BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, 2007), hal 1. 2 Tim Pengembang Kurikulum, Panduan KTSP,( Jakarta: Depag, 2007), hal. 31.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan atau mewujudkan pendidikan nasional yaitu menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan bangsa Indonesia salah satunya adalah mencerdasakan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang vital bagi setiap bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam Pembangunan Nasional adalah pembangunan pendidikan pada berbagai jenjang, mulai jenjang pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah sampai jenjang pendidikan tinggi. Diharapkan semua jenjang tersebut dapat melakukan fungsi dan tujuannya sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 (Bab II Pasal 3) fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia adalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan sarana yang paling ampuh, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah, sejalan dengan yang dikatakan Gaffar ( Riduwan, 2010 :405) bahwa keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh faktor manusia, dan manusia yang menentukan keberhasilan ini haruslah manusia yang mempunyai kemampuan membangun yang hanya dapat dibina melalui pendidikan. Kabupaten Bandung Barat (KBB) merupakan Pemerintah Daerah Tingkat II di Propinsi Jawa Barat yang baru berdiri kurang lebih empat tahun. Pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah KBB salah satunya bidang pendidikan, mulai pembangunan sarana prasarana sampai program-program pendidikan yang sesuai dengan Program Pendidikan Nasional mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai jenjang pendidikan tinggi. Sekolah merupakan salah satu wadah pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga tujuan Pembangunan Nasional tercapai. Keberhasilan 1

2 tujuan pendidikan di sekolah tergantung pada warga sekolah mulai kepala sekolah, guru, siswa, pegawai tata usaha, komite, dan partisipasi orang tua sebagai warga masyarakat. Selain itu didukung pula oleh sarana dan prasarana yang memadai. Peserta didik merupakan sumber daya yang harus dijadikan sumber daya yang berkualitas. Untuk menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya terletak dalam proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam proses pembelajaran, pertumbuhan, perkembangan, dan pengembangan kemampuan kemampuan peserta didik harus dilakukan secara menyeluruh, artinya seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran bukan saja menyampaikan materi pelajaran sesuai bidang studinya untuk mencapai kognitif, tetapi juga harus memperhatikan dari segi sikap dan psikomotor/kemampuannya dalam pembelajaran. Guru sebagai tenaga professional harus memiliki kemandirian dalam keseluruhan kegiatan pendidikan baik dalam jalur sekolah maupun luar sekolah, guru memegang posisi yang paling strategis. Dalam tingkatan operasional, guru penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat institusional, instruksional, dan eksperiensial (Surya, 2005 : 4). Guru merupakan sumber daya manusia yang mampu mendayagunakan factor-faktor lainnya sehingga tercipta PBM yang bermutu dan menjadi factor utama yang menentukan mutu pendidikan. (Riduwan, 2010 : 55) Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu jenjang pendidikan menengah yang harus dilalui oleh Peserta Didik sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Begitu pula merupakan sekolah yang mendapatkan perhatian dari pemerintah KBB saat ini, yang sesuai dengan Program Pemerintah tentang Wajib Belajar 12 tahun. Pemerintah KBB mempunyai enam belas kecamatan, diantaranya Kecamatan Cililin. Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran pada tingkat SMA yang diberikan dari kelas X sampai kelas XII. Akuntansi merupakan materi pelajaran ekonomi yang diberikan kepada kelas XI semester 2 dan kelas XII semester satu Program Studi IPS.

3 Pada kelas XI semester 2 diberikan akuntansi perusahaan jasa sedangkan kelas XII semester 1 diberikan akuntansi perusahaan dagang. Akuntansi merupakan materi pelajaran yang penting atau pokok (di UN kan) dalam Program studi IPS di tingkat SMA sehingga hasil belajar akuntansi merupakan salah satu materi pelajaran penentu kelulusan di tingkat SMA. Standar Kompetensi kelas XI IPS pada semester 2 adalah memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa. Kompetensi dasar Akuntansi perusahaan jasa mulai dari peserta didik harus mendeskripsikan Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi, menafsirkan persamaan dasar akuntansi, mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit kredit, mencatat transaksi/dokumen ke jurnal umum, melakukan posting dari jurnal umum ke buku besar, dan membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa yang meliputi penyusunan neraca saldo, kertas kerja, laporan keuangan, jurnal pembalik dan penutup. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Akuntansi tersebut jelas bahwa akuntansi selain merupakan mata pelajaran pokok dan penting bagi peserta didik kelas XI IPS untuk tingkat SMA, juga akuntansi dalam proses pembelajarannya membutuhkan bukan saja pengetahuan dasar akuntansi, sikap siswa dalam pembelajaran, tetapi juga membutuhkan pemahaman dasar dalam mata pelajaran akuntansi seperti melakukan penjurnalan, posting, menyusun neraca saldo, kertas kerja, laporan keuangan dan seterusnya. Kompetensi dasar pertama adalah mendeskripsikan Akuntansi sebagai Sistem Akuntansi dan kompetensi dasar kedua adalah menafsirkan persamaan akuntansi. Tujuan dari kedua kompetensi dasar tersebut adalah siswa harus bisa menjelaskan sejarah, pengertian, bidang, kegunaan, prinsip-prinsip akuntansi, membedakan perkiraan dalam aktiva dengan hutang, memahami perubahan harta, utang, dan modal dengan adanya transaksi, mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit serta mencatat transaksi ke dalam persamaan akuntansi.

4 Kompetensi dasar tersebut merupakan materi pokok dan dasar yang harus dipahami siswa dalam proses pembelajaran akuntansi. Karena dalam dua kompetensi dasar tersebut terdapat konsep-konsep dasar yang harus dipahami oleh siswa. Persamaan akuntansi merupakan materi pertama dan dasar yang harus dipahami oleh siswa dalam memahami penyusunan siklus akuntansi, artinya siswa tidak akan bisa melanjutkan ke materi jurnal selanjutnya jika siswa belum memahami konsep-konsep dasar yang ada pada materi persamaan akuntansi seperti debit-kredit, golongan harta, golongan utang, golongan modal serta perubahan ketiga perkiraan tersebut, dimana siswa harus bisa menerapkan dengan melakukan pencatatan transaksi ke dalam persamaan dasar akuntansi. Tes formatif 1 yang dilakukan oleh kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA Muslimin Cililin, yaitu mengenai Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi dan Persamaan Dasar Akuntansi dengan jumlah siswa sebanyak 77 orang siswa. Tetapi pada saat tes formatif ini siswa yang hadir dari kedua kelas tersebut adalah sebanyak 70 orang siswa. Tes formatif ini berupa tes pilihan ganda dan tes uraian dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep dasar akuntansi. Berikut hasil tes formatif dari kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA Muslimin Cililin sebagai berikut : Tabel 1.1 Hasil Tes Formatif Pemahaman Dasar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 dan 2 SMA Muslimin Cililin Skor Kelas Jumlah XI IPS 1 XI IPS 2 0-10 1 0 1 11-20 26 13 39 21-30 8 16 24 31-40 2 4 6 41-50 0 0 0

5 Jumlah 37 33 70 Sumber : Tes Formatif Pra penelitian Semester 2 tahun 2012/2013 Tabel 1.1. menjelaskan tentang hasil tes formatif yang dicapai oleh kelas XI IPS 1 dan 2 SMA Muslimin Cililin mengenai konsep-konsep dasar yang harus dipahami oleh siswa dalam proses pembelajaran akuntansi. Skor yang dicapai oleh siswa kedua kelas XI IPS mencapai 1,43% skor 0-10, 55,71% skor 11 20, 34,29% skor 21 30, dan 8,57% skor 31 40. Sedangkan untuk skor maksimal tes formatif ini adalah 50. Dari 70 orang siswa yang mengikuti tes formatif ini tidak ada seorang siswa pun yang mencapai skor 41 50. Untuk skor 31 40 hanya 6 orang siswa, skor 21 30 terdapat 24 orang, skor 11 20 terdapat 39 orang sedangkan skor 0-10 hanya 1 orang. Sebagian besar siswa yaitu sebesar 55,71% mencapai skor 11 20 hal menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 2 sampai dengan 4, 34,29% mencapai skor 21 30 dengan nilai rata-rata yang dicapai siswa 4 sampai 6. Dengan melihat hal tersebut di atas jelas bahwa siswa kelas XI IPS SMA Muslimin mencapai nilai masih jauh di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM yang ditentukan oleh sekolah tersebut untuk mata pelajaran Akuntansi adalah 70. Ini berarti bahwa siswa tersebut belum bisa melanjutkan ke materi selanjutnya berhubung konsep-konsep dasar akuntansi belum dipahami oleh sebagian besar siswa kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin. Peneliti menduga bahwa rendahnya hasil tes formatif yang dicapai oleh peserta didik kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin disebabkan oleh (1) metode pembelajaran yang digunakan. (2) pendekatan masih bersifat teacher oriented. (3) Guru jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan teman sejawat atau dalam upaya memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar akuntansi. (4) kurang memperhatikan tujuan pembelajaran. (5) Guru lebih memperhatikan latihan-latihan dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa, sedangkan untuk akuntansi harus lebih pada

6 pemahaman dari proses akuntansi. (6) Guru lebih menekankan hasil akhir tugas dan latihan tanpa melihat siklus akuntansi yang dikerjakan. Kurikulum SMA/MA 2013 dirancang untuk memberikan kesempatan pada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat dan/atau pilihan Pendalaman Minat. Notodiputro (2013 ; 5) Berdasarkan Struktur Kurikulum SMA/MA 2013 menunjukkan bahwa peserta didik pada saat/mulai kelas X diberikan kebebasan untuk memilih Kelompok Peminatan sesuai dengan minat dan keinginan dari peserta didik. Ekonomi merupakan salah satu Kelompok Peminatan Sosial selain Geografi, Sejarah dan Sosiologi. Ekonomi selain mata pelajaran pokok atau yang diunkan juga merupakan mata pelajaran Kelompok Peminatan Sosial yang harus bersaing dengan Kelompok Peminatan Sains dan Matematika, Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat. Diharapkan Ekonomi menjadi mata pelajaran yang banyak diminati oleh siswa kelas X, baik sebagai mata pelajaran Kelompok Peminatan, Lintas Minat dan atau Pendalaman Minat. Salah satu hal kecil yang harus dilakukan oleh guru ekonomi di setiap sekolah adalah dengan menggunakan berbagai pendekatan, model, metode, tehnik dan taktik yang beragam sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa, sehingga mempunyai nilai lebih dan diharapkan siswa tertarik untuk masuk mata pelajaran ekonomi. Guru selain mempunyai posisi strategis dan penentu dalam proses pembelajaran di sekolah yang bertujuan membentuk watak siswa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Juga mempunyai peranan yang sulit digantikan oleh yang lain dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran di kelas, guru bukan hanya mempunyai pengetahuan berhubungan dengan bidang studi yang diajarkan (kompetensi pedagogic), akan tetapi perlu juga mempunyai aspek-aspek/kompetensi-

7 kompetensi lain seperti kompetensi profesi, kompetensi social, dan kompetensi professional dalam pembelajaran guna mendukung terwujudnya pengembangan potensipotensi peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Hal utama yang harus diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah penggunaan model, pendekatan, strategi, tehnik, atau metode yang digunakan guru. Melihat kondisi tersebut jelas, harus ada solusi yang harus dilakukan oleh guru. Salah satunya adalah menggunakan model dan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam metode dan model pembelajaran juga harus diperhatikan seperti metode yang digunakan harus bervariasi, sifat materi, tujuan pembelajaran dan tentunya kondisi siswa dalam proses pembelajaran, jangan sampai pembelajaran itu bersifat membosankan bagi siswa. Penggunaan model, pendekatan, strategi, tehnik dan metode dalam pembelajaran harus sesuai dengan materi-materi akuntansi. Sebagai guru seharusnya paham terhadap berbagai macam model pembelajaran, karena penggunaan model atau metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi siswa dan materi pelajaran akan menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam pendidikan. Keberhasilan belajar peserta didik ditentukan oleh berbagai hal, mulai guru dari segi performance, pendekatan, model pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran yang digunakan, sampai sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran. Peserta didik mulai dari segi motivasi belajar, tujuan belajar, sampai lingkunganlingkungan yang mempengaruhi peserta didik yaitu lingkungan sekolah, lingkungan

8 sosial atau masyarakat, pergaulan sampai lingkungan sosial ekonomi keluarga (Mursyid, 2010: 2). Salah satu penentu keberhasilan belajar ditentukan oleh pendekatan, strategi, model, dan metode atau tehnik pembelajaran yang digunakan oleh guru. Untuk menentukan model atau metode pembelajaran yang cocok untuk materi akuntansi diperlukan pengetahuan dan pemahaman guru baik terhadap materi, situasi, kondisi, dan terutama model pembelajaran yang akan digunakan. Model Cooperatif Learning tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions) /Tim Peserta didik Kelompok Prestasi). Menurut Anita Lie dalam bukunya Cooperative Learning, bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu : Saling ketergantungan positif, Tanggung jawab perseororangan, Tatap muka, Komunikasi antar anggota, Evaluasi proses kelompok. Sedangkan penerapan model ini ditunjang tipe STAD, dimana peserta didik berprestasi atau mengerti dikelompok secara heterogen dengan peserta didik lainnya sehingga diharapkan berhasil dalam belajar. Model Ekspositori merupakan strategi pembelajaran dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (oriented teacher), karena dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai oleh siswa dengan baik. Dalam Rusmono (2012:66). Prosedur pembelajaran model pembelajaran Ekspositori terdiri atas kegiatan awal pembelajaran yang mencakup : pemberian motivasi, menarik perhatian dan melakukan apersepsi kepada siswa. Kegiatan penyajian bahan pelajaran mencakup : penjelasan materi pelajaran, pemberian contoh-contoh dan latihan kepada siswa. Kegiatan diakhiri

9 dengan menutup pelajaran yaitu mengadakan tes, baik lisan maupun tertulis dan menentukan kegiatan tindak lanjut biasanya dengan pemberian tugas atau pekerjaan rumah. Dari dua model pembelajaran tersebut, manakah model pembelajaran yang paling efektif terhadap pembelajaran peserta didik, baik model Cooperative Learning tipe STAD maupun model Ekspositori dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik ke arah yang lebih baik. Peningkatan lebih baik dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa yang meningkat, peningkatan kemampuan berfikir, peningkatan sikap dan keterampilan social yang akan terlihat saat peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya dan bermanfaat bagi kehidupannya. (Masturoh, 2010 : 50-51) Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan melakukan penelitian terhadap dua model pembelajaran, yaitu model Cooperative Learning tipe STAD dan model Pembelajaran Ekspositori dengan cara dibandingkan, sehingga manakah yang mampu meningkatkan pemahaman dasar akuntansi atau yang mempunyai pengaruh positif dalam pembelajaran akuntansi. Sehingga judul penelitian ini adalah Pengaruh Penggunaan Model cooperative Learning melalui Metode STAD terhadap Pemahaman Dasar Akuntansi (Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa pada Siswa Kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin Tahun Ajaran 2012-2013). 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang mendasar adalah rendahnya tes formatif materi dasar-dasar akuntansi yang dilakukan oleh siswa kelas XI IPS 1 dan 2 SMA Muslimin Cilillin. Berdasarkan praduga peneliti, hal ini disebabkan oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru ekonomi bersifat monoton dan tidak bervariasi sehingga

10 mengakibatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dasar akuntansi sangat rendah. Salah satu hal yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran adalah dalam menggunakan model-model pembelajaran yang digunakan. Pemilihan model pembelajaran selain melihat dari kondisi siswa, sifat materi juga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penelitian ini mengkaji permasalahan rendahnya hasil belajar yang akan diantisipasi oleh penggunaan model-model pembelajaran dalam akuntansi yaitu Model Cooperative Learning tipe STAD dan Model Ekspositori. Dengan demikian penelitian ini akan membahas beberapa permasalahan diantaranya : 1. Apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) pada pengukuran awal (pre-test) dan pada pengukuran akhir (post-test)? 2. Apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Ekspositori pada pengukuran awal (pre-test) dan pada pengukuran akhir (post-test)? 3. Apakah peningkatan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi daripada Pemahaman Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas kontrol yang mengikuti model pembelajaran ekspositori pada pengukuran akhir (post-test)? 1.3 Tujuan Penelitian

11 Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat keefektifan Model Cooperative Learning tipe STAD terhadap pemahaman dasar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Menganalisis perbedaan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) pada pengukuran awal (pre-test) dan pada pengukuran akhir (post-test). 2. Menganalisis perbedaan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Ekspositori pada pengukuran awal (pre-test) dan pada pengukuran akhir (post-test). 3. Menganalisis peningkatan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi daripada Pemahaman Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas kontrol yang mengikuti model pembelajaran ekspositori pada pengukuran akhir (post-test). 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis sebagai berikut : 1. Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu-ilmu model dan strategi pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran peserta didik. Penggunaan model dan strategi pembelajaran yang tepat akan meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh guru yang bersangkutan, dan sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh sekolah.

12 2. Secara praktis, penelitian ini bagi guru ekonomi akuntansi khususnya, yaitu hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi penggunaan model Cooperative Learning berbantu metode Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran akuntansi akan meningkatkan pemahaman dasar akuntansi peserta didik. 3. Bagi guru umumnya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar atau acuan untuk menyelesaikan permasalahan yang sama yaitu rendahnya keberhasilan belajar peserta didik. Dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) pemahaman dasar akuntansi peserta didik dalam pembelajaran akuntansi meningkat.