No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

ANALISIS NILAI TAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHAN BAKU KRECEK SINGKONG DI SENTRA INDUSTRI KRECEK SINGKONG BEDOYO KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI ABON AMPEL DI KABUPATEN BOYOLALI. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Program Studi Agrobisnis

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

AGUS PRANOTO

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS NILAI TAMBAH SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK OLAHAN SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) DI KABUPATEN SLEMAN Meta

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI. Oleh: Nurul Khotimah H

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. umbi umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

ANALISIS PROFITABILITAS DAN EFISIENSI BUDIDAYA KOPI DI PTP NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN GETAS SALATIGA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

ANALISIS EFISIENSI AGROINDUSTRI TAHU BAKSO DI KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

AGRITECH : Vol. XVIII No. 2 Desember 2016: ISSN :

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI ABON DAN DENDENG SAPI DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

Analisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS NILAI TAMBAH IKAN LELE PADA INDUSTRI MAKANAN OLAHAN LELE AL-FADH KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

ANALISIS EKONOMI DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI BERBAGAI SKALA USAHA DI WILAYAH KABUPATEN JEMBER

ANALISIS NILAI TAMBAH EGG ROLL UBI UNGU DI HOME INDUSTRY SHASA KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI TEBU UNTUK PEMBUATAN GULA PASIR DAN GULA TUMBU DI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) DI KOLAM AIR DERAS DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

BAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Abstrak

(Eucheuma cottonii) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur)

NILA TAMBAH AGROINDUSTRI UBI KAYU MENJADI TEPUNG TAPIOKA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

Transkripsi:

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) 3.405.545,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56 Tabel 11. Rata-rata Nilai Tambah per Tenaga Kerja Industri Tepung Tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati Dalam Satu Kali Proses Produksi Pada Bulan Mei Tahun 2014 No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) 3.405.545,56 2. Jumlah Jam Kerja (JKO) 84,00 Nilai Tambah per Tenaga Kerja (Rp/JKO) 40.542,21

Tabel 5. Rata-rata Keuntungan Industri Tepung Tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Dalam Satu Kali Proses Produksi Pada Bulan Mei Tahun 2014 No. Uraian Rata-rata/Produsen (Rp) 1. Penerimaan 16.063.555,56 2. Biaya Total 13.882.050,82 Keuntungan 2.392.644,74 Analisis Data Primer, 2014 Tabel 6. Rata-rata Profitabilitas Industri Tepung Tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Dalam Satu Kali Proses Produksi Pada Bulan Mei Tahun 2014 No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Keuntungan (Rp) 2.392.644,74 2. Biaya Total (Rp) 13.882.050,82 Profitabilitas (%) 17,24 Tabel 7. Rata-rata Efisiensi Usaha Industri Tepung Tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Dalam Satu Kali Proses Produksi Pada Bulan Mei Tahun 2014 No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Penerimaan (Rp) 16.063.555,56 2. Biaya Total (Rp) 13.882.050,82 Efisiensi Usaha 1,17 Tabel 8. Rata-rata Nilai Tambah Bruto Industri Tepung Tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati Dalam Satu Kali Proses Produksi Pada Bulan Mei Tahun 2014 No. Uraian Rata-rata/Produsen (Rp) 1. Nilai Produk Akhir 16.063.555,56 2. Biaya Antara 12.869.150,00 Nilai Tambah Bruto 3.405.545,56 Tabel 9. Rata-rata Nilai Tambah Netto Industri Tepung Tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati Dalam Satu Kali Proses Produksi Pada Bulan Mei Tahun 2014 No. Uraian Rata-rata/Produsen (Rp) 1. Nilai Tambah Bruto 3.405.545,56 2. Biaya Penyusutan Peralatan 244.413,89 Nilai Tambah Netto 3.161.131,67 Tabel 10. Rata-rata Nilai Tambah per Bahan Baku Industri Tepung Tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati Dalam Satu Kali Proses Produksi Pada Bulan Mei Tahun 2014

Tabel 1. Rata-rata Biaya Tetap Industri Tepung Tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Dalam Satu Kali Proses Produksi Pada Bulan Mei Tahun 2014 No. Biaya Tetap Rata-rata/Produsen (Rp) Presentase (%) 1. Penyusutan Peralatan 244.413,89 54,77 2. Bunga Modal Investasi 42.153,59 9,45 3. Biaya Pajak 159.666,67 35,78 Jumlah 446.234,15 100,00 Tabel 2. Rata-rata Biaya Variabel Industri Tepung Tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Dalam Satu Kali Proses Produksi Pada Bulan Mei Tahun 2014 No. Biaya Variabel Rata-rata/Produsen (Rp) Presentase (%) 1. Biaya Bahan Baku 12.730.000,00 94,74 2. Biaya Bahan Penolong 139.150,00 1,04 3. Biaya Tenaga Kerja 394.166,67 2,94 4. Biaya Transportasi 172.500,00 1,28 Jumlah 13.435.816,67 100,00 Tabel 3. Rata-rata Biaya Total Industri Tepung Tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Dalam Satu Kali Proses Produksi Pada Bulan Mei Tahun 2014 No. Biaya Total Rata-rata/Produsen (Rp) Presentase (%) 1. Biaya Tetap 446.234,15 3,21 2. Biaya Variabel 13.435.816,67 96,79 Jumlah 13.882.050,82 100,00 Tabel 4. Rata-rata Penerimaan Total Industri Tepung Tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Dalam Satu Kali Proses Produksi Pada Bulan Mei Tahun 2014 No. Produk Fisik (Kg) Harga (Rp) Rata-rata Penerimaan (Rp) 1. Pati 3133,33 5126,67 16.063.555,56 2. Ampas 2070,00 102,00 211.140,00 Jumlah 16.274.695,56

Desa Margoyoso Kabupaten Pati adalah 1,17. Hal ini berarti bahwa usaha industri tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati yang dijalankan efisien, karena diketahui nilai R/C rasio lebih dari satu. (4) Nilai tambah bruto pada industri tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati adalah sebesar Rp. 3.405.545,56, nilaitambah netto adalah sebesar Rp. 3.161.131,67, nilai tambah per bahan baku adalah sebesar Rp. 493,56/Kg, dan nilai tambah per tenaga kerja adalah sebesar Rp. 40.542,21/JKO. Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan untuk kemajuan industri tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati adalah sebagai berikut : (1) Dalam meningkatkan keuntungan produsen tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati dengan cara menjalin kerjasama dengan pedagang perantara yang lebih banyak sehingga akan memperoleh harga bahan baku yang lebih murah yang nantinya akan meningkatkan harga jual tepung pati. (2) Sebaiknya produsen tepung tapioka memberikan merk produk tepung tapioka sehingga produsen tepung tapioka bisa memasarkan sendiri produk tepung tapioka dengan lebih mahal dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan nilai tambah. DAFTAR PUSTAKA Diakses pada tanggal 10 September 2013 pukul 20.00 WIB. Marzuki. 2002. Metodologi Riset. PT. Prasetia Widya Pratama. Yogyakarta. Masyhuri. 1994. Pengembangan Agroindustri Melalui Penelitian dan Pengembangan Produk yang Intensif dan Berkesinambungan. Jurnal Agro Ekonomi Vol VII / No. 1 Juni / 2000. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. Singarimbun, M dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Zaraida. 2010. Ubi Kayu Sebagai Sumber Karbohidrat Untuk Diversifikasi Pangan. IPTEK Tanaman Pangan Vol (5). No. 1 Juli 2010. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Riyanto, Bambang. 1994. Dasar- Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada. Yogyakarta. Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani. UI Press. Jakarta Soetrisno. 1981. Dasar-dasar Evaluasi Proyek. Andi Offset. Yogyakarta. Van Horne, James. 2007. Prinsip- Prinsip Manajemen Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Departemen Pertanian. 2002. Pedoman Teknologi Panen Ubi Kayu. pphp.deptan.go.id.

nilai produk akhir dengan biaya antara yang terdiri dari biaya bahan baku dan biaya bahan penolong. Tabel 8 menunjukkan bahwa ratarata nilai tambah bruto dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 dari produsen tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati adalah Rp. 3.405.545,56. Nilai tersebut diperoleh dari selisih nilai produk akhir sebesar Rp. 16.063.555,56 dan biaya antara sebesar Rp. 12.869.150,00. Biaya antara tersebut meliputi biaya bahan baku sebesar Rp. 12.730.000,00 dan biaya bahan penolong sebesar Rp. 139.150,00. Nilai Tambah Netto Nilai tambah netto merupakan selisih antara nilai tambah bruto dikurangi dengan biaya penyusutan peralatan. Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata nilai tambah netto dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 dari produsen tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati adalah Rp. 3.161.131,67. Nilai tersebut diperoleh dari selisih nilai tambah bruto sebesar Rp. 3.405.545,56 dengan biaya penyusutan peralatan sebesar Rp. 244.413,89. Nilai Tambah per Bahan Baku Nilai tambah per bahan baku merupakan ukuran untuk mengetahui produktivitas bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk tepung tapioka. Tabel 10 menunjukkan bahwa rata-rata nilai tambah per bahan baku dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 dari produsen tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati adalah Rp. 493,56/Kg, artinya untuk setiap satu kilogram bahan baku ketela pohon yang digunakan dalam produksi memberikan nilai tambah bahan baku sebesar Rp. 490,17,00. Nilai Tambah per Tenaga Kerja Nilai tambah per tenaga kerja merupakan ukuran untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk tepung tapioka. Tabel 11 menunjukkan bahwa rata-rata nilai tambah per tenaga kerja dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 dari produsen tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati adalah Rp. 40.542,21/JKO, artinya setiap satu jam kerja yang digunakan dalam produksi memberikan nilai tambah sebesar Rp. 40.542,21. SIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Biaya total rata - rata usaha industri tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 adalah sebesar Rp. 13.882.050,82. Penerimaan rata-rata adalah sebesar Rp. 16.063.555,56. Dengan demikian diperoleh keuntungan rata-rata adalah sebesar Rp. 2.392.644,74. (2) Nilai profitabilitas produsen tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati adalah 17,24%. Artinya bahwa industri tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati menguntungkan dan layak untuk dijalankan karena memiliki nilai profitabilitas lebih dari satu. (3) Nilai efisiensi produsen tepung tapioka di

yang dikeluarkan oleh responden industri tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati pada biaya variabel. Hal ini dikarenakan biaya variabel menyesuaikan dengan produksi tepung tapioka dan tingginya harga bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan biaya transportasi. Penerimaan Penerimaan merupakan perkalian antara total produk yang dihasilkan dengan harga per satuan produk yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan total produsen tepung tapioka Desa Margoyoso Kabupaten Pati dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 sebesar Rp. 16.063.555,56. Penerimaan ini akan mendorong produsen tepung tapioka untuk dapat mengalokasikannya dalam berbagai kegunaan seperti untuk biaya produksi tepung tapioka periode selanjutnya, tabungan, dan pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Keuntungan Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata keuntungan produsen tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 adalah Rp. 16.063.555,56 dengan rata-rata biaya total yang harus dikeluarkan dalam satu kali proses produksi adalah Rp. 13.882.050,82. Hal ini berarti bahwa keuntungan yang diperoleh produsen tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 adalah Rp. 2.392.644,74. Dengan demikian produsen tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati mengalami keuntungan yang cukup besar. Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil bagi antara keuntungan dengan biaya total yang dinyatakan dalam persen (%).Tabel 6 menunjuk kan bahwa rata-rata tingkat profitabilitas produsen tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 adalah 17,24%. Artinya bahwa usaha industri tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati menguntungkan karena memiliki nilai profitabilitas lebih dari satu. Efisiensi Usaha Efisiensi usaha merupakan perbandingan antara total penerimaan rata-rata yang diterima oleh produsen tepung tapioka dengan rata-rata biaya total yang dikeluarkan. Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi usaha produsen tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 adalah 1,17. Hal ini berarti bahwa usaha industri tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati yang dijalankan efisien, karena diketahui nilai R/C rasio lebih dari satu. Nilai Tambah Bruto Nilai Tambah Bruto merupakan selisih antara keseluruhan

alat, bunga modal investasi, dan biaya pajak bumi dan bangunan. Tabel 1 menunjukkan bahwa biaya tetap dalam industri tepung tapioka berasal dari biaya penyusutan, biaya bunga modal investasi dan biaya pajak bumi dan bangunan. Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan produsen tepung tapioka dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 adalah Rp. 446.234,15. Biaya tetap ini bisa terbilang cukup besar, karena peralatan yang digunakan dalam industri tepung tapioka menggunakan peralatan mekanis yang mempunyai umur ekonomis 10 tahun dan peralatan non mekanis. Suku bunga riil yang digunakan dalam perhitungan sebesar 4,25% berdasarkan suku bunga Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada bulan Mei 2014 karena penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014. Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi tepung tapioka sampai dipasarkan, yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi tepung tapioka yang dihasilkan. Tabel 2 menunjukkan bahwa ratarata biaya variabel yang dikeluarkan produsen tepung tapioka dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 adalah sebesar Rp. 13.435.816,67. Biaya yang paling besar berupa biaya bahan baku yaitu sebesar Rp. 12.730.000,00. Biaya bahan penolong yaitu sebesar Rp. 139.150,00. Biaya bahan penolong ini dikeluarkan untuk membeli bahan bakar, karena dalam proses pembuatan tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati ini menggunakan mesin yang digerakkan dengan generator, sehingga membutuhkan bahan bakar yang banyak pula. Bahan bakar yang digunakan adalah solar, dan setiap satu kali produksi memerlukan ratarata 20-35 liter. Biaya Tenaga kerja sebesar Rp. 394.166,67. Biaya tenaga kerja ini dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang dalam penelitian ini tenaga kerja dalam dan tenaga kerja luar dihitung mendapat upah. Dalam penghitungan tenaga kerja ini, untuk tenaga kerja laki-laki pemberian upah secara harian sebesar Rp. 50.000,00 per hari, sedangkan upah tenaga kerja perempuan dilakukan secara borongan, yaitu dihitung berdasarkan banyaknya ketela pohon yang dikupas sebesar Rp. 25.000,00 tiap ton ketela pohon yang dikupas. Biaya transportasi sebesar Rp. 172.500,00. Biaya transportasi ini merupakan biaya yang paling kecil karena pemasaran dilakukan hanya sampai ke pedagang perantara (pengepul) dengan jarak tempuh yang tidak jauh sehingga tidak mengeluarkan biaya yang tinggi. Biaya yang dikeluarkan untuk biaya transportasi sebesar Rp. 2.500,00/karung. Biaya Total Biaya total adalah hasil dari penjumlahan seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan selama proses produksi mulai dari pembuatan tepung tapioka sampai tepung tapioka yang siap dipasarkan. Tabel 3 menunjukkan bahwa ratarata biaya total yang dikeluarkan oleh produsen industri tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati dalam satu kali proses produksi pada bulan Mei 2014 adalah sebesar Rp. 13.882.050,82. Biaya terbesar

besar bagi petani khususnya dan masyarakat pada umumnya. Istilah nilai tambah (added value) itu sendiri sebenarnya menggantikan istilah nilai yang ditambahkan pada suatu produk karena masuknya unsur pengolahan menjadi lebih baik. Dengan adanya industri yang mengubah bentuk primer menjadi produk baru yang lebih tinggi nilai ekonomisnya setelah melalui proses pengolahan, maka akan dapat memberikan nilai tambah karena dikeluarkannya biaya-biaya sehingga terbentuk harga baru yang lebih tinggi dan keuntungannya lebih besar bila dibandingkan tanpa melalui proses pengolahan. Hal tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian sehingga dapat mengetahui lebih lanjut mengenai nilai tambah dari ketela pohon sebagai bahan baku pembuatan Tepung Tapioka di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu Berapa besarnya keuntungan, profitabilitas, efisiensi, dan nilai tambah dari usaha pembuatan tepung tapioka di Kecamtan Margoyoso Kabupaten Pati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan, profitabilitas, efisiensi, nilai tambah per bahan baku dan per tenaga kerja dari usaha pembuatan tepung tapioka di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Teknik penelitian dengan teknik survey. Metode Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu pengambilan sampel dengan cara sengaja karena alasan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995). Dalam penelitian ini dipilih Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Margoyoso merupakan satu-satunya kecamatan tempat industri tepung tapioka di Kabupaten Pati. Selanjutnya pemilihan lokasi penelitian secara purposive sampling. Dari Kecamatan Margoyoso terpilih Desa Ngemplak Kidul karena paling banyak terdapat industri tepung tapioka. Dalam penelitian ini, penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling yaitu cara pengambilan elemen mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Marzuki, 2002). Dalam penelitian ini dari jumlah unit usaha industri tepung tapioka Di desa Ngemplak Kidul sebanyak 184 unit usaha tepung tapioka yang berskala usaha kecil diambil sebanyak 30 responden untuk dijadikan sampel. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis usaha untuk mengetahui besarnya keuntungan, profitabilitas, efisiensi, dan nilai tambah. HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya Tetap Biaya tetap merupakan biaya yang digunakan dalam industri tepung tapioka yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk tepung tapioka yang dihasilkan. Biaya tetap dalam industri tepung tapioka meliputi biaya penyusutan

PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki kedudukan penting di Indonesia, karena sebagian besar penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian yang berasal dari sektor ini. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian. Pentingnya sektor pertanian juga dapat dilihat dari besarnya nilai ekspor yang berasal dari pertanian. Menurut Mubyarto (1995) sektor pertanian mendapat prioritas utama karena sektor ini ditinjau dari berbagai segi memang merupakan sektor yang dominan dalam ekonomi nasional Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi negara terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia. Pembangunan ekonomi menitikberatkan pada bidang pertanian dan industri yang berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustri. Dalam sistem agribisnis, agroindustri adalah salah satu subsistem yang bersama-sama subsistem lain membentuk agribisnis. Sistem agribisnis terdiri dari subsistem input (agroindustri hulu), usahatani (pertanian), sistem output (agroindustri hilir), pemasaran dan penunjang. Dengan demikian pembangunan agroindustri tidak dapat dilepaskan dari pembangunan agribisnis secara keseluruhan. Pembangunan agroindustri akan dapat meningkatkan produksi, harga hasil pertanian, pendapatan petani, serta menghasilkan nilai tambah hasil pertanian (Masyhuri,1994). Agroindustri di Indonesia merupakan salah satu solusi untuk mengentaskan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat indonesia. Agroindustri mempunyai arti yang sangat penting. Nilai tambah produk pertanian bisa meningkat melalui industri pengolahan. Hal yang harus diperhatikan dalam sebuah argoindustri adalah ketersediaan bahan baku. Usaha agroindustri dalam sektor pertanian memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah memberikan nilai tambah dari sebuah proses produksi yang dilakukan. Misalnya melalui pengawetan produk pertanian menjadi bahan pangan yang lebih tahan lama (Deptan, 2005). Menurut Zaraida (2010), agar menjadi komoditas yang bernilai ekonomi tinggi diperlukan pengembangan industri seperti pabrik tapioka dan industri olahan lainnya. Pengolahan ketela pohon memiliki tujuan diantaranya adalah meningkatkan nilai ekonomi dan meningkatkan keawetan sehingga layak untuk dikonsumsi dan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Agroindustri yang mengolah ketela pohon menjadi suatu produk yang dapat memberikan nilai jual lebih tinggi dari harga ketela pohon yang tanpa pengolahan. Salah satu cara pengolahan ketela pohon agar dapat memberikan nilai jual yang tinggi adalah dengan melakukan pengolahan ketela pohon menjadi tepung tapioka. Dengan adanya industri tepung tapioka maka akan memberikan nilai tambah produk yang cukup besar sehingga dapat memberikan pendapatan yang cukup

ANALISIS NILAI TAMBAH KETELA POHON SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TEPUNG TAPIOKA DI KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI Septian Pradana, Sri Marwanti, R. Kunto Adi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan, Surakarta 57126, Telepon +62 271 637457 Email: septian_pradana14@yahoo.co.id Telp. 085229683009 Abstract : The purpose of this study to find out the size of profit, profitability, efficiency, and added values per basic material and per labor from the tapioca flour preparation business in Margoyoso Sub District of Pati Regency. The basic method used in this research was a descriptive analytical one. The location of research was taken purposively, Sub District Margoyoso of Pati Regency, because this sub district was the only one in which tapioca flour industry existed in Pati Regency. The result of research showed that the average profit obtained by the tapioca flour producers in Ngemplak Kidul Village of Margoyoso Sub district of Pati in one production process in May 2014 was IDR 2.392.644,74. The tapioca flour industry in Ngemplak Village of Margoyoso Sub district of Pati Regency was profitable with profitability value of 17,24%. The tapioca flour industry conducted in Ngemplak Village of Margoyoso Sub district of Pati had been efficient indicated by R/C ratio higher then one, 1,17. In addition the tapioca flour industry in Ngemplak Village of Margoyoso Sub district of Pati Regency provided the mean gross added-value of IDR 3.405.545,56 in one production process during May 2014. The mean net added-value was IDR 3.161.131,67. The mean added-value per basic material was IDR 493.56/kg. The mean added-value per labor was IDR 40.542,21/JKO. Keywords: Profit, Profitability, Efficient, Added-value Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan, profitabilitas, efisiensi, nilai tambah per bahan baku dan per tenaga kerja dari usaha pembuatan tepung tapioka di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Margoyoso merupakan satu-satunya kecamatan tempat industri tepung tapioka di Kabupaten Pati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keuntungan yang diperoleh produsen tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati dalam satu kali proses produksi pada bulan mei 2014 sebesar Rp. 2.392.644,74. Industri tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati termasuk menguntungkan dengan nilai profitabilitas 17,24%. Industri tepung tapioka yang dijalankan di Desa Margoyoso Kabupaten Pati sudah efisien yang ditunjukkan dengan R/C rasio lebih dari satu yaitu sebesar 1,17. Selain itu Industri tepung tapioka di Desa Margoyoso Kabupaten Pati memberikan rata-rata nilai tambah bruto dalam satu kali proses produksi pada bulan mei 2014 sebesar Rp. 3.405.545,56. Rata-rata nilai tambah netto sebesar Rp. 3.161.131,67. Rata-rata nilai tambah per bahan baku sebesar Rp. 493,56/Kg. Rata-rata nilai tambah per tenaga kerja sebesar Rp. 40.542,21/JKO. Kata Kunci: Keuntungan, Profitabilitas, Efisiensi, Nilai Tambah