PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK SIKAPING

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMPN 3 PADANG


PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERTUKAR PASANGAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 PERANAP

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

Key words: Circle The Sage, The Students Mathematics Learning Outcomes

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 PADANG

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 29 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK ROUND ROBIN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTsN MODEL PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE pada PEMBELAJARAN MATEMATIKA di KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 PADANG PANJANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TUTOR SEBAYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP BUNDA PADANG. Endah 1, Susi Herawati 1

ABSTRACT. KeyWords: Concepts Understanding Mathematics, Giving Questions And Getting Answers

PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 34 PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE JEOPARDY REVIEW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 KERINCI TAHUN PELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERTUKAR PASANGAN DISERTAI KUIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 6 PADANG

Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Oleh: Gita Ria Violetta*), Anny Sovia, S. Si, M. Pd**), Lucky Heriyanti Jufri, S. Si, M. Pd**).

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMPN 6 X Koto Singkarak

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 KABUPATEN TEBO

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 PARIAMAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 10 PADANG

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG

Nadia Cahyadi*, Zulfitri Aima**, Ainil Mardiyah**

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE CLASS CONCERN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 KECAMATAN HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PENERAPAN PEMBERIAN KUIS DIIRINGI DENGAN REWARD SEBAGAI TINDAK LANJUT PEKERJAAN RUMAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 23 PADANG

METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG. Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINKPAIR SHAREDALAM PEMBELAJARANMATEMATIKA SISWAKELASVIII SMP NEGERI 3 RAMBATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG Luchsyah Asdianti 1, Mukhni 2

PENGARUH TEKNIK CAWAN IKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BAYANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK TINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN TEKNIK KNOW WANT LEARNED HOW

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

ABSTRACT. Keyword : Students Learning Outcome, Cooperative Learning Two Stay Two Stray, Numbered Heads

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTsN KAYU KALEK PESISIR SELATAN ARTIKEL

Abstract. Key word : the result of students math, learning cooperative type two stay two guest, change of students behavior.

Elsa Camelia 1, Edrizon 1

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA 1-7 PADANG.

Key Word: Conceptual Understanding, Numbered Heads

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE LINGKARAN DALAM LINGKARAN LUAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELJARAN AKTIF TIPE BINGO REVIEW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 13 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX SMPN 5 SIJUNJUNG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF TEKNIK GALLERY WALK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 X KOTO DIATAS Lucia Cipta Agustin 1,

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SAWAHLUNTO

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Keywords: Peer Lesson, Activity, Concept Understanding

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 22 PADANG

Dedi Kurniawan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Ilham Ilahi 1. Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bung Hatta

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).

Tabel 1. Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING DENGAN TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 11 PADANG

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BOWLING KAMPUS DISERTAI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE MEROTASI PERTUKARAN KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX SMP N 18 PADANG

Key Words :Active Learning Type The Learning Cell, Understanding of Students Mathematic Concept

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN RUANG SISWA SMP MELALUI STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) LIRA JUNITA NIM

keywords: students understanding of mathematical concepts, technique kancing gemerincing, quiz

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE TRADING PLACES

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 23 PADANG

PRANITASARI ANDINI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DI KELAS IV SDN 27 PALALUAR

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK SIKAPING RamaYuliza 1, Khairudin 1, Fazri Zuzano 1 E-mail :ramayuliza7@gmail.com 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract The process of learning mathematics in class VIII SMP Negeri 1 Lubuk Sikaping is oneway, from teacher to students and students are less active in learning. Because of that, the teacher should be able to do learning innovation that make students interest to study. One model that is expected to overcome these problems is to use cooperative learning type Think Pair Square. The purpose of this research is to know activity of students in study mathematics after used model of cooperative learning Think Pair Square at students class VIII SMP Negeri 1 Lubuk Sikaping, and to know the result of the study mathematics students by using model of cooperative learning Think Pair Square is good than the students doing as convensional learning in class VIII SMP Negeri 1 Lubuk Sikaping. The type of this research is experiments. The population of this research is the students class VIII SMP Negeri 1 Lubuk Sikaping. The sample in this research is the students at VIII 6 class (experiments) and students at VIII 5 class (control). Based onthe result of students mathematic learning who apply mathematical cooperative learning models Think Pair Square type better than the result of students mathematic learning who apply conventional learning in class VIII SMP Negeri 1 Lubuk Sikaping. Keywords: cooperative, think pair square, activity, the result study. Pendahuluan Melihat peranan matematika yang begitu penting maka pihak terkait dalam dunia pendidikan khususnya bidang matematika selalu berusaha agar pembelajaran matematika saat ini lebih baik dari sebelumnya. Banyak cara yang telah dilakukan seperti pembaharuan kurikulum, peningkatan kemampuan guru, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan. Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain guru dan siswa. Menurut Sagala (2007:61) Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Apabila guru berhasil menciptakan suasana yang menyebabkan siswa termotivasi aktif dalam belajar akan memungkinkan terjadi peningkatan hasil belajar. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan salah seorang guru matematika pada tanggal 1 sampai 4 juni 2013 di SMP Negeri 1

1 Lubuk Sikaping, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran masih terpusat pada guru.ini dapat terlihat ketika pembelajaran berlangsung guru menjelaskan materi dan siswa mencatatnya, kemudian guru memberikan contoh soal dan menyelesaikannnya. Sebagian siswa serius untuk mengerjakan latihan, sebagian lagi sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Banyak diantara siswa yang hanya menyalin latihan temannya tanpa berusaha mengerjakan sendiri, siswa tidak memiliki kemauan yang keras dalam belajar. Ketika guru memberikan kesempatan bertanya, siswa lebih memilihn diam, siswa tidak mau bertanyakarena merasa malu dan takut salah. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa masih rendah.ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan tersebut di papan tulis selalu didominasi oleh siswa yang sama sehingga siswa yang lainya hanya menunggu jawaban dari temannya. Permasalahan yang muncul adalah kurangnya kerjasama antara siswa yang memahami materi dengan yang tidak memahami materi pembelajaran sehingga banyak siswa yang kurang aktif dan belum paham terhadap materi yang disampaikan. Hal ini berdampak pada hasil belajar mereka yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Untuk itu dibutuhkan solusi mengatasi permasalahan diatas, solusi yang digunakan salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menurut Suherman (2003: 260 ) yaitu mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Model pembelajaran kooperatif diharapkan mampu melatih dan memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dan berbagi pengetahuan sesamanya, berdebat, berfikir kritis dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dengan demikian diharapkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa menjadi lebih baik. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Think Pair Square (TPSq). Model Pembelajaran Think Pair Square ini merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerjasama dalam menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan, saling berbagi pengetahuan, dan mengatasi siswa yang kurang aktif dalam belajar. Model pembelajaran Think Pair Square (TPSq) merupakan perluasan dari Think Pair Share yang dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas Maryland pada tahun 1985.Dalam Think Pair Square guru membagi siswa dalam kelompok berempat (pembagian kelompok heterogen).dengan demikian siswa berfikir/bekerja individual, 2

kemudian berpasangan, setelah itu berempat. Lie (2010:57) menjelaskan bahwa Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Langkah-langkah model pembelajaran Think-Pair Square dalam Lie (2010: 57) yaitu: a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberi tugas kepada semua kelompok. b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya. d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat. Dalam tahap pelaksanaanya di dalam kelas, penulis menerapkan pembelajaran dengan model Think Pair Squaresebagai berikut : 1. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang siswa dengan kemampuan akademik yang heterogen (tinggi, sedang, sedang, rendah) berdasarkan nilai ujian akhir semester matematika siswa tersebut. Terdapat dua buah kelompok yang beranggotakan 3 orang (tinggi, sedang, rendah) karena jumlah siswa pada kelas eksperimen sebanyak 26 orang. 2. Di awal pembelajaran guru menjelaskan materi pelajaran yang akan dipelajari secara ringkas. 3. Guru memberikan LKS kepada setiap anggota kelompok dan siswa mengerjakannya dengan model pembelajaran Think Pair Square. 4. Think, setiap siswa secara individu memikirkan jawaban dari soal-soal yang ada pada LKS. 5. Pair, Masing-masing siswa berpasangan dengan salah satu teman kelompoknya dan saling berdiskusi dengan pasangannya. Karena ada kelompok dengan jumlah anggota ganjil, maka siswa yang berkemampuan sedang pada kelompok tersebut berpasangan sebanyak 2 kali dengan masing-masing anggota kelompoknya yaitu siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah. 6. Square, Siswa berdiskusi dan membagi hasil kerjanya dalam kelompok berempat sehingga setiap siswa diharapkan paham akan penyelesaian soal yang ada pada LKS. 7. Guru menunjuk kelompok untuk mempresentasikan jawaban yang mereka kerjakan. Seluruh siswa 3

dalam kelompok tampil dengan urutan yang ditentukan oleh guru. Untuk menunjang model pembelajaran ini, penulis menggunakan LKS untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Karena dengan LKS siswa akan merasa diberikan tanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tugas dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam LKS tersebut. LKS juga mendorong siswa untuk lebih memahami bahan yang dipelajari bersama dengan temannya dalam suatu bentuk diskusi kelompok. Dengan model pembelajaran Think Pair Square dengan menggunakan LKS ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain sehingga partisipasi siswa menjadi optimal dan siswa aktif dalam mendiskusikan gagasan mereka untuk memahami materi pelajaran. Metodologi Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, Menurut Arikunto (2010: 9) Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui adatidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Berdasarkan jenis penelitian di atas maka penelitian ini dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.terpilih kelas VIII.6sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.5sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang pembelajarannya menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe kuis tim sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang pembelajarannya menerapkan pembelajaran konvensional. Teknik analisis data aktivitas belajar siswa dan tes hasil belajar adalah: 1. Aktivitas Belajar Siswa Untuk melihat kecenderungan aktivitas belajar siswa, data yang dikumpulkan pada lembar observasi aktivitas dianalisa dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2011:131) yaitu: Keterangan: P = Persentase aktivitas F = Frekuensi aktivitas N = Jumlah siswa 2. Tes Hasil Belajar Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis perbedaan ratarata. Dalam menganalisis data ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a) Uji Normalitas Melakukan uji normalitas terhadap masing-masing kelompok data dengan menggunakan uji Liliefors. Dalam uji normalitas akan diuji hipotesis bahwa data hasil belajar matematika kedua kelas sampel berdistribusi normal. b) Uji Homogeitas 4

Uji Homogenitas variansi dilakukan setelah tes akhir. Uji homogenitas variansi ini bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas variansi dilakukan dengan menggunakan uji F. c) Uji Hipotesis Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dari kedua kelompok sampel tersebut, dilakukan uji hipotesis. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji-t. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Data aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada penelitian ini diperoleh dari lembar observasi aktivitas selama pelaksanaan penelitian.data hasil belajar siswa diperoleh dari tes akhir yang dilaksanakan pada kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data, aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan cenderung mengalami peningkatan. Penjelasan setiap item pada lembar observasi aktivitas dapat dilihat sebagai berikut: 1) Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran. Data persentase siswa yang melakukan aktivitas mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru adalah sebagai berikut: Gambar I. Aktivitas Siswa Mendengarkan dan Memperhatikan Penjelasan Guru Dari gambar di atas, terlihat bahwa aktivitas siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan keenam. Hal ini dikarenakan masing-masing siswa memiliki tanggung jawab untuk memahami pelajaran dengan baik karena guru nantinya akan memilih siswa secara acak untuk menampilkan hasil diskusi kelompoknya. Dengan memperhatikan penjelasan guru, akanmemudahkan siswa untuk mendiskusikan soal-soal pada LKS. Selain itu siswa juga menyadari pentingnya memperhatikan penjelasan guru karena jika tidak mereka tidak akan paham dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru. 2) Siswa mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari dan LKS. Data persentase siwa yang melakukan aktivitas mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari dan LKS adalah sebagai berikut: 5

Gambar II. Aktivitas Siswa Mengajukan Pertanyaan yang Berhubungan dengan Materi yang Sedang Dipelajari dan LKS Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa aktivitas belajar siwa pada setiap pertemuan cenderung mengalami peningkatan, akan tetapi pada pertemuan kelima dan keenam tetap atau tidak ada peningkatan. Hal ini dikarenakan pada pertemuan kelima dan keenam siswa cepat memahami materi yang diajarkan sehingga siswa lebih banyak belajar sendiri dan belajar dengan teman-temannya tanpa banyak bertanya kepada guru, akan tetapi pada pertemuan berikutnya aktivitas siswa pada indikator ini mengalami peningkatan kembali. 3) Siswa berdiskusi dengan pasangan untuk mengerjakan LKS. Persentase siswa yang melakukan aktivitas berdiskusi dengan pasangan untuk mengerjakan LKS adalah sebagai berikut: Gambar III. Aktivitas Siswa Berdiskusi dengan Pasangan untuk Mengerjakan LKS Dari gambar di atas, terlihat bahwa aktivitas siswa berdiskusi dengan pasangan untuk mengerjakan LKS cenderung meningkat pada setiap pertemuan. Hal ini dikarenakan siswa semakin terbiasa menerapkan model pembelajaran Think Pair Square khususnya pada tahap Pair.Siswa semakin bekerjasama dengan pasangannya untuk menyelesaikan soal-soal pada LKS sehingga pada saat diskusi kelompok aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. 4) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan LKS. Data persentasi siswa yang melakukan aktivitas berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan LKS adalah sebagai berikut: 6

Gambar IV. Aktivitas Siswa Berdiskusi dalam Kelompok untuk Mengerjakan LKS Pada indikator keempat ini, peningkatan aktivitas siswa cenderung sama dengan aktivitas belajar siswa pada indikator ketiga. Hal ini dikarenakan semangat siswa berdiskusi dalam kelompok berkelanjutan dari semangat siswa berdiskusi dengan pasangannya.kerjasama antara setiap siswa semakin terjalin karena tanggung jawab setiap anggota kelompok untuk memahami materi pelajaran, tidak hanya siswa yang berkemampuan tinggi saja, sehingga nantinya mereka berpacu untuk menjadi kelompok yang terbaik pada saat presentasi kelompok. 5) Siswa mencatat hasil presentase kelompok untuk menyempurnakan jawaban soal pada LKS. Persentase aktivitas siswa mencatat hasil persentase kelompok untuk menyempurnakan jawaban soal pada LKS adalah sebagai berikut: Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa aktivitas yang dilakukan siswa mengalami penurunan pada pertemuan keempat. Menurunnya aktivitas siswa mencatat hasil presentasi untuk menyempurnakan jawaban soal pada LKS pada pertemuan keempat dikarenakan kurangnya keseriusan siswa pada tahap akhir pembelajaran. Hal ini dikarenakan pembelajaran terjadi di akhir jam pelajaran sekolah, sehingga banyak siswa yang ingin cepat-cepat untuk pulang. Tetapi untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya aktivitas ini mengalami peningkatan. 6) Siswa memberi tanggapan untuk presentasi kelompok yang tampil. Data persentase aktivitas siswa yang memberi tanggapan untuk persentasi kelompok yang tampil adalah sebagai berikut: Gambar V. Aktivitas Siswa Mencatat Hasil Presentasi untuk Menyempurnakan Jawaban Soal pada LKS Gambar VI. Aktivitas Siswa Memberi Tanggapan untuk Presentasi Kelompok Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa siswa melakukan aktivitas ini mengalami peningkatan mulai dari awal 7

pertemuan sampai pertemuan terakhir.di awal pertemuan, siswa masih sedikit yang mau mengeluarkan pendapatnya saat mendiskusikan jawaban dari soal LKS pada tahap presentasi.siswa belum berani untuk memberikan pendapat karena tidak percaya diri dengan jawaban mereka karena takut salah.dengan nasehat dan masukan yang diberikan peneliti, siswa semakin termotivasi untuk belajar sehingga aktivitas belajarnya pun semakin meningkat. Analisis data secara statistik dilakukan untuk menyimpulkan data yang diperoleh dari tes hasil belajar matematika siswa.sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors.Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil belajar matematika kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Dari uji normalitas yang dilakukan diperoleh harga dan pada tabel berikut: dengan taraf nyata 0,05 seperti Tabel 1: Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Jumlah Siswa Eksperimen 26 0,0901 0,1706 Kontrol 26 0,1021 0,1706 Dari tabel tersebut, perbandingan dan pada kedua kelas sampel diperoleh, sehingga disimpulkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas yang bertujuan untuk melihat apakah data hasil belajar kedua kelas sampel memiliki variansi yang homogen atau tidak. Dalam hal ini akan diuji, dengan dan adalah variansi dari masing-masing kelompok. Dari uji homogenitas variansi diperoleh dan pada taraf nyata. Karena atau maka terima sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kedua kelas sampel memiliki variansi yang homogen. Karena data hasil belajar kedua kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t dengan dan. Dari analisis data yang dilakukan diperoleh harga dan dengan pada taraf nyata. Ternyata harga sehingga terima dan tolak. 2. Pembahasan 8

Model pembelajaran Think Pair Square menuntut rasatanggung jawab setiap anggota kelompok untuk bekerjasama dalam menyempurnakan jawaban soal pada LKS karena guru memilih kelompok dan urutan siswa yang tampil mempresentasikan hasil diskusinya sehingga mampu meningkatkan aktivitas siswa untuk belajar. Mereka juga berusaha untuk menjadi kelompok yang terbaik dengan menyempurnakan jawaban soal yang ada pada LKS karena setiap kelompok yang mendapat nilai LKS tertinggi akan mendapatkan nilai tambahan Hal tersebut memberikan dampak yang baik terhadap penguasaan materi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Think Pair Squaredengan menggunakan LKS memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuksikaping. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Aktivitas belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Think Pair Square dengan menggunakan LKS di kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuksikaping mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan ke delapan. 2. Hasil belajar matematika siswadengan menggunakan model pembelajaranthink Pair Square dengan menggunakan LKS lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuksikaping. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.. Jakarta: Rineka Cipta. Lie, Anita. 2010. Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 9