BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja (manusia) yang diatur dalam urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG TERMINAL PETIKEMAS DOMESTIK BELAWAN

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG SIBOLGA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rapat Kerja Penyusunan RKAP 2018 TERMINAL PETIKEMAS DOMESTIK BELAWAN

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMAPARAN CABANG PELABUHAN PEKANBARU

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK

2 METODOLOGI PENELITIAN

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI DWELLING TIME 2016

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Manado

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017

Rapat Kerja Penyusunan RKAP Cabang Tanjungpinang

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Belawan International Container Terminal (BICT) sebagai unit usaha PT.

Ringkasan : ANALISIS KINERJA TERMINAL PETIKEMAS DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA (Studi Kasus Di PT.Terminal Petikemas Surabaya) Oleh : SUPRIYONO

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PELABUHAN LAUT LEMBAR BERDASARKAN KRITERIA KINERJA PELABUHAN

ANALISA KEGIATAN BONGKAR MUAT PADA PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA UNTUK MEMPERCEPAT PROSES BONGKAR MUAT

MEMPELAJARI PERENCANAAN BANYAKNYA BONGKAR MUAT PETIKEMAS BERJENIS DRY (FULL DAN HIGH CUBE) DAN OVER DIMENTION PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA

Bahan Pemaparan PT Prima Indonesia Logistik pada Rapat Kerja RKAP PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) 2016 Medan, 3 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN 2018 CABANG LHOKSEUMAWE

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi mengharuskan

KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) CABANG/UPP TAHUN 2016 PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK

PENGEMBANGAN MODEL PRODUKTIVITAS KEGIATAN BONGKAR MUAT PETI KEMAS (Studi Kasus Pelabuhan Peti Kemas Balikpapan)

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

ANALISA PENENTUAN WAKTU BAKU UNTUK MEMPERSINGKAT PROSES PELAYANAN BONGKAR MUAT DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA KINERJA FASILITAS PELABUHAN AMAHAI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) PULAU SERAM

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA TERMINAL PETIKEMAS

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA TERMINAL PETIKEMAS

STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA)

Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

ANALISIS DAMPAK PENGERUKAN ALUR PELAYARAN PADA DAYA SAING PELABUHAN, STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN BITUNG

STUDI PELAYANAN PELABUHAN BATU AMPAR BATAM Errina Cintia, Pengkuh Budi Purwanto, Slamet Hargono *), Salamun *)

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem yang saling berkaitan dan mempengaruhi, yaitu (Salim, A. A., 1993) :

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dari analisa tersebut

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

BAB I PENDAHULUAN. intermoda, dan berbagai jasa bongkar muat penunjang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Industri di Jawa Tengah telah meningkatkan nilai ekspor pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian.

Memprediksi Kebutuhan Alat Bongkar Muat dan Truk Melalui Metode Simulasi (Studi Kasus : Terminal Peti Kemas Semarang)

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2014

Pesawat Polonia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

FUNGSI PELABUHAN P P NOMOR 69 TAHUN 2001 SIMPUL DALAM JARINGAN TRANSPORTASI; PINTU GERBANG KEGIATAN PEREKONOMIAN DAERAH, NASIONAL DAN INTERNASIONAL;

TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PELABUHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar

4.1. DEFINISI DASAR 4.2. FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS DASAR PERAIRAN

OPTIMASI KINERJA TERMINAL PETI KEMAS KOJA MELALUI PENGADAAN TRANSFER POINT DAN PENGATURAN ALUR HEADTRUCK CHASSIS

BAB II GAMBARAN UMUM PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA. 2.1 Sejarah Singkat PT. Terminal Petikemas Surabaya

ANALISIS BERTH OCCUPANCY RATIO (BOR) UNTUK MEMENUHI STANDATR ULTILITAS DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT PADA DERMAGA B CURAH CAIR PELABUHAN DUMAI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diprediksi kebutuhan Lapangan penumpukan Peti Kemas pada tahun 2014

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung

PENILAIAN KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN TELUK BAYUR CAPACITY ASSESMENT OF CONTAINER TERMINAL AT TELUK BAYUR PORT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fokus kajian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah masalah tenaga kerja (manusia) yang diatur dalam urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahan, karyawan dan masyarakat. Komponen yang ada didalamnya pada dasarnya manusia yang dibedakan atas pengusaha, pimpinan, dan karyawan dengan sumber dayanya masing-masing. Kunci pokok sumber daya manusia dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan organisasi. Tuntutan organisasi untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan bisnis dan teknologi yang selalu berubah. Menurut Setiawan dalam Rivai; (2005:14) menyatakan bahwa sumber daya manusia strategis juga menyangkut masalah kompetensi sumber daya manusia dalam kemampuan teknis dan konseptual, serta hubungan manusiawi. Pengelolaan kompetensi tenaga kerja meliputi beberapa kompetensi sumber daya manusia seperti: kompetensi berbasis input, kompetensi transpormasional, kompetensi output.

Andersen (Martoyo, 2003:15) kompetensi didefinisikan sebagai karakteristik dasar yang terdiri dari kemampuan, pengetahuan, serta atribut personal lain yang membedakan seseorang yang perform dan tidak perform, ini berarti inti utama dari

system atau model kompetensi ini sebenarnya alat pembentuk untuk memprediksikan keberhasilan kerja seseorang pada suatu posisi. Kompetensi selalu mengandung maksud dan tujuan yang merupakan dorongan motif atau trait yang menyebabkan suatu tindakan untuk memperoleh hasil kinerja yang baik. Model Kompetensi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) kompetensi adalah karakteristik dalam diri seseorang berupa motivasi, sifat, konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan melalui perilaku yang dapat diamati, diukur serta dievaluasi dan berperan penting dalam menghasilkan kinerja unggul di tempat kerja. Model Kompetensi ini sesuai Keputusan Direksi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) nomor KP. 41/9/9/PI-10 tanggal 18 September 2010 Pengaruh kompetensi sumber daya manusia pada kinerja dapat dilihat dari tingkat kompetensinya yang mempunyai implikasi praktis dalam perencanan sumber daya manusia, hal ini dapat dilihat dari gambaran bahwa kompetensi pengetahuan dan keahlian cenderung lebih nyata dan relatif berada di permukaan salah satu karakteristik yang dimiliki karyawan. Belawan International Container Terminal (BICT) merupakan salah satu unit usaha PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang dibentuk untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini tujuan perusahaan antara lain pemenuhan permintaan pasar, peningkatan pelayanan pelanggan, peningkatan kualitas produk dan jasa maupun peningkatan daya saing dan kinerja organisasi. Belawan International Container Terminal (BICT) sebagai unit usaha PT Pelabuhan Indonesia I mempunyai tujuan memberikan pelayanan terbaik dalam menangani bongkar muat peti kemas eksport,

import dan antar pulau. Bongkar muat peti kemas merupakan kegiatan antar moda transportasi yang mendukung kegiatan ekonomi regional. Untuk mendukung kegiatannya Belawan International Container Terminal harus didukung sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi, komitmen, loyalitas dan integritas. Belawan International Container Terminal yang menangani bisnis bongkar muat peti kemas terus dituntut berbenah diri untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan. Pelayanan terbaik bagi pelanggan dapat terwujud dengan memiliki peralatan yang baik, sistem yang baik dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi serta komitmen manajemen. Berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2003, Kinerja perusahaan dinilai dari 3 (tiga) faktor utama yaitu Kinerja Finansial, Operasional dan Administratif. Belawan International Container Terminal dalam upaya peningkatan kinerja telah menerapkan Service Level Guarrantee serta Service Level Agreement (SLG/SLA). Tanpa sumber daya manusia sebuah organisasi tidak dapat menjalankan segala bentuk aktivitas. Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa, Belawan International Container Terminal dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik dalam melaksanakan kegiatan bongkar muat peti kemas. Tingkat pelayanan pada saat kapal sandar di dermaga dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut:

Tabel 1.1. Data Kinerja Operasional BICT SATUAN RKAP NO. U R A I A N SAT. KINERJA 2011 2011 1 2 3 4 13 A. SERVICE TIME Kunjungan Kapal Call 289 Produksi Box 209,384 Rata-rata diangkut Box 727 1. Waiting Time (WT) Jam/Kpl 1.00 0.98 2. Postpone Time (PT) Jam/Kpl 21.00 46.37 3. Aproach Time (AT) Jam/Kpl 2.50 2.44 4. Berthing Time (BT) Jam/Kpl 32.78 37.00 a. Operating Time (OT) Jam/Kpl 26.28 29.38 - Idle Time (IT) Jam/Kpl 5.83 4.81 - Efective Time (ET) Jam/Kpl 20.45 24.57 b. Non Operating Time (NOT) Jam/Kpl 6.50 7.63 5. Turn Round Time (TRT) Jam/Kpl 57.28 86.79 B. UTILIZATION 1. Dermaga a. Berth Occupancy Ratio (BOR) % 50.00 52.82 b. Berth Through Put (BTP) Teus/M 770.00 533.61 2. Lapangan Penumpukan a. Yard Occuppancy Ratio (YOR) % 57.00 49.93 b. Yard Through Put (YTP) Teus/GS 165.00 108.20 C. PRODUKTIVITAS 1 Produktivitas Crane ( ET ) B/C/H 21.98 19.10 2 Produktivitas Crane ( OT ) B/C/H 12.65 3 Produktivitas B/M (Stevedoring) a Berdasarkan Berthing Time - Produktivitas Rata-rata B/S/H 23.00 18.85 - Produktivitas Kapal LOA > 120 M B/S/H 20.79 - Produktivitas Kapal LOA < 120 M B/S/H 13.46 b Berdasarkan BWT - Produktivitas Rata-rata B/S/H 24.00 - Produktivitas Kapal LOA > 120 M B/S/H 26.13 - Produktivitas Kapal LOA < 120 M B/S/H 18.14 D RATA-RATA LOA Meter 139.65 Sumber: Belawan International Container Terminal (2011) Keterangan. B/C/H: Box/Crane/Hour Waktu sandar (berthing time) kapal di dermaga. Waktu sandar kapal di dermaga dipengaruhi oleh kesiapan BICT dan kesiapan pihak eksternal seperti Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, Kesehatan Pelabuhan dan Syahbandar serta faktor alam (pasang, surut, cuaca), waktu tunggu (waiting time) untuk bongkar muat. Waktu

tunggu kapal untuk kegiatan bongkar muat dipengaruhi oleh pihak internal (kesiapan alat) dan eksternal clearence document oleh pihak Bea Cukai, kesiapan buruh/tenaga kerja bongkar muat (TKBM), waktu tidak terpakai (idle time), waktu yang seharusnya bekerja tetapi karena sesuai hal tidak bekerja. Hal ini dapat disebabkan oleh kerusakan alat, lama waktu pergantian shift (operator alat bongkar muat, operator head truck, tally lapangan), kecepatan bongkar muat peti kemas per jam per container crane (box/crane/hour) atau yang disingkat BCH, kecepatan bongkar muat peti kemas per jam per kapal (box/ship/crane) atau disingkat BSH. Operator alat bongkar muat adalah orang yang mengoperasikan alat bongkar muat berupa container crane (CC), mobile harbour crane (MHC), rubber tyred gantry crane (RTG), reachstaker (RS) dan sideloader (SL). Karakteristik pekerjaan operator adalah pekerjaan rutin, tidak variasi, monoton dan tidak mempunyai tantangan. Seorang operator alat bongkar muat diperlukan seorang yang sabar, tanggung jawab dan integritas. Menurut Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) nomor KP.32/4/14/P.I-03 tanggal 14 Mei 2003 perihal Pola Karir Jabatan pada Unit Terminal Peti Kemas, operator adalah pegawai perusahaan yang telah memenuhi persyaratan jabatan untuk melaksanakan kegiatan pengoperasian alat bongkar muat pada Unit Terminal Peti Kemas. Persyaratan umum yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang operator sesuai pasal 4 Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) nomor KP.32/4/14/P.I-03 tanggal 14 Mei 2003 perihal Pola Karir Jabatan pada Unit Terminal Peti Kemas adalah: Pendidikan minimal SMK

Jurusan Listrik/Mesin, Sehat Jasmani dan Rohani, Tinggi badan minimal 165 cm dan Memiliki Surat Ijin Operator. Operator bertugas mengoperasikan alat bongkar muat di Belawan International Container Terminal terbagi dua yaitu pegawai dan pegawai penyedia jasa (outsourcing). Menurut Perjanjian Kerja Bersama antara PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dan Serikat Pekerja Pelabuhan I nomor KP. 31/1/24/PI-09 dan nomor 01/PKB/DPP/SPP-I/IX/09 tanggal 7 September 2009 Pegawai (karyawan) adalah seorang yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dan diserahi tugas oleh Direksi serta diberikan penghasilan sesuai ketentuan perusahaan, yang terdiri dari pegawai (karyawan) tetap dan calon pegawai (karyawan). Operator outsourcing adalah operator alat bongkar muat yang dikontrak oleh Koperasi untuk mengoperasikan alat bongkar muat setelah koperasi mendapatkan kontrak kerja borongan dari pihak Belawan International Container Terminal sesuai UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Seorang operator (pegawai dan pegawai koperasi) dalam melaksanakan tugasnya (mengoperasikan alat bongkar muat) mempunyai tanggung jawab sama. Kinerja Belawan International Container Terminal merupakan kinerja yang dihasilkan oleh pegawai dan pegawai koperasi. Pegawai dalam menangani bongkar muat peti kemas Belawan International Container Terminal menggunakan alat berat berupa container crane dan mobile harbour crane (sisi laut), rubber tyred gantry crane, reachstacker dan sideloader (sisi darat) dan head truck sebagai pengangkut peti

kemas dari sisi darat ke sisi laut atau sebaliknya. Jumlah kekuatan alat bongkar muat Belawan International Container Terminal adalah container crane 6 (enam) unit, mobile harbour crane 4 (empat) unit, rubber tyred gantry crane 10 (sepuluh) unit dan reachstacker/sideloader 13 (tiga belas) unit. Alat-alat bongkar muat tersebut di atas, dipergunakan pada tiap-tiap tahapan kegiatan ekspor/muat dan kegiatan impor/bongkar. Tahapan-tahapan proses bongkar muat adalah sebagaimana Gambar 1.1. berikut ini: Sumber: Belawan International Containter Terminal (2011) Gambar 1.1. Proses Bongkar Muat Proses kegiatan ekspor/muat dimulai penerimaan peti kemas dari EMKL kemudian ditumpuk sementara di lapangan penumpukan (+ 5 hari) sebelum dimuat. Setelah kapal sandar dan selesai bongkar kemudian dilakukan proses muat. Sedang proses impor/bongkar adalah setelah kapal sandar dilakukan proses bongkar dan ditumpuk sementara di lapangan penumpukan (+ 5 hari) kemudian dilaksanakan delivery setelah pihak Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) mengurus dokumen

dan pembayaran nota. Produksi bongkar muat peti kemas per bulan rata-rata 30.000 boxes. Produksi bongkar muat tahun 2010 terlihat pada Gambar 1.2. berikut ini: Sumber : Belawan International Container Terminal (2010) Gambar 1.2. Jumlah Bongkar Muat Tahun 2010 Operator alat bongkar muat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Belawan International Container Terminal yang menangani bongkar muat peti kemas memiliki latar belakang dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda, yaitu: SLTA/sederajat, D3, Strata 1 (S1). Selain Pendidikan formal, pendidikan non formal yang dimiliki operator juga akan mempengaruhi kompetensi dalam penguasaan pada pekerjaannya yang pada akhirnya berdampak pada kinerja yang baik. Operator yang memiliki pendidikan lebih tinggi dianggap lebih berpotensi dan produktif dibanding yang berpendidikan rendah. Operator yang produktif sangat diperlukan, agar kegiatan bongkar muat di Belawan International Container Terminal dapat berjalan dengan

baik sehingga tercapai kinerja yang baik pula. Kinerja BICT diukur mulai kapal di Pelabuhan (lampu I) hingga kapal berangkat kembali. Permintaan pelayanan pandu (untuk memandu kapal masuk) dilakukan saat kapal masih berada di laut. Setelah kapal masuk (sandar) di dermaga kapal masih harus menunggu pemeriksaan dari pihak Imigrasi, Syahbandar, Bea Cukai dan Karantina. Setelah proses pemeriksaan dokumen selesai, dilanjutkan kegiatan bongkar muat dimulai dengan pembukaan lashing oleh buruh, pembongkaran (discharge) peti kemas oleh container/hmc kemudian peti kemas dibawa oleh head truck (hauliage) dari dermaga ke lapangan penumpukan (container yard) dan selanjutnya peti kemas ditumpuk di lapangan oleh RTG/RS. Seluruh peti kemas setelah dibongkar dilanjutkan dengan kegiatan muat yang dimulai dari proses menaikkan peti kemas yang akan dimuat ke head truck. Peti kemas tersebut kemudian dibawa ke dermaga selanjutnya dimuat ke kapal. Operator yang bertugas di Belawan Internaional Container Terminal dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu pegawai BICT (operator container crane dan rubber tyred gantry crane), Operator outsourcing (operator reachstacker/sideloader, harbour crane). Pola Karir Jabatan Operator alat bongkar muat di Belawan International Container Terminal sesuai Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Nomor KP.32/4/14/P.I-03 tanggal 14 Mei 2003. Adapun Pola Karir Jabatan Operator dilihat pada Tabel 1.2. berikut:

Tabel 1.2. Pola Karir Jabatan Operator Kelas Operator CC/HMC RTG RS/SL Non Struktural 10? Staf Senior 11?? Staf Junior 12??? Pelaksana Senior Tk. I 13??? Pelaksana Senior Tk. II 14?? Pelaksana Junior Tk. I 15?? Pelaksana Junior Tk. II 16? Pelaksana Junior Tk. III Sumber: Belawan International Container Terminal, 2011. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut Bagaimana pengaruh kompetensi terhadap kinerja operator alat bongkar muat Belawan International Container Terminal (BICT) pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)?. 1.3. Tujuan Penelitian Mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja operator alat bongkar muat Belawan International Container Terminal (BICT) pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero).

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : a. Sebagai bahan masukan bagi manajemen PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Belawan International Container Terminal dalam meningkatkan kinerja operator alat bongkar muat Belawan International Container Terminal. b. Sebagai menambah khazanah dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah Pascasarjana, khususnya Program Studi Magister Ilmu Manajemen. c. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai kompetensi terhadap kinerja operator alat bongkar muat. d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah yang sama di masa mendatang.