PEMAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DI PROVINSI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Casmaolana, Perencanaan Struktur Rangka... I-1 DIV PPL TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

: Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OPD : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Cirebon Kroya Koridor Prupuk Purwokerto BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I Pendahuluan I-1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 1,523,190, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 43,840,818, BELANJA LANGSUNG 89,472,345,616.00

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

MASTERPLAN PERKERETAAPIAN JABODETABEK 2020

PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN

Kementerian Perhubungan RI

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Paparan Menteri Perhubungan

K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N BUKU INFORMASI TRANSPORTASI

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Pesawat Polonia

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Sumatera Tahun 2030 (sumber: RIPNAS, Kemenhub, 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA-BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN I-1

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 43 TAHUN 2012

DUKUNGAN POLITIK ANGGARAN DAN ASPIRASI MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN 2013

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PENINJAUAN TINGKAT KEHANDALAN LINTAS KERETA API MEDAN - RANTAU PARAPAT

Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi

tentang pembangunan struktur gedung melainkan banyak lagi;

2012, No Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

PENINGKATAN KUALITAS PENATAAN RUANG JABODETABEKPUNJUR DAN SEKITARNYA

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (

Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA

POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan

RUU SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL DAN HARAPAN SISTEM TRANSPORTASI YANG TERINTEGRASI, AMAN, EFEKTIF, DAN EFISIEN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA

2 2. Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan L

PENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI Nomor : PK.01/PULPJK/PPTKA/I/2017. b. Nama paket pekerjaan : KAJIAN KEMANFAATAN REAKTIVASI LINTAS SIDOARJO-TULANGAN- TARIK

BAB V RENCANA PROGRAM DAN PRIORITAS DAERAH

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

I. PENDAHULUAN. dunia menghadapi fenomena sebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Hasil Penelitian Kelompok Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik Tahun Anggaran 2015

PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCA KUALIFIKASI Nomor : 140/PL-BTP.SBU/TH/V/2015

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

SU Studi Basic Design Rancangan Bangun Pesawat Udara Untuk Flying School. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara

Transkripsi:

PEMAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DI PROVINSI JAWA TIMUR Disampaikan Pada Acara : Musrenbang Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Surabaya, 16 April 2012 0

LATAR BELAKANG MP3EI KONEKTIVITAS NASIONAL LEMAH, MENIMBULKAN EKONOMI BIAYA TINGGI, DAYA SAING LEMAH, PENANGGULANGAN KEMISKINAN RELATIF LAMBAT Disparitas Harga dan Pelayanan Disparitas harga pokok di KTI dibandingkan dengan Jawa Frekuensi pelayanan transportasi dan kualitasnya tidak merata, kawasan KTI belum optimal Penanggulangan kemiskinan terhambat 60% dari penduduk miskin di Indonesia berada di daerah pedesaan di Jawa dan tidak mempunyai akses ke pusat pertumbuhan Daya saing perlu diperkuat Biaya pengapalan kontainer antar pulau yang relatif mahal Lebih murah mengapalkan komoditas dari Jakarta ke luar negeri Kemacetan semakin meningkat di berbagai kota besar di Pulau Jawadandiluarjawa Waktu tempuh transportasi antar kota dalam satu pulau semakin panjang, misalnya Jakarta Surabaya berkisar antara 14-20 jam Kualitas konstruksi dan penegakan peraturan pemanfaatannya lemah, sehingga biaya pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur terus meningkat 1

KORIDOREKONOMIJAWA Pendorong Industri dan Jasa Nasional Cirebon Sumber: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia Komoditas Utama Produk Makanan Fokus untuk memindahkan hambatan untuk mengkapitalisasi tumbuhnya permintaan domestik Tekstil Merebut pasar domestik dari impor dan memperkuat sebagai negara pilihan sumber produksi Industri Alat Angkut Mengembangkan kapabilitas untuk nilai tambah pengolahan yang lebih tinggi Telematika, Perkapalan, Alutsista, dan Petrokimia Pusat Kegiatan Ekonomi dan Pelabuhan Metropolitan Jabodetabek Pelabuhan Tj.Priok Metropolitan Semarang Pelabuhan Tj. Emas Metropolitan Gerbangkertosusila Pel. Tj.Perak Metropolitan Bandung Raya Kawasan Pantura lainnya Infrastruktur PEMB.DOUBLE TRACK SEMARANG-BOJONEGORO-SURABAYA (280 KM) PEMB.DOUBLE TRACK KA LINTAS PEKALONGAN - SEMARANG (89 KM) PEMB.DOUBLE TRACK KA LINTAS CIREBON-BREBES (62 KM) PEMB.KA PERKOTAAN SURABAYA (SIDOTOPO MENUJU BANDARA JUANDA) PEMB.REL KA PENGGANTI DAMPAK LAPINDO (25 KM) PEMB.ELEKTRIFIKASI PADALARANG- BANDUNG-CICALENGKA (45 KM TRACK), PEMB. MRT NORTH-SOUTH TAHAP I DAN II PEMB. DDT MANGGARAI-BEKASI DAN ELEKTRIFIKASI BEKASI-CIKARANG PEMB.DDT MANGGARAI-BEKASI DAN ELEKTRIFIKASI BEKASI-CIKARANG PEMB.JALUR GANDA DAN ELEKTRIFIKASI LINTAS DURI-TANGERANG (20 KM) PEMB. JALUR GANDA DAN ELEKTRIFIKASI SERPONG-MAJA- RANGKASBITUNG (49 KM) PEMB. ELEKTRIFIKASI CITAYAM-NAMBO 20 KM TRACK PEMB. REL PASOSO-TANJUNG PRIOK 2,3 KM TRACK PEMB.ELEKTRIFIKASI PADALARANG- BANDUNG-CICALENGKA (45 KM TRACK), KIARA CONDONG-CICALENGKA (DOUBLETRACK 22 KM TRACK) PEMB. PELABUHAN KENDAL PEMB. PELABUHAN PROBOLINGGO TAHAP II 2

SASARAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI NASIONAL TAHUN 2013 1 2 3 4 Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal; Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah; Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi; Peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan reformasi regulasi; 5 Meningkatnya kualitas Penelitian dan pengembangan teknologi transportasi yang efisien, ramah ingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim 3

PRIORITAS PEMBANGUNAN SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN ANGGARAN 2013 1. Terselenggaranya dukungan sektor transportasi untuk kelancaran distribusi bahan pokok kebutuhan masyarakat dan komoditas strategis lainnya dalam upaya mendorong pertumbuhan perekonomian nasional; 2. Terwujudnya keselamatan transportasi sebagai implementasi dari program Roadmap to Zero Accident; 3. Mendukung program pengentasan kemiskinan melalui upaya penyediaan aksesibilitas dan kegiatan keperintisan baik transportasi darat, perkeretaapian, laut dan udara; 4. Melanjutkan dukungan pembangunan sektor transportasi di koridor ekonomi dalam kerangka MP3EI 5. Pembangunan di daerah pasca bencana dalam rangka normalisasi dan pemulihan fungsi infrastruktur transportasi; 6. Pembangunan kawasan perbatasan/pulau-pulau terluar dalam rangka mempertahankan kedaulatan NKRI; 7. Terselenggaranya dukungan sektor transportasi untuk kelancaran distribusi bahan pokok kebutuhan masyarakat dan komoditas strategis lainnya untuk mengantisipasi pemanasan global(global warming). 4

KRITERIA PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS TAHUN ANGGARAN 2013 1. Program/kegiatan yang bersifat lanjutan dan/atau penyelesaian pembangunan sehingga dapat segera beroperasi. 2. Penyediaan anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang disetujui kontrak tahun jamak (multiyears contract) oleh Menteri Keuangan. 3. Penyediaan anggaran untuk dana pendamping kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan PHLN. 4. Rehabilitasi sarana-prasarana transportasi pasca bencana alam. 5. Program/kegiatan yang langsung meningkatkan aksesibilitas masyarakat di wilayah terpencil, terisolir, pulau-pulau kecil dan perbatasan negara. 6. Program/kegiatan dalam rangka memberikan jaminan dan meningkatkan keselamatan transportasi. 7. Program/kegiatan pengembangan kualitas SDM bidang transportasi. 8. Program/kegiatan dalam rangka mendukung pembangunan koridor ekonomi dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), serta pembangunan infrastruktur transportasi yang mampu menciptakan keterhubungan antarwilayah (domestic connectivity) dan menjamin kelancaran distribusi barang di seluruh wilayah Indonesia. 5

ISU STRATEGIS JAWA TIMUR Belum optimalnya peran Transportasi antar moda; Pengembangan jembatan kawasan Surabaya Madura; Pembangunan jalur Kereta Api pengganti dampak Lumpur Lapindo; Pembangunan Jalur Ganda Lintas Utara dan Selatan Jawa; DiperlukanevaluasialurPelayaranBarat Surabaya (APBS) agar aksesbilitas lebih optimal. Optimalisasi Bandara Juanda Surabaya 6

RENCANAPENGEMBANGANKORIDOR BUSRAPIDTRANSIT DI GERBANGKERTOSUSILA 7

PROGRAM PEMBANGUNAN JALUR GANDA LINTAS UTARA JAWA Cirebon - Semarang Semarang - Surabaya JALUR GANDA LINTAS UTARA JAWA : 725 km Selesai : 263 km Sisa : 462 km Kebutuhan Biaya : Rp. 11,5 T JAKARTA CIREBON TEGAL SEMARANG SURABAYA BREBES PEKALONGAN BOJONEGORO 220 km 225 km 280 km SELESAI Partial Double Track (Selesai 2013 dan operasi 2014) Perkiraan Biaya : Rp. 3,0 T Desain (2010-2011) Pembebasan Lahan (2011-2013) Pembangunan (Selesai 2013 dan operasi 2014) Perkiraan Biaya : Rp. 8,5 T 8

PROGRAM PEMBANGUNAN JALUR GANDA LINTAS SELATAN JAWA Cirebon - Kroya Solo - Madiun Madiun - Surabaya Kroya - Yogya JALUR GANDA LINTAS SELATAN JAWA : 655 km Selesai : 184 km Sisa : 471 km Kebutuhan Biaya : Rp. 15,6 T Yogya -Solo CIREBON KROYA KUTOARJO YOGYA SOLO MADIUN SURABAYA 156 km 76 km 160 km 97 km 166 km Desain selesai Desain (2010) SELESAI Pembebasan Pembebasan Lahan (2011-2012) Lahan (2011) Pembangunan Pembangunan (mulai 2012) (mulai 2012) Perkiraan Biaya : Biaya:Rp. 4,5 T Rp. 1,8 T Partial Double Track (Selesai 2016) Perkiraan Biaya : Rp. 4,3 T Desain (2011-2012) Pembebasan Lahan (2012-2013) Pembangunan (mulai 2013) Perkiraan Biaya : Rp. 5,0 T 9

PENGEMBANGAN KA PERKOTAAN SURABAYA 10

Lanjutan... 2 1 PROGRAM 1. Konstruksi jalan KA dan elektrifikasi di lintas Kandangan Sidoarjo; 2. Double Track & elektrifikasi Lamongan- Porong dan Mojokerto; 3. Pembangunan double track & Elektrifikasi dari Waru menuju bandara Juanda; 4. Reaktivasi jalur KA dari Tarik menuju Sidoarjo. Stage 1 : 42 km Stage 2 : 110 km 4 11 3 KEGIATAN YANG TELAH/SEDANG DILAKUKAN: 1. Feasibility Study for Improving The Surabaya Regional Railways Transport System, SNCF Tahun 2007; 2. The Study Urban Railway Capacity Expansion in Surabaya City, JICA Tahun 2010; 3. DED Pembangunan Jalur Kereta Api Waru Bandara Juanda, Tahun 2010. 11

INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI LAUT SURABAYA PLB. TG. PERAK TG. PRIOK CIREB ON KEN DAL TG. EMAS K GRESI K TG. PERAK Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia, yang menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk Propinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial maka Pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran interinsulair Kawasan Timur Indonesia. 12

RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PERAK Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak di Teluk Lamong KONDISI EKSISTING 13

PENGEMBANGAN BANDAR UDARA DI JAWA TIMUR BANDAR UDARA BAWEAN BANDAR UDARA TRUNOJOYO-SUMENEP Pembuatan runway strip dengan tanah padat 9.600 m 3 ; Pembuatan taxiway dan apron baru seluas 7.125 m 2 ; Pembangunan gedung terminal penumpang seluas 900 m 2. Penyiapan Lahan dengan timbunan tanah untuk landasan pacu voulme 30.000 m 3 ; Pemasangan pagar batas bandara dengan wiremesh sepanjang 1.000 m. BANDAR UDARA BANYUWANGI Perluasan apron seluas 2.400 m 2 ; Pembuatan taxiway seluas 1.125 m 2 ; Pengadaan dan pemasangan tower set. BANDAR UDARA ABDULRAHMAN SALEH-MALANG Penyiapan lahan dengan timbunan tanah untuk perpindahan glide path seluas 35.000 m 2 ; Pengadaan, penggantian dan pemasangan airfield lighting system. BANDAR UDARA JUANDA-SURABAYA Pembangunan Terminal (T2) dengan luas 49.500 m 2 kapasitas 6 juta pnp/tahun; Pembangunan 14 parking stand; Pembangunan check in counter sebanyak 40 counter. 14 14

DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM MENGEMBANGKAN TRANSPORTASI DI PROVINSI JAWA TIMUR No Unit Kerja Pagu Definitif 2011 Pagu Definitif 2012 Pagu Kebutuhan 2013 1. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2. Direktorat Jenderal Perkeretaapian 3. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 4. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 163.683.554.000 5. Badan Pengembangan SDM Perhubungan 63.144.380.000 70.995.680.000 344.645.982.000 353.872.342.000 896.765.026.000 1.922.198.494.000 360.460.685.000 484.207.886.000 856.750.912.000 97.346.976.000 115.503.971.000 283.944.144.000 159.744.162.000 349.425.051.000 Total 1.225.105.105.000 1.709.059.730.000 3.588.524.410.000 15

TERIMA KASIH Kementerian Perhubungan Jalan Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Telp. (021) 3811308 Ext. 1128 Fax. (021) 3458066