BAB II LANDASAN TEORI. Ikatan Akuntan Indonesia dan Tujuannya. Menurut Tuanakotta (2007), organisasi akuntan di Indonesia adalah Ikatan

dokumen-dokumen yang mirip
ETIKA PROFESI PURWATI

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan dunia bisnis saat ini memberikan lapangan kerja yang

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

SINERGITAS ASOSIASI PROFESI DALAM PENGUATAN PROFESIONALISME AKUNTAN DI INDONESIA. Simposium Nasional Akuntansi Bandar Lampung, 25 Agustus 2016

ETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM :

Seorang pelaku profesi harus mempunyai sifat : 1. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya 2. Mampu mengkonversikan ilmu menjadi keterampilan 3.

3.3. JURUSAN AKUNTANSI VISI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pembinaan Akuntan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BAB 1 PENGANTAR AUDITING

Pertemuan 3. Pembahasan. 1. Pengertian Profesi 2. Pengertian Profesional 3. Pengertian Profesionalisme 4. Pengenalan Profesionalisme Bidang IT

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Jalan Raya Joglo, Kembangan, Jakarta Barat

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

INTERNATIONAL DUAL CERTIFICATION: ACCOUNTING, FINANCE & BUSINESS PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

LATAR BELAKANG PELUNCURAN CA

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi, sistem informasi dan

Auditing 1. I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat ini membuat pelaku bisnis

Pembahasan. 1. Pengertian Profesi 2. Etika Profesi 3. Etika Komputer 4. Profesional & Profesionalisme. seorang Profesional

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB 1 PROFESI AUDITING

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. didirikan pada bulan Desember 2014 di Jakarta, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan dunia teknologi dan informasi dan juga adanya

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

PENDIDIKAN AKUNTANSI SEBAGAI PONDASI PENINGKATAN KOMPETENSI AKUNTAN PROFESIONAL

LATAR BELAKANG PELUNCURAN CA

BAB I PENDAHULUAN. dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

I. Informasi tentang Chartered Accountant (CA)

Pertemuan 2 ETIKA PROFESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

OUTLINE. 1. Pendahuluan. 2. Kode Etik Akuntan Profesional

Arens, dkk "Auditing and Assurance Services an Integrated Approach". England: Pearson Education International

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

INFORMASI LENGKAP TENTANG CA (CHARTERED ACCOUNTANT)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

SILABUS MATA AJAR AUDITING DAN ATESTASI 3 SKS

SDM. asing KKNI (IQF) Penilaian kesetaraan dan pengakuan kualifikas. SDM Indonesia ALASAN EKSTERNAL. Sebuah Pernyataan kualitas ALASAN INTERNAL SDM

SESI I AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA

Profesionalisme dan Kode Etik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu tentu ingin mengejar dan mencapai segala sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan

LOGO PENGANTAR AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

PENGARUH PENGALAMAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR DALAM BIDANG AUDITING (Study Survei di KAP wilayah Surakarta)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et al, 1991 dalam

BAB I PENDAHULUAN. kerangka kerja yang baik sebelum melakukan auditnya di lapangan. Hal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002) ada 8 prinsip. dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

Etika, etika profesi Dan kode etik perekam medis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Ikatan Akuntan Indonesia dan Tujuannya Menurut Tuanakotta (2007), organisasi akuntan di Indonesia adalah Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) yang didirikan pada tanggal 23 Desember 1957, saat ini memiliki 3 seksi atau kompartemen yaitu : Standar Akuntansi, Akuntan Publik, dan Perpajakan. Ikatan Akuntan Indonesia merupakan satu satunya organisasi profesi akuntan di Indonesia dengan misi untuk meningkatkan pengabdian profesi dalam pengembangan nasional dengan tujuan: 1. Menjaga martabat akuntan. 2. Meningkatkan usaha memasyarakatkan akuntansi dalam menunjang pembangunan nasional Indonesia. 3. Mengembangkan ilmu akuntansi. 4. Membina suatu badan akuntan Indonesia serta meningkatkan kecakapan dan rasa tanggung jawab anggota. 5. Mengusahakan hal-hal lain yang berhubungan dengan pembangunan nasional Indonesia. II.2 Standar Pendidikan Internasional IFAC Tujuan pendidikan dan pengalaman praktek akuntansi adalh unutk menghasilkan akuntan yang profesional dan kompeten dalam memberikan kontribusi yang positif terhadap kehidupan profesinya dan dilingkungan tempat akuntan tersebut bekerja. 8

Seiring bertambahnya perubahan-perubahan yang dihadapi para akuntan, maka penting bagi akuntan untuk mengelola perilakunya untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensi profesionalnya. Saat ini seorang akuntan perlu mempelajari dan mengamati konsep akuntansi secara global sehingga akuntan dapat memahami konteks dari operasional bisnis dan organisasi lainnya. Selain itu saat ini seorang akuntan tidak hanya dituntut untuk memenuhi kebutuhan para investor dan kreditor tetapi juga memenuhi kebutuhan informasi kepada banyak pihak lainnya baik yang bersifat keuangan dan non-keuangan. International Federation of Accountants (IFAC) pada bulan Oktober 2003 yang lalu telah mengeluarkan 7 (tujuh) standar pendidikan internasional (International Education Standards/IES) yang seharusnya berlaku efektif mulai 1 Januari 2005. Standar yang dikeluarkan IFAC ini merupakan panduan global untuk membentuk akuntan yang profesional. Namun pemahaman mengenai isi dan rencana implementasi standar ini di Indonesia belum begitu luas. Diskusi dan sosialisasi masih terbatas di kalangan profesi dan dunia perguruan tinggi. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 2 standar dari IFAC, yaitu IES 2 dan IES 3. Dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan pada standar pendidikan internasional 2 (IES 2). II.3 Standar Pendidikan Internasional 2 (IES 2) Menurut IFAC Education Committee (2003), Tujuan dari IES 2 ini adalah untuk meyakinkan bahwa calon akuntan profesional memiliki pengetahuan profesional akuntansi yang cukup untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai Akuntan yang kompeten dalam menghadapi lingkungan yang kompleks dan berubah. Standar ini 9

menentukan muatan pengetahuan yang dipersyaratkan, yang terdiri dari 3 bidang pengetahuan utama, yaitu: 1. Akuntansi, Keuangan dan pengetahuan yang terkait. (Accounting, finance and related knowledge) 2. Pengetahuan organisasional dan bisnis. (organizational and business knowledge) 3. Pengetahuan dan kompetensi teknologi informasi. (information technology knowledge and competences). Studi profesional akuntansi sebaiknya merupakan bagian dari program pre kualifikasi Akuntan profesional. Studi ini sebaiknya cukup panjang dan cukup intensif sehingga calon Akuntan mendapatkan pengetahuan profesional yang dipersyaratkan untuk memenuhi kompetensinya. Komponen pengetahuan profesional akuntansi pada program pre kualifikasi ini sebaiknya terdiri dari paling tidak 2 tahun full-time study.komponen akuntansi, keuangan dan pengetahuan terkait, sebaiknya meliputi materi berikut: 1. Akuntansi dan pelaporan keuangan. (Financial accounting and reporting) 2. Akuntansi dan pengendalian manajemen. (Management accounting and control) 3. Perpajakan. (Taxation) 4. Hukum dagang dan komersial. (Business and commercial law) 5. Pemeriksaan akuntansi dan jasa assurance. (Audit and assurance) 6. Manajemen keuangan. (Finance and financial management) 7. Etika dan nilai profesional. (Professional values and ethics) 10

Komponen organisasi dan bisnis meliputi materi berikut: 1. Ekonomi. (Economics) 2. Lingkungan Binis. (Business environment) 3. Tata kelola perusahaan. (Corporate governance) 4. Etika bisnis. (Business ethics) 5. Pemasaran keuangan. (Financial markets) 6. Metode kuantitatif. (Quantitative methods) 7. Perilaku Organisasi. (Organizational behavior) 8. Pengambilan keputusan manajemen dan strategis. (Management and strategic decision making) 9. Pemasaran. (Marketing) 10. Bisnis Internasional dan globalisasi. (International business and globalization) Komponen teknologi informasi seharusnya meliputi materi dan kompetensi berikut: 1. Pengetahuan umum terkait teknologi informasi. (general knowledge of IT) 2. Pengetahuan pengendalian teknologi informasi. (IT control knowledge) 3. Kompetensi pengendalian teknologi informasi. (IT control competences) 4. Kompetensi pengguna teknologi informasi. (IT user competences) 5. Salah satu atau gabungan dari kompetensi dan tanggung jawab manajer, evaluator atau designer sistem informasi. 11

II.4 Definisi Profesi Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; sertaadanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut. II.5 Definisi profesionalisme Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatankegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan --serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut-- dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wingjosoebroto, 1999). II.6 Watak Kerja Profesionalisme 1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalumementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil. 2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat. 12

3. kerja seorang professional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral-- harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi. II.7 Definisi dan Tujuan Kode Etik Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. II.8 Oganisasi Profesi Akuntan Aktivitas auditor dan akuntan lainnya disebut sebagai suatu Profesi karena memenuhi 5 prinsip karakteristik suatu profesi yaitu bahwa pengetahuan khusus tersebut diperoleh melalui pendidikan formal, memiliki standar kualifikasi profesi, status profesinya diakui oleh masyarakat, memiliki kode etik dalam berhubungan dengan sesama kliennya,sesama akuntan, dan masyarakat, serta adanya organisasi nasional yang ditujukan untuk meningkatkan tanggung jawab sosialnya. 13

II.9 Jenis-Jenis Akuntan Pada umumnya, profesi akuntansi diperlukan pada empat bidang, yaitu akuntan publik, akuntan pribadi, akuntan nirlaba, dan pendidikan. 1. Akuntan Publik Di Amerika Serikat, karir pada profesi akuntan publik relative jelas. Berikut ini Arens, Elder dan Beasly (2001) memberikan tentang gambaran jenjang karir akuntan publik: a) Auditor junior, merupakan entry level karir akuntan. b) Auditor senior, Biasanya memerlukan waktu 2-4 tahun untuk ke jenjang ini. c) Manajer auditor, Untuk ke jenjang ini diperlukan waktu rata rata 6 8 tahun masa kerja, dan setelah melalui jenjang auditor senior. d) Rekan, merupakan puncak karir profesi akuntan publik. Masa kerja minimal untuk menjadi partner yang diperlukan dalam kantor akuntan adalah 10 tahun masa kerja setelah melalui jenjang manajer auditor. 2. Akuntan Pribadi Karir bidang akuntansi yang tidak melalui ujian sertifikasi adalah dengan bekerja pada suatu perusahaan. Karir pada bidang ini disebut Private (or Managerial Accounting). Aktivitas profesi akuntansi ini antara lain adalah Cost Accounting, Budgeting, general Accounting, Accounting Information System, Tax Accounting, dan Internal Auditing. Jenjang karir Private Accounting menurut Weygandt adalah sebagai berikut : a) Akuntan Junior, merupakan entry level karir pada profesi private atau managerial accounting. 14

b) Akuntan Senior, merupakan jenjang karir seorang akuntan setelah 2 4 tahun bekerja di perusahaaan dan telah melewati jenjang akuntan junior. c) Pengendali Perusahaan, merupakan jenjang karir setelah 6 8 tahun bekerja diperusahaan, dan telah melewati jenjang Senior Accountant. d) VP Finance dan CFO, adalah karir puncak pada akuntan pribadi. Biasanya diperoleh setelah meraih masa kerja 10 tahun. 3. Akuntan Nirlaba Profesi akuntansi juga diperlukan meskipun pada lembaga yang kegiatannya tidak berorientasi pada laba. 4. Akuntan pendidik Akuntan Pendidik merupakan profesi akuntan yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkarir pada 3 bidang akuntansi lainnya. Akuntan Pendidik melaksanakan proses proses penciptaan professional baik profesi Akuntan Publik, Akuntan Pribadi, Akuntan Nirlaba maupun profesi Akuntan Pendidik sendiri. II.10 Jasa-Jasa Akuntan Publik Akuntan Publik sebagai praktisi yang professional dapat memberikan jasa baik yang bersifat atestasi maupun non atestasi. Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan tentang apakah asersi atau pernyataan tertulis auatu satuan usaha sesuai, dalam semua hal yang material yang telah ditetapkan. Dalam jasa yang bersifat atestasi, akuntan harus menyatakan pendapat tentang kesesuaian suatu penyataan dengan kriteria yang sudah ditetapkan, sebaliknya dalam jasa non atestasi tidak ada kewajiban 15

untuk menyatakan pendapat tentang kesesuaian antara suatu pernyataan dengan kriteria yang ditetapkan. II.10.1 Jasa Atestasi Jasa yang bersifat atestasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu : 1. Audit Contoh jelas jasa audit adalah audit terhadap laporan keuangan. Jenis audit ini berkaitan dengan perolehan dan penilaian terhadap bukti tentang laporan keuangan klien. Berdasarkan hasil auditnya auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan atau kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berlaku umum. 2. Examinasi Pengertian Examinasi pada dasarnya sama dengan audit atau pemeriksaan. Istilah examinasi digunakan untuk menjelaskan jenis jasa lain ( selain audit keuangan ) yang akhirnya juga harus memberikan pernyataan pendapat mengenai kesesuaian antara suatu pernyataan tertulis pihak tertentu dengan kriteria yang telah ditentukan. Contoh dari jasa ini adalah pemeriksaan terhadap informasi keuangan prospektif ( peramalan ) ; audit untuk menentukan kesesuaian antara sistem pengendalian intern yang dilaksanakan dengan kriteria yang sudah ditetapkan; atau menentukan kesesuaian antara pelaksanaan operasi dengan peraturan pemerintah. 16

3. Review Jasa review atau pengkajian ulang terutama berupa pelaksanaan prosedur wawancara dan analisis informasi keuangan (perbandingan perbandingan). Luas atau scope jasa review lebih sempit dibandingkan jasa audit.tujuan review ini adalah untuk memberikan jaminan negative (negative assurance) yang merupakan kebalikan atau lawan dari pendapat positif dalam jasa audit.laporan yang didasarkan hasil review menyatakan tidak perlu modifikasi yang material yang harus dilakukan agar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berkalu umum sebagai pengganti telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Jasa review biasanya dilakukan pada laporan interim perusahaan publik atau laporan tahunan perusahaan non publik. 4. Prosedur yang disepakati bersama (Agreed upon procedure) Luasnya pekerjaan dalam jenis jasa ini lebih sempit dibandingkan dengan jasa audit dan examinasi.misalnya klien dan auditor menyetujui suatu prosedur tertentu yang hanya akan dilaksanakan pada elemen atau akun tertentu bukan terhadap laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam pemberian jasa jenis ini, akuntan mungkin hanya akan mengeluarkan ringkasan temuan atau jaminan negatif ( negative assurance ) seperti halnya pada review. II.10.2 Jasa Non Atestasi Jenis jasa non atestasi yang utama adalah dalam bidang akuntansi, pajak dan jasa konsultasi. Karakteristik umum dalam jasa non atestasi adalah bahwa akuntan publik 17

tersebut tidak menghasilkan suatu pernyataan pendapat, keyakinan negatif, laporan temuan temuan atau bentuk jaminan lain. 1. Akuntansi Akuntan publik dapat ditugasi oleh kliennya untuk melakukan berbagai jasa di bidang akuntansi, misalnya melakukan pencatatan, penjurnalan, posting, jurnal jurnal penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan. Dalam hal ini praktisi tersebut bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam pembuatan informasi keuangan, melakukan kompilasi laporan keuangan.dalam penugasan ini akuntan tidak menyatakan pendapat atau kesimpulan apapun atas laporan keuangan atau hasil penugasannya. 2. Perpajakan Akuntan Publik atau praktisi diminta oleh kliennya untuk mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan atau untuk memberi nasihat di bidang perpajakan maupun untuk bertindak sebagai pembela kliennya dalam masalah pajak yang sedang diperiksa oleh Kantor Pajak. 3. Konsultasi manajemen Akuntan Publik sebagai praktisi professional dapat menerima konsultasi manajemen yang di dalam penugasan tersebut diminta untuk memberikan nasihat atau rekomendasi kepada kliennya untuk membantu dalam meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya atau untuk membela kepentingan klien. 18

Akuntan publik juga dapat dikontrak untuk memberikan pendapat sebagai seorang ahli mengenai suatu hal tertentu misalnya masalah penerapan prinsip akuntansi, undang undang pajak, atau kelayakan penggunaan computer dalam memproses data keuangan sepanjang tidak harus memberikan pendapat mengenai keandalan fakta yang diberikan. 19