BAB IV SYARIAH. besarnya premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi produk personal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. A. Sejarah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Syariah Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim, telah

BAB IV ANALISIS DATA. Bumiputera 1912 Divisi Syariah Cabang Sidoarjo. terjadi dikemudian hari di analisis oleh underwiter secara bertahap.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA AJB BUMIPUTERA SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB II KONSEP ASURANSI SYARIAH DAN MANAJEMEN RISIKO ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

BAB III PROSES UNDERWRITING DI AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI SYARIAH CABANG SIDOARJO. A. Gambaran Umum Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Syariah

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Selama melaksanakan kerja praktek di PT Asuransi Jasaraharja Putera,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

RINGKASAN INFORMASI INHEALTH CREDIT LIFE*) Inhealth Credit Life (Asuransi Jiwa Berjangka). PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri, namun penyesuaian diri tersebut tidak melepaskan diri dari. fitrah manusia yang selalu beradapan dengan risiko.

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat menimpa mereka. Dalam industri jasa yang bergerak di bidang sektor. satu yang paling banyak diatur lewat regulasi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

PENGELOLAAN DANA TABARRU YANG ADA PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM CABANG PEKANBARU

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

BAB II ASURANSI JIWA DALAM HUKUM ISLAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB I PENDAHULUAN. AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH (Studi Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Bandar Lampung), untuk menghindari

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

RINGKASAN INFORMASI INHEALTH GROUP PERSONAL ACCIDENT*) PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB IV ANALISIS ETIKA ISLAM DALAM PENGELOLAAN BISNIS PENGEMBANG PERUMAHAN DI PT. SYSSMART SEJAHTERA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terduga dimasa depan, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74 /PMK.010/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PERTANGGUNGAN ASURANSI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV. keuangan dengan bingkai syariah Islam yang berkaitan dengan masalah. keuangan perusahaan. Secara garis besar, fungsi-fungsi perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

PENGARUH PREMI, KLAIM, HASIL INVESTASI DAN UNDERWRITING TERHADAP LABA ASURANSI JIWA (STUDI KASUS PT. ASURANSI SYARIAH MUBARAKAH) Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini perekonomian di Indonesia

BAB IV ANALISIS APLIKASI MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGELOLAAN DANA TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG SEMARANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PERLINDUNGAN KELUARGA BAGI Agus Sudrajat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis tidak lepas dari peran bank selaku pelayan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

Underwriting asuransi kesehatan. Budi Hidayat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penentuan Nilai Tunai Pada Asuransi Jiwa Unit Link Konvensional (PRU

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS DATA. A. Implementasi Program Asuransi Pertanian terhadap Pendapatan. Petani Anggota Gapoktan Bangkit Jaya

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit

Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. selain perbankan, industri asuransi jiwa meyakinkan Indonesia bahwa asuransi

BAB I PENDAHULUAN. asuransi atau agen asuransi yang mereka rekrut. Agen-agen asuransi. menawarkan dan menjelaskan mengenai asuransi dan produknya.

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. perilaku umat Islam dalam memandang kelembagaan-kelembagaan yang ada

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Risiko Asuransi Syariah PT. Asuransi Sinar Mas (ASM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN ASURANSI SYARIAH PADA PRODUK TAKAFUL DANA PENDIDIKAN (FULNADI)

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

Yani Mirsal P. RG : Perbandingan Asuransi Takaful Dengan Asuransi Konvensional Dalam Praktek, 2006 USU Repository 2008.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat dan kebutuhan. menjadi dua yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

Accidental & Health. Hospital Income& Surgical Benefit

BAB I PENDAHULUAN. masuknya para pesaing untuk ikut menikmati manfaat yang diberikan oleh

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan)

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PRINSIP SHARI> AH DALAM PROSES UNDERWRITING PADA PRODUK PERSONAL ACCIDENT BUMIDA SYARIAH A. Proses Underwriting Produk Kecelakaan Diri (Personal Accident) BUMIDA Syariah Proses underwriting adalah proses menanalisis risiko peserta yang dijalankan oleh seorang underwriter. 1 M. Yahya adalah underwriter BUMIDA Syariah Surabaya. Proses analisis risiko yang dilakukan oleh underwriter BUMIDA disesuaikan dengan standard operation procedure perusahaan. Underwriter melakukan analisis risiko dengan tujuan untuk menetukan diterima atau ditolaknya calon peserta asuransi beserta dengan besarnya premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi produk personal accident (kecelakaan diri). Risiko yang ada pada peserta dan kemungkinankemungkinan yang akan terjadi dikemudian hari di analisis oleh underwiter secara bertahap. Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh M. Yahya sesuai dengan tahapan analisis risiko yang ada di BUMIDA syariah berupa identifikasi risiko, proyeksi atau estimasi risiko, dan penilaian risiko. 1 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group, 2009), 247. 90

91 Dalam tahap identifikasi risiko terdapat proses mengolah, mengoreksi kelengkapan data calon peserta dengan kemungkinan hazard yang akan terjadi pada peserta dan yang akan diterima oleh BUMIDA Syariah Surabaya. 2 Sebelum memasuki tahapan identifikasi risiko terlebih dahulu pihak BUMIDA menyampaikan hak dan kewajiban peserta asuransi yang dijelaskan secara gamblang (terbuka). Dalam hal penyampaian hak dan kewajiban peserta dilakukan oleh underwriter yang dibantu oleh mitra kerja BUMIDA. Persyaratan yang tertera dalam lampiran polis, dijelaskan secara keseluruhan kepada peserta sampai peserta mengerti hak dan kewajibannya sebagai peserta. 3 Tahapan selanjutnya dalam identifikasi risiko adalah proses pengolahan data, data yang sampai pada underwriter diperhatikan kelengkapannya berdasarkan ketentuan seperti data diri, riwayat kesehatan peserta dan lain sebagainya. Pengolahan data peserta dilakukan untuk tujuan menghindari kemungkinan-kemungkinan manipulasi atau pemalsuan data oleh peserta. Kemudian ketika semua data lengkap menurut underwriter, calon peserta dianggap lolos dalam persyaratan pertama dan akan melaui tahapan selanjutnya berupa penilian risiko. Pada tahapan penilaian risiko, underwriter mempertimbangkan dan menilai risiko peserta sesuai dengan usia calon peserta dan jenis pekerjaan 2 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam praktik (Jakarta: Gema Insani, 2005), 20. 3 M. Yahya, Sesie Teknik (underwriter), BUMIDA Syariah, wawancara, Surabaya, 24 November 2014

92 peserta. Batasan usia calon peserta asuransi produk kecelakaan diri (personal accident) standard adalah 17 sampai 60 tahun. Untuk jenis pekerjaan calon peserta digolongkan berdasarkan kategori-kategori yang telah ditentukan oleh BUMIDA dan disesuaikan dengan persentase rate berdasarkan risiko yang akan terjadi pada peserta sesuai jenis pekerjaan peserta tersebut. Setelah proses penilaian risiko peserta selesei dilakukan dan sesuai dengan keadaan peserta, kemudian dilakukan proses proyeksi atau estimasi risiko yang diakhri dengan proses akseptasi. Pada tahapan proyeksi atau estimasi risiko, underwriter yaitu M. Yahya tidak melakukannya sendiri, tetapi dibantu oleh Ikhsanuddin selaku kasie teknik untuk berdiskusi mengenai kelanjutan proses analisis risiko ini yang pada akhirnya akan ditentukan tarif premi yang harus dibayarkan oleh calon peserta asuransi dan proses akseptasi data peserta. Peserta dengan jenis pekerjaan yang berbeda dimasukkan dalam kategori yang berbeda pula sesuai risiko yang akan terjadi pada peserta tersebut. Dalam proses penentuan premi prinsip yang berlaku adalah prinsip keadilan dan keseimbangan yang berlaku di BUMIDA, yaitu semakin tinggi risiko yang dimiliki oleh peserta, maka semakin besar pula premi yang harus dibayarkan peserta. Tarif premi peserta asuransi kecelakaan diri (personal accident) BUMIDA yang bekerja sebagai pegawai administrasi sebuah bank berbeda

93 dengan tarif premi seorang pekerja lapangan yang memiliki risiko pekerjaan lebih tinggi. B. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Proses Underwriting BUMIDA Syariah Prinsip shari> ah underwriting perusahaan asuransi syariah khususnya BUMIDA, diterapkan dalam proses analisis risiko peserta dan digunakan untuk menentukan premi yang harus dibayarkan oleh peserta dan manfaat yang diberikan kepada peserta asuransi ketika terjadi risiko terhadap peserta menurut M. Yahya selaku underwriter BUMIDA. 4 Penerapan prinsip shari> ah transparan berlaku pada saat underwriter menganalisis risiko calon atau peserta asuransi. Underwriter yang dibantu oleh mitra kerja BUMIDA menyampaikan hak dan kewajiban sebagai peserta asuransi produk kelcelakaan diri (personal accident) dengan gamblang dan sesuai dengan prisip shari> ah yaitu transparan. Prinsip yang berlaku dalam proses pengeolahan kelengkapan data peserta dan menjelaskan hak dan kewajiban sebagai peserta asuransi dengan jelas adalah prinsip transparan. 5 Prinsip shari> ah transparan juga berlaku dalam proses penentuan premi, Perhitungan premi yang dilakukan oleh underwriter dijelaskan kepada peserta, sesuai dengan keadaan peserta. Sehingga peserta mengethui dengan 4 M. Yahya, Sesie Teknik (underwriter), BUMIDA Syariah, wawancara, Surabaya, 24 November 2014 5 M. Yahya, Sesie Teknik (underwriter), BUMIDA Syariah, wawancara, Surabaya, 24 November 2014

94 jelas besarnya premi yang harus dibayarkan dan biaya pertanggungan atau manfaatyang akan didapatkan. Penerapan prinsip shari> ah keadilan dan keseimbangan adalah prinsip yang sangat berperan dalam proses analisis risiko di BUMIDA Syariah. Hampir semua proses dalam menganalisis risiko peserta terdapat prinsip adil dan seimbang. Prinsip adil dan seimbang terbukti dalam tahapan menenetukan premi. Premi yang harus dibayarkan peserta disesuaikan dengan usia dan pekerjaan peserta yang dianggap sebagai risiko yang dimiliki peserta tersebut. Prinsip adil dan seimbang juga berkaitan dengan proses analisis risiko peserta, seperti tahapan identifikasi risiko, estimasi atau proyeksi risiko dan penilaian risiko. Prinsip adil dan seimbang dapat diketahui dengan semakin besar risiko pekerjaan yang dimiliki peserta, maka premi yang di bayarkan semakin besar. Penerapan prinsip shari> ah selanjutnya adalah penerapan prinsip bebas dari unsur riba>, ghara>r, maysi>r yang juga diterapkan pada saat menentukan premi dan biaya pertanggungan atau manfaat yang akan diterima oleh peserta. 6 Dalam kegiatan asuransi di BUMIDA diterapkan akad tabbaru dengan tujuan tolong menolong, bukan untuk tujuan komersial. Penerapan prinsip shari> ah bebas dari unsur riba>, ghara>r, maysi>r untuk tujuan menghindari spekulasi atau ketidakpastian kemungkinan risiko yang akan 6 Ikhsanuddin Fadhillah, Kasie Teknik (underwriter), Keuangan, dan Umum BUMIDA Syariah, wawancara, Surabaya, 26 November 2014.

95 dialami peserta. Penentuan premi dan manfaat asuransi yang dilakukan oleh BUMIDA dengan transparan guna memberikan penjelasan sejelas mungkin kepada peserta. Peserta mengetahui besarnya premi yang harus dibayarkan, dan peserta juga mengetahui manfaat yang akan diterimanya. Ketika risiko terjadi dan peserta tersebut melakukan klaim, maka manfaat yang telah dijaminkan kepada peserta tersebut akan diberikan oleh perusahaan tepat waktu sesuai perjanjian asuransi produk kecelakaan diri (personal accident). Prinsip shari> ah bebas unsur riba>, ghara>r, dan maysi>r dapat terbukti pada saat pihak perusahaan khususnya mitra kerja dan underwriter menunjukkan hak dan kewajiban serta perhitungan tarif premi yang harus dibayarkan oleh peserta. Bukti selanjutnya ketika peserta tidak mengajukan klaim hingga masa pertanggungan berakhir dalam satu periode tertentu, maka peserta akan mendapatkan bagi hasil yang sesuai dengan ketentuan BUMIDA, yaitu sebesar 7,8% dari besar tarif premi yang dibayarkan oleh peserta asuransi produk kecelakaan diri (personal accident). 7 7 Ikhsanuddin Fadhillah, Kasie Teknik (underwriter), Keuangan, dan Umum BUMIDA Syariah, wawancara, Surabaya, 24 Desember 2014.