,ciri-ciri individu yang berprestasi,pengertian pola asuh, dimensi pola asuh, aspek-aspek pola asuh, jenis-jenis pola asuh, aspek perkembangan kanak-kanak akhir, praktik pengasuhan orang tua Tionghoa, praktik pengasuhan orang tua Non-Tionghoa, prestasi akademik ditinjau dari pola asuh dan etnis serta hipotesa penelitian BAB III: Metode Penelitian Berisi mengenai identifikasi variabel penelitian,populasi, sampel, pengambilan sampel, defenisi operasional, jumlah sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, Prosedur Pelaksanaan Penelitian, Metode analisa data BAB IV: Hasil Analisis Data Bab ini peneliti menjabarkan hasil dari analisis datanya kedalam bentuk penjelasan yang lebih terperinci dan runtut disertai dengan data yang mendukungnya. BAB V : Kesimpulan dan Saran Kesimpulan berisi jawaban dari pertanyaan penelitian sebagaimana yang dituangkan dalam perumusan masalah penelitian. Saran diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan