Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN MODUL PENGUJIAN KETELITIAN GEOMETRIK MESIN CNC MILLING VERTIKAL DENGAN METODE DOUBLE BALL BAR

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

Berita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal.

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :

NASKAH PUBLIKASI ANALISA SUMBU Z PADA PROSES KALIBRASI DAN PERGERAKAN MESIN CNC ROUTER

MODUL CNC-2. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Menghidupkan Mesin Bubut CNC

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

PERBEDAAN WAKTU PENGERJAAN PADA PEMOGRAMAN INCREMENTALDAN ABSOLUTE PADA MESIN CNC MILLING TU 3A. Aep Surahto 1)

Secara garis besar mesin Milling CNC dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

Oleh: Fikri Yoga Pemana Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Moch. Rameli

MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR

STUDI KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN FREIS C2TY MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO Julian Alfijar 1 ), Purnomo 2 )

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

PEMBUATAN ADAPTER MILLING CNC MENGGUNAKAN CNC FANUC SERIES OI MATE TC BERBASIS SOFTWARE

BAHASA, METODE DAN STRUKTUR PROGRAM CNC (Aplikasi untuk Mesin Bubut CNC)

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR

MEKANIKA Volume 12 Nomor 1, September Keywords : Digital Position Read Out (DRO)

Dasar Pemrograman Mesin Bubut CNC Type GSK 928 TE

BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Spesimen dan Peralatan. Permesinan dengan Kondisi Permesinan Kering dan Basah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilakukan pengujian pada alumunium seri 6063 (Al-Mg-Si), terlebih

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOBIL KAYU DENGAN MESIN CNC ROUTER PADA INDUSTRI BATIK KAYU

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Desain dan Implementasi Model Reference Adaptive Control untuk Pengaturan Tracking Optimal Posisi Motor DC

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

Memprogram Mesin CNC (Dasar)

ANALISIS PENGARUH TOOLPATH PADA PEMBUATAN KACAMATA KAYU DENGAN MESIN CNC MILLING ROUTER 3 AXIS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY


Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

KEGIATAN BELAJAR : Membuat Program di Mesin Bubut CNC

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC

Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur

tiap-tiap garis potong, dan mempermudah proses pengeditan. Pembuatan layer dapat

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

Materi 2. Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

PEMROGRAMAN CNC. Program adalah sejumlah perintah dalam bentuk kode yang dipakai untuk mengendalikan mesin.

MODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN FRAIS CNC TU-3A

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

MATERI PPM APLIKASI FUNGSI G02 DAN G03 MESIN BUBUT CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

MATA PELAJARAN : TEKNIK PEMESINAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK

PROSES PEMBUATAN PADA ALAT BANTU JIG SLIPPER ETHANOL ( COMA RIGHT & LEFT ) DI PT. SUMBER TEKNIK SENTOSA

Panduan Instalasi Program (Setup) Mesin CNC Virtual/Simulator

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Mesin bubut (Turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas

BAB I. Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA HASIL PERCOBAAN

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

LEMBAR PENGESAHAN. Disetujui Dan Diterima Oleh. R. Ariosuko Dh., Ir Ir. Ruli Nutranta. M.Eng

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjuk suatu titik berdasarkan input yang diberikan. Salah satu model mesin

Gambar I. 1 Mesin Bubut

MODUL PRAKTIKUM NC/CNC SEMESTER GANJIL 2017/2018

MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X

PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PROSES PEMESINAN DENGAN AUTOMATIC TOOL CHANGER (ATC) DAN AUTOMATIC PALLET CHANGER (APC)

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

Materi 2. Menghidupkan Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

Pengembangan Perangkat Lunak Pembangun G-Code dengan Masukan Data 3 Dimensi Benda

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin,

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

MATERI PPM PEMROGRAMAN MESIN CNC INTERPOLASI MELINGKAR (FUNGSI G02)

BAB III Mesin Milling I

Simulasi Komputer Untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan Pada Proses Cylindrical Turning Berdasarkan Parameter Undeformed Chip Thickness

PENGARUH KECEPATAN MAKAN PADA GERAKAN INTERPOLASI LINIER DALAM PROSES PEMESINAN MILLING CNC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

ANALISA DESAIN MEKANIK DAN OPTIMASI PENENTUAN AKTUATOR AC SERVO MOTOR

Prinsip Kerja dan Pengoperasian

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh kondisi pemotongan yang

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

Transkripsi:

Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI 2108 030 044 DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012

Latar Belakang Kebutuhan penggunaan suatu mesin perkakas khususnya mesin CNC (Computerized Numeric Control) dalam proses produksi, sekarang ini mulai meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Perakitan mesin cnc sendiri membutuhkan ketelitian yang tinggi, karena merupakan dari mother of machine. Proses mesin saat dibuat sampai mesin siap pakai untuk costomer mengalami banyek proses misalnya naik turun, saat diangkut. Maka dari itu mesin perlu dilakukan pengetesan kembali untuk memastikan kesiapan mesin menghasilkan produk. Seperti halnya mesin CNC Milling jenis YCM MV Series 86A yang berada di D3 Teknik Mesin sendiri. Sampai saat ini belum sekalipun dilakukan pengetesan khususnya untuk ketelitian geometri menggunakan alat Double Ball Bar (DBB).

DIMENSI MV Series 86 A

PERUMUSAN MASALAH Permasalahan yang muncul adalah tidak adanya data atau referansi riil tentang hasil dari pengujian mesin CNC yang ada di Jurusan D3 Teknik Mesin ITS selama pemakainnya sampai sekarang.

Tujuan : 1. Pengukuran dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ketelitian geometri pada bidang XY mesin CNC YCM MV Series 86A dengan alat Double Ball Bar (DBB) sesuai standart ISO 230 dan menampilkan hasil dari pengukuran. 2. Pembuatan Modul pengetesan mesin perkakas dengan metode Double Ball Bar Manfaat : Dari pengujian ketelitian Bidang XY dan hasil yang diperoleh dapat di ketahui beberapa kesalahan ketelitian geometri dari mesin antara lain, straightness, squareness dan circularity. Hasil akan di bandingkan sesuai standart ISO 230-1. Selain itu Modul yang telah dibuat bisa menjadi acuan pada pengetesan mesin perkakas.

METODOLOGI Diagram Alir Pengujian Secara Umum Start Studi literatur Perumusan masalah Persiapan alat pengukur geometri Simulasi TIDAK Pengukuran XY Hasil memenuhi syarat? YA Analisa Penulisan END

Dalam pengujian ini ditetapkan batasan-batasan masalah sebagai berikut: 1.Metode pengujian mengggunakan alat Double Ball Bar : Renishaw QC 10. 2. Tidak dilakukan kompensasi kesalahan setelah hasil pengukuran dengan metode Double Ball Bar diketahui. 3.Standar pengujian mesin perkakas CNC dengan menggunakan ISO 230 BATASAN MASALAH

Double Ball Bar adalah suatu alat yang digunakan dalam mesin CNC yang berfungsi untuk mengetahui kinerja mesin melalui ketelitian geometri dalam proses penujiannya. Karena alat ini mempunyai sensor kalibrasi yang berada pada ball bar dan tersambung pada perangkat lunak ( software ), secara otomatis dapat mendeteksi dan diagnosa berbagai geometri mesin, dan kesalahan gerak. Hasil dari pengujian disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.

Prinsip Kerja DBB : Alat ini mempunyai sensor kalibrasi yang berada pada ball bar dan tersambung pada perangkat lunak ( software ), secara otomatis dapat mendeteksi dan diagnosa berbagai geometri mesin, dan kesalahan gerak. Ball Bar tranducer yang sudah terpasang pada magnetic tool cup akan mentransfer data pengukuran melalui kabel konektor yang terhubung dengan laptop dan laptop menampilkan hasil dari gerak interpolasi Ball Bar.

Ketidakakuratan atau ketidaktelitian dari mesin timbul dari beberapa hal, antara lain : Benda kerja dari gaya potong dan resistensi Karena keausan pahat akibat ketidakakuratan Ketidakakuratan pemilahan mesin dan komposisi bahan benda kerja Karena distorsi pada benda kerja dengan gaya saat mencekam. Karena ketidakakuratan, akibat penyimpangan geometri dari alat pemotong. Karena ketidakakuratan, karena tekanan internal dalam material benda kerja

Prinsip dasar dari diagnosis kesalahan mesin perkakas mesin CNC adalah sebagai berikut: Pusat bola presisi yang berada pada centre mount dinyatakan sebagai P₀ ( X₀, Y₀, Z₀ ) dan merupakan pusat gerak interpolasi lingkaran. Sedangkan pusat bola yang berada pada tool cup P₁ ( X₁, Y₁, Z₁ ). Dengan Theorema Pythagoras diperoleh persamaan : R² = ( X₁ - X₀ )² + ( Y₁ - Y₀ )² + ( Z₁ - Z₀ )² Dalam kesalahan aktual sendiri sebenarnya posisi dari mesin sendiri adalah P₀ ( X₀, Y₀, Z₀ ) dan P₁ ( X₁, Y₁, Z₁ ) yang pada dasarnya memiliki kesalahan posisi. Bila vektor kesalahan ( error vector ) dari Po adalah Co dan vektor kesalahan dari P₁adalah co maka : Bila pergerakan untuk batang aksial dinyatakan sebagai R ( extention sebagai arah positif ), maka dengan Theorema Phytagoras diperoleh

Disubstitusikan : Bila (X₁-X₀), (Y₁-Y₀), (Z₁-Z₀) = (X, Y, Z) (Cx₁-Cx₀, Cy₁-Cy₀, Cz₁-Cz₀) =(Cx,Cy, Cz) Maka dapat disederhanakan :

Backlash Cyclic Error Reversal Spake : keterlambatan respon sistem pengaturan yang mengakibatkan terjadinya kesalahan posisi searah gerakan sumbu saat melakukan perubahan arah. Karena keterlambatan ini, penggerak sumbu akan terdiam beberapa saat, lalu bergerak dengan cepat untuk mencapai posisi yang diperintahkan. Kesalahan Skala Lateral Play

Program G-Code N10 N20 G54 N30 G90 N40 G17 N50 G64 N60 M05 N70 M19 N80 G98 F1000.000 N90 G01 X-151.500 Y0.000 Z0.000 N100 M00 N110 G01 X-150.000 Y0.000 N120 G03 X-150.000 Y0.000 I150.000 J0.000 N130 G03 X-150.000 Y0.000 I150.000 J0.000 N140 G01 X-151.500 Y0.000 N150 G04 X5 N160 G01 X-150.000 Y0.000 N170 G02 X-150.000 Y0.000 I150.000 J0.000 N180 G02 X-150.000 Y0.000 I150.000 J0.000 N190 G01 X-151.500 Y0.000 N200 M30 KOD E F G M N G01 G02 G03 Putaran spindle KETERANGAN Untuk mengerjakan metode tiap blok program Control Unit Untuk menjalankan dan mematikan mesin Untuk penomoran secara berurutan juga untuk identifikasi setiap blok Memindah posisi aksis secara linier Perputaran spindle searah jarum jam Perputaran spindle berlawanan jarum jam G04 Jeda waktu antar proses ( dwell ) G17 G54 Gerak melingkar X-Y dipakai khusus untuk G02 dan G03 Pengaturan sistem koordinat G64 Continous mode ( look-head ) G90 G98 Program absolute Untuk mengembalikan pahat ke Z awal M00 Pemberhentian program ( program off ) M05 M19 Pemberhentian spindle ( spindle off) Orientasi perputan spindle di mana akan berhenti M30 Berakhirnya untuk seluruh program

1. MAGNETIC CENTER POINT DIPASANG PADA MEJA, DAN MAGNETIC TOOL CUP DDIPASANG PADA SPINDLE GUNA MENCARI TITIK PUSAT ATAU CENTER MOUNT. 2. MEJA SUMBU X DIGERAKKAN LINIER ARAH X-150 KARNA BATANG TRANDUCER SEPANJANG 150MM

Contoh Tabel Hasil Pengujian Bidang XY Dengan Feed Rate ( F ) 1000 rpm

Trending Analisis XY F500 dan XY F1500 Dari hasil pengujian, dengan perbedaan feed rate di atas masingmasing diperoleh hasil berupa kesalahan yang dihasilkan saat pengujian. Pada saat pengujian dengan feed rate 500rpm diperoleh hasil untuk Circularity 18.8µm, pengujian feed rate 1000rpm 19.9µm, dan pengujian feed rate 1500rpm 19.0µm. Dari hasil circularity ketiga pengujian dengan masingmasing feed rate yang berbeda nampak pada saat feed rate 1000rpm yang paling besar kesalahan interpolasi lingkaran (circularity). Berdasarkan analisa hal tersbut bisa terjadi karena faktor seringnya penggunaan aktivitas untuk proses produksi maupun kegiatan praktikum dan lainnya, mungkin hampir kesemuanya dilakukan menggunakan feed rate 1000rpm.

Perlunya dilakukan cutting test untuk melihat pengaruh kesalahan geometri yang ada pada benda kerja, sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh kesalahan yang diseabkan pada mesin dan menentukan layak atau tidaknya mesin untuk memproduksi benda kerja.